Anda di halaman 1dari 14

ONTOLOGI SISTEM

(Hakikat Sistem, Ciri-ciri Sistem & Karakteristik Sistem)

Makalah ini diajukan sebagai Tugas Makalah pada Mata Kuliah Pendekatan
Sistem dalam Pendidikan

Disusun Oleh:

ANNISA

Program Studi/Semester:

MPI Murni/I

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Fachruddin Azmi, MA

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MURNI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 2
E. Medote Penulisan .................................................................................. 2
F. Ruang Lingkup ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sekilas Mengenai Ontologi, Epistimolgi dan Aksiologi ...................... 3
B. Defenisi Sistem...................................................................................... 4
C. Ciri-ciri Sistem ...................................................................................... 6
D. Karakteristik Sistem .............................................................................. 7
E. Pendidikan sebagai Sistem .................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori sistem dan pendekatan sistem makin lama makin memainkan


peranan penting dalam berbagai ilmu pengetahuan, termasuk juga dalam aspek
pendidikan. Dikalangan mayarakat yang berbudaya dan modern, sistem dan
metode pendidikan yang digunakan setaraf dengan kebutuhan atau tuntutan
aspirasinya. Sistem dan metode tersebut diorientasikan kepada efektivitas dan
efesiensi. Pada masyarakat awam mempergunakan sistem dan cara sederhana
sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka. Sistem mereka menitik beratkan pada
pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari, tanpa antisipasi orientasi ke masa
depan dan tanpa memikirkan efektivitas dan efesiensi. Sedangkan pada
masyarakat yang telah menduduki tingkat hidup post-industrial, seperti
masyarakat di beberapa Negara Barat atau di Negara Timur seperti
Jepang. Proses pendidikan mereka dilaksanakan dalam sistem organisasi
kelembagaan yang dikelola secara efektif dan efesien kearah tujuan yang
ditetapkan. Orientasinya diarahkan kepada pengembangan ilmu dan teknologi
canggih.

Dengan demikian, dalam membentuk sistem pendidikan di Indonesia


yang baik dan teratur, dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai hakikat sistem
sebelum mengimplementasikannya. Untuk itu, diperlukan pengkajian usaha
pendidikan sebagai suatu sistem. Makalah ini akan membahas mengenai Ontologi
Sistem, yang terdiri dari hakikat sistem, ciri-ciri dan karakteristik sistem dan
menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ontologi sistem?
2. Apakah pendidikan merupakan suatu sistem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ontologi sistem.
2. Untuk mengetahui pendidikan sebagai suatu sistem.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah bahan kajian oleh para civitas
academic dalam rangka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk
menambah referensi dalam pembelajaran pendekatan sistem dalam
pendidikan.
E. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bab yaitu, BAB I Pendahuluan, BAB II
Pembahasan yang membahas mengenai Ontologi Sistem Pendidikan, dan Bab
III Kesimpulan sekaligus penutup dari pembahasan makalah. Makalah ini
ditulis dengan menggunakan metode Library Research, yaitu membaca
berbagai macam buku yang berkenaan dengan pembahasan penelitian ini yang
berkenaan dengan pendekatan sistem dalam pendidikan.
F. Ruang Lingkup
Sistem merupakan pembahasan yang sangat luas, berdasarkan hal tersebut
adapun yang menjadi ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah ontologi
sistem yang terfokus pada hakikat atau defenisi sistem, ciri-ciri sistem dan
karakteristik sistem dalam konteks pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Mengenai Ontologi, Epistimolgi dan Aksiologi

Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari


bahasa Yunani. Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada
(yang ada)”. Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge
yaitu pengetahuan. Kata tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya
pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan. Dan kata Aksiologi
berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”. Ketiga kata tersebut
ditambah dengan kata “logos” berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori”.

Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam


nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi adalah ilmu
yang membahas secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang
benar. Sedangkan Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat
nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. 1

Ontologi juga didefenisikan sebagai suatu teori tentang metode pemberian


makna dari suatu objek, property suatu objek, serta relasi objek tersebut yang
terjadi suatu domain pengetahuan. Ontologi dapat digunakan untuk menerangkan
struktur suatu domain pengetahuan tertentu.2

Jadi, obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu
perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas
dalam semua bentuknya.

1
Bahrum, Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi, Sulesa, Volume 8 Nomor 2, 2013, hal
36.
2
Desi Windisari, Ontologi Sistem Penilaian E-Learning Berbasis Kompetensi, Forum
Teknik, Volume 34 Nomor 1, 2011, hal 39.
B. Defenisi Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema” yang berarti


keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan yang
berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur. Pada suatu
sistem terdapat beberapa sistem kecil (secondary system, subsystems).3 Selain itu,
bisa diartikan sekelompok elemen yang independen, namun saling terkait sebagai
satu kesatuan. Sistem terdiri atas struktur dan proses. Struktur sistem merupakan
unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan. Setiap sistem
merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri atas berbagai
sistem yang lebih kecil, yang disebut subsistem. Setiap sistem diciptakan untuk
menangani sesuatu yang berulang-ulang atau yang secara rutin terjadi.4

Ada banyak ahli yang memberikan defenisi tentang sistem, diantaranya:


1. Ludwig (1997) menyatakan sistem adalah seperangkat unsur yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu lingkungan tertentu.
2. A. Rapoport (1997) mendefenisikan sistem elemen yang saling berhubungan
untuk mencapai suatu tujuan.5
3. Karhi Nisjar, Sistem adalah suatu kumpulan (keseluruhan) elemen-elemen,
yang saling berinteraksi dan menuju ke arah pencapaian tujuan atau sararan-
sararan tertentu.6
4. Awad, memasukkan unsur rencana ke dalam sistem, sehingga sistem adalah
himpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan
sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Konontz dan O. Donnell, menyetakan sistem bukan wujud fisik, melainkan
ilmu pengetahuan yang terdiri atas fakta, prinsip, doktrin, dan sejenisnya.7

3
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal 69.
4
Rusdiana dan Moch. Irfan, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Pustaka Setia, 2014,
hal 28.
5
Eti Rochaety, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hal 2.
6
Karhi Nisjar & Winardi, Teori Sistem & Pendekatan Sistem dalam Bidang Manajemen,
Bandung: Mandar Maju: 1997, hal 64.
7
Syaefullah, Manajemen, hal 69.
6. Johnson (1978), sistem adalah suatu keterpaduan atau kebulatan yang
kompleks atau kombinasi dari berbagai bagian bersifat komples atau kesatuan
yang bulat.8

Sistem juga didefenisikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.9 Dari
definisi tersebut dapat diperinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu:

1. Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur.


2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.10
Dalam sistem terdapat hubungan antarsubsistem, yaitu:
1. Hubungan Fungsional, yaitu hubungan yang berkaitan dengan gerak fungsi
aktivitas.
2. Hubungan Timbal Balik, yaitu hubungan saling menguatkan dan memberi
masukan untuk pemenuhan kepentingan.
3. Hubungan Sinergitas, yaitu hubungan kerja antarbagian tertentu meskipun
tugas dan kewajiban yang berbeda.
4. Hubungan Umpan Balik, yaitu hubungan yang berkaitan dengan saling
melengkapi dan menyempurnakan kinerja.
5. Hubungan Sebab Akibat, yaitu adanya keterikatan antara aktivitas kegiatan
pendidikan dan hasil yang dicapai serta dengan dampak yang diterima.
6. Hubungan Normatif, yaitu hubungan yang berkaitan dengan peraturan yang
berlaku dan harus dipenuhi.11
Dengan demikian, sistem harus memenuhi unsur-unsur yang meliputi
komponen, relevansi, fakta, prinsip, doktrin, fungsi dan tujuan bersama. Unsur-

8
Syafaruddin dan Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan, Jakarta: Grasindo, 2004,
hal 15.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),
Jakarta: Prenadamedia Group, 2006, hal 49.
10
Rusdiana dan Moch. Irfan, Sistem Informasi Manajemen, hal 30.
11
Syaefullah, Manajemen, hal 70.
unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dan
lainnya, saling terkait atau saling mendukung dalam mencapai tujuan.

C. Ciri-ciri Sistem
Ada tiga ciri utama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memiliki tujuan
tertentu. Kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi
tertentu. Ketiga, untuk menggerakkan fungsi, suatu sistem harus ditunjang leh
berbagai komponen.12
1. Setiap Sistem Bertujuan
Setiap sistem pasti memiliki tujuan, karena tujuan ini yang nantinya akan
menggerakkan sistem tersebut. Misalnya dalam pendidikan, tujuan lembaga
pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
2. Setiap Sistem Memiliki Fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu, fungsi ini
nantinya akan terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan. Seperti
dalam pendidikan, agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan
secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi
kurikulum, fungsi bimbingan dan lain sebagainya.
3. Setiap Sistem Memiliki Komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki
komponen-komponen yang satu sama lain dan saling berhubungan.
Komponen- komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu
sistem. Contohnya dalam pendidikan, agar fungsi perencanaan pendidikan
dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi
administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan
komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru, dll. Agar
kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan,
isi/materi pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi
pembelajaran.

12
Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, hal 2.
D. Karakteristik Sistem
Karakteristik sistem menurut Edhi Sutanta (2003), yaitu sebagai berikut:13
1. Komponen (components)
Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan
sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak.
Komponen sistem disebut sebagai subsistem.
2. Batas (boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang
lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope
tinjauan terhadap sistem.
3. Lingkungan (environments)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem
lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya
lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga
keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan
diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan
ditiadakan.
4. Penghubung/antarmuka (interface)
Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen
sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan
antarkomponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana
setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.
5. Masukan (input)
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu
dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk
menghasilkan keluaran (output) yang berguna.
6. Pengolahan (processing)
Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama
mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para
pemakainya.

13
Rusdiana dan Moch. Irfan, Sistem Informasi Manajemen, hal 36.
7. Keluaran (output)
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk
keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
8. Sasaran (objectives) dan Tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar
mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
9. Kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan
peran dan fungsinya masing-masing.
10. Umpan balik (feed back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek
terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannnya pada
kondisi normal.
Tata Sutabri (2005) merincikan karakteristik sistem sebagai berikut:

Masukan Proses Keluaran

Mekanisme
pengendalian
Umpan
Balik

Tujuan

Batas Sistem Lingkungan


E. Pendidikan sebagai Sistem

UU SISDIKNAS Pasal 1 No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Sistem


Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Berangkat dari bunyi
pasal ini dapat diketahui bahwa pendidikan adalah sistem yang merupakan suatu
totalitas struktur yang terdiri dari komponen yang saling terkait dan secara
bersama menuju kepada tercapainya tujuan. Adapun komponen-komponen dalam
pendidikan nasional antara lain adalah lingkungan, sarana-prasarana, sumberdaya,
dan masyarakat. Komponen-komponen tersebut bekerja secara bersama-sama,
saling terkait dan mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan.

Di samping komponen-komponen tersebut pendidikan juga meliputi


aspek-aspek sistemik lainnya yaitu:

Isi Proses Tujuan

Implementasi dari aspek pendidikan isi adalah input (peserta didik)


sebagai obyek dalam pendidikan, sedangkan proses/transformasi merupakan
mesin yang akan mencetak anak didik sesuai yang diharapkan, dan tujuan
merupakan hasil akhir yang dicapai atau output. Perlu diketahui bahwa
proses/trasformasi dalam kerjanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
fasilitas, waktu, lingkungan, sumber daya, pendidik dan sebagainya, dimana
faktor tersebut sangat menentukan output. Oleh karena itu sebuah sistem
pendidikan perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan, karena lingkungan
mengandung sejumlah kendala bagi bekerjanya sistem (misalnya: keterbatasan
sumber daya). Untuk itu sistem pendidikan dituntut oleh lingkungan untuk
mengolah sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien.

Dengan demikian jelaslah bahwa makna pendidikan sebagai sistem adalah


seluruh komponen yang ada dalam pendidikan (seperti lingkungan, masyarakat,
sumber daya) dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan pendidikan
nasional, yang dalam implementasinya dapat dilihat dari aspek-aspek sistem yaitu
input-proses-output, dan hasil akhir dari output dapat memberikan umpan balik
terhadap input dan proses sehingga dapat diketahui hasil akhir tujuan
pendidikan.14

Kemudian untuk lebih jelasnya, sistem pendidikan adalah satu keseluruhan


yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan
yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. Faktor atau
unsur yang disistematisasikan adalah proses kegiatan pendidikan dalam upaya
mencapai tujuannya.15 Sistem pendidikan ini memiliki kegiatan yang cukup
kompleks, jika menginginkan pendidikan secara teratur, berbagai elemen
(komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali lebih dahulu
secara mandalam, sehingga dapat difungsikan dan dikembangkan. Permasalahan
dan kelemahan yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan juga perlu ditinjau
kembali, sehingga dapat menghasilkan keputusan dan upaya pengembangan
pendidikan secara menyeluruh, bertahap dan sekaligus, kegiatan inilah yang
dinamakan upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan dengan pendekatan
sistem.

14
Munirah, Sistem Pendidikan di Imdonesia, Auladuna, Volume 2 Nomor 2, 2015, hal 234.
15
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal 73.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan
secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sistem harus
memenuhi unsur-unsur yang meliputi komponen, relevansi, fakta, prinsip, doktrin,
fungsi dan tujuan bersama. Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya, saling terkait atau saling mendukung
dalam mencapai tujuan.
Ciri-ciri Sistem, yaitu setiap sistem itu memiliki tujuan, setiap sistem
memiliki fungsi, dan setiap sistem memiliki komponen. Sementara karakteristik
sistem yaitu memiliki 1) Komponen (components), 2) Batas (boundary), 3)
Lingkungan (environments), 4) Penghubung/antarmuka (interface), 5) Masukan
(input), 6) Pengolahan (processing), 7) Keluaran (output), 8) Sasaran (objectives)
dan Tujuan (goal), 9) Kendali (control), 10) Umpan balik (feed back).
Kemudian, pendidikan merupakan suatu sistem, karena meliputi berbagai
elemen (komponen) yang berkaitan satu sama lain dan memiliki fungsi masing-
masing yang bergerak untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal, efektif
dan efisien.
B. Saran
Dengan mengetahui bagaimana hakikat dari sistem dan memahami
pendekatan sistem pendidikan, diharapkan seluruh civitas akademik terutama
para manager dalam pendidikan untuk mengaplikasikan sistem dalam mengelola
pendidikan, agar pendidikan tersebut menjadi lebih teratur dan tujuan pendidikan
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Bahrum, Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi, Sulesa, Volume 8 Nomor 2,


2013.

Munirah, Sistem Pendidikan di Imdonesia, Auladuna, Volume 2 Nomor 2, 2015.

Nisjar. Karhi & Winardi, Teori Sistem & Pendekatan Sistem dalam Bidang
Manajemen, Bandung: Mandar Maju: 1997.

Rochaety. Eti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


2010.

Rusdiana dan Irfan. Moch, Sistem Informasi Manajemen, Bandung: Pustaka Setia,
2014.

Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Sanjaya. Wina, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,


2008.

Sanjaya. Wina, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),


Jakarta: Prenadamedia Group, 2006.

Syafaruddin dan Anzizhan, Sistem Pengambilan Keputusan, Jakarta: Grasindo,


2004.

Windisari. Desi, Ontologi Sistem Penilaian E-Learning Berbasis Kompetensi,


Forum Teknik, Volume 34 Nomor 1, 2011.

Anda mungkin juga menyukai