Oleh :
Nama : Eko Triyanto Wibowo
Nim : 103.00.002
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2004
Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk
Meminimasi Cacat Kertas Pada Unit Produksi Paper
Machine II di PT Fajar Surya Wisesa Tbk
Oleh :
NAMA : EKO TRIYANTO WIBOWO
NIM : 103.00.002
Nasfiendry, ST.,MM
41277003001
ABSTRAKSI
Suatu proses produksi dalam pelaksanaanya tidak
akan lepas dari permasalahan tentang barang-barang cacat,
hal ini merupakan suatu permasalahan yang menjadi faktor
utama dalam proses produksi, jika proses masih banyak
terdapat masalah dalam hal kecacatan produk yang dihasilkan
maka proses tersebut belum terkedali dengan baik,.
Beranjak dari permasalahan diatas penulis
melakukan penelitian di PT Fajar Surya Wisesa Tbk. yang
meemproduksi kertas kemasan, disini penulis meneliti pada
bagian paper machine II yang memproduksi jenis Kertas
KLB. Proses pengendalian dalam proses produksi untuk saat
ini adalah dengan inspection control yaitu pemeriksaan yang
hanya memisahkan produk baik dan cacat tanpa ada
perbaikan pada prosesnya. Dalam hal ini penulis mengajukan
perbaikan untuk mengurangi kecacatan dengan metoda
statistical process control yaitu metoda dengan proses
pengendalian yang dapat mempengaruhi keputusan yang
berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi produksi
dan insfeksi. Dan dari hasil analisis melalui pengolahan
dengan metoda statistical process control dapat diketahui
bahwa proses pengendalian yang dipakai saat ini kurang
efektif yaitu dengan terjadinya banyak cacat pada pembuatan
kertas KLB.
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR……………………………… viii
DAFTAR TABEL……………………………….…. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………BAB I-1
1.2 Perumusan Masalah …………...…BAB I-3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian … BAB I-4
1.4 Pembatasan Masalah ……………..BAB I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Proses Statistical.….BAB II - 1
2.2 Konsep Pengendalian Kualitas ... .BAB II - 2
2.2.1 Definisi dan pengertian pengendalian
………………………....…...…....BAB II-4
2.2.2 Definisi dan pengertian kualitas
……………..…………………….BAB II-6
2.2.3 Pengertian pengendalian kualitas
………..………………………..BAB II-7
2.2.3.1 Pengendalian proses secara statistic
………….…………...…………BAB II-9
2.2.3.2 Pengedalian proses dan kapabilitas proses
……...………….………..……BAB II-11
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kualitas atau
mutu ..……………………... BAB II- 14
2.3 Tujuan pengedalian kualitas ….….BAB II-8
2.4 Ruang lingkup pengendalian kualitas
………………………………….....BAB II-18
2.5 Proses perencanaan dan pengendalian kualitas
………………………………… BAB II – 19
2.6 Ruang lingkup pengedalian kualitas statistic
………………………………….BAB II – 20
2.7 Tanggungjawab produk ………..BAB II – 41
2.7.1 Biaya konsumen karena produk cacat
…………………………… …..BAB II – 41
2.7.2 Tanggungjawab tuntutan hukum karena
produk cacat …………………. BAB II – 44
2.7.3 Tanggung jawab produk di Amerika Serikat
…………………………………BAB II –
45
2.7.4 Pertanggung jawaban produk di Eropa
………………………………. BAB II – 50
2.7.5 Pertanggung jawaban produk di Jepang
……………………………….. BAB II – 51
2.8 Pertimbangan hukum dalam pertanggung
jawaban produk ……………… BAB II – 52
2.8.1 Kelalaian …… …………… BAB II – 53
2.8.2 Jaminan ……… …………… BAB II – 56
2.8.3 Tuntutan khusus dalam hukum ganti rugi
……………………………….. BAB II – 57
2.8.4 Situasi di Jepang ……………... BAB II – 58
2.9 Kebijakan tanggungjawab dan kemanan
produk …………………………. BAB II – 59
2.9.1 Peran manajemen perlu dalam tanggung
jawab produk ………………… BAB II – 60
2.9.2 Kebijakan dan tuntutan produk karena cacat
dan organisasi ……………… ..BAB II – 63
2.9.3 Hubungan dengan pelanggan…BAB II – 65
2.9.4 Tanggung jawab produk dan pemastian
mutu …………………………..BAB II – 70
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah ...BAB III-1
3.2 Objek dan subjek penelitan ...….…BAB III-2
3.3 Metodoligi penelitian ...…………. BAB III-3
3.4 Langkan-langkah pemecahan masalah
…………………………… ………BAB III-4
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data ………... BAB IV-1
4.1.1 Proses produksi dari bahan baku sampai
jadi …………………………. BAB IV-1
4.1.2 Data spek kertas KLB …..…...BAB IV-22
4.1.3 Sistem pengendalian kualitas saat ini ….
……….……………………BAB IV-22
4.1.4 Data jumlah cacat KLB dari masing-masing
jendi cacat ………………...… BAB IV-24
4.2 Pengolahan Data ………….…BAB IV- 25
4.2.1 Pareto diagram ……….……BAB IV-26
4.2.2 Mencari penyebab terjadinya cacat kertas
…………………………… BAB IV- 31
4.2.3 Perbandingan sistem saat ini dengan
statistical control ………… BAB IV- 36
4.2.4 Tanggung jawab produk … BAB IV- 37
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA
5.1 Analsisi penyebab terjadinnya cacat kertas
…………………………… ….…..BAB V- 1
5.2 Usulan penanggulangan ……. …..BAB V- 5
5.3 Analisa sistem pengendalian saat ini dengan
metode statistical process control..BAB V- 8
5.4 Analisa tanggungjawab produk …..
…………….………..……….BAB V- 9
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan …………………………...BAB VI-1
6.2 Saran………………………………...…BAB VI-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Siklus kualitas ……………..BAB II-19
2. Gambar 2.2 Bentuk Histogram………….BAB II-22
3. Gambar 2.3 Diagram Pareto…………….BAB II-25
4. Gambar 2.4 Diagram sebab akibat………BAB II-29
5. Gambar 2.5 Peta kendali………………...BAB II-31
6. Gambar 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah
7. ………………….……………………………BAB III - 1
8. Gambar 4.1 Proses pembuatan pulp UKP
…………………………………………….BAB IV- 3
9. Gambar 4.2 Proses pembuatan pulp NDLKC
………………………………………...….BAB IV-9
10. Gambar 4.3 Proses pembuatan pulp wise paper
………………………………………...….BAB IV-14
11. Gambar 4.4 Proses paper machine …..….BAB IV-19
12. Gambar 4.5 Peta proses operasi……...….BAB IV-21
13. Gambar 4.6 Diagram batang berdasarkan jenis cacat
………………………………………...….BAB IV-28
14. Gambar 4.7 Diagram pareto cacat yang terjdadi
pada kertas KLB……………………...….BAB IV-30
15. Gambar 4.8 Diagaram sebab akibat.……BAB IV- 31
16. Gambar 4.9 Perbandingan sistem pengendalian
…………………...………………………BAB IV- 36
DAFTAR TABEL
PEMAKAI / KONSUMEN
- Menetapkan mutu yang diinginkan pemakai
- Merevisi keinginan disesuaikan dengan
kemampuan proses
PEMASARAN
- Menafsirkan keinginan pemakai / konsumen
Interpretasi kenginan
pemakai
REKAYASA PRODUKSI
- Membuat konsep desain
- Memproduksi
- Menyiapkan spesifikasi
- QC
- Mengendalikan mutu
JUMLAH JUMLAH
NO TANGGAL JUMLAH KERTAS
DITOLAK DITERIMA
1
2
3
2. Histogram.
Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan.
80
60
40
20
3. Diagram Pareto
Digram pareto adalah diagram balok yang di susun
secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang
terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas
masalah yang dipecahkan
Langkah-langkah diagram pareto :
1. Menentukan item klasifikasi yang akan anda
gunakan dalam grafik sebagai contoh, grafik dapat
mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup
kerja, produk dan kehancuran. (bila cacat anda tidak
diklasifikasikan atau di itemisasikan maka anda
dapat menyusun diagram pareto, ulangi lembaran
pemeriksaan anda. Sehingga data anda akan di
itemisasikan.
2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada
grafik anda dengan kata lain dari waktu apa
mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan
periode waktu sehinga pada umumnya periode waktu
akan berpariasi sesuai dengan situasi. Hal yang
penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan
periode yang sama untuk semua grafik yang
berkaitan sehingga anda dapat membandingkan.
3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan
jumlah setiap item akan ditunjukan dengan balok
panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai
total dan menghitung jumlah persentase setiap item.
4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas
grafik dan membatasi sumbu vertical dengan unit
yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat).
5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling
penting dan yang lainnya, sehingga item cacat utama
ditunjukan pada grafik paling kiri.
6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan
nilai pada sumbu vertikal. Jagalah lebar balok agar
selalu sama dan setiap balok harus selalu nempel
dengan balok lainnya. Jika anda membuat jarak antar
balok buatlah jarak yang seragam.
7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat
sumber data grafik tersebut.
80
80
60
60
40
40
20
20
Bahan baku
Mesin
Metode
Manusia
Lingkungan
Faktor-faktor diatas mempunyai hubungan dengan
perbedaan kualitas yang dapat digambarkan dalam sebab
akibat, sehingga dapat dengan mudah diketahui penyebab
utama dalam perbaikan kualitas yang paling dominan.
Langkah-langkah membuat diagram sebab akibat
(Fishbone Diagram) adalah sebagai berikut :
1. Mulai dengan pernyataan-pernyataan masalah-
masalah utama yang penting dan mendesak untuk
diselesaikan.
2. Tulis pernyataan masalah itu pada “kepala ikan “
yang merupakan akibat (effect). Tulis pada sisi
sebelah kanan dari kertas (kepala ikan) kemudian
gambarkan “tulang belakang” dari kiri kekanan dan
tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak.
3. Tulis faktor-faktor penyebab-penyebab utama
(sebab-sebab yang mempengaruhi masalah kualitas
sebagai “tulang besar” yang ditempatkan dalam
kotak.
4. Tulis penyebab-penyebab sekunder yang
mempengaruhi penyebab-penyebab utama (tulang
besar) serta penyebab sekunder itu dinyatakan
sebagai “tulang berukuran sedang”.
5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang
mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang
berukuran sedang) serta penyebab-penyebab tersier
itu dinyatakan sebagai “tulang berukuran kecil”.
6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor
dan berilah tanda faktor-faktor penting tertentu yang
kelihatan memiliki pengaruh nyata terhadap
karakteristik kualitas.
7. Catatlah informasi yang perlu didalam diagram
sebab akibat itu. Seperti judul, nama produk, proses,
kelompok, tanggal dan lain-lain.
Cacat Kertas
Material Lingkungan
6. Stratifikasi
Stratifikasi adalah alat yang digunakan untuk
menguraikan atau mengklasifikasikan persoalan menjadi
kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang
sama (misalnya : jenis, sifat dan ukuran). Data atau ukuran
yang diamati biasanya selalu bervariasi yang disebabkan oleh
berbagai factor. Apabila data tersebut dapat digolongkan
berdasarkan faktor-faktor yang diduga merupakan penyebab
variasi maka faktor-faktor penyebab tersebut, akan mudah
didapati karena dipersempit variasinya. Dengan cara ini kita
akan lebih mudah meningkatkan mutu dengan mengurangi
variasi dan meningkatkan keseragaman.
BKA
GT
BKB
2.8.1 Kelalaian
Di bawah undang-undang kelalaian, perusahaan
dapat dituntut dalam kondisi berikut.
1. Cacat dalam pabrik atau pembuatan
Meskipun sulit bagi konsumen untuk membuktikan
kapan produk akhir tidak sesuai dengan keinginan karena
adanya cacat dalam pabrik atau pembuatan, sering terjadi
bahwa produk baru diputuskan sebagai cacat dan
pembuatnya dianggap lalai hanya atas dasar munculnya
masalah tersebut.
2. Cacat desain
Setiap produk baru mengandung bahaya adanya cacat.
Akibatnya, pengadilan harus memutuskan apakah
manfaat tersedianya produk itu lebih besar ketimbang
risiko yang diciptakannya (perbandingan antara risiko
dan manfaat). Menurut kriteria ini, sebuah produk kerap
dianggap cacat kalau produk itu lebih membahayakan
daripada yang diduga oleh konsumen. Meskipun
demikian, para pembuat obat-obatan dan produsen lain
bisa dibebaskan dari tuntutan hukum dalam kasus efek
sampingan dan bahaya-bahaya lain yang tidak dapat
mereka duga atau mereka ketahui tentu saja dengan
asumsi, bahwa pembuat telah berusaha sekuat tenaga
untuk mengetahui bahaya-bahaya semacam itu dan
menerapkan semua langkah yang perlu untuk
menghindarinya
3. pemberian label peringatan
Masalah pemberian label cacat muncul manakala
produsen atau pengecer tidak memberi peringatan secara
memadai tentang adanya bahaya yang akan ditemuinya
dalam menggunakan produk tadi dan bagai mana
memperkecil resiko tersebut. Jelaslah bahwa pembuat
mempunyai pertanggungjawaban untuk memberikan
informasi selengkapnya mengenai produk itu dan
petunjuk keamanan serta penggunaan sebagai mana
mestinya sebuah pemanggang roti, misalnya harus
dengan jelas diberi label; kalau tidak, seseorang pemakai
akan terbakar jarinya manakala meletakan tangannya di
atas pemanggang yang sedang bekerja. Bahkan
pembuatnya diharapkan untuk mencantumkan peringatan
mengenai cara yang lazim dilakukan untuk menghindari
penyalahgunaan produk.
Seandainya kelalaian produsen terbukti, produsen
tersebut jelas bertanggungjawab atas kerusakan, tanpa peduli
apakah cacat tersebut timbul akibat kesalahan disain, atau
kesalahan pemberian label. Namun dalam membuktikan
kerugian, penuntut lazimnya harus membuktikan butir-butir
berikut:
1. Benar-benar menderita kerugian.
2. Kerugaian itu disebabkan oleh tertuntut, baik sengaja
maupun karena kelalaian.
3. Berakibat pada terlanggarnya hak-hak sipil penuntut.
2.8.2 Jaminan
Ini adalah bidang jaminan kontrak secara tersurat
atau tesirat yang diberikan oleh pembuat kepada konsumen,
dan pembuat jelas bertanggungjawab apabila produk itu
melanggar syarat-syarat jaminan. Ada dua jenis jaminan
utama:
1. Jaminan yang jelas-jelas diungkapkan
Jaminan ini secara jelas disebutkan dalam pedoman
penggunaan, katalog, label, iklan, atau media lain, dan
pembuatannya jelas dapat dituntut kalau barangnya tidak
bekerja.
2. Jaminan yang tersirat
Jaminan tersirat ini muncul manakala produk itu gagal
berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak cocok untuk
pasar tak peduli dengan pengelakan bahwa peringatan
sudah dicantumkan. Sebagai contoh adalah bahan
makanan dan obat-obatan yang memiliki efek sampingan
yang berat. Kedua contoh itu jelas tidak cocok untuk
pasar, yang satu sebagai makanan dan yang lain sebagai
obat, dan pengungkapannya akan merupakan
pelanggaran jaminan yang tersirat. Sekalipun produk itu
tidak cacat, pembuatnya dapat dituntut oleh pengadilan
kalau pembuat itu secara culas menyiratkan bahwa
produknya cocok untuk penggunaan lain dari pada
penggunaan yang semula dimaksudkan.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menentukan penyebab
utama terjadinya cacat
(Pareto Diagram)
Cari Penyebab
(FishBone Diagram)
Analisa dan
Pembahasan
Paper Machine
Ware House
HDC DDR
VOITH 01
PM 2
BBK OBA
Deflaker Deflaker C-43
C-31 BC 05
Bahan Nama
NO Alat-alat Kimia
kegunaan
lengkap
Bahan baku
1 BBK Sebagai bahan baku
kertas
Untuk mengangkut raw material ke
2 Konveyor
hydro pulper
Membuat buburan kertas dari kertas
3 PUL Hydro Pulper
bekas/pulp dan dicampur air
Tempat penampungan buburan
4 C-6,C-43,C-31 Chest
kertas
memberi kecerahan/opasitas pada
5 OBA Tinopal
kertas
High Density Pemisahan benda/kotoran berat dan
6 HDC voith
Cleaner buburan
7 Deflaker Deflaker Penguraian buburan Kertas
Double Disk
8 DDR 01 sd 03 Menghaluskan buburan kertas
Refiner
Tangki penampungan buburan
9 Tank Tangki
kertas
Flow Indikator
10 FIC Mengatur flow aliran buburan kertas
Control
Penampungan buburan kertas final
11 BC 05 Blending Chest
chest
12 MC-05 Machine Chest Penampungan buburan kertas
13 PM Paper Machine Pembuat lembaran kertas
Proses bahan baku berikutnya adalah NDLKC (New
Dauble Liner Kruft Cutting) dimana bahan ini masih
merupakan bahan baku untuk lapisan pertama dari produk
KLB. Proses pembuatan bubur kertas NDLKC dipaparkan
sebagai berikut :
1. Proses pertama bahan baku dibawa dari gudang dengan
menggunakan forklift menuju kekonveyor. Dari
konveyor, bahan baku ditaruh ke pul (hydro pupler),
yaitu sebuah wadah dimana kertas dicampur dengan air
sehingga menjadi bubur kertas.
2. Dari PUL buburan kertas menuju ke M-3 (drum sorter)
dimana dari M-3 ini buburan kertas dipisahkan dari
kotoran berat dan ringan.
3. Dari M-3 buburan kertas dipompa menuju tempat
penampungan C-01 kemudian dipompa lagi menuju
M-4 yang merupakan HDC (High dencity Cleaner)
dimana pada tahap ini buburan kertas dipisahkan dari
kotoran yang berat seperti kerikil atau batuan kecil.
4. Dari M-4 buburan kertas dialirkan ke M-5 yang
merupakan OMNI screen dimana buburaan kertas
dipisahkan dengan kotoran-kotoran yang lebih kecil
dan serat-serat kertas akan lebih diperhalus. Dalam M-
5 dilakukan juga proses penyortiran dimana buburan
kertas yang sudah bersih akan ditampung ke C-02 dan
masih kotor akan direject atau ditolak dan dialirkan
menuju Tank 1 sebagai penampungan sementara dan
kemudian dipompa lagi menuju M-6.
5. Buburan kertas yang masih kotor, dipompa menuju ke
M-6 yang merupakan deflakter dimana buburan kertas
akan diuraikan dari gumpalan-gumpalan serat menjadi
lebih halus dan terurai seratnya.
6. Dari M-6 buburan kertas dialirkan menuju M-7 yaitu
JSS 90 2nd stage yang merupakan proses pemisahan
kotoraan dari buburan kertas.
7. Dari M-7 akan terjadi pemisahan, untuk buburan kertas
yang sudah halus dan bersih akan dialirkan ke C-02
bergabung dengan buburan kertas dari proses no 4 dan
yang masih kotor dan kurang halus seratnya akan
ditampung di Tank 2 yang kemudian akan dipompa
menuju M-8 yang merupakan Brid Screen 3 rd stage
pada Brid Screen 3rd stage ini buburan kertas
dipisahkan lagi dari kotoran dan setelah bersih akan
dialirkan kembali ke Tank 1.
8. M-6 kemudian ke M-7 dan kemudian ke C-02 apabila
sudah benar-benar bersih dan hulus namun buburan
kertas yang masih kotor akan direject keluar dari
proses dan nantinya akan di daur ulang kembali.
9. Buburan kertas dari C-02 kemudian akan dipompa
menuju M-9 yang merupakan multifractor yang
memisahkan serat panjang dan serat pendek. Long
fiber biasanya di impor dari Canada dan berasal dari
jenis kayu pinus.
10. Dari M-9 dipompa menuju LCC yang sebelumnya
ditampung di C-40 pada LCC (Low Consintency
Cleaner), buburan kertas dipisahkan dari kontaminan
pasir.
11. Dari LCC dipompa menuju M-14 yang merupakan
Tampella untuk memisahkan kotoran dari buburan
kertas. Dalam M-14 juga dilakukan penyortiran. Untuk
buburan kertas yang sudah halus dan bersih akan
dialirkan ke M-17 / 18 yang merupakan Thinecker
dimana buburan akan dicuci kemudian akan
dikentalkan. Dan buburan kertas yang masih kotor,
dialirkan ke Tank 3, kemudian dipompa ke M-15 yang
merupakan JSS 210 2nd stage dimana buburan kertas
akan dipisahkan dari kotoran yang masih melekat.
Pada M-15 juga dilakukan penyortiran untuk buburan
kertas yang sudah halus dan bersih akan dialirkan
menuju M-17/18 bergabung dengan yang lainnya. Dan
masih kotor akan ditampung di Tank 4 dan dipompa ke
M-16, yaitu JSS 90 3 rd dimana sekali lagi buburan
kertas dipisahkan dari kotoran yang masih melekat.
Pada M-16 dilakukan penyortiran untuk buburan kertas
yang masih kotor akan direject keluar, dari proses dan
yang sudah bersih akan kembali ke Tang 3 menuju ke
M-15 dan M-16 setelah itu bergabung menuju M-
17/18.
12. Dari M-17/18, buburan kertas menuju ke
penampungan C-01 kemudian menuju ke krima
dispenser untuk mendispersi buburan kertas dari
partikel lainya seperti lem, lilin, atau tinta. Setelaah itu
buburan kertas dipompa menuju penampungan C-34
yaitu penampungan terakhir sebelum menuju paper
machine.
13. Dari C-34 dipompa ke C-154 sebagai persiapan
menuju ke paaper machine 2.
Aliran proses pada bahan baku NDLKC dapat dilihat
dari diagram dibawah ini.
M3 M4 M5
M 17/18
R
C-01
e
PM 2
j
Forklift Conveyor Pul C-01 C-02 C-40 e C-34
c
Reject
t
Reject C-154
M-15
Tank 03 M-16
13 M 3
Reject
Tank 04
M-6 M-7 4M3
Tank 01 Tank 02
M-8
16 M 3 6M3
Reject
Nama
Bahan
NO Alat-alat Kimia
Lengka Kegunaan
p
Alat pengangkut bahan
1 Foklift baku
Accept
Paper Machine
Ware House Drum ADS
Sorter
HDC 2 3 ADS
200 200
Accept
Fiberizer H2SO4
Accept
PM 2
ADS C-03 C-02
1
200
C-01
Accept
Forklift Conveyor Pul
Accept
Albia
Thicneker DDR
Cleaner C-26
C-09 C-04
C-25
reject
Bahan
NO Alat-alat Kimia
Nama lengkap kegunaan
Alat pengangkut bahan baku
1 Foklift
Untuk mengangkut raw material ke
2 Konveyor
hydro pulper
Membuat buburan kertas dari kertas
3 PUL Hydro Pulper
bekas/pulp dan dicampur air
Memisahkan kotoran berat dan
4 Fiberizer
ringan dari buburan kertas
Memisahkan kotoran berat dan
5 Drum sorter
ringan dari buburan kertas
C-01,C-03,C-
Tempat penampungan buburan
6 02,C-04,C- Chest
kertas dan air
09,C-25,C-26
7 H2SO4 Asam sulfat Menuruhkan PH
High DesintyMemisahkan kotoran berat dari
8 HDC
Cleaner buburan kertas
Memisahkan kotoran dari buburan
9 Albia cleaner
kertas
Mencuci dan mengentalkan buburan
10 Thinecker
kertas
Double disk
11 DDR Menghaluskan buburan kertas
refiner
12 PM Paper Machine Pembuatan lembaran kertas
Setelah ketiga bahan baku ini selesai diproses, proses
selanjutnya adalah paper machine untuk produk KLB. Dalam
proses ini ketiga bahan baku mausk kedalam mesin pembuat
kertas menjadi 3 lapisan kertas yang kemudiaan dijadikan
satu menjadi kertas kemasan berbentuk gulungan. Proses
selengkapnya akan dijabarkan dibawah ini :
1. Bubur pulp dari wise paper masuk kedalam mesin
pembuatan kertas (MC 01 C-26) melalui fan pump. Fun
pump berfungsi untuk mentransfer pulp ke screen
pertama dimana dalam proses screen terjadi penyaringan
sehiggan serat pulp menjadi lebih halus. Setelah itu pulp
dipompa ke head box, yaitu tempat penampungan
sementara. Untuk pulp yang masih kurang halus akan
dilakukan screening yang kedua kemudian dipompa
menuju ke RSC (reject screen) dimana dalam RSC
dilakukan penyortiran terhadap serat pulp yang halus dan
yang kurang baik. Pulp yang sudah baik akan dipompa
menuju head box dan yang tidak baik akan ditolak.
2. Dari head box pulp akan dipompa ke wire dimana dalam
wire ini pulp akan dibentuk menjadi lembaran. Dalam
wire I akan terjadi pengurangan kandungan air didalam
pulp sampai 80%.
3. Air yang tersisa dari wire akan ditampung didalam silo
dan diberi DEF yaitu bahan kimia penghilang busa.
Karena dalam silo masih mengandung fiber kertas, maka
akan mengalami proses screen kembali untuk
mendapatkan sisa-sisa serat kertas yang masih bisa
digunakan.
4. Bubur pulp dari KBP yang masuk melalui MC 02 C20
juga mengalami proses screening dan cleaning tapi
melalui CLB (Center Level Box) yang mengatur
kapasitas pulp agar stabil masuk ke fan pump. Selain itu
juga ada CRC (Consistency Regulating Control) yang
mengatur aliran pulp yang akan masuk ke paper machine.
5. Dari fun pump, pulp akan mengalami proses dengan
sistem sentrifugal sehingga serat yang halus pada pulp
akan naik menuju ke proses screening dan yang masih
kasar seratnya akan mengalami proses cleaning. Serat
yang masuk ke screening harus ditambah dengan PAM
yaitu zat untuk mengkoagulasi serat. Serat yang masuk ke
cleaning akan melewati 3 kali peng-cleaningan dimana
padaa tahap cleaning yang ketiga akan ditambahkan air
sehingga serat lebih terurai dan lebih mudah dipisahkan
antara yang halus dan kasar. Setelah di proses cleaning
serat yang halus akan kembali ke fan pump dan yang
masih kasar akan ditolak. Setelah dari screening, serat
yang sudah halus akan dipompa ke head box kemudian
ke wire II. Di wire terjadi pengurangan air dimana sisa air
juga akan ditampung di silo seperti pada proses pertama.
Untuk serat yang masih kasar akan dipompa menuju RSC
untuk dilakukan penyortiran.
6. Bubur pulp dari NDLKC masuk ke MC 03 C 154 masuk
ke fan pump jugaa melalui CLB (Contant Level Box).
Untuk tahap paper machine pada NDLKC mempunyai
proses yang sama pada BKP hanya berbeda pada cleaning
dimana pada tahap ini mempunyai 4 cleaning.
7. Setelah ketigaa bahan ini berada dalam wire akan diberi
starch spray pada lapisan WP dan BKP untuk
meningkatkan kekeringan pada lembaran sebelum ketiga
lapisan ini dijadikan satu. Setelah itu akan menajdi
penyatuan lapisan diprees section dimana pada proses ini
terjadi penguraangan air sampai 51 %. Setelah itu ke pre
dryer sehingga kandungan air pada lembaran berkurang
sampai 40%. Setelah itu menuju ke size prees dimana
proses ini bertujuan untuk mengurangi daya serap dan
juga ada proses starch kitchen. Yaitu pemberian kanji
pada permukaan lapisan. Setelah itu menuju ke after
dryer dimana terjadi pengurangan kendungan air sampai
7% kemudian di callendar atau disetrika permukaannya
agar licin kemudian digulung ke pope real sehingga
menjadi gulungan kertas kemudian disimpan di
warehouse.
Bagan dari paper machine akan dijabarkan sebagai
berikut dibawah ini :
SS
HB 1 Wire 1
Reject
Over flow
MC03 CL
BC 03 FP III CL 1st CL 3rd CL 4th
C154 2nd
Reject DEF
SILO
03
0-16
machine
Constant
Level Box 0-8
Constant
0-2
Level Box Fun Pump
11 SS Strach Spray
0-19 penyerapan
Screener 0-11 Screener
0-5 Head Box
12 WW White Water Air
0-20
13 SILO Sisa air dari wire
RSC 0-12 RSC
0-6 Wire
QC
1-1 Inspection
0-29 Rewinder
Wire
House
RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Jumlah (jam)
Operasi 29
Pemeriksaan 1
Total 30
Gambar 4.5 Peta Proses Operasi
4.1.2 Data Spek Kertas KLB
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Pada awalnya
menggunakan unit mesin 2 dalam proses produksi. Mesin
tersebut dioperasikan sejak tahun 1989 yang menghasilkan
produk unggulan berupa KLB (Kraff Liner Board) dan WTL
(White Top Liner) sebagai produk sampingan dengan
gramatur 125 dampai 200 gr/m2 dengan kapasitas produksi
450 sampai 500 ton/hari. KLB biasanya digunakan untuk
pelapis atas kardus mie instant dan WTL digunakan untuk
pembungkus coca cola isi 1 krat.
Jumlah Total
produksi Jenis Cacat
No Tanggal Cacat
(ton)
Keriput Bergelombang Bintik-bintik Warna Pudar (ton)
1 01-Apr-04 348.59 0.15 2.62 2.82 0.34 5.93
2 02-Apr-04 350.63 7.36 - - - 7.36
3 03-Apr-04 356.95 7.5 - - - 7.5
4 04-Apr-04 360.51 - - - 6.85 6.85
5 05-Apr-04 361.36 0.19 3.97 1.92 0.79 6.87
6 06-Apr-04 365.59 7.31 - - - 7.31
7 07-Apr-04 350.63 0.11 3.52 1.26 1.77 6.66
8 08-Apr-04 347.65 0.08 3 2.39 1.48 6.95
9 09-Apr-04 361.54 0.14 1.02 2.83 2.16 6.15
10 10-Apr-04 365.14 5.84 - - - 5.84
11 11-Apr-04 346.46 6.93 - - - 6.93
12 12-Apr-04 349.37 - - - 6.99 6.99
13 13-Apr-04 349.17 0.12 3.22 1.99 0.61 5.94
14 14-Apr-04 396.71 - - - 7.14 7.14
15 15-Apr-04 361.72 0.18 2.24 2.65 1.08 6.15
16 16-Apr-04 346.27 0.1 3.2 2.01 1.62 6.93
17 17-Apr-04 354.48 - - - 7.09 7.09
18 18-Apr-04 346.27 0.32 2.48 3.46 0.32 6.58
19 19-Apr-04 359.32 0.21 3.26 2.62 0.74 6.83
20 20-Apr-04 396.1 0.14 4.01 1.77 0.62 6.54
21 21-Apr-04 369.44 7.76 - - - 7.76
22 22-Apr-04 364.14 6.55 - - - 6.55
23 23-Apr-04 341.28 0.12 2.97 2.62 0.77 6.48
24 24-Apr-04 365.72 0.04 1.8 3.04 1.34 6.22
25 25-Apr-04 324.23 0.18 3.91 - 1.1 5.19
26 26-Apr-04 386.27 - - - 6.57 6.57
27 27-Apr-04 369.14 4.8 - - - 4.8
28 28-Apr-04 372.91 - - - 6.34 6.34
29 29-Apr-04 365.12 0.05 3.34 1.8 0.65 5.84
30 30-Apr-04 356.11 4.63 - - - 4.63
S 10788.82 60.81 44.56 33.18 56.37 194.92
Dari tabel tersebut dapat diketahui komposisi jumlah
cacat dari setiap jenis cacat.
Diagram Batang
70
60
Jumlah cacat
50
40
Cacat
30
20
10
0
ng
ut
t ik
r
da
rip
in
ba
pu
-b
Ke
om
ik
na
nt
el
ar
Bi
rg
W
Be
Jenis Cacat
Diagram Pareto
70
Frekuensi cacat
60
50
40 Frekuensi
30 komulatif
20
10
0
ng
t ik
ut
r
da
rip
in
ba
Pu
-b
Ke
om
ik
na
nt
el
ar
Bi
rg
W
Be
Jenis Cacat
Metoda Lingkungan
IQ
Pareto Perbaiki
diagram proses
Produk Produk
cacat baik Fishbone
Diagram
Ya
Proses
dilanjutkan
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Setelah mencermati sistem pengendalian proses yang
ada saat ini. Terlihat kurang efektifnya proses yang
dijalankan oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk. hal ini
karena metode statistical process control tidak
digunakan. Berdasarkan hal tersebut perlu diterapkan
metoda statistical process control, pada bagian
quality control atau pada bagian yang menangani
pengendalian proses produksi.
2. Dari diagram pareto dapat diketahui bahwa cacat
kertas yang paling dominan terjadi adalah jenis cacat
keriput.
3. Dari diagram sebab akibat diketahui 5 faktor yang
memungkinkan dapat menyebabkan cacat yaitu :
mesin, manusia, metode, material, dan lingkungan.
Dari kelima faktor tersebut yang paling berpengaruh
adalah faktor mesin, adapun penyebabnya adalah :
- Fakor Mesin
Seting mesin tidak tepat, sehingga mesin tidak
beroperasi dengan optimal dan cenderung beroperasi
terlalu cepat.
- Faktor Manusia
Tenaga kerja yang menjalankan mesin tersebut
menjadi salah satu penyebab terjadinya
penyimpangan dalam proses produksi dan dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada produk.
Peyebab terjadinya penyimpangan tersebut :
Operator kurang memonitor proses
pengoperasian mesin
Faktor fisik karyawan yang mudah lelah.
Faktor penelitian yang masih kurang mengenai
pengoperasian mesin.
Kurang memahami mengenai pengendalian
proses.
- Faktor Metoda
Tidak digunakan satu pengendalian mutu statistik
untuk memperbaiki proses yang sedang berjalan.
- Material
Kurang selektifnya dalam memilih bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan proses kertas KLB.
- Faktor Lingkungan
Lingkuang akan sedikit berpengaruh terhadap proses
produksi yang sedang berjalan, terutama pengaruh
terhadap tenaga kerja yang melakukan kegiatan
proses produksi.
4. Dari perbandingan metode pengendalain yang
dipakai saat ini oleh perusahaan dengan metode
statistical quality control dapat diketahui bahwa
metode yang dipakai saat ini kurang efektif.
5. Tanggungjawab produk perusahaan terhadap produk
cacat sangat berpengaruh terhadap faktor internal
yaitu pada biaya produksi dan eksternal perusahaan
terhadap konsumen produk perusahaan yang dijual.
6.2 Saran
Dalam upaya melakukan perbaikan di PT Fajar Surya
Wisesa Tbk. penulis ingin memberikan beberapa saran.
Sebagai bahan masukan pada manajemen yaitu sebagai
berikut :
1. Agar cacat produk yang timbul dalam proses
produksi dapat diperkecil, maka disarankan untuk
melakukan perbaikan secara bertahap. Terhadap
peyebab utama terjadinya produk cacat, supaya
tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu menghemat
ongkos produksi, dan usaha ini paling mendukung
kelancaran proses produksi kertas pada umumnya.
Dan kertas KLB khususnya.
2. Pembentukan tim statistical quality conttol agar
dapat mempermudah dalam proses produksi awal
sampai akhir sehingga kerusakan produk dapat
terdeteksi.
3. Penerapan pengendalian mutu terpadu untuk
memperbaiki kenerja perusahaan serta kuaitas
produk yang dihasilkan.
4. Memberikan pelatihan pada tenaga kerja mengenai
mesin yang digunakan dalam proses produksi, baik
dari segi kegunaannya maupun perawatannya.
5. Tugas akhir ini hanya menyajikan usulan perbaikan
secara bertahap terhadap peyebab dominan
terjadinya cacat atau reject untuk pengembangan
lebih lanjut ada baiknya perusahaan melakukan
penelitan kembali terhadap peyebab cacat pada
proses produksi kertas.
6. Diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai
penerapan sistem pengendalian proses yang
diusulkan oleh penulis agar menjadi lebih baik.
7. Perlu mengadakan penelitian kembali dalam
manajemen perawatan (maintenance)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Surat keterangan penerimaan untuk
penelitian dari perusahaan.
LAMPIRAN 2 : Sejarah umum perusahaan
LAMPIRAN 3 : Struktur Organisasi
LAMPIRAN 2
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Didirikan tahun 1998
bergerak dibidang percetakan kertas yang mempelopori
industri kertas kemasan. Perusahaan ini menyediakan bahan
baku bagi perusahaan lain untuk diproduksi menjadi kemasan.
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Pada awalnya
menggunakan unit 2 mesin dalam proses produksi. Mesin
tersebut dioperasikan sejak tahun 1989 yang menghasilkan
produk unggulan berupa KLB (Kraff Liner Board) dan WTL
(White Top Liner) sebagai produk sampingan dengan
gramatur 125 dampai 200 gr/m2 dengan kapasitas produksi
450 sampai 500 ton/hari. KLB biasanya digunakan untuk
pelapis atas kardus mie instant dan WTL digunakan untuk
pembungkus coca cola isi 1 krat.
Pada tahun 1990 digunakan untuk mesin 1 yang
menghasilkan produk utama berupa CDB (Coated Duplex
Board) dengan produk sampingan kertas Ivory, CDB WB
(Coated Duplex Board White Black), dan KLB dengan
gramatur antara 200 sampai 500 gr/m2 dan kapasitas produksi
450 sampai 500 ton/hari. CDB digunakan untuk kardus
makanan, kotak sepatu, dan kemasan non makanan. Kertas
Ivory digunakan untuk pembungkus rokok, makanan, obat-
obatan, dan kosmetik. Pada dasarnya CDB WB sama dengan
CDB perbedaannya terletak pada warna permukaan dan
belakang CDB yang berwarna putih. KLB yang dihasilkan
sama dengan KLB pada unit 1 namun KLB pada unit 1
menggunakan 5 lapisan.
Selanjutnya pada tahun 1996 pada proses produksi
digunakan unit mesin 3 yang bernama corrugating machine
paper. Mesin ini hanya memproduksi satu jenis produk yaitu
CMP (Corrugated Medium Paper) dengan gramatur 112
sampai 150 gr/m2 CMP digunakan untuk bagian tengah pada
kardus mie instant yang bergelombang.
Perbedaan dari ketiga mesin ini adalah pada lapisan produk
yang dihasilkan unit mesin 1 memproduksi CDB dengan 5
lapisan, unit mesin 2 memproduksi KLB dengan 3 lapisan,
sedangkan unit 3 mesin 3 memproduksi CMP yang hanya
terdiri dari 1 lapisan.
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. Bergerak dalam bidang
usaha kertas untuk kemasan karena melihat peluang bisnis
dari sektor ini begitu besar. Sebagian besar produk yang ada
dipasaran menggunakan bahan baku kertas untuk kemasan
luar seperti produk odol, sabun, mie instant, biskuit dan
sebagainya. Kemasan luar suatu produk akan menjadi nilai
tersendiri bagi pembeli. Kualitas kemasan yang baik dan
menarik akan menambah daya jual suatu produk.
Perusahaan ini mempunyai spesialisasi dalam
menggunakan kertas daur ulang untuk menghasilkan kertas
yang bermutu tinggi. Selain menggunakan pulp kayu, 85 %
dari bahan baku adalah bubur kertas bekas. PT. Fajar Surya
Wisesa Tbk. Berpandangan bahwa untuk menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi dan membangun bisnis yang
sukses tidak perlu menghancurkan lingkungan. Hal ini
memberi bukti bahwa PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. adalah
perusahaan yang ramah lingkungan serta turut serta
menanggulangi populasi lingkungan.
PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. didukung oleh 1704
karyawan yang bekerja sama dalam menghasilkan kertas
berkualitas tinggi. Hal ini didukung oleh sumber daya
tersendiri sebesar 32.5 megawatt semenjak tahun 1995 selain
PLN. Perusahaan ini telah mendaur ulang kertas sebesar 1
juta ton tiap tahunnya. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. telah
tumbuh menjadi perusahaan yang besar dengan konsumenya
berasal dari iternasional maupun domestik. Hal ini ditandai
dengan terdaftarnya PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. dalam
jakarta Stock Exchange pada tahun 1994. Produknya telah
diekspor ke negara lain seperti Cina, Jepang, India Arab
Saudi, Malaysia,Eropa dan lain sebagainya.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan adalah secara total berdedikasi
menjadi suplier kertas untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan standar yang sama atau mendekati keinginan mereka
dengan tujuan menjamin kepuasan pelanggan.
Misi perusahaan adalah :
1. Menyediakan kualitas produk yang tinggi proses dan
servis yang baik melalui integrasis, loyalitas dan
hubungan yang baik kepada konsumen.
2. Peduli terhadap lingkungan
3. Menghasilkan kepercayaan konsumen, mendorong
rasa untuk memiliki dan membangun kompetensi
yang profesional.
Moto Perusahaan :
Memajukan pertumbuhan perusahaan dan kemakmuran bagi
seluruh partner.
MILL MANAGER
Manager
Production 2
Departement Head
Production 2
Supervisor
Production
Pulper no 1,2,5,6 OCC,NDLKC,UKP Wet End Foreman Dryer Foreman Rewinder Foreman
Foreman ADM
Foreman Line Foreman
Ass Foreman Ass Foreman Ass Foreman Ass Foreman Ass Foreman Ass Foreman