Anda di halaman 1dari 11

ARSITEKTUR POST MODERN

A. Definisi Arsitektur Post Modern

Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,


Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur. Perbedaan karakter Modernisme dan Post Modernisme
·Modernisme : singular, seragam, tunggal (Less is “More”)
· Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka (Less is “Bore”)
SEJARAH POSTMODERN
Post-Modern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai- nilai
Modernisme (Stern,1980). Perkembangan Post-Modernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh
Modernisme. Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut sebagai Beyond the
Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement. Tetapi ada juga
yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari Mannerisme
pada era Renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michel Angelo
(1475-1564), Andrea Palladio (1508-1580), Donato Bramante (1444-1514) dan Giulio
Romano.

Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya Post-Modern menyebutkan adanya 3 alasan
yang mendasari timbulnya Post-Modernisme, yaitu :

1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia (world village)

 yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan
tingginya 
 daya tiru manusia (instant eclectism). 


2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang bersifat



 pribadi (personalised production), lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan
massal 
 (mass production and mass repetition) yang merupakan ciri khas dari
Modernisme. 


3. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional (traditional values)



 atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
 Dengan
demikian, Arsitektur Post-Modern adalah percampuran antara tradisional 


dengan non-tradisional, gabungan setengah modern dengan setengah non-modern, perpaduan


antara lama dan baru. Arsitektur Post-Modern mempunyai style yang hybrid

(perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut sebagai double coding.

Ciri-ciri umum Arsitektur post-modern (menurut Budi Sukada, 1988) :


 Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer
 Membangkitkan kembali kenangan kembali historik
 Berkonstek urban
 Menerapkan kembali teknik ornamentasi
 Bersifat representasional
 Berwujud metaforik (dapat berarti dari bentuk lain)
 Dihasilkan dari partispasi
 Mencerminkan aspirasi umum
 Bersifat plural
 Bersifat ekletik

Macam-macam Aliran dalam Arsitektur Post-modern


Aliran-aliran dalam Arsitektur Post-modern dibedakan berdasarkan konsep
perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Di dalam Evolutionary Tree-nya, Charles
Jenks mengelompokan arsitektur post-modern kedalam 6 (enam) aliran. Aliran-aliran ini
menurutnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Keenam aliran tersebut adalah:
a. Historicism
Pemakaian-pemakaian elemen klasik (misalnya: Ionic, Doric dan Corinthiant) pada bangunan
yang dikombinasikan dengan pola-pola modern.
Tokoh: Aero Saarinen, Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyionori
Kikutake.
b. Straight Revivalisme
Pembangkitan kembali neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama
komposisi berulang dan simetris.
Tokoh: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Ricardo Bofill, Mario Botta.
c. Neo-vernacularism
Menghidupkan kembali elemen tradisional yang membuat bentuk dan bangunan lokal.
Tokoh: Darbourne and Darke, Joseph Isherick, Aldo Van Eyck.
d. Contextualism (Urbanist + ad Hoc)
Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapat komposisi
lingkungan yang serasi. Aliran ini juga sering disebut Urbanism.
Tokoh: Lucien Kroll, Leon Krier, James Stirling.
e. Metaphor and Metaphisical
Mengekspresi eksplisit dan implicit ungkapan metafora dan metafisika (spiritual) ke dalam
bentuk bangunan.
Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama.
f. Post-Modern space
Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu
sendiri.
Tokoh: Peter Eisenman, Robert Stern, Charler Moore, Kohn, Pederson-Fox.
Pengertian Post Modern
Post modern adalah istilah-istilah yang populer dari kalangan gedongan dan
para elit yang dikenal sebagai intelektual yang trendi. Istilah Post Modern
sendiri lahir dan dipopulerkan oleh kritis sejarah arsitektur, Charles Jencks
dalam sebuah seminar di Universitas Eidhoven tahun 1978 gagasan ini menjadi
tema pembicaraan arsitektur dalam Bienal di Venesia tahun 1980. Publikasi
Jencks dalam kawasan berbahasa Inggris, Heinrich Klotz dalam bahasa
Jerman, dan Paulo Porthogesi dalam bahasa Italia, yang kesemuanya dikenal
sebagai sejarawan abad ke-20 yang membuat istilah Post Modern menjadi
populer. Pada umumnya, pengertiannya dikaitkan dengan reaksi
penyempurnaan atau revisi terhadap gerakan modernisasi dalam arsitektur dan
seni di Eropa Barat dan di Ameika Serikat. Post modern menunjukkan apa yang
telah kita tinggalkan dan melalui tapi belum menerangkan dimana kita akan
tiba. Jadi arsitektur post modern belum sampai pada tujuannya yang baru tetapi
juga belum melepaskan semua makna modernya. Post modern juga bisa
dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide,
gagasan dan teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang
dan mengenai post modern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada
yang mengatakan bahwa post modern itu berarti “sehabis moder” (modern
sudah usai), “setelah modern” (modern masih berlanjut tetapi sudah tidak lagi
popuer dan dominan), atau ada yang mengartikan sebagai “kelanjutan modern”
(modern masih berlangsung terus tetapi dengan melakukan penyesuaian atau
adaptasi dengan perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di masa kini).
Di dalam dunia arsitektur, post modern menunjukkan pada sesuatu proses atau
kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langganan yakni langgam post
modern.
Latar Belakang Post Modern
Pemunculan post modern tidak bisa dipisahkan dari aspek yang berlaku
sebelumnya yakni arsitektur modern. Arsitektur modern yang sudah berjalan
selama lebih kurang setengah abad mulai mencapai titik kejenuhan. Konsep-
konsep yang terlalu logis dan rasional serta kurangnya memperhatikan nilai-
nilai sosial, lingkungan dan emosi yang ada dalam masyarakat mendapat
berbagai kritik dan tanggapan artinya arsitektur modern lebih cenderung untuk
memperhatikan bagaimana caranya manusia harus hidup dan kurangnya
perhatian terhadap kehidupan manusia yang sebenarnya (bersifat sepihak).
Karya-karyanya pun sangat kaku, membosankan dan tidak memiliki identitas,
karena mempunyai langgam yang sama pada hampir semua jenis bangunan di
berbagai tempat.
Kelompok arsitek baru kemudian bertekad untuk menetapkan suatu dasar
filsafat dan format baru yang lebih luas bagi desain. Dalam usahanya untuk
suatu perbendaharaan arsitektur yang baru, maka para arsitek yang baru ini
berpaling pada sumber-sumber yang beragam sifatnya dahulu dihindari, seperti
Rennisance-Itali, Barok-Jerman, Las Vegas dan lainnya.
Pada tanggal 15 Juli 1972, blok-blok perumahan di Pruitt Igoe dan peninggalan
arsitektur modern diruntuhkan. Ada yang menganggap tanggal tersebut resmi
sebagai matinya arsitektur modern.
Dalam beberapa waktu, perdebatan para kalangan arsitek telah disadari oleh
masyarakat sehingga para arsitek baru mulai mencoba mengadakan
komunikasi di antara bangunan, masyarakat dan lingkungan. Kemudian
kelompok baru mulai mengemukakan pandangan-pandangannya yakni sadar
berpilih-pilih tentang tata hubung antara bentuk dan isi dan sangat peka
terhadap preseden sejarah dan kebudayaan.
Kelompok ini kemudian menyebutkan dirinya sebagai arsitek “post modern”
atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “pasca modern” yang mulai
menonjolkan karya nyatanya pada tahun 1966-an. Sebenarnya gejala pasca
modern ini sudah ditunjukkan pada pertengahan 1950-an yaitu pada karya Le
Corbusier sebuah Gereja di Ronchamp yang sangat menyimpang dari gaya
internasional. Pasca modern dimulai akhir 1950-an secara sedikit demi sedikit,
baik secara terang-terangan maupun tersamar. Bermula dari penggunaan
bentuk-bentuk lama, elemen-elemen tradisional, historis dipadu dengan
penyederhanaan elemen-elemen modern. Komposisi unsur-unsur bangunan
menyampaikan makna tertentu yang dapat dibaca. Demikian percobaan-
percobaan dilakukan terus menerus dan diharapkan ada suatu timbal balik dari
arsitek, pemakai masyarakat awam, dan lingkungan alam.
Ciri-ciri dan Pokok Post Modern
Post modern ditandai dengan timbulnya kembali bentuk-bentuk klasik,
mengolah bangunan tradisi (vernakular) dan memperbaiki fungsinya. Ciri-ciri
dari post modern ini antara lain:
 Aspek penyatuan dengan lingkungan dan sejarah, juga menyesuaikan
dengan situasi sekitar
 Unsur-unsur yang dimasukkan tidak hanya berfungsi semata tetapi juga
sebagai elemen penghias
 Pemakaian elemen geometris, sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang
tidak fungsional, tetapi ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam
komposisi ataupun dekor.
 Warnanya cenderung menor dan erotik, yang didominasi bukan oleh warna
dasar tetapi oleh warna campuran yang banyak dipengaruhi pastel, kuning,
merah dan biru ungu.
 Mengandalkan komposisi hibrid yang menghalalkan orang untuk mengambil
elemen-elemen yang pernah ada untuk dimodifikasi sebagai kaya
college/pastich.
Pokok Pikiran Post Modern
Pokok-pokok pikiran yang dipakai oleh para arsitek post modern yang tampak
dan ciri-ciri bangunannya yang membedakan dengan modern:
1. Tidak memakai semboyan Form Follow Function. Arsitektur post modern
mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur
tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. Untuk arsitektur Post Modern
yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural atau identitas
historis. Hal-hal yang ada di masa silam itu yang dikomunikasikan, sehingga
orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari
perjalanan sejarah kemanusiaan, atau dapat pula dikatakan bahwa arsitektur
post modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past).
2. Fungsi
Yang dimaksud dengan fungsi di sini bukanlah aktivitas, bukan pula yang
dikerjakan atau dilakukan manusia oleh manusia terhadap arsitektur (keduanya
diangkat sebagai pengertian tentang fungsi yang lazim digunakan dalam
arsitektur modern). Dalam arsitektur post modern yang dimaksud fungsi adalah
peran dan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia.
Yang dimaksud manusia bukan melakukan kegiatan, tetapi sebagai makhluk
yang berfikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya
mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori.
Fungsi di sini adalah apa yang dilakukan arsitektur bukan apa yang dilakukan
manusia dan dengan demikian fungsi bukan aktivitas. Dalam Posmo
perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu:
a. Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik
perlindungan terhadap nyawa maupun harta)
b. Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat.
c. Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia
untuk berbagai keperluan.
d. Arsitektur memberikan kesempatan kepada manusia untuk bermimpi dan
berkhayal
e. Arsitektur memberikan gambaran dan kenyatan yang sejujur-jujurnya
Sehingga dalam post modern yang ditonjolkan di dalam fungsinya itu adalah
fungsi-fungsi metaforik (simbolik) dan historikal.
3. Bentuk dan Ruang
Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak
harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya
menjadi dua komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa
dihubungan atau tidak. Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial,
mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan
nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak
terlihat/tidak nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk
mewujudkan. Dalam post modern bentuk menempati posisi yang lebih modern
untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.
Tokoh dan Karyanya
A. Michael Graves
Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan
Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng gaya rasional
yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya
neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik yang
mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan
warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan
suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya
hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor
sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir
dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka.
Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982)
di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang global, sangat
sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado
natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu.
…..
Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di
bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras
dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang
datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari
arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.
…….
B. Charles Moore

Salah satu karyanya adalah


Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka
renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para
imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.

Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar


pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat model tanah
Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi kolam menggambarkan
laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan dalam beberapa kepala
kolom di sela-sela kolom-kolom Italia tersebut.

C. Aldo Rossi

Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi,
pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota
maupun arsitektur. Karya-karyanya adalah:
 Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia
Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan
keunikannya “terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m2 di atas
plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya
terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut
berisi delapan.

 TeaterCarlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia


Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F.
Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani
Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur
Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah kerucut yang aneh,
karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.

D. Ricardo Bofil
Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:
 The Palace of Abraxas (1978-1983)

Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di


pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan bentuk
dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari setengah
lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti arc de
triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon,
balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani.
Arsitektur Post Modern di Indonesia
Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia
dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya
aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga diperkirakan mampu
menembus dominasi aliran Internasional Style yang berjaya di Indonesia sejak
tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalah-majalah populer di
Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik.
Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di
Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan
untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun
sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab mreka disibukkan
dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang ketika itu
sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur.
Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru karya
arsitektur mulai nampak di antara sejumlah karya-karya beraliran International
Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan semakin insentif pemunclan
dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan
dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah
ada di Indonesia sejak tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B.
Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang
tergolong ke dalam sub langgam post modern.
Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai
komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung
aktif dalam pembangunan ekonomi. Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya
dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-kompleks negara
berkembang karena takut disebut terbelakang.
Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya
bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta
Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung
lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di Indonesia dilihat oleh arsitek
sebagai gerakan Internasional, yang tidak menawarkan konsep baru tentang
ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih
pada bungkus sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme.
Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya
hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya
konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini
ditandai dengan adanya beerapa diantara karya-karya baru di Indonesia yang
mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempat-tempat tertentu
di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional
maupun lokal. Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual
yang dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang
komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat.
Post Modern dan Alirannya
Ada enam aliran yang menjadi sumber terbentuknya langgam gaya arsitektur
Post Modern yaitu:
1. Aliran histiricsm
2. Aliran straight revivalis
3. Aliran neo vernacular
4. Aliran urbanist yang memiliki dua ciri yaitu
a. ad hoc
b. kontekstual
5. Aliran methapor
6. Aliran post modern space
PUBLIC SERVICE BUILDING MICHAEL GRAVES PORTLAND

Anda mungkin juga menyukai