Anda di halaman 1dari 20

“ NUTRISI TUMBUHAN”

Tugas Terstruktur Mata Kuliah FISIOLOGI TUMBUHAN

Oleh,

KELOMPOK : VI

1. DINA LIANI HARAHAP (0310172067)


2. FATIMAH SIDDIQ (0310171034)
3. KHOLIDTUN NASHRIYAH (0310172053)
4. RAMADANI (0310173102)
5. SARMIA DEWI ASIH (0310173119)
6. SHAFIRA HANA MARSYAH (0310172083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

‫اار ِحيم‬ ِِ ‫الر ْح َم‬


َّ ِ‫ن‬ َّ ِ‫ْــــــــــــــــمِاﷲ‬
ِِ ‫ِبس‬

Alhamdulillahirrabil’alamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt


yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul materi “Nutrisi Tumbuhan dengan tepat waktu.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas wajib dari mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu
Ibu Khairuna, M.Pd yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari dosen dan seluruh pembaca, agar dapat dijadikan
pedoman perbaikan untuk selanjutnya.

Medan, 23 Juni 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3


2.1 Nutrisi Pada Tumbuhan ....................................................................................3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Mineral ................................6
2.3 Mekanisme Penyerapan Mineral (Apoplas, Simplas) .......................................7
A. Pengangkutan Ekstravaskuler.......................................................................8
B. Pengangkutan Intravaskuler .........................................................................9
2.4 Peranan Dan Gejala Defisiensi Mineral ...........................................................9
A. Peranan Unsur Mineral Dalam tumbuhan ...................................................9
B. Gejala Defisiensi Mineral...........................................................................11

BAB III PENUTUP ...............................................................................................16


3.1 Kesimpulan .....................................................................................................16
3.2 Saran ...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisme merupakan suatu sistem terbuka yang berhubungan dengan


lingkungannya melalui pertukaran energi dan materi secara terus menerus. Di
dalam aliran enrgi dan siklus yang mempertahankn ekosistem agar tetap hidup,
Tumbuhan dan autotrof-autotrof fotosintetik lainnya melakukan tahapan pokok
yaitu mentransfermasi senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Namun
demikian autotrofik todak berarti otonom.

Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk


melakukan fotosintesis. Namun untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga
memerlukan bahan mentah dalam bentu bahan-bahan anorganik seperti
karbondioksida, air dan berbagai mineral yang ada sebagai ion anorganik dalam
tanah. Melalui sistem akar dan sistem tunas yang saling menjalin suatu tumbuhan
memiliki jaringan kerja yang sangan ekstensif dengan lingkungannya, tanah dan
udara yang merupakan nutrien anorganik tumbuhan tersebut.

Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel-sel
untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai sumber
energi. Suplay dan arbsorbsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan untuk
proses pertumbuhan dan metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia yang
diperlukan oleh prganisme disebut nutrien (unsur hara). Mekanisme bagaimana
unsur hara dikonversi menjadi material seluler atau digunakan sebagai sumber
energi dikenal dengan proses metabolisme.

Istilah metabolisme mencakup berbagai reaksi yang terjadi pada sel hidup
untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan. Dengan demikian nutrisi
dan metabolisme mempunyai hubungan timbal balik. Pada dasarnya tumbuhan-
tumbuhan hijau sangat berbeda dengan manusia, binatang dan mikroorganisme
lainnya yang membutuhkan senyawa organik dari luar. Elemen esensial adalah
elemen yang harus ada agar siklus hidup yang normal dari organisme bisa terjadi

1
dan fungsinya tidak bisa diganti oleh senyawa kimia lainnya. Tambahan pula unsur-
unsur itu harus mencakup nutrisi sebagai bahan pokok untuk proses metabolisme
yang diperlukan dalam aktivitas enzim. Oleh karena itu pada makalah ini kami
mencoba membahas semmua yang berkenaan dengan nutrisi tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang muncul terhadap makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1. Apasajakah mineral yang dibutuhkan tumbuhan dan penyerapannya ?
2. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan mineral pada
tumbuhan ?
3. Bagaimana mekanisme penyerapan mineral (apoplas, simplas)?
4. Apasajakah peranan dan gejala defisiensi mineral ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah yang muncul pada makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui mineral yang dibutuhkan tumbuhan dan
penyerapannya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan mineral
pada tumbuhan
3. Untuk mengetahui mekanisme penyerapan mineral (apoplas, simplas).
4. Untuk mengetahui peranan dan gejala defisiensi mineral.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi Pada Tumbuhan


Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk
tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi,
tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau
yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah. Tanaman memerlukan sumber
nutrisi agar bisa tumbuh subur dan menghasilkan produk yang berkualitas untuk
digunakan makhluk hidup lainnya. Nutrisi tanaman terbagi dalam dua jenis, yaitu
makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dalam jumlah yang relatif
tinggi ketimbang unsur hara mikronutrient. Kandungan unsur hara makro pada
jaringan tanaman, seperti N, 1000 kali lebih besar daripada kandungan unsur hara
mikro Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsur hara makro yakni : C, H, O, N,
P, S, Ca, Mg, (Na, Si). Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah:
Fe, Mn, Zn, Mo, B, Cl.
Pembagian nutrisi tanaman atas makro dan mikronutrient bersifat relatif dan
kadang-kadang dalam kasus-kasus lainnya kandungan makronutrient dan
mikronutrient ternyata lebih mudah daripada yang tercantum diatas. Misalnya saja
kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata hampir sama atau sebanding dengan
kandungan unsur hara dari S atau Mg. Kandungan unsur hara mikro sering
melampui kebutuhan fisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Klorida juga
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi pada beberapa spesies tanaman yang
dibutuhkan pada proses fotosintetis.
Ditinjau dari segi fisiologis, sebetulnya cukup sulit untuk mengklasifikasikan
nutrisi tanaman dalam makronutrien dan mikronutrien, apabila dilihat dari
konsentrasi jaringan tanaman itu sendiri. Klasifikasi berdasarkan tingkah laku
biokimia dan fungsi fisiologis lebih sesuai. Ditinjau dari segi fisiologis nutrisi
tanaman dapat dibagi atas empat kelompok.

3
a) Kelompok pertama
Mencakup unsur-unsur pokok dari bahan organik tanaman yakni : C, H, O, N,
dan S. Karbon diperoleh dalam bentuk senyawa CO2 dari atmosfir dan bisa juga
dari senyawa HC3 dalam larutan tanah. Senyawa ini diasimilasikan oleh
karboksilase membentuk gugusan karboksilase baru. Proses asimilisasi C secara
simultan juga diikuti oleh proses asimilasi O, jadi tidak hanya C sendiri tetapi juga
CO2 atau HCO3. Hidrogen diambil dari air pada larutan tanah atau di bawah kondisi
atmosfir yang humid. Dalam proses fotosintetis H2O direduksi menjadi H
(fotolisis). Proses tansfer ini melalui beberapa proses dan menggunakan senyawa
organik yang menghasilkan reduksi nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +)
yang kemudian direduksi menjadi senyawa NADPH. Ini merupakan koenzim yang
sangat penting dalam proses reduksi-oksidasi, seperti NADPH dapat ditansfer
dalam bentuk H menjadi sejumlah senyawa yang berbeda-beda. Nitrogen
diperlukan tanaman dalam bentuk nitrat atau ion amonium dari larutan atau gas
N2dari atmosfir. Proses yang terakhir disebut Fiksasi molekular N2 dan melalui
beberapa organisme (Rhizobium, Actinomyces alni) yang bersimbiosis pada
tumbuhan tingkat tinggi.
Asimilasi N menjadi NO3- terjadi akibat proses reduksi dan proses
persenyawaan. Amonium -N dalam proses asimilasi juga melibatkan proses
persenyawaan. Proses Persenyawaan N dari molekul N2 tergantung pada proses
awal dari N2 menjadi NH3 yang selanjutnya dimetabolisme oleh proses
persenyawaan. Asimilasi sulfat (S) menjadi NO3 -N seperti pada reduksi
SO42- menjadi gugus -SH. Sulfur tidak saja diperoleh dari larutan tanah dalam
bentuk SO42- tetapi juga diabsorpsi dari SO2 dari atmosfir. Reaksi C,H,O,N,dan S
menjadi molekul merupakan proses metabolisme fisiologis yang sangat penting
bagi tumbuhan. Hal ini akan diuraikan secara mendalam. Dalam bagian ini hanya
disebutkan beberapa unsur pokok dari material organik tumbuhan yang diasimilasi
dalam reduksi fisiologis yang kompleks.

b) Kelompok kedua
Kelompok kedua adalah gugusan P, B, dan Si serta gugusan lainnya,
menunjukkan kesamaan tingkah laku biokimia, semuanya mengabsorbsi anion

4
organik atau zat asam. Dalam sel tumbuhan unsur-unsur ini dalam bentuk
bebas atau diabsorbsi tidak dalam bentuk difusi anion organik.

c) Kelompok ketiga
Selanjutnya kelompok ke tiga adalah K, Na, Mg, Mn, Cl. Kelompok ini
diambil dari larutan tanah dalam bentuk ion. Dalam sel tanaman ion-ion ini dalam
bentuk ion bebas atau dapat diadsorbsi dan menjadi ion tidak bebas yaitu dalam
bentuk anion organik, sebagai contoh penyerapan Ca2+oleh group karboksil dari
pektin. Magnesium juga terikat dengan kuat dalam molekul klorofil. Di sini
Mg2+ adalah dalam bentuk chelat yang diikat oleh ikatan kovalen maupun ikatan
koordinat ( akan diuraikan lebih lanjut pada hal selanjutnya).
Dalam hubungannya dengan Mg2+, elemen ini sangat erat dan mirip dengan
kriteria pada group keempat: Zn, Fe, Cu,Mo. Elemen ini secara umum berada
dalam bentuk chelat dalam tanaman. Pembagian antara group ketiga dan keempat
tidak secara jelas dapat dibagi-bagi untuk Mg2+, elemen Mn dan Ca2+ didalam
tanaman juga berada dalam bentuk chelat.

Tabel Klasifikasi Nutrisi Tanaman


Unsur Hara Penyerapan Fungsi Biokomia
Kelompok I Dalam bentuk CO2, Sumbangan utama dari bahan
C, H,O, N, S HCO3–, H2O,H2, organik.Unsur-unsur esensial dari
NO3-, NH4-N2,SO42- kelompok - kelompok atomik dalam
, SO2. Ion dalam proses enzimatik. Asimilasi oleh
larutan tanah, gas-gas reaksi melalui reaksi-reaksi oksidasi-
dari atmosfir. reduksi.

Kelompok II Dalam bentuk fosfat, Esterifikasi dengan kelompok


P , B, Si asam Borik/Borat, alkohol dalam tanaman. Ester – ester
Silikat berasal dari Fosfat terlibat dalam reaksi transport
larutan tanah. energi.

Kelompok III Dalam bentuk ion – Fungsi ion spesifik membentuk


K, Na, Mg, Mn, ion dari larutan tanah. potensial osmotik. Reaksi reaksi
Cl yang lebih spesifik melalui
konfirmasi protein enzim menjadi
siklus optimum (aktifitasi enzim).
Membatasi reaksi - reaksi
berpasangan. Menyeimbangkan
anion – anion yang dapat larut dan
yang tidak dapat larut.

5
Kelompok IV Dalam bentuk ion Sebagian besar berada dalam
Zn, Fe, Cu, chelate berasal dari chelate tergabung dalam kelompok
Mo larutan tanah prostetik. Memungkinkan transport
elektron melalui pertukaran valensi.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Mineral


Ada faktor yang dapat mempengaruhi pengangkutan/penyerpan mineral baik
secara pasif maupun aktif pada tumbuhan.
a) Suhu
Peningkatan suhu akan meniungkatkan kemampuan penyerapan sampai batas
suhu tertentu,dan setelah itu akan menurun. Peningkatan suhu juga dapat
meningkatkan respirasi, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan produksi
energy yang sangat diperlkukan dalam angkutanm aktif. Dilain pihak, suhu tinggi
dapat menimbulkan denaturasi protein enzim, sehingga secara tidak langsung akan
mempengaruhi penyerapan/angutan mineral.

b) Konsentrasi ion H+ (pH)


Perolehan lingkungan dari lingkungan tanaman sanagat dipengaruhi oleh
konsenbtrasi ion H+ ditempat mineral tersebut berada. Secara umum tumbuhan
lebih mudah menyerap mineral dari lingkungannya jika berada pada pH normal
yaitu antara 6,5-7.

c) Cahaya
Pengaruh cahaya tidaklah secara langsung.Cahaya penting untuk fotosintesis
dan selama proses fotosintesis dihasilkan energi (ATP) yang sangat dioperlukan
dalam angkutan aktif. Cahaya juga dapat mempengeruhi membukan dan
menutupnya stomata yang berkaitan dengan proses transpirasi, sehingtga
transpirasi yang meningkat akan meningkatan meningkatkan pengangkutan
mineralo melalui aliran masa.

d) Pengudaraan Tanah
Tanah dengan pengudaraan yang baik akan merangsang terjadinya respirasi
sel-sel akar sehingga akan ada cukup energy untuk angkutan aktif.

6
e) Interaksi
Ini ada kaitannya dengan pengikatan ion oleh binding site.Apabila binding site
untuk suatu ion sangat spesifik, maka penyerapan ion tersebut tidak akan
mengalami gangguan. Sebaliknya jika hanya ada satu binding site, maka untuk
beberapa macam ion akan terjadi kompetisi.

2.3 Mekanisme Penyerapan Mineral (Apoplas, Simplas)


Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar. Pengangkutan ini dilakukan
diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan
ekstravaskuler. kedua, air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam
tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk
ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.

7
a) Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di
antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.

1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup
dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara
difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari
suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.

2. Pengangkutan Simplas
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan
mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak
dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan in ,
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air
pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks,
endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut
keatas menuju batang dan daun.

8
b) Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan
intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai ke daun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis
sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa
kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel
penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak
dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.

2.4 Peranan Dan Gejala Defisiensi Mineral

a) Peranan unsur mineral dalam tumbuhan


Unsur-unsur mineral yang dibutuhkan tumbuhan dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Jenis dan peranan unsur-unsur
tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

1. Unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tumbuhan


Bentuk yang
Unsur tersedia bagi Fungsi utama
tumbuhan
Karbon (C) CO2 Komponen utama senyawa organik
tumbuhan.
Komponen utama senyawa organik
Oksigen (O) CO2
tumbuhan.

Hidrogen (H) H2O Komponen utama senyawa organik


tumbuhan.

Nitrogen (N) NO3- Penyusun asam amino, protein,


asam nukleat.
Penagktif enzim, pengendali
Kalium (K) K+ potensial tekanan osmosis.

9
Kalsium (Ca) Ca2+ Struktur dan permeabelitas sel,
struktur lamela tengah.

Fosfor (P) H2PO4-


Komponen ATP, asam nukleat.

Belerang (S) SO4-


Penyusun protein tertentu.

Penyusun klorofil, kofaktor berbagai


Magnesium Mg2+ enzim.
(Mg)

2. Unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan

Bentuk yang tersedia


Unsur Fungsi Utama
bagi tumbuhan

Besi (Fe) Fe3+ Sistem oksidasi sitokrom (SPE).

Boron (B) H2BO3- Tidak tentu, kemungkinan untuk


translokasi gula menembus selaput
sel.

Mn2+ Kofaktor enzim arginase.


Mangan (Mn)

Seng (Zn) Zu2+ Kofaktor enzim karbonat anhidrase.

Tembaga Cu2+ Berhubungan dengan sistem


(Cu) oksidasi tertentu, dan reduksi nitrat
menjadi amonia.

MOO42-
Untuk reduksi nitrat.
Molidebnum
(Mo)

10
Cl2+ Untuk reaksi fotosintesis yang
menghasilkan oksigen.
Klor (Cl)

Kofaktor enzim yang berfungsi


Ni2+
dalam metabolisme.
Nikel (Ni)

b) Gejala Difisiensi Mineral

Gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi


nutrient tersebut di dalam tumbuhan. Sebagai contoh defisiensi magnesium suatu
unsure penyusun kloropil, menyebabkan pengunungan daun atau klorosis. Pada
beberapa kasus hubungan antara suatu defiensi mineral dengan gejalanya tidak
sesederhana itu. Gejala defisiensi mineral tidak saja bergantung pada peranan
nutrien tersebut dalam tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitas di dalam
tumbuhan tersebut. Jika suatu nutrient bergerak agak bebas dari satu bagian
tumbuhan ke bagian yang lain,gejala defisiensi pertama kali akan muncul pada
organ yang lebih tua. Hal ini karena jaringan jaringan muda yang masih tumbuh
memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan jaringan tua untuk
menarik nutrient yang jumlahnya kurang. Tumbuhan yang kekurangan magnesium,

11
misalnya akan menunjukkan tanda-tanda klorosis pertama kali pada daunyang lebih
tua. Magnesium yang relative mobil dalam tumbuhan dialihkan dan diberikan
khusus untuk daun-daun yang lebih muda. Gejala defisiensi mineral sering kali
cukup jelas bagi seorang ahli fisiologi tumbuhan atau petani untuk mendiagnosis
penyebabnya.Salah satu cara yang memperkuat diagnosis mengenai suatu
defisiensi yang spesifik adalah dengan menganalisis kandungan mineral dari
tumbuhan tanah dimana tumbuhan tersebut tumbuh.
Salah satu cara untuk menjamin nutrisi mineral yang optimum adalah
dengan menanam tumbuhan secara hidroponik diatas larutan-larutannutrien yang
jumlahnya dapat diatur secara tepat.Hidroponik saat ini dilakukan secara komersial,
akan tetapi hanya dalam skala terbatas karena kebutuhan akan peralatan dan
gtenaga kerja membuat pertanian hidroponik masih relative lebih mahal ketimbang
penanaman tumbuhan di tanah.

1) Nitrogen (N)
Fungsi : merupakan komponen protein, enzim, asam nukleat, dan asam amino.

Gejala Defisiensi menyebabkan terjadinya klorosis pada daun, perlahan


kemudian berubah menjadi kering dan akhirnya rontok. Pada daun
muda akan memperlihat ciri yang kurang berkembang dibanding daun normal yaitu,
kaku,percabangannya tertahan karena dormasi tunas leteral yang berkepanjangan.
Pengurangan pemberian nitrogen, yang dikaitkan dengan pemberian K dan
P biasanya menghasilkan biji dan produksi buah yang efektif.

2) Fosfor (P)
Fungsi : terlibat dalam transfer energi ATP, ADP, asam nukleat, enzim, dan
struktur membran.
Gejala defisiensi: warna daun agak hijau gelap, jika defisiensi
berlanjut pembentukan daun menjadi tidak normal dan terbentuk bercak nekrosis.
Akumulasi senyawa antosianin pada bagian bawah daun sehingga berwarna ungu.
Batang menjadi pendek dan produksi tanaman turun.

12
3) Sulfur (S)
Fungsi: salah satu unsur penyusun protein, senyawa penyusun vitamin, terdapat
pada beberapa senyawa sekunder yang membentuk aroma mustard pada tanaman.
Defisiensi: klorosis pada daun muda

4) Potasium
Fungsi : unsur penting dalam proses enzimatik; sebagai aktivator enzim,
berperan dalam mengatur potensial osmotik sel, sebagai senyawa osmoregulator
berperan dalam pergerakan sel atau organ tumbuhan, mengatur keseimbangan
muatan dari anion-anion yang masuk/keluar sel.
Defisiensi : diawali dari daun tua yang berkembang menjadi klorosis diikuti
dengan nekrosis. Batang tanaman pendek dan lemah dan mudah terserang penyakit
(cendawan busuk akar).

5) Kalsium (Ca)
Fungsi Ca : memelihara permeliabilitas membran sel, memelihara
pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembekuan darah, mengatur aktifitas
kontraksi otot, serta ikut aktif dalam pemindahan impuls pada sel saraf.
Defisiensi : kalsium akan menyebabkan kerapuhan pada tulang dan gigi,
pembekuan darah yang lambat, serta kerja jantung yang tidak sempurna. Gejala
kekurangan kalsium adalah kelelahan (lemes) yang terjadi karena fungsi otot
kurang aktif.

6) Magnesium: Mg
Mg berperan dalam menentukan aktifitas enzim sebagai gugus aktif (gugus
prostetik) dalam sintesis protein dan respirasi sel. Defisiensi: adalah tulang daun
hijau, sedangkan bagian diantara tulang-tulang daun berwarna kuning dengan
bercak-bercak mati, muncul secara tiba-tiba. tepi daun menggulung.

7) Sulfur (S)
Sulfur dalam tanah berbentuk sulfat, tetapi sering juga dalam bentuk sulfur atau
besi sulfida (FeS, FeS2) yang sukar diserap oleh tumbuhan. Sulfur merupakan
bagian dari asam amino sistein, sistin dan metionin, yang merupakan komponen
protein dan beberapa senyawa aktif seperti glutation, biotin tiamin dan koenzim A.

13
Sulfur sering dalam bentuk gugus sulfihidril (-SH), yang membentuk bagian aktif
dari agen redoks dan pemindahan elektron.
Defisiensi sulfur jarang terjadi di alam. Apabila terjadi defisiensi sulfur,
gejalanya dikarakterisasi dengan timbulnya klorosis secara umum dan
menguningnya daun, biasanya diawali pada daun yang lebih muda, karena
mobilitas sulfur rendah.

8) Klor (Cl)
Klor berfungsi dalam pemecahan(oksidasi) air dalam fotosintesis,pembelahan
sel pada daun.Gejala defisiensi pada daun yaitu menurunnya pertumbuhan,
pelayuan,dan munculnya bercak klorosis serta nekrosis.Akibatnya daun berwarna
coklat tembaga dan akar menjadi pendek dan menebal.

9) Besi (Fe)
Besi diserap tanaman dalam jumlah tinggi,dibutuhkan dalam sintesis
klorofil,terlibat dalam kerja enzim khususnya reaksi redoks.Gejala defisiensi yaitu
pada daun muda mengalami klorosis,urat pokoknya berwarna hijau yang
khas,tangkai pendek dan pipih.

10) Seng (Zn)


Seng banyak digunakan dallam reaksi enzim,berperan sebagai aktivator.gejala
defesiensi yaitu bercak meluas,menyebar dengan cepat, biasanya meliputi daerah
antar urat daun dan akhirnya mencapai urat sekunder bahkan primer,daun tebal
tangkai beruas pendek.

11) Tembaga (Cu)


Tembaga terdapat pada beberapa enzim atau protein yang berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi.Gejala defisiensi yaitu daun muda layu tetap(efek ujung
terbakar) tanpa bercak atau gejala klorosis,daun tidak layu ,klorosis dengan atau
tanpa bercak jaringan mati tersebar di seluruh daun.

12) Nikel (Ni)


Peran secara spesifik belum diketahui,unsur ini baru miasukkan dalam hara
esensial,diduga merupakan komponen dari enzim urease dan hidrogenase. Ketika

14
nikel secara hati-hati dihilangkan dari larutan hara,tumbuhan menimbun banyak
sekali urea di ujung daunnya, sehingga muncul bercaak nekrosis.

13) Boron(B)
Boron berfungsi menjaga integritas sturktur dinding sel.berperan dalam
pemanjangan tabung kecambah polen.Gejala defisiensi yaitu struktur dinding sel
abnormal.Penghambatan pertumbuhan primer dan sekunder akar-akar pendek.

14) Silikon (Si)


Silikon berfungsi melindungi tumbuhan dari serangan penyakit dengan cara
memacu dan berinteraksi dengan senyawa fenolik.Gejala defisiensinya adalah
mudah terserang penyakit dan innfeksi jamur.

15) Mangan(Mn)
Mangan berperan dalam pengaktifan beberapa enzim.Gejala defisiensi yaitu
bercak-bercak mati tersebar pada pemukaan daun,pertulangan daun tetap
hijau,pengaruh terutama pada daun muda.

16) Molibdenum (Mo)


Merupakan komponen penting enzim yang berperan dalam asimilasi
nitrogen.Gejala defisiensi yaitu mirip dengan defisiensi nitrogen, yaitu daun
tumbuhan kelihatan seperti terpelintir.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahassn diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan dari
makalah ini yaitu :
 Nutrisi yang diperlukan oleh tumbuhan terdiri dari unsur mikronutrien dan
makronutrien.
 Faktor yang mempengaruhi pengangkutan mineral terdiri dari: Suhu,
Konsentrsi pH, Cahaya, Pengudaraan tanah, dan Interaksi.
 Mekanisme penyerapan mineral melalui dua pengangkutan yaitu :
 Pengangkutan Ekstravaskuler: Pengangkutan Apoplas dan Pengangkutan
Simplas.

 Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)


Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk
ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara
vertikal dari akar menuju batang sampai ke daun.

 Peraan unsure mineral pada tumbuhan terdiri dari mikro dan makro yang
memiliki fungsi masing-masing.
 Gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi
nutrient tersebut di dalam tumbuhan.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Nutrisi Tumbuhan.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami
selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 200. Biologi Jilid II. Jakarta:Erlangga.


Cottenie, A. Trace Elements In Agriculture And In The Environment. Laboratory
Of Analytical And Agrochemistry, Faculty Of Agriculture, State University
Of Ghent, Belgium. 1983.

Darmawan. Defisiensi N Menunjukkan Penguningan Pada Daun Tua (Klorosis) :


Jakarta 1982.

Dwidjoseputro.1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Gramedia.


Lahudin. Aspek Unsur Hara Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Universitas Sumatera
Utara: Medan 2007.

Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Setiaji, Surip P. Unsur Hara Esensial. Jakarta: Penebar Swadaya. 2006.

Sukartin, KJ dan Sitanggang, M... unsur hara esensial yang terkandung di dalam
tanah. Penebar swadaya 2005.

17

Anda mungkin juga menyukai