Anda di halaman 1dari 5

T N 0 3 ES 1 .

1 BLN 1 0 THN 2 0 1 6

Nomor: TN-03/ES 1.1/ND/X/2016

TECHNICAL NOTE – TN.03


Pola dan Struktur Pemanfaatan Lahan
)

WORK PACKAGE
WP 1 – Kluster kewilayahan
TECHNICAL NOTE

WORK BREAKDOWN STRUCTURE


WBS Tol Laut Konektivitas Kawasan Industri di NTT

PROGRAM
Inovasi Teknologi Rekayasa Industri Maritim

Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai


BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh


Engineer Staf ES 2.1. Leader L 2 Group Leader

Ade .R. Ispandiari, ST Dr. Aprijanto, ST., M.Si. Ir. Muh. Alfan Santoso, MT
Tanggal : 2016 Tanggal : 2016 Tanggal : 2016
TECHNICAL NOTE – TN.03

I. KEGIATAN
Kegiatan yang di lakukan dalam technical note ini adalah melakukan pendekatan dan
analisis Pola dan Struktur Pemanfaatan Lahan yang biasa digunakan untuk menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif
yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi.

II. HASIL KEGIATAN


Pola dan Struktur Pemanfaatan Lahan
Pola dan struktur pemanfaatan lahan di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur di
pengaruhi oleh kondisi alam dan jenis kegiatan di setiap Kabupaten/ Kota. Pada umumnya
lahan yang ada sekarang belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar masih didominasi
lahan kering dan dan hanya sebagain kecil lahan untuk kegiatan pertanian lahan basah (sawah)
meliputi potensi seluas ± 284.103 Ha. Secara garis besar penggunaan lahan di wilayah Propinsi
Nusa Tenggara Timur diuraikan perkawasan sebagai berikut :
a. Kawasan Non Budidaya, antara lain : ƒ Hutan Lindung : - Kawasan yang memberikan
perlindungan bawahannya; - Kawasan yang memberikan perlindungan setempat. ƒ Suaka
Alam dan Cagar Alam; ƒ Cagar Budaya.
b. Kawasan Budidaya, antara lain : ƒ Kegiatan Pertanian; lahan kering dan lahan basah; ƒ
Kegiatan Peternakan; ƒ Kawasan Perikanan; ƒ Kawasan Perindustrian; ƒ Kawasan
Pertambangan; ƒ Kawasan Pariwisata; ƒ Kawasan Permukiman : Perkotaan - Perdesaan.
c. Pengembangan sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya luasan pola penggunaan lahan
di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Tabel 4.1

Kondisi Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Jumlah dan Perkembangan Penduduk Penduduk Nusa Tenggara Timur menurut hasil
registrasi penduduk tahun 2013 (Tabel 4.1.) berjumlah 4.088.058 jiwa, dengan kepadatan 86,58
jiwa/kilometer persegi. Bila dilihat penyebarannya dari total penduduk NTT, yang terbesar
berada di Kabupaten Manggarai (16,08%), disusul Kabupaten Timor Tengah Selatan (10 %),
Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Belu. Sedangkan tingkat

WP_ Kluster kewilayahan 2


TECHNICAL NOTE – TN.03

penyebaran penduduk yang paling sedikit berada pada Kabupaten Lembata (2,42%).
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, laju pertumbuhan periode 2000 - 2010 sebesar
1,6%/tahun. Keadaan ini sudah menurun jika dibandingkan dengan dua periode sebelumnya,
dimana pada periode 1981 - 1990 laju pertumbuhan sebesar 1,95%/tahun, dan periode 1990 -
2000 sebesar 1,79%/tahun.
Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten Kepadatan penduduk terbesar di Kota Kupang
(1.731,93 jiwa/km2) dan terendah di Kabupaten Sumba Timur (28,31 jiwa/km2). Kabupaten lain
yang juga cukup padat penduduknya (di atas 100 jiwa/km2) adalah Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Belu, Flores Timur, Sikka dan Ende. Sedangkan kabupaten sisanya kepadatan
penduduknya berkisar 56 – 90 jiwa/km2.
Struktur Penduduk Struktur penduduk meliputi tinjauan penduduk berdasarkan
komposisinya menurut umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan dan ketenagakerjaan.
Sebagian besar penduduk Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 berada dalam kelompok usia
15 – 54 tahun, yaitu sekitar 52,72% dari total penduduk propinsi. Bila melihat struktur
penduduk menurut jenis kelaminnya, secara umum jumlah penduduk wanita (50,82%) relatif
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk pria (49,18%). Pada tahun 2012 sebagian
besar penduduk Nusa Tenggara Timur memeluk agama Katolik (54,91%). Dilihat dari tingkat
pendidikannya, tercatat sampai tahun 2012 jumlah penduduk yang tidak/belum tamat SD
sebesar 44,47% dan 33,85% sudah tamat SD dan sisanya minimal telah menamatkan
pendidikan sampai SLTP. Pada tahun 2012, jumlah angkatan kerja sebesar 1.878.387 jiwa (48%
dari total penduduk), yang terdiri dari 126.135 jiwa sedang mencari pekerjaan dan 1.752.252
jiwa telah bekerja. Jika dilihat struktur penduduk menurut lapangan perkerjaannya, maka
dalam tahun 2012 sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian
(78,68%) diikuti sektor perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa (15,02%) serta sektor
pertambangan, industri dan listrik menyerap sekitar 6,28%. Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan
Kepadatan Penduduk dapat dilihat pada Tabel II.6.

Kondisi Perekonomian

WP_ Kluster kewilayahan 3


TECHNICAL NOTE – TN.03

Perkembangan Struktur Ekonomi Berdasarkan perkembangan peranan masing-masing


sektor ekonomi dalam kurun 2010 – 2013 seperti disajikan pada Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa
sektor-sektor ekonomi yang dominan dalam perekonomian Nusa Tenggara Timur adalah sektor
pertanian, sektor hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Peranan dari ketiga sektor ini pada
kurun 2010 – 2013 merupakan yang terbesar yaitu sekitar 88,34 % dari seluruh PDRB Nusa
Tenggara Timur masing-masing tahun pada kurun waktu tersebut.
Meskipun cenderung terus menurun peranannya dalam kurun 2010 – 2013, namun sektor
pertanian masih merupakan yang paling besar sumbangannya terhadap PDRB Nusa Tenggara
Timur. Pada tahun 2010 peranan nilai tambah bruto sektor pertanian sebesar 43,36 % dari
seluruh nilai PDRB harga berlaku. Peranan tersebut kemudian terus menurun hingga menjadi
hanya sekitar 39,24 % pada tahun 2013. Gambaran ini memperlihatkan bahwa sektor pertanian
meskipun cenderung melemah tetapi masih memegang peranan penting dalam perekonomian
di wilayah ini. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan prospek yang cukup
menggembirakan. Pada tahun 2010 peranan sektor ini sebesar 17,55 % terhadap perekonomian
Nusa Tenggara Timur. Kemudian pada tahun 2011 peranan sektor ini sedikit menurun menjadi
sebesar 17,51 %. Akan tetapi kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya, hingga akhirnya
mencapai 17,93 % pada tahun 2013.
Demikian halnya peranan sektor jasa-jasa dalam perekonomian Nusa Tenggara Timur juga
terlihat semakin meningkat pada kurun 2010 – 2013. Meskipun pada tahun 2010 sektor ini
hanya mampu menyumbang 16,47 % terhadap PDRB Nusa Tenggara Timur bahkan
kedudukannya lebih rendah dan tergeser oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai
penyumbang kedua terbesar setelah sektor pertanian, namun sejak diberlakukannya otonomi
daerah sampai dengan tahun 2011 dan berlanjut hingga tahun 2013 sumbangan sektor ini
terhadap PDRB Nusa Tenggara Timur kembali menduduki urutan kedua terbesar dengan
sumbangan sebesar 18,51% hingga 21,17 %. Uraian singkat tersebut memperlihatkan bahwa
peran dominan sektor pertanian dalam perekonomian Nusa Tenggara Timur tetap tidak
bergeser pada kurun 2010 – 2013. Sedangkan untuk sektor dominan lain telah terjadi
pergeseran posisi. Dominasi ketiga sektor tersebut secara gabungan terhadap perekonomian
Nusa Tenggara Timur tampaknya cenderung menguat. Hal ini ditunjukkan oleh semakin

WP_ Kluster kewilayahan 4


TECHNICAL NOTE – TN.03

kecilnya peranan sektor lain terhadap pembentukan PDRB Nusa Tenggara Timur dalam kurun
2010 – 2012 meskipun peranan sektor lain ini mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2013
menjadi 21,66 %.
Tabel 4.1. Pola Penggunaan Lahan di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2012

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Luas Daerah Dan Kepadatan Penduduk Nusa Tenggara Timur 2013

III. REFERENSI
1. Lembar instruksi No 02/IS/L.1/PPTRIM/X/2016
2. Lembar kerja NO: 02/LK/ES.1.1/PPTRIM/X/2016

WP_ Kluster kewilayahan 5

Anda mungkin juga menyukai