Anda di halaman 1dari 8

Konsep Teori Keperawatan Transkultural Leininger

Keperawatan transcultural merupakan salah satu area utama dalam keperawatan yang
berfokus pada komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia
yang menghargai perilaku caring, layanankeperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-
sakit, sertapola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang
ilmiahdan humanistic guna member tempat praktik keperawatan pada buday atertentu dan
budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transcultural ini menekankan
pentingnya perawat dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baiki ndividu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun
culture imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan
perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkanculture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau
kelompok dari budaya lain.
Leininger menggambarkan teori keperawatan transcultural matahariterbit, sehingga
disebut juga sebagai sunrise model.
Model matahariterbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan dalam
transcultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan
budaya serta struktur social yang berkembang di berbagai belahan dunia (secara global)
maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur social tersebut menurut Leininger dipengaruhi oleh tujuh
factor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, factor social dan kekebaratan, nilai budaya
dan gaya hidup, politik dan hokum ekonomi, dan pendidikan.
Factor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman yang memberiarti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi social dalam
tekanan fisik, ekologi, social-politik, dan/ataustruktur kebudayaan. Termasuk di dalamnya
adalah etno histori atau riwayat kebudayaan yang mengacu pada kebutuhan fakta pada masa
lampau, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan, serta sutuinstitusi yang
di fokuskan pada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam
jangka waktu yang panjang maupun pendek.

Konsep Etnik dan Budaya

Etnik
Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh keloompok tertentu
(kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya
dan sosial yang unik serta menurunkan ke generasi berikutnya (handerson & primeaux,
1981). Etnik berbeda dengan ras.ras adalah system pengklasifikasian manusia berdasarkan
karakteristik tubuh,pigmentasi,bentuk tubuh, bulu pada wajah, dan bentuk kepala.ada tiga
jenis ras yang umum nya dikenal yaitu kaukasoid, negroid, dan mongoloid.
Istilah atau terminology yang sering digunakan dalam konsep etnik dan budaya adalah
kelompok domianan dan kelompok minoritas.kelompok dominan adalah sekelompok
komunitas yang memiliki otoritas karena mereka sebagai pengawal,yaitu mengendalikan
system nilai dan member ganjaran pada masyarakat.kelompok minoritas adalah sekelompok
orang yang mempunyai fisik atau karakteristik budaya yang berbeda dengan masyarakat
setempat sehingga mengalami perbedaan perlakuan(kozier & erb,1995 ).proses asimilasi
budaya atau akulturasi yaitu suatu proses saling mengisi antar budaya yang berinteraksi.

Budaya
Budaya adalah keyakinan daan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia
kepada generasi berikutnya (taylor 1989) budaya merupakan sebuah rencana untuk
melakukan kegiatan tertentu (leininger 1991 ).menurut pengertian di atas budaya adalah nilai-
nialan dan norma yang diyakini perawat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Menurut budaya leninger (1978 ; 1984 ) karakteristik budaya dapat digambarkan
sebagai berikut : (1) budaya adalah penglaman yang bersifat universal sehingga taka ada dua
budaya yang sama persis;(2) budaya bersifat stabil,tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
diturunkan pada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan ; dan (3) budaya diisi
dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.
Budaya menurut leininger (1991) ada dua jenis yaitu, budaya yang diturunkan oleh
orang tuanya disebut etno caring dan budaya yang dipelajari melalui kegiaqtan formal disebut
professional caring.perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang dirawat
memiliki budaya professional caring ,yang dipelajari selama mengikuti pendidikan
keperawatan.profesional caring yang dimiliki oleh perawat antara lain melakukan asuahan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.proses keperawatan merupakan salah
satu bentuk budaya perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada klien yang dirawat
di rumah sakit.di sisi lain, perawat memiliki budaya etnocaring yang diperoleh selama
berinteraksi dengan keluarganya sendiri atu rumpun etniknya.

Konsep Dasar Keperawatan


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan ,didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.perawat
meyakini bahwa setiap individu merupakan makluh yang holistic dan unik.perawat
menggunakan dirinya sendiri secara teraupetik untuk memberikan stimulus yang konstruktif
kepada klien dalam pelayanan keperawatan.Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang
diberikan kepada klien karena adanya kelemahan fisik dan mental,keterbatasan
pengetahuan,serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,pencegahan
penyakit,penyembuhan,pemulihan serta pemeliharaan kesehatan,dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan utama/dasar sesuai dengan wewenang,tanggung jawab,dan etika
profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehata
dan produktif
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayana kkesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan,pedoman,standart keperawatan,serta landasan etika dan
etiket keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan.Asuhan
keperawaatan ditujukan untuk memandirikan dan menyejahterakan klien,diberikan sesuai
dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan dan dikelola secara professional dalam
konteks kebutuhan asuahan keperawatan.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama
dalam bentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
aasuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab.praktik
keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan pengetahuan teoritik
yang mantap dan kokohdari berbagai ilmu dasar seperti biologi,fisika ,biomedika,perilaku
dan sosial.

Konsep Keperawatan Transkultural

Pengertian
Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada
analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger ,1978 ).keperawatan
transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis ,yang difokuskan pada perilaku individu atau
kelompok ,serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau
perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya ( Leininger ,1984
).pelayanan keperawatan traskultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya.

Tujuan
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains
pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal (Leininger, 1978 ).kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai
dan norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain.kultur yang universal adalah nilai-
nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kultur (Leininger,
1978 ).
Dalam praktik keperawatan yang bersifat humanis ,perawat perlu memahami landasan
teori dan praktik keperawatan berdarkan budaya.keberhasilan seorang perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan bergantung pada kemampuan menyitesis konsep
antropologi ,sosiologi ,dan biologi dengan konsep caring,proses keperawatan, dan
komunikasi interpersonal ke dalam konsep asuahan keperawatan transkultural ( Andrew &
Boyle ,1995 ).budaya yang telah menjafi kebiasaan tersebut diterapakan dalam asuhan
keperawatan transkultural ,melalui tiga strategi utama intervensi,yaitu mempertahankan
,menegosiasi ,dan merekonstruksi budaya.

Paradigma Keperawatan Transkultural


Paradigm keperawatan transkultural adalah cara pandang ,persepsi,keyakinan, nilai-
nilai , dan konsep-konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya terhadap konsep sentral, yaitu manusia ,keperawatan , kesehatan , dan
lingkungan ( Leininger ,1984 ,Andrew & Boyle ,1995 & Barnim , 1998 ).

Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nolai dan norma-norma
yang diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan ( Leininger 1984
dalam barnum ,1998; Giger & Davidhizar, 1995 dan Andrew & boyle ,1995 ).menurut
leininger ( 1984 ),manusia mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan budayanya
setiap saat dan dimana saja dia berada.
Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya baru ,yaitu budaya rumah
sakit ,selain membawa budayanya sendiri.Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan
,termasuk dari perawat dan semua pengunjung di rumah sakit.klien yang sedang dirawat
belajar agar cepat pulih dan segera pulang ke rumah untuk memulai aktivitas hidup yang
lebih sehat.
Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktivitas yang dimiliki klien dalm mengisi
kehidupanya ,yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger , 1978 ).Kesehatan merupakan
suatu keyakinan ,nilai ,pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk menjaga
dan memelihara keadaan seimbang/sehat ,yang dapat diamati dalam aktivitas sehari-hari (
Andrew & Boyle ,1995 ).Kesehatan menjadi focus dalam interaksi antara perawat dank lien.
Menurut Depkes (1999 ) ,sehat adalah keadaan yang memungkinkan seorang
produktif.Klien yang sehat adalah yang sejahtera dan seimbang secara berlanjut dan
produktif.Produktif bermakna dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidup
secara optimal.Klien memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memfungsikan diri sebaik
mungkin di tempat ia berada.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama ,yaitu ingin mempertahankan
keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Leininger ,1978 ).Asuhan keperawatan
yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien memilih secara aktif budaya
yang sesuai dengan status kesehatannya. Untuk memilih secara aktif budaya yang sesuai
dengan status kesehatannya, klien harus mempelajari lingkunganya.Sehat yang akan dicapai
adalah kesehatan yang holistic dan humanistic karena melibatkan peran serta klien yang lebih
dominan.

Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan
,keyakina,dan perilaku klien.Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehiduapan klien
dan budayanya.Ada tiga bentuk lingkungan yaitu lingkungan fisik ,sosial, dan simbolik
(Andrew & Boyle ,1995 ).Ketiga bentuk lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri
manusia membentuk budaya tertentu.
Lingkungan fisik addlah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan oleh
manusia , seperti daerah khatulistiwa, pegunungan , pemukiman padat , dan iklim tropis (
Andrew & boyle, 1995 ). Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu, misalnya
bentuk rumah di daerah panas yang mempunyai banyak lubang , berbeda dengan bentuk
rumah orang Eskimo yang hampir tertutup rapat ( Andrew & Boyle ,1995 ).Daerah pedesaan
atau perkotaan dapat menimbulkan pola penyakit tertentu, seperti infeksi saluran pernafasan
akut pada balita di Indonesia lebih tinggi di daerah perkotaan ( Depkes ,1999 ).Bring ( 1984
dalam Kozier &Erb ,1995 ) menyatakan bahwa respon klien terhadap lingkungan baru,
misalnya rumah sakit dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini klien.
Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan mempengaruhi pola/cara praktik keperawatan. Semua
langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan
penyakit,dan persiapan kematian.oleh karena itu harus dikaji perawat sebelum memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien sebab masing-masing faktor mempengaruhi terhadap
ekspresi,pola,praktik keperawatan.Dengan demikian faktor tersebut besar kontribusinya
terhadap pencapaian kesehatan secara holistik.Dari faktor tersebut masuk kedalam level
pertama yaitu tahap pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing theory adalah sebagai jembatan antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan perawatan profesional melalui
asuhan keperawatan .oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana
tindakan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Dalam tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien harus memperhatikan tiga
prinsip asuhan keperawatan yaitu :
1. Culture care preservation / maintenace yaitu prinsip membantumemfasilitasi atau
memperhatikan fenomena budaya untuk membantu individu menentukan tingkat kesehatan
dan gaya hidup yang diinginkan.
2. Culture care accommodation/negotation yaitu prinsip membantumemfasilitasi atau
memperhatikan fenomena budaya,yang merefleksikan cara beradaptasi bernegoisasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau klien.
3. Culture care reparrtening/restructuring yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain
untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien menjadi lebih baik.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well being yaitu
asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang
sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna untuk mencapai tingkat kesehatan dan
kesejahteraan bagi masyarakat.

Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan landasan
budaya(andrew & boyle,1995).
Pelayanan kesehatan didasarkan pada kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Negoisasi budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan untuk membantu
klien beraaptasi terhadap budaya yang lebih menguntungkan kesehatanya.

Pengkajian
Adalah suatu proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai latar belakang budayanya.(andrew & boyle, 1995 ; giger & davidhizar, 1995 ;
kozier & erb, 1995).
Ada tujuh komponen dimensi budaya dan struktur sosial yang saling berinteraksi,yaitu :
1. Pemanfaatan teknologi kesehatan
2. Agama dan filosofi
3. Keluarga dan sosial
4. Nilai budaya dan gaya hidup
5. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
6. Status ekonomi
7. Latar belakang pendidikan klien

Diagnosis keperawatan
Respon klien sesuai latar belakang budaya yang dapat diubah dan dibenarkan jika itu
tidak menyimpang.

Perencanaan dan Implementasi


Suatu proses memilih strategi keperawatan yang tepat dan melaksanakan sesuai
tindakan dengan latar belakang budaya pasien.Ada tiga penawaran sebagai strategi pedoman
yaitu mempertahankan budaya bila pasien tidak bertentangan dengan kesehatan ,negosiasi
budaya yaitu intervensi keperawatan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatanya ,dan restrukturisasi budaya klien karena
budaya yang dimiliki saat ini betentangan dengan kesehatannya.Dengan perencanaan dan
implementasi yang matang diharapkan hubungan perawat-klien yang bersifat teraupetik akan
menciptakan kepuaasan klien dan membangkitkan energy kesembuhan (McClosec & Grace
,2001 )
Evaluasi
Suatu metode dan ketrampilan untuk menentukan kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan memberikan pelayanan sesuai keinginan individu(posovac,1980 dalam
sahar,1998).dalam asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien
dalam mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,negosiasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan , dan restrukturisasi budaya yang bertentangan
dengan kesehatan.

Kompetensi Budaya
Adalah seperangkat perilaku ,sikap, dan kebijaksanaan yang bersifat saling
melengkapi dalam satu system kehidupan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara
efektif dalam satu kerangka yang saling berhubungan antar budaya di dunia (Cross ,T.et al,
1998 ).

Komunikasi Lintas Budaya


Merupakan komunikasi lintas budaya yang dapat dimulai melalui proses diskusi, dan
bila perlu dapat dilakukan melalui identifikasi cara orang berkomunikasi dari berbagai
budaya di Indonesia.

Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi lintas budaya dapat menjadi perhatian
khusus.Ini merupakan sebagai cirri khas dari setiap orang menurut bahasa yang digunakan
dengan perhatian pola kata tertentu.

MITOS

Mitos Memakan Makanan Dari Sesaji Untuk Ritual Tertentu Di Masyarakat

Fakta Di Lapangan :
Masih banyak ditemukan dan bahkan di lapangan khususnya masyarakat pedesaan
masih mempercayainya. Kegiatan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang yang terdahulu.
Tempat yang mereka pakai dahulunya terletak pada daerah yang dimana disitu merupakan
bagian terpenting akan terkabulnya kenginan mereka. Intinya kegiatan yang dilakukan ini
bisa merupakan wujud ungkapan rasa syukur,penghormatan maupun bentuk rasa berbagi
dengan sesame yang ditujukan untuk Tuhan.Memakan makanan yang berasal dari sesaji
tersebut merupakan bentuk rasa penghormatan pada yang Kuasa dan juga bisa mendoakan
akan apa yang kita inginkan.

Teori
Dilihat dari bentuk yang dihidangakn berupa nasi,sayur-sayuran,ayam,dll.yang
menjdai inti permasalahannya adalah pembagian ayamnya dari yang masih utuh menjadi
bagian kecil-kecil,bila orang yang membagikan tidak tahu akan makna bersih maka akan
terabaikan kebersihan dari kuman ayam tersebut.Selain itu ada juga bagaimana proses
memasaknya untuk ayam tersebut,terkadang ayam ada bagian yang belum mencapai tingkat
kematangan dan itu akan berpengaruh pada proses pencernaan dan keamanan mengkonsumsi
makanan tersebut. Kandungan daging ayam sesungguhnya banyak mengandung protein dan
nutrisi nutrisi lain didalamnya yang berguna untuk keperluan tubuh.Sayur-sayuran juga
diperlukan tubuh untuk proses pencernaan seperti bayam yang banyak mengandung serat
berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme.

Opini
Kepercayaan yang timbul sejak zaman dahulu sudah sangat melekat dan kental akan
budaya yang tiap tahun diadakan akan sulit dihilangkan karena akan menjadi cirri khas pada
daerah itu.Mereka beranggapan barang siapa menghilangkan budaya ini dampaknya sangat
bervariasi, bisa dikucilkan masyarakat karena dianggap tidak menghargai para pendahulunya,
dan yang paling fatal bisa diusir dari lingkungan.

Mitos Tentang Sirkumsisi Dilihat Dari Segi Agama Islam

Fakta Di Lapangan
Sekarang ini dilhat dari kesadaran masyarakat tentang kesehatan sudah sangat
berkembang.Banyak anak kecil yang sudah lulus tingkat sekolah dasar maupun yang masih
menempuhnya sudah dilakukan khitan atau sirkumsisi.Faktor yang mempengaruhi keinginan
untuk dikhitan biasnya berasal dari anak itu sendiri malu pada teman-teamanya maupun dari
orang tua yang mendesak untuk dilakukanya khitan.Di daerah sudah ada alat yang mumpuni
untuk melakukan proses sirkumsisi secara modern.Agenda yang dilakukan institusi kesehatan
biasanya yang sering kita dengar Khitanan masal dan ini sangat membantu bagi keluarga
yang tidak mampu untuk mengkhitankan anaknya.

Teori
Dari segi agama islam sangat dianjurkan untuk diilakukan sirkumsisi atau khitan
dengan tujuan memberikan kesehatan pada umatnya.Ini merupakan tanda sudah baligh bila
sudah di khitan atau sirkumsisi. Dahulunya untuk melakukan khitan atau sirkumsisi masih
sangat sederhana dan masih menggunakan metode yang classic.Untuk penyembuhanya
sendiri bisa berbulan setelah dilakukan sirkumsisi atau khitan.Obat yang digunakan masih
sangat terbatas selain itu di daerah desa juga sangat terbatas petugas kesehatanya.Tapi
sekarang dengan kemajuan tekhnologi diharapkan bisa terlaksana proses sirkumsi yang lebih
maju dan mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat.Sirkumsisi atau khitan adalah
memotong sebagian dari alat kelamin dari pria untuk menjaga kebersihan dari alat kelamin
pria.Ini bisa dibuktikan dengan urin yang keluar bila belum khitan atau sirkumsisi akan
sebagian tertinggal,selanjutnya akan mengendap dan bahayanya bila terjdai hhubungan intim
akan membahayakan bagi si wanita karena sperma yang keluaar bersama dengan endapan
tadi akan memyebabkan kanker rahim.

Opini
Dilakukan khitan atau sirkumsisi dapat mempercepat proses pendewasaan dari postur
tubuh biasanya dengan tanda jakun yang membesar,suara yang terlihat besar, dan tentunya
bertambahnya tinggi dan berat badan.Setelah dikhitan akan merasa lega karena sudah
melaksanakan tugas dari rosul.untuk syarat sahnya sholat salah satunya juga sirkumsisi atau
khitan ini bila kita sebagai imam.
Mitos Ibu Hamil

Fakta Di Lapangan
Ibu hamil itu boleh makan pisang, nanas, mentimun itu kan bisa menyebabkan
keputihanbahkan masyarakat sekitar saya berpendapat bahwa nanas bisa menyebabkan
keguguran,apakah semua itu benar?????
Sewaktu ibu hamil,jika suami memotong ayam, apakah anak yang akan lahir cacat?
Fakta dari mitos diatas tidak akan terjadi kecacatan pada bayi yang dilahirkan,jika bayi yang
lahir cacat bukan dari mitos tersebut,kerena cacat itu bisa dari faktor kelainan genetiknya.

Teori
Jadi mengkonsumsi pisang , nanas, mentimun justru disarankann karena kaya akan
vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses
pembuangan sisa-sisa pencernaan. Untuk kehamilan itu untuk memenuhi nutrisi untuk
menjaga perkembangan janin menjadi baik.
Kehamilan seseorang tidak bisa ditentukan dengan kelahiran yang normal maupun
tidak,tapi secara medis untuk kelahiran yang tak normal banyak berbagai faktor yang
mempengaruhi salah satunya adalah kelainan gen pembawa dari ayah maupun ibu ini sangat
berpengaruh bagi kelahirannya.

Opini
Ibu hamil rentan akan masalah yang bisa ditimbulkan.Sebisa mungkin perhanan akan
kondisi sehat sangat kuat dengan dukungan keluarga,suami dan teman-taman.budaya di mana
dia tinggal sangatlah berpengaruh bagi perkembangan kehamilannya.keyakinan inilah yang
dipegang untuk menjaga,merawat, melindungi kehamilan si ibu.Nilai-nilai,norma,adat masih
dipegang kuat.
Menurut pendapat kami tentang mitos diatas tersebut itu hanya keyakinan seseorang
atau kelompok,karena belum tentu setiap desa atau kota menpunyai mitos yang sama.karena
belum tentu mitos itu akan jadi kenyataan,memang kadang-kadang ada ibu hamil anaknya
lahir dalam kondisi tidak normal(cacat), misalnya makan buah yang menjadi pantangan ibu
hamil anaknya lahir cacat itu hanya bertepatan saja,dibalik semua itu mungkin ada kelainan
pada saat bayi masih dalam kandungan.

Anda mungkin juga menyukai