Anda di halaman 1dari 9

ARA PENGUKURAN MAGNETIK

Metoda Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi(suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar
belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur
kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang
kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode
magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode
sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai
metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya
mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi
arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual
yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan
udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi,
panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi
benda-benda arkeologi.
Terbentuknya gejala magnetisme
Ada beberapa sebab timbulnya gejala magnetisme. Pada tahun 1820, Orstead
menemukan bahwa arus di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan efek-efek magnetik
yaitu arus tersebut dapat mengubah arah sebuah jarum kompas (Resnick & Halliday, 1984).
Magnet permanen dan arus listrik dalam elektromagnet keduanya menciptakan medan
magnet (Young & Freedman, 2004). Momen magnet elektron bebas bila diteliti lebih dalam
maka gejala ini adalah akibat dari putaran spin, putaran lintasan orbit, putaran inti atom,
dan pengaruh medan eksternal (Rachmantio, 2004).
Suseptibilitas Magnetik
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh
suseptibilitas kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang ditulis sebagai:

I=kH

Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik.
Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak
dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merupakan
harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan
kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam
batuan, semakin besar harga suseptibilitasnya.
Magnet Bumi

Medan geomagnetik (magnet bumi) terdiri atas tiga bagian (Telford dkk, 1979), yaitu:
1. Medan utama (main field), yang secara relatif berubah-ubah dengan lambat dan
merupakan medan internal.

Intensitas medan magnetik bumi secara kasar memiliki nilai antara 25.000 – 65.000 nT. Untuk
Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas lebih kurang 40.000
nT, sedangkan di selatan ekuator lebih kurang 45.000 nT. Medan Magmet Anomali.
Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pemebentuk batuan,
maka bentuk medan magnetik anomali yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya
bergantung pada:
a) inklinasi medan magnet bumi di sekitar benda penyebab
b) geometri dari benda penyebab
c) kecenderungan dari arah dipol-dipol magnet di dalam benda pentebab
d) orientasi arah dipol-dipol magnet benda penyebab terhadap arah medan bumi

2. Medan eksternal, yang berubah-ubah agak cepat dan berasal dari luar bumi
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di
atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa sumber medan luar
antara lain:
a) perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun.
b) variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut matahari
dan mempunyai jangkauan 30 nT.
c) variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan
dan mempunyai jangkauan 2 nT.
d) badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkauan sampai dengan 1000 nT.
Metode Geomagnet dalam Survei Geofisika
Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian juga memiliki sifat
kemagnetan. Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi dan menimbulkan medan
magnet sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar metode geomagnet. Metode
geomagnet didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi
yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi. Pola anomali ini dicirikan oleh pergantian antara anomali positif – negatif
dan sejajar dengan sumbu pemekarannya. Pola ini dikenal dengan “Zone of stripped
magnetic anomalies”.

Intensitas medan magnet di permukaan bumi diukur menggunakan magnetometer. Hasil


pengukuran magnetometer berupa penjumlahan dari medan magnet bumi utama, variasi
medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan,
medan magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas matahari.

Pengukuran medan magnet bumi untuk keperluan eksplorasi dapat dilakukan di darat, laut,
dan udara. Survei geomagnet dilakukan untuk memperkirakan adanya cebakan mineral,
intrusi magnetik di daerah vulkanik, eksplorasi geotermal, dan konfigurasi cekungan sedimen
pada eksplorasi hidrokarbon (Bakrie, 2008). Metode ini juga dapat digunakan untuk
prospeksi benda-benda arkeologi (Anonim, 2008). Akurasi pengukuran metode ini relatif
tinggi dan pengoperasian alat di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.

Akuisisi Data
Sebelum akuisisi data di lapangan, dilakukan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan.
Persiapan didahului oleh penentuan koordinat lokasi penelitian menggunakan GPS (Global
Positioning System). Langkah selanjutnya adalah pembuatan lintasan geomagnet. Secara
umum lintasan geomagnet dibuat mengikuti garis lurus dengan arah barat – timur dan utara
– selatan. Adapun bentuk lintasan dalam penelitian ini adalah seperti gambar di bawah ini.

Akuisisi data dibagi mejadi dua yaitu akuisisi data intensitas medan magnet bumi diurnal
(harian) dengan menggunakan stasiun base (stasiun A) dan akuisisi data anomali medan
magnet penyusun kerak bumi dengan stasiun mobile (stasiun B). Pencatat waktu (time)
kedua stasiun tersebut telah disamakan.

Pengambilan data magnetik dilakukan dengan spasi yang serapat mungkin (1 - 5 meter)
agar data yang diperoleh banyak. Pengambilan data juga mesti disesuaikan dengan
topografi dan keadaan vegetasi lokasi survei. Untuk daerah yang sulit dijangkau, spasi
pengambilan data dapat divariasikan.

Koreksi Data
Data intensitas medan magnet yang diukur dengan stasiun A digunakan untuk mengoreksi
nilai intensitas medan magnet pada stasiun B. Koreksi data dilakukan secara sederhana
yaitu menghitung selisih antara nilai-nilai pada kedua stasiun pada waktu yang sama. Selain
itu perlu diperhatiakan data - data yang ekstrim. Data ekstrim ini pada umumnya
disebabkan oleh aktivitas matahari. Jika pada stasiun base tidak terukur nilai - nilai ekstrim,
maka kemungkinan besar di daerah tersebut terdapat cebakan magnetik. Nilai ekstrim bisa
mencapai 100.000 nT.

Pengolahan Data
Data dapat diolah dengan Software Potent dan software lainnya.
Metode_metode dalam Geofisika
Bumi sebagai tembat tingal manusia secara alami menyediankan sumberdaya alam yang
berlimpaKekayaan sumberdaya alam Indonesia sangat melimpa. kita sebagai generasi
penerus bangsa untuk harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada
untuk kesejahtraan bangsa.Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut
menjadi kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa perlu untuk
mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam
perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut dengan
menggunakan metode survei geofisika

Bumi sebagai tembat tingal manusia secara alami menyediankan sumberdaya alam yang
berlimpaKekayaan sumberdaya alam Indonesia sangat melimpa. kita sebagai generasi
penerus bangsa untuk harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada
untuk kesejahtraan bangsa.Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut
menjadi kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa perlu untuk
mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam
perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut dengan
menggunakan metode survei geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang
ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika.
Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gayaberat),
magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik. Mari kita pelajari dimanakah
perbedaan dan keunggulan dari tiap masing-masing metode geofisika tersebut.

1. Metode gravitasi (metode gayaberat)


dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat
masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode
geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai
untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba,
lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari
kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika.
Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ),
dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data,
harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam
metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan
di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan
medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi
umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini
juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini
mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap
lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui.
Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-
langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya.

2. Metode Magnetik
dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh
perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi
mineral ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap
perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar,
urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini
juga sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan
kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu
digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk
memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber
anomaly magnetic yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet
dengan sensitifitas yang tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lai
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang
medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik
memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-
sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai
metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya
mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi
arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual
yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan
udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi,
panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi
benda-benda arkeologi.
3. Metode seismic
merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber daya
alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang
seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak
dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah
permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak
berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.Dalam metoda seismik pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll). Setelah sumber
diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun
pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,
gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah
dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah (batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a.Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.
2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b.Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
1. Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap
lapisan bumi akan terditeksi.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan
prinsip Huygens.
3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang
pada lapisan di bawahnya.
4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian


airtanah(ground water),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar
(characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah
permukaan dan aplikasi geoteknik.

4. Metode Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP
(Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas
khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus.Kemudian beda potensial yang
terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial
untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga
hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih
efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi
lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang
digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang
engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air,
juga digunakan dalam eksplorasi geothermal.Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-
elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
1. Metode Schlumberger
2. Metode Wenner
3. Metode Dipole-dipol

5. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-
benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang
digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan medan elektromagnetik di
sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh
metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah observasi
dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik
pengukuran pasif, teknik ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari
sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan.
Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi
rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih
praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.

Metode Geomagnet
Metode ini didasarkan pada pengukuran medan magnet bumi di permukaan bumi yang di
bangkitkan inti bumi. Teori yang berkaitan dengan kemagnetan bumi adalah teori dinamo.
Alat yang digunakan untuk mengukur medan magnet bumi adalah Earth magnetometer.
Medan magnet bumi yang terukur merupakan akumulasi dari anomali magnetik, pengaruh
dari medan magnet yang berasal dari core bumi dan berasal dari pengaruh ionosfer
matahari.
Alat - alat yang digunakan antara lain
1. 2 set earth magnetometer
2. 1 unit GPS (Global Positioning System)
3. 1 rol meteran
4. Laptop yang di lengkapi dengan software Ms. Office 2007, surfer8, Mag2dc, dll
Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan
base station dan membuat station - station pengukuran (usahakan membentuk grid - grid).
Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan
pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap lintasan, pada saat
yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Ms. Office Exel.data yang diperoleh
selanjutnya dikenakan beberapa koreksi antara lain koreksi IGRF untuk menghilangkan
pengaruh medan yang berasal dari inti bumi dan koreksi variasi harian untuk menghilangkan
pengaruh ionosfer matahari, sehingga rumus yang digunakan untuk mendapatkan anomali
magnetik adalah
T = Tobs – TIGRF ± Tvh
Setelah diperoleh anomali magnetiknya kemudian diplot kedalam peta kontur anomali
magnetik dengan bantuan surfer8. Medan anomali magnetik yang diperoleh masih
terpengaruh oleh efek dangkal (regional) dan efek dalam (residual).
Tregional = Tanomali - Tresidual
kemudian dibuatkan kembali peta kontur medan regional dengan menggunakan surfer8.
selanjutnya sumber anomali magnetik tersebut dimodelkan dengan menggunakan
mag2dc.
Metoda Seismik merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk
eskplorasi sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan
bantuan gelombang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan
metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan
pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya
jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.Dalam
metoda seismik pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (ledakan,
vibroseis dll). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam
medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi
waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah (batuan)
Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling
(r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan
vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar,
struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam
dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.

Metode Magnetik (geomagnet) dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet


yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh
cebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh
perbadaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic.
Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic(Fe 3O4, Fe2O3)
yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya. Metode ini sensitive terhadap perubahan
vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga
sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan
kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu
digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk
memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber
anomaly magnetic yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet
dengan sensitifitas yang tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain.
Metoda geolistrik adalah metoda eksplorasi geofisika yang kompleks karena terdiri dari
bermacam-macam metoda. Diantaranya metode tahanan jenis (resisitivity), metode
potensial diri (self potential), metoda potensial terimbas (induced potential), metoda misse a
la masse, metode potensial dan lain-lain.
Metode tahanan jenis (resistivity) ini dilakukan berdasarkan perbadaan harga tahanan jenis
batuan yang terdapat pada daerah yang ingin diselidiki. Metoda ini mempunyai dua
pendekatan yaitu:
Ø Pendekatan Horizontal (sounding)
Ø Pendekatan Vertikal (profiling)
Umumnya metoda tahanan jenis ini dilakukan dengan memasukkan arus listrik ke
dalam tanah, lalu mengukur potensial yang timbul akibat adanya perbedaan tekanan jenis
batuan. Aturan yang digunakan umumnya aturan elektroda Wenner atau Schlumberger.
Makin jauh rentang elektroda arus, makn dalam penetrasi pendugaan yang dihasilkan.
llo selamat malam, malam yang temaram menjelang pergantian tahun yang tinggal hitungan hari. Hemm...dari
pada pusing mikirin tanggal 21 December 2012 yang gagal kiamat, mending saya buat tulisan dengan harapan

bisa menambah informasi dan wawasan kita bersama . Langsung saja...

PENDAHULUAN
Metode magnetik merupakan salah satu cabang dari beberapa metode geofisika yang ada selain metode
seismik (refraksi dan refleksi), VLF, Resistivity, Ground Penetrating Radar, Gravity dan lainnya. Metode
geomagnetik atau lebih sering disebut dengan metode magnetik adalah metode geofisika yang digunakan untuk
mengidentifikasi kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang
diidentifikasikan oleh kerentanan sifat magnet dari batuan tersebut. Variasi intensitas magnetik di permukaan
bumi disebabkan oleh adanya variasi distribusi (anomali) benda yang termagnetisasi di bawaah permukaan
bumi, paramater intesitas magnetik adalah nano Tesla. Susceptibilitas itu apa ??, susceptibilitas adalah
merupakan harga (nilai) intentisat magnet batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat
kaitannya dengan kandungan (jeroan) mineral dan oksida besi. Gambar 1 Peta sebaran IGRF ( International
Geomagnetic Reference Field) yang merupakan nilai medan kemagnetan di tiap daerah berdasarkan letaknya
di bumi.

Gambar 1. Peta IGRF

*(Theory nya ga dicantumin mendalam yah , banyak turunan dan integral, nnti kalo ada pertanyaan

kesana langsung aja, hehehe )

Pengukuran/ Akuisisi Metode Magnetik

Pengukuran data magnetik ini menggunakan suatu alat yang disebut PPM (bukan BBM yah..hehe) atau
kepanjangannya Proton Precision Magnetometer (Gambar 2). Menggunakan alat ini akan didapatkan/diukur
data berupa data medan magnet utama bumi, variasimedan magnet bumi yang berhubungan dengan
kerentanan magnet batuan, medan magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas matahari, sehingga
untuk mendapatkan nilai medan magnetik di titik pengukuran dilakukan pengkoreksian data pengukuran
lapangan.

Untuk design survey pengukuran Metode Magnetik dapat dilakukan secara acak (spot-spot) ataupun dilakukan
dengan garis lurus yang berjejer, dengan misal panjang lintasan 1000 M, spasi (interval) antar titik adalah 10
Meter dan pengambilan data tiap titik pengukuran adalah 3 kali.

Satu set alat PPM (Proton Precision Magnetometer G-856).


Gambar 3. Pengukuran Magnetik

Nilai intensitasi magnetik pada titik pengukuran didapatkan dengan melakukan perhitungan yaitu nilai Medan
magnetik regional di area penelitian dikurangi dengan penjumlahan medan magnetik pengukuran + Variasi
Harian medan magnetik. Setelah proses pengukuran dan prosesing data dilakukan didapatkan suatu peta, yaitu
berupa peta sebaran intensitas medan magnet disuatu daerah penelitian (Gambar 4).

Gambar 4. Peta sebaran anomali medan magnetik after Reduction to Pole.

Interpretasi
Interpretasi metode magnetik adalah merupakan interpretasi yang ambigu jika data magnetik hanya berdiri
sendiri saja, tanpa adanya support data geofisika lainnya seperti data resistivitas atau IP, selain itu intensitas
anomali magnetik masih berupa data dipole, dimana masih dipengaruhi oleh medan magnet bumi utara dan
selatan.
Namun untuk case pada Gambar 4., yaitu merupakan contoh eksplorasi pasir besi di salah satu desa di
Bengkulu, dimana target nya adalah memperkirakan cakupan sebaran pasir besi.

Untuk Gambar 4, Merupakan data metode magnetik yang di ambil pada suatu daerah dengan target berupa
sebaran pasir besi. Data magnetik yang telah dilakukan pengolahan hingga reduksi ke kutub (Reduction to
pole). Dari data tersebut diinterpretasikan jika anomali yang berwarna merah (menunjukkan anomali medan
magnet tinggi) merupakan area sebaran pasir besi yang berada di pesisir pantai dengan nilai > 500 nT (data
telah dilakukan Reduction To Pole), area sebaran pasir besi pada boundary line berwarna kuning.

Untuk pengembangan eksplorasi lebih lanjut (sumber daya) harus dilakukan integrasi metode geomagnetik dan
geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger.

Salam,

Wijayaryputu
wijayaryputu

Posts: 4

Joined: Tue Dec 18, 2012 10:32 am

Anda mungkin juga menyukai