Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara.Bila AKI masih
tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu masih buruk. Sebaiknya bila AKI rendah
berarti pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Mortalitas dan morbiditas pada
wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara
miskin sekitar 25-35% wanita subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan.
Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda
pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari
580.000 pertahunnya ibu meninggal saat hamil atau bersalin di kawasan ASEAN
(Saifudin.2006)
Indonesia mempunyai AKI yang paling tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran
hidup (survey demografi dan kesehatan indonesia tahun 1997) sedangkan target
yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah 125/100.000 kelahiran hidup
(Saifudin.2006)
Adapun penyebab kematian ibu berkaitan langsung dengan
kehamilan,persalinan dan nifas di indonesia seperti halnya negara lain adalah
disebabkan “Trias Klasik” yaitu perdarahan (30-35%) infeksi (20-25%) abortus
(15-17%) hanya kematian ibu yang disebabkan penyakit yang memburuk akibat
kehamilan misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Saifudin.2006)
Asuhan kebidanan kehamilan normal di Provinsi Sumatera Selatan
merupakan hal yang paling umum dilaksanakan pada masa hamil,hmpir 85% ibu
hamil melakukan ANC di bidan,puskesmas,maupun rumah sakit.
Penyebab tingginya AKI dan AkB di Indonesia ada dua yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam
tiga T yakni terlambat mengambil keputusan,terlambat ke tempat rujukan serta
terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan serta kurang nya kunjungan
antenatal pada saat kehamilan,untuk penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia, seperti halnya di negara lain dalah perdarahan,infeksi dan eklampsia.
Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian,sebenarnya tercakup pula
kematian akibat abortus,terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 5% kematian
ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan misalnya
penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu-ibu yang
termasuk dalam lima terlalu yaitu terlalu muda,terlalu tua,terlalu banyak,terlalu
sering,serta terlalu dekat jaraknya,ini beresiko tinggi terhadap kematian
(Prawirohardjo.2006)
Di dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi
yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain,1400 perempuan
meninggal setiap hari atau lebih dar 500.000 perempuan meninggal karena
kehamilan dan persalinan. Di Indonesia 2 orang ibu emninggal setiap jam karena
kehamilan,persalinan,dan nifas (Prawirohardjo.2006)
Untuk itu pemerintah tengah mengupayakan program pelatihan para bidan
dan ibu-ibu hamil. Jika bidan kompeten dalam bidangnya,sedikitnya 50%
perdarahan akibat melahirkan bisa dicegah. Pelatihan itu juga dengan adanya
ANC oleh karena itu setelah dilakukan pengkajian di lahan praktek data yang di
ambil di Rumah Sakit Dr Ibnu Sutowo Baturaja pada kunjungan ante natal care
pada ibu hamil dengan abortus tahun 2015 mencapai 35% serta berdasarkan hasil
pengkajian angka kematian ibu dan bayi di masyarakat setempat masih sering
terjadi karena faktor kurangnya kunjungan antenatal care pada saat kehamilan
serta pendidikan yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas,penulis tertarik melakukan penelitian makalah
yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny S hamil 7 minggu dengan Abortus
Inkomplit di Ruang RRI Kebidanan RSUD Dr.Ibnu Sutowo”.

1.2 TUJUAN
1.2.1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ny S G2P1A0
hamil 7 minggu dengan Abortus Inkomplit di RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney dan
pendokumentasia secara SOAP.

1.2.2.Tujuan Khusus
1.Melakukan pengkajian data dasar pada Ny S G2P1A0 hamil 7
minggu dengan
Abortus inkomplit di ruang RRI Kebidanan RSUD Dr.Ibnu Sutowo
Baturaja tahun 2015.
2.Melakukan interpretasi data pada Ny S G2P1A0 hamil 7 minggu
dengan
Abortus inkomplit di RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2015.
3.Mengadakan diagnosa dengan masalah potensial pada Ny S G2P1A0
hamil 7
minggu dengan Abortus Inkomplit di ruang RRI Kebidanan RSUD
Dr.Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2015.
4.Mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada Ny S
G2P1A0 hamil 7
minggu dengan Abortus Inkomplit di ruang RRI Kebidanan RSUD
Dr.Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2015.
5.Dapat menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny S G2P1A0
hamil 7 minggu
Dengan Abortus Inkomplit di ruang RRI Kebidanan RSUD Dr.Ibnu
Sutowo Baturaja tahun 2015.
6.Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny S G2P1A0 hamil 7
minggu
Dengan Abortus Inkomplit di ruang RRI Kebidanan RSUD Dr.Ibnu
Sutowo Baturaja tahun 2015.

1.3 METODOLOGI
Pada pembuatan laporan ini, penulis menggunakan metode Asuhan
Kebidanan dengan melakukan asuhan sesuai langkah Varney. Serta melakukan
pendokumentasian dengan metode SOAP.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Asuhan Kebidanan pada Ny”Y” G2P1A0 hamil 7 minggu dengan Abortus
inkomplit di ruang RRI Kebidanan yang dilakukan pada tanggal 4 November
2015
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)


pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal Hal : 145).

Keguguran adalah dikeluarkannya hasil kontrasepsi sebelum mampu hidup


di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil
kurang dari 28 minggu.
(Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, hal :
214)
Abortus Inkomplit adalah janin kemungkinan sudah keluar bersama-sama
dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-10, tetapi sesudah
usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. Bila
plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus maka bisa menimbulkan
perdarahan.
(Obstetri Williams, Edisi 18, hal 581-582)
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kondisi
servikalis.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 148)
Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.
(Ilmu Kebidanan, hal : 307

2.2 ETIOLOGI/PENYEBAB ABORTUS INKOMPLIT

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah
atau sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam
keadaan masih hidup. Hal ini dapat disebabkan :
2.2.1 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai
berikut :
1) Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan yang tidak sempurna, bila lingkungan di endometrium sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada
hasil konsepsi terganggu.
3) Pengaruh dari luar, radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya. Dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2.2.2 Kelainan pada plasenta


1) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
2) Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes mellitus.
3) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.

2.2.3 Penyakit ibu


Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium
dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian
janin dan kemudia terjadi abortus, anemia berat, keracunan, laparatomi, peri
tonisis ummu dan penyakit menahun.

2.2.4 Keadaan traktus genetalis


Retroversion uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus, tetapi harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravid inkaserata atau
mioma submukosum yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus adalah
dalam trimester II adalah serviks inkomplit yang dapat disebabkan oleh kehamilan
bawaan pada serviks, dilatasi serviks atau robekan serviks uteri yang tidak dijahit.
2.3 PATOFISIOLOGI dan GAMBARAN KLINIS

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh


jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga terjadi kekurangan
oksigen. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha
untuk mengeluarkan dengan berkontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi
secara spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal sehingga dapat
menyebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu keguguran memberi gejala
umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan dan disertai
pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua, diikuti oleh nekrosis
jaringan sekitarnya, kemudian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada
kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili
korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan kehamilan 8-14
minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan
tertinggal, karena itu banyak terjadi perdarahan, (Mochtar R, 1998).
Gambaran klinis abortus inkomplit yaitu, pada pemeriksaan dapat dijumpai
gambaran sebagai berikut:
1) Kanalis servikalis terbuka.
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis
3) Dengan pemeriksaan inspekulum perdarahan bertambah.

2.4 KOMPLIKASI ABORTUS

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi


dan syok :
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperrentrofleksi.
c. Infeksi
Pada abortus septic virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke
miometrium, tuba, parametrium dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar
lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis dan kemungkinan diikuti
oleh syok.
d. Syok
Pada abortus biasanya terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat.

2.5 TANDA GEJALA DAN KLASIFIKASI

2.5.1 Diagnosis abortus diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut:


a. Terdapat keterlambatan datang bulan
b. Terjadi perdarahan
c. Disertai sakit perut
d. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
e. Pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negative.

2.5.2 Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi :


a. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan.
b. Pemeriksaan fundus uteri
c. Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai umur kehamilan.
d. Tinggi dan besarnya sudah mengecil.
e. Fundus uteri tidak teraba diatas sympisis.

2.5.3 Pemeriksaan dalam :


1) Serviks uteri masih tertutup
2) Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi
dalam kavum uteri pada kanalis servikalis
3) Besarnya rahim (uterus) telah mengecil
4) Konsistensinya lunak
5) Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita anemia, PID,
gejala abortus atau keluhan nyeri tidak biasanya.

Klasifikasi Abortus menurut Mochtar terbagi dua, yaitu :


a. Abortus spontan
Abortus spontan yang terjadi dengan tidak diketahui faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
atau terjadi tanpa unsur tindakan diluar dan dengan kekuatan sendiri.
Dimana abortus spontan dapat dibagi atas :
1) Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong.
2) Abortus insipiens adalah keguguran yang sedang berlangsung dengan
ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, pada abortus insipiens
kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
3) Abortus inkomplit adalah keguguran bersisa artinya pengeluaran sebagian
konsepsi pada kehamilan sebelum 22 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus.
4) Abortus imminens adalah keguguran dimana keluarnya fetus masih dapat
dipertahankan atau dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal
dan anti pasmodika serta istirahat.
5) Missed Abortion (keguguran tertunda) adalah keadaan dimana janin telah
mati sebelum minggu ke 22, tetapi tertahan didalam rahim selama 2 bulan
atau lebih setelah janin mati.
6) Abortus habitualis adalah keguguran berulang dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
7) Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genetalia
sedangkan abortus septic adalah abortus infeksiosus berat disertai
penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau
peritoneum.

b. Abortus provokatus (induced abortion)


Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
dengan alat, abortus ini dibagi menjadi sebagai berikut :
1) Abortus medisinalis
Adalah abortus karena berdasarkan indikasi medis, dengan alasan bila ke
hamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu, biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter.

2) Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.

Selain itu berikut ini adalah gejala klinis dari abortus :


No. ABORTUS GEJALA KLINIS
1 Abortus inkomplit
1. Amenorhea
2. Sakit perut (kram / nyeri perut bagian
bawah)
3. Mules-mules
4. Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah
beku)
5. Perdarahan bisa sedikit atau banyak
6. Sudah ada keluar fetus atau jaringan
7. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran
jaringan perdarahan berlangsung terus.
8. Pada VT untuk abortus yang baru tejadi
didapati serviks terbuka, kadang-kadang
dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam
kanalis servikalis atau kavum uteri.
2 Abortus imminens
1. Perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa
disertain kontraksi.
2. Serviks masih tertutup jika janin masih
hidup, umumnya dapat bertahan sampai
kehamilan aterm dan lahir normal.
3 Abortus insipiens1. Perdarahan pervagianam, dengan kontraksi
makin lama makin kuat dan makin sering.
2. Serviks terbuka.
3. Hasil konsepsi masih dalam rahim.
4 Abortus 1. Nyeri yang hebat.
kompletus 2. Jaringan hasil konsepsi keluar semua.
3. Perdarahan sedikit.
4. OUE telah menutup
5. Uterus mengecil.

5 Missed abortion 1. Hipofibrinogenik gangguan penjendalan /


koagulasi darah. Dengan pemeriksaan
CTBT (clothing time-bleeding time) akan
memanjang.
2.6 PROSEDUR CURRETAGE

Sebelum melakukan curretage ada beberapa persiapan yaitu :

A. Persiapan sebelum kuretase


a. Persiapan pasien :
1. Pasien telah puasa 6 jam yang lalu.
2. Lakukanlah pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, pernapasan.
3. Pasanglah cairan infus sebagai profilaksis.

b. Persiapan alat-alat kuretase:


Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak instrument
dalam keadaan seteril, yang berisi :
1. Spekulum 2 buah
2. Sonde (penduga) uterus
3. Cunam muzeux/cunam porsio
4. Berbagai ukuran dilatators Hegar
5. Berbagai macam ukuran sendok kerokan (kuret)
6. Pinset dan klem
7. Kain steril, dan sarung tangan 2 pasang.
c. Pasien di tidurkan dalam posisi litotomi.
d. Pada umumnya di perlukan anastesi infiltrasi local atau umum secara
intravena.

B. Teknik Kuretase

1. Tentukan letak rahim : Yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam. Alat


– alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung
karena itu memasukkan alat – alat ini harus disesuaikan dengan letak
rahim. Gunanya supaya jangan terjadi salah arah (fase route) dan perforasi.
2. Penduga rahim : Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan
tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya adalah, setelah
ujung sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan
diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu
baca berapa cm dalamnya rahim.
3. Dilatasi : Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukan sendok
kuret. Lakukanlah terlebih dahulu dilatasi dengan dilatator. Peganglah busi
seperti memegang pensil dan masukanlah hati-hati sesuai letak rahim.
4. Kuretase : Untuk melakukan kerokan biasanya mulailah di bagian tengah.
Pakailah sendok kuret yang tajam(ada tanda bergerigi) karena lebih efektif
dan lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim
dalam(seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan demikian kita tahu bersih
atau tidaknya hasil kerokan.
5. Perhatian : Memegang, mamasukkan dan menarik alat – alat haruslah
hati – hati. Lakukanlah dengan lembut sesuai dengan arah dan letak rahim
(Harnawatiaj, 2008).
BAB III

KEADAAN UMUM TEMPAT PRAKTIK

A.Sejarah RSUD H.IBNU SUTOWO BATURAJA

Rumah sakit umum daerah dr ibnu sutowo baturaja d bangun tahun 1963,
pada zaman pemerintahan kolonial belanda. Dengan kesepakatan 13 marga dan di
bangun dari hasil pungutan pracukai. Dipimpin oleh seorang dokter belanda dr.
Josi (rs. Pringsewu) tahun 1948 datang kerumah sakit charitas palembang.
Kemudian beliau ke rs budiman (sekarang menjadi rsis) selama 3 tahun (s/d tahun
1951).

Gambaran umum RSUD dr ibnu sutowo baturaja

Pusat rujukan kesehatan kabupaten ogan komering ulu.


1. Diresmikan menjadi fasilitaspelayanan kesehatan 24 oktober 1987.
2. Ditetapkan menjadi kelas ‘c’ januari 1993.
3. 3,4.-4 jam menuju rs provinsi.
4. Luas area : 17.336,75 m.
5. Luas bangunan : 8,269,94 m
6. Prasarana rumah sakit
- PAM : 98 M3 /JAM
- PLN : 108,240M3/JAM
- GENSET : 153 M3/JAM
- Incinirator/ mesin pembaakaraan sampah : 0,75 m3
- Luas area : 17.336,75 m
- Luas bangunan : 8,269,94 m

Visi ,misi, dan motto rsud ibnu sutowo baturaja

VISI:

Menjadikan rumah sakit yang bermutu,profesional, aman, nyaman berorientasi


kepada kepuasan pelanggan
Misi

1. Memberikan pelayanan cepat, tepat, aman dan nyaman terjangkau


oleh masyaraakat
2. Meningkatkan profesional sumber daya manusia (SDM)
3. Mengupayakan tingkat kesejahteraan karyawan yang lebih baik
4. Mewujudkan rumah sakit yang asri,bersih, dan peduli lingkungan

Moto: melayani dengan sepenuh hati

Nama nama direktur rsud ibnu sutoowo baturaja sejak d resmikan

No Nama Tahun

1 Dr. Klien hoffe -

2 Kasmir ART -

3 R. soetiardjo. ART -

4 Oey eng yaw ART 1954

5 Dr. Tjoe phohan 1960

6 Dr. Kwee feng kwee (dr.hardi winoto) 1965

7 Dr. Tristiastihardiwinoto 1966

8 Dr. Suhartini 1986

9 Dr. Suriadi suparman 1973

10 Dr. Djunaeidi tjokowerdjo 1977

11 Dr. Nasrin kidim 1979

12 Dr. H.m.ali indra hanafiah 1981

13 Dr. H rusli 1985

14 Dr. H abdullah.SpA 1990

15 Dr. H. Hafis usman SpOG 2000

16 Dr. H. Ali indra hanafiah, MARS 2004


17 Dr. Hj. Herwati abdullah SpM 2007

18 Dr. H abdullah rahman 2010

19 Dr. H surya chandra,SpPD 2011

20 Dr. H harseno 2012

21 Dr. Rynna D Rahman Sekarang

Data pegawai berdasarkan golongan

No Gol/ ruang PNS CPNS Jumlah

1 Pembina utama muda 1 0 1


IV/c

2 Pembina tingkat I.IV/b 5 0 5

3 Pembina IV/a 4 0 4

4 Penata tingkat I.III/d 30 0 30

5 Penata II/c 34 0 34

6 Penata muda tingkat, 52 4 56


I.III/a

7 Penata muda III/a 31 7 38

8 Pengatur tingkat I.II/d 40 0 40

9 Pengatur II/c 46 18 64

10 Pengatur tingkat I.II/b 6 0 6

11 Pengatur muda I.II/d 9 0 9

12 Juru tingkat I.I/c 1 0 1

13 Juru I/c 2 1 3

Jumlah 261 30 291


BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” G2P1A0 HAMIL 7 MINGGU


DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG RRI KEBIDANAN RSUD
DR IBNU SUTOWO TAHUN 2015

Tanggal MRS : 4 November 2015

Tanggal & jam pengkajian : 4 November 2015/ 09.20 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
a. BIODATA
ISTRI SUAMI
Nama : Ny.Sarinah Nama : Tn.Joni
Agustian
Umur : 32 tahun Umur : 36 tahun
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Kary.Swasta
Suku : Ogan Suku : Ogan
Alamat : Rss Holindo Baturaja
B. ANAMNESA

KELUHAN UTAMA

Ibu MRS tanggal 4 November 2015 jam 09.20 WIB, ibu mengaku Hamil
anak ke 2 . Ibu mengatakan Hamil 7 minggu dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah dengan pendarahan pervaginam sejak 1 hari yang lalu.

1. RIWAYAT OBSTETRIK

1.riwayat menstruasi

a. Menarche umur : 13 tahun


b. Haid : teratur
c. Siklus : 28 hari

d. disminore : tidak

e. Flour albus : tidak

2. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT (jika lupa hamilo berapa bulan ) :25-09-2015

Tapsiran Persalinan : 02-07-2016

Gerakan Janin :-

Tanda –tanda bahaya : Perdarahan Pervaginam

Imunisasi TT(tetanus toksoid) :-

ANC : 1x

3.Riwayat Kehamilan,Persalinan,Dan Nifas Yang Lalu

No Thn Jenis Penolong Tempat JK BB Komplikasi Ket


persalinan lahir

1. 2012 spontan Bidan RB LK 3100 - -

2. ini
4.Riwayat Kontrasepsi

Jenis Kontrasepsi : tidak pernah berkb

Alasan berhenti : Ingin Punya anak lagi

5.RIWAYAT PERKAWINAN

Status Perkawinan : Kawin

Usia : 27 th

6.RIWAYAT KESEHATAN

Ibu dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit menular (TBC,


HIV/AIDS, PMS, HEPATITISdll), penyakit menahun (Asma, Typoid, ,Dm dll).

7.RIWAYAT PSIKOSIAL SPRITUAL

a.Hubungan dengan keluarga : akrab

b.respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : senang

c.Dukungan Keluarga : mendukung

d.Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

e.Tempat dan petugas yang dinginkan untuk bersalin : rumah sakit

Pola kehidupan sehari- Sebelum hamil Hamil sekarang


hari

Pola Nutrisi

a.frekuensi 3 x sehari 3xsehari

b.komposisi Nasi ,sayur, lauk pauk, Nasi,sayur,buah,laukpauk,susu


buah
c.suplemen Tidak ada
Tidak ada
Kebiasaan merokok , Tidak ada Tidak ada
jamu dan obat-obatn

Pola seksual 3xseminggu 1xseminggu

Pola istirahat

a.tidur siang 1 jam 2 jam

b.tidur malam 7 jam 7 jam

c.keluhan Tidak ada Tidak ada

Pola eliminasi

a.BAB

Frekuensi 1xsehari 1xsehari

Konsistensi Lunak Lunak

b.BAK

frekuensi 4xsehari 6xsehari

konsistensi Cair Cair

keluhan Tidak ada Tidak ada


C. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 RR :
23x/mnt
P : 78 x/mnt T : 360C
d. Tinggi badan : 162 cm
e. Berat badan : 59 kg
f. LILA : 25 cm

2. PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala : bersih
 Muka : tidak ada oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
 Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih
(tidak ikterik)
 Hidung : tidak ada polip
 Telinga : bersih
 Mulut : tidak ada caries,bersih
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Dada : simetris, tidak ada kelainan,tidak ada
benjolan
 Puting susu : menonjol
 Colostrum : belum keluar
 Abdomen :
 Leopold I : ballotement
 Leopold II : belum teraba
 Leopold III : belum teraba
 Leopold IV : belum teraba
 TBJ :-
 DJJ :-
 Frekuensi :-
 Genetalia
Genetalia Eksterna : tidak ada varises, bersih
 Ektremitas
Simetris : ya
Oedem : tidak
Varises : tidak ada
Refleks patella : kanan : + , kiri : +

3.PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Laboratorium : Golongan darah :B ,HB = 11 gr%


- USG : di lakukan

II. ANALISA
Diagnosa : G2P1A0 Hamil 7 minggu JTH Ballotemen dengan Abortus
Inkomplit
Masalah : Perdarahan Pervaginam,nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : 1. Observasi KU dan TTV
2. KIE persiapan curretage

III. PENATALAKSANAAN
- Melakukan observasi tanda-tanda vital
KU:baik,TD:110/80mmhg,RR:23x/mnt,P:78x/mnt,T:36 ,
pendarahan (+).
- Melakukan pemasangan IUFD RL gtt 25 x/mnt.
- Telah dilakukan tindakan USG dengan hasil : Dead Conceptus
(janin telah meninggal).
- Menjelaskan kepada ibu bahwa janin telah meninggal dan telah
keluar sebagian dan sebagian masih tertinggal di rahim sehingga
harus dilakukan curratage
- Motivasi ibu dan keluarga untuk dilakukan nya curretage
- Memberitahu ibu untuk puasa sebelum dilakukan curretage
- Bidan berkolaborasi dengan dokter SPOG, merencanakan tindakan
curratage pada tanggal 05-11-2015.
- Pemberian obat injeksi yang di instruksikan oleh dokter SPOG
- Mobilisasi pasien ke ruang perawatan.
- Pasien bedrest total.
- Memberikan terapi oral jika pasien diperbolehkan pulang
IV. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Jam Catatan Perkembangan

09.20 S : Melakukan observasi tanda-tanda vital


O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :100/60 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : - Observasi TTV
- Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt
-Melakukan pemeriksaan USG dengan
hasil dead conseptus (janin telah
meninggal) dan
telah keluar sebagian dan sebagian
masih tertinggal di rahim

10.40 S : Melakukan observasi tanda-tanda vital

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :100/70 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt

A : Masalah belum teratasi


P : - Observasi TTV
-Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt

13.20 S : Melakukan observasi tanda-tanda vital

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :120870 mmhg
T : 37 C
N : 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : - Observasi TTV
- Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt

-Skin test inj antibiotik ceftriaxone

14.05
S : Melakukan observasi tanda-tanda vital

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :120870 mmhg
T : 37 C
N : 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : - Observasi TTV
-Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt
-Injeksi obat : Ceftriaxone 1 vial
Ondansetron 1 amp
17.20 S : Melakukan observasi tanda-tanda vital

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :120/70 mmhg
T : 37 C
N : 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : - Observasi TTV
-Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt

S : Melakukan observasi tanda-tanda vital


20.00
O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :120/70 mmhg
T : 37 C
N : 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : - Observasi TTV
-Terpasang IUFD RL gtt 25 x/mnt
-Injeksi
Cefriaxone secara Iv

00.00 Pasien puasa untuk curretage besok

09.30 S : Melakukan observasi TTV dan persiapan


curretage

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :110/70 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : - observasi TTV
- Persiapan untuk curretage

09.55 S : Melakukan curretage oleh dr.Kurnia


Meity Isasari,S.POG

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :110/70 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt

A : Melakukan curretage

P : - dokter telah selesai melakukan


curratage
- Observasi TTV
-Terpasang IUFD RL gtt 25x/mnt

10.50 S : dokter telah selesai melakukan curretage

O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :110/80 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah sudah teratasi
P : - Observasi TTV
- IUFD RL gtt 25x/mnt drip keterolac
- Anjurkan ibu istirahat

S : Observasi post curretage


11.30 O : KU : baik
Kes : composmentis
TTV : TD :110/80 mmhg
T : 36 C
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
A : Masalah sudah teratasi
P : - Observasi TTV
- IUFD RL gtt 25x/mnt
-Pasien bedrest

S : Observasi KU
O : KU : baik
12.30 Kes : composmentis

TTV : TD :110/80 mmhg


T : 36 C
N :79 x/mnt
RR : 23 x/mnt
P : - Observasi TTV

-Pasien diperbolehkan makan dan minum

-Pasien bedrest
21.30 S : Observasi KU dan TTV
O : KU : baik
Kes : composmentis

TTV : TD :110/80 mmhg


T : 36 C
N :79 x/mnt
RR : 23 x/mnt
P : - Observasi TTV

-Injeksi

Ceftriaxone secara IV

Gentamycin secara IV

-Pasien bedrest

09.00
S : Observasi KU dan TTV
O : KU : baik
Kes : composmentis

TTV : TD :110/80 mmhg


T : 36 C
N :79 x/mnt
RR : 23 x/mnt
P : - Observasi TTV
-Pasien diperbolehkan pulang karena ku :
baik
-Memberikan terapi obat oral
Asam mefenamat 3x1
Vit C 1x1
Amoxillin 3x1
BAB V

PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian penulis membandingkan tinjauan hasil pelaksanaan
asuhan kebidanan kasus abortus inkomplit pada Ny “S” dengan tinjauan pustaka.
Manajemen asuhan kebidanan dilaksanakan Di Rumah Sakit Dr.Ibnu Sutowo
Baturaja, dari tanggal 04 S/D 05 November. Pendekatan dalam studi kasus ini
dilaksanakan berdasarkan 7 langkah manajemen kebidanan yang selanjutnya di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Dari pengumpulan data pada Ny “S” G2P1A0 hamil 7 minggu dengan
abortus inkomplit memberikan pelayanan dan menganjurkan ibu untuk dilakukan
nya tindakan curretage agar tidah ada lagi sisa janin yang tertinggal di dalam
rahim agar tidak terjadi perdarahan lagi.
Didapatkan dari hasil data objektif adalah TD
:110/80mmHg,RR:23x/mnt,T: 360C,P:78x/mnt,dan BB:59 kg. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan golongan darah B dan HB : 11 gr%.
Setelah melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan kejanggalan
antara penatalaksanaan pada Ny”S” dengan abortus inkomplit di dalam teori dan
di lapangan. Ny”S” mendapatkan tindakan Bedrest total dan tindakan curretage.
Oleh karena itu,kebutuhan yang diberikan adalah mengobservasi keadaan
umum dan tanda-tanda vital ibi,dan KIE persiapan curretage. Sebelum dilakukan
curretage ibu diberikan terapi obat injeksi ceftriaxone,ondansetron
gentamycin,memberikan dukungan psikologis terhadap ibu yang akan dilakukan
tindakan curretage. Ketika Ny”S” di nyatakan boleh pulang, bidan kolaborasi
dengan dokter memberikan teraphy obat oral Asam mefenamat 3x1 tablet,Vit c
1x1,dan Amoxillin 3x1.
Pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny “S” G2P1A0
dengan Abortus Inkomplit sudah sesuai dengan asuhan pelayanan kebidanan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran
untuk memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang abortus inkomplit.

A.Kesimpulan :
1. Dalam pengkajian penelitian diawali dengan pengumpulan data melalui
anamnesa meliputi identifikasi identitas pasien, Riwayat perkawinan,
Riwayat Kesehatan, Riwayat Obsetrik, Riwayat Kehamilan,Persalinan Dan
Nifas yang lalu,Riwayat
Kehamilan Sekarang,Riwayat Kontrasepsi,dan Riwayat Psikososial.

2. Dalam menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan ditunjang oleh


beberapa data, baik subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil
pengkajian yang dilakukan langsung kepada pasien.

3. Pada kasus Ny “S” dengan Abortus Inkomplit dilakukan tindakan


kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian cairan infus,obat injeksi
dan obat oral maupun tindakan yang lainnya.

4. Perencanaan tindakan pada Ny”S” dengan abortus inkomplit adalah dengan


kuretase dan pemberian obat oral yaitu, Asam mefenamat dan
Clindamicin.

5. Berdasarkan studi kasus pada Ny “S” dengan abortus inkomplit tidak


ditemukan hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh
karena itu bila dibandingkan secara garis besar tidak ditemukan
kejanggalan.
6. Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “S” G2P1A0 dengan
abortus inkomplit secara sistematis sesuai dengan pelayanan kebidanan
yang ada.

7. Dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “S” tidak ada


perbedaan antara teori dan praktek yang telah dilaksanakan di RSUD
Dr.Ibnu Sutowo Baturaja, dimana pendokumentasiannya dibuat dalam
bentuk SOAP (subjektif, Objektif, Assesment, Planning).

SARAN

1. Bagi Mahasiswa
Lebih memperbanyak lagi membaca untuk wawasan dan pengetahuan.
2. Bagi Tempat Praktek
Bagi petugas kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas
yang lebih baik lagi.
3. Bagi Pendidikan
Bagi prodi DIII-kebidanan Stikes Alma’arif,lebih meningkatkan lagi kualitas
prodi agar semakin lebih baik dan diharapkan waktu praktek ditambah
sehingga mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak lagi di
lapangan.

Anda mungkin juga menyukai