Anda di halaman 1dari 9

6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

utamiyulidagusnita

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS”


A. TEORITIS ANSIETAS

1. Pengertian Ansietas
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008). Ansietas atau
kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesi k yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan
secara interpersonal (Suliswati, 2005). Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan
atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang tidak jelas
dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

2. Tanda dan Gejala Ansietas


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain
sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, rasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus),
berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

3. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat
ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan,
sedang, berat dan panik.

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus.
penggunaan mereka.
Stimulasi sensori lebih
Untuk mengetahui meningkat dan membantu
lanjut, termasuk individucookie,
cara mengontrol memfokuskan
lihat di sini:perhatian untuk belajar, menyelesaikan
Kebijakan Cookie
masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut : Tutup dan terima
a. Respons sik
https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 1/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

– Ketegangan otot ringan


– Sadar akan lingkungan
– Rileks atau sedikit gelisah
– Penuh perhatian
– Rajin
b. Respon kognitif
– Lapang persepsi luas
– Terlihat tenang, percaya diri
– Perasaan gagal sedikit
– Waspada dan memperhatikan banyak hal
– Mempertimbangkan informasi
– Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional
– Perilaku otomatis
– Sedikit tidak sadar
– Aktivitas menyendiri
– Terstimulasi
– Tenang

2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda;
individu menjadi gugup atau agitasi.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon sik :
– Ketegangan otot sedang
– Tanda-tanda vital meningkat
– Pupil dilatasi, mulai berkeringat
– Sering mondar-mandir, memukul tangan
– Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
– Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
– Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif
– Lapang persepsi menurun
– Tidak perhatian secara selektif
– Fokus terhadap stimulus meningkat
– Rentang perhatian menurun
– Penyelesaian masalah menurun
– Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional
– Tidak nyaman
–Privasi
Mudah & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
tersinggung
penggunaan mereka.
– Kepercayaan diri goyah
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
– Tidak sabar
– Gembira Tutup dan terima

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 2/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons takut dan
distress.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons sik
– Ketegangan otot berat
– Hiperventilasi
– Kontak mata buruk
– Pengeluaran keringat meningkat
– Bicara cepat, nada suara tinggi
– Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
– Rahang menegang, mengertakan gigi
– Mondar-mandir, berteriak
– Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
– Lapang persepsi terbatas
– Proses berpikir terpecah-pecah
– Sulit berpikir
– Penyelesaian masalah buruk
– Tidak mampu mempertimbangkan informasi
– Hanya memerhatikan ancaman
– Preokupasi dengan pikiran sendiri
– Egosentris
c. Respons emosional
– Sangat cemas
– Agitasi
– Takut
– Bingung
– Merasa tidak adekuat
– Menarik diri
– Penyangkalan
– Ingin bebas

4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu
melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons sik
– Flight, ght, atau freeze
– Ketegangan otot sangat berat
– Agitasi motorik kasar
–Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
Pupil dilatasi
penggunaan mereka.
– Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
– Tidak dapat tidur
– Hormon stress dan neurotransmiter berkurang Tutup dan terima
– Wajah menyeringai, mulut ternganga

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 3/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

b. Respons kognitif
– Persepsi sangat sempit
– Pikiran tidak logis, terganggu
– Kepribadian kacau
– Tidak dapat menyelesaikan masalah
– Fokus pada pikiran sendiri
– Tidak rasional
– Sulit memahami stimulus eksternal
– Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
– Merasa terbebani
– Merasa tidak mampu, tidak berdaya
– Lepas kendali
– Mengamuk, putus asa
– Marah, sangat takut
– Mengharapkan hasil yang buruk
– Kaget, takut
– Lelah

4. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
1. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu
baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Kon ik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Kon ik antara id dan superego
atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan
menimbulkan kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap
ego.
5. Gangguan sik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas sik yang
dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam
berespon terhadap kon ik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga.
7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam berespons
terhadap kon ik dan mengatasi kecemasannya.
8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung benzodizepin,
karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
Privasi & neuron
aktivitas Cookie: Situs ini menggunakan
di otak cookie.jawab
yang bertanggung Dengan melanjutkan menggunakan
menghasilkan kecemasan. situs web ini, Anda setuju dengan
penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
5. Faktor presipitasi
Tutup dan
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya terima
kecemasan
(Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 4/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

1. Ancaman terhadap integritas sik. Ketegangan yang mengancam integritas sik yang meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme siologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan
biologis normal (misalnya : hamil).
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan,
kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian
terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas sik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan
kelompok, sosial budaya.

6. Sumber Koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan atau mengambil sumber koping
dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumber koping diantaranya adalah aset
ekonomi, kemampuan memecahkan masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi
sumber-sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi strategi koping yang efektif (Suliswati, 2005).

7. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor utama yang membuat
klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi,
mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan,
mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki,
merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati,
2005).
Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi.
Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin dicapai dengan
melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara
objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan kon ik dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara sik maupun psikologik untuk memindahkan seseorang dari
sumber stress.
c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan, mengganti tujuan, atau
mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi
masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan
ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai
penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal
berikut :
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien.
penggunaan mereka.
b.Untuk
Tingkat penggunaan
mengetahui mekanisme
lebih lanjut, pertahanan
termasuk cara mengontroldiri terebut
cookie, apa Kebijakan
lihat di sini: pengaruhnya
Cookie terhadap disorganisasi
kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien. Tutup dan terima
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 5/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

8. Penatalaksanaan Ansietas
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu
metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup sik (somatik), psikologik atau psikiatrik,
psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka.
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat
memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic
system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan sik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang
bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik ( sik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan
tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan
mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah
mengalami goncangan akibat stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk berpikir secara
rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi
faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam
menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.

B. ASKEP ANSIETAS
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
penggunaan mereka.
1.Untuk
Pengkajian
mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
Pengkajian ditujukan pada fungsi siologis dan perubahan perilaku melalui gejala atau mekanisme koping
Tutup
sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yangdan terima
perlu dikaji
pada klien yang mengalami ansietas adalah sebagai berikut :

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 6/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

a. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan siologis dan perilaku yang secara tidak
langunsg melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
b. Faktor predisposisi
c. Faktor presipitasi
d. Sumber koping
e. Mekanisme koping

2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas termasuk diagnosa keperawatan dalam klasi kasi The North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) (Nurjannah, 2004), faktor yang berhubungan :
a. Terpapar racun
b. Kon ik yang tidak disadari tentang nilai-nilai utama atau tujuan hidup.
c. Berhubungan dengan keturunan atau hereditas.
d. Kebutuhan tidak terpenuhi
e. Transmisi interpersonal
f. Krisis situasional atau maturasional
g. Ancaman kematian
h. Ancaman terhadap konsep diri
i. Stress
j. Substance abuse
k. Perubahan dalam : status peran, status kesehatan, pola interaksi.
l. Fungsi peran
m. Lingkungan status ekonomi
Sedangkan menurut Suliswati (2005), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan ansietas
adalah :
a. Panik berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal mengambil keputusan.
b. Kecemasan berat berhubung dengan kon ik perkawinan.
c. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan nansial.
d. Ketidakefektifan koping individu berhubung dengan kematian saudara.

3. Intervensi
Untuk menetukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu disusun NOC (Nursing Outcome Classi cation)
dan NIC (Nursing Intervensi Classi cation), adapun NOC dan NIC untuk ansietas, adalah sebagai berikut:
NOC (Nursing Outcome Classi cation)
Nursing Outcome Classi cation (NOC) pada ansietas terdiri dari ansietas kontrol dan mekanisme koping, yaitu
sebagai berikut :
Ansietas kontrol, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten), dengan
indikator :
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
a. Monitor intensitas kecemasan
penggunaan mereka.
b.Untuk
Menyikirkan tanda kecemasan
mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
c. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
d. Merencanakan strategi koping Tutup dan terima
e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 7/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

f. Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas


g. Melaporkan tidak adanya manifestasi sik dan kecemasan
h. Tidak adaa manifestasi perilaku kecemasan
Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten), dengan indikator :
a. Menunjukkan eksibilitas peran
b. Keluarga menunjukkan eksibilitas peran para anggotanya
c. Melibatkan angoota keluarga dalam membuat keputusan
d. Mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
e. Menunjukkan strategi penurunan stress
NIC (Nursing Intervensi Classi cation)
Nursing Intervensi Classi cation (NIC) pada klien yang mengalami ansietas, terdiri dari penurunan kecemasan
dan peningkatan koping, seperti pada uraian berikut :
Penurunan kecemasan
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi sik pada tingkat kecemasan.
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa takut
g. Sediakan akti tas untuk menurunkan ketegangan
h. Bantu pasien untuk mengidenti kasi situasi yang menciptakan cemas
i. Dukung penggunaan mekanisme defensive dengan cara yang teapt
j. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
k. Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
l. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
Peningkatan koping
a. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
b. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
d. Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan dan prognosis
e. Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
f. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
g. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
h. Bantu pasien untuk mengidenti kasi startegi postif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya
hidup atau perubahan peran.

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Tutup dan terima

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 8/9
6/25/2019 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA “ANSIETAS” | utamiyulidagusnita

Iklan

REPORT THIS AD

Entri ini ditulis di Tak Berkategori pada 3 Mei 2015


[https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/] .

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Tutup dan terima

https://utamiyulidagusnita.wordpress.com/2015/05/03/asuhan-keperawatan-jiwa-ansietas/ 9/9

Anda mungkin juga menyukai