PENDAHULUAN
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
serta cara mendidik. Setiap manusia berhak atas pendidikan yang layak agar tidak
menjadi bodoh, miskin dan diperbudak. Selain itu, pendidikan dipilih sebagai
kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk mengomunikasikan pikiran kita tentang
berbagai ide dengan jelas, tepat dan ringkas. Bahkan, matematika dianggap
sebagai bahasa universal dengan simbol-simbol dan struktur yang unik. Hal ini
1
2
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa sehari hari dalam
tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3
bagi ilmu lain tetapi juga sebagai media bagi siswa untuk berkomunikasi baik
antarsiswa maupun siswa dengan guru. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat
menyelesaikan soal; (2) siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru
melakukan matematik, kemudian guru memecahkannya sendiri; dan (3) pada saat
4
pembelajaran yang seperti ini menyebabkan siswa tidak komunikatif dan tidak
kooperatif adalah peserta didik belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil
secara berkelompok yang anggotanya terdiri dari minimal empat sampai dengan
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Salah satu bentuk
pendekatan saintifik?
Arqom Polinggona?
6
secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
pesertadidik.
3. Bagi peneliti
didik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Efektivitas berasal dari kata “efektif” dalam kamus besar Bahasa Indonesia
efektif berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); (2) dapat
diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah yang positif dan perbedaan yang
adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antar
siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
kooperatif atau sering disebut cooperative learning merupakan salah satu rumpun
model pembelajaran interaksi sosial. Model ini identik dengan adanya suatu
komonikasi antar siswa terjadi dalam suatu tim. Oleh karena itu, model
pembelajaran kooperatif disebut model gotong royong. Dalam sebuah tim, siswa
8
9
yakni dalam satu kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan karakter yang
berbeda. Karakter siswa yang heterogen menjadi sebuah kekuatan untuk saling
belakang dan kondisi, untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-
tugas bersama, dan melalui struktur penghargaan dapat belajar untuk menghargai
untuk bekerja sama menyelesaikan masalah melalui pembagian suatu tugas belajar
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru
10
agar terjadi proses belajar pada diri siswa atau interaksi antara guru dengan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang ada adalah tipe
pairs check. Pairs check (pasangan mengecek) adalah salah satu model
yang diberikan.
siswa dengan menghargai dan saling membantu siswa lain. Model pembelajaran
penilaian kepada siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe pairs
pembelajaran pairs check adalah (1) bekerja berpasangan; (2) pembagian peran
partner dan pelatih; (3) pelatih memberi soal, partner menjawab; (4) pengecekan
jawaban; (5) bertukar peran; (6) penyimpulan; (7) evaluasi; (8) refleksi. Huda
sebagai berikut:
11
2. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam
satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing-
menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
5. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner dan partner
menjadi pelatih.
menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama
lain.
9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.
11. Tim yang paling banyak mendapatkan kupon diberi hadiah atau reward oleh
guru.
kelebihan, antara lain: (1) meningkatkan kerjasama antar siswa; (2) peer tutoring;
(3) meningkatkan pemahaman atas konsep dan/atau proses pembelajaran; dan (4)
tersebut membutuhkan : (1) waktu yang benar-benar memadai; (2) kesiapan siswa
untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur dan memahami soal dengan baik.
model pembelajaran kooperatif tipe pairs check adalah dipandu belajar oleh
banyak waktu dan memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk
menjadi pelatih.
bertahap.
dinamis; (2) manusia atau makhluk berpendidikan yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif,
dan mandiri; serta (3) warga Negara atau masyarakat yang demokratis serta
kemudian mengolah data atau informasi yang diperoleh, menyajikan data atau
yang secara aktif dapat memuat konsep, hukum, maupun prinsip melalui tahapan-
bahwa informasi atau pengetahuan berasal dari manasaja, kapansaja, dan tidak
dalam menemukan informasi dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberitahu.
membentuk ilmu pengetahuan dengan metode yang bersifat saintis atau ilmiah.
saintis ranah sikap meliputi materi pembelajaran agar anak didik “tahu mengapa”.
Pembelajaran saintis ranah keterampilan meliputi materi ajar agar anak didik
14
materi ajar anak didik “tahu apa”. Hasil dari pembelajaran saintifik terdapat
peningkatan dan kesamaan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik
(soft skills) serta manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari anak didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
1. Mengamati
2. Menanya
informasi yang tidak atau belum dipahami atau dimengerti terhadap apa yang
diamati atau pertanyaan agar dapat memperoleh informasi tambahan dari apa yang
membentuk pemikiran yang bersifat kritis untuk mewujudkan tujuan hidup cerdas
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba
kegiatan seperti melakukan uji coba, membaca sumber pengetahuan lain selain
4. Mengasosiasi/mengolah informasi
atau pemecahan masalah dari berbagai sumber dan pendapat yang berbeda sampai
5. Mengomunikasikan
ataupun media yang lainnya. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
suatu proses dalam memahami dan dipahami oleh orang lain. Hal ini berjalan
16
dengan sesama, berupa pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
menyampaikan ide atau pemikiran matematis, baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan serta kemampuan dalam memahami dan menerima ide atau pemikiran
matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluative untuk
tulisan, lisan atau bentuk visual; (3) menggunakan kosa kata/bahasa, notasi dan
matematika secara lisan dan tertulis; membaca presentasi tertulis dari matematika
matematika.
1. Persentase Keuntungan
HJ HB
PU 100%
HB
2. Persentase Kerugian
HB HJ
PR 100%
HB
Karena yang dihitung adalah persentasenya, maka orang dengan keuntungan lebih
Istilah Neto diartikan sebagai berat dari suatu benda tanpa pembungkus
benda tersebut. Neto juga dikenal dengan istilah berat bersih. Misal dalam
bungkus suatu snack tertuliskan neto 300 gram. Ini bermakna bahwa berat snack
pembungkusnya. Bruto juga dikenal dengan istilah berat kotor. Misal, dalam suatu
kemasan snack tertuliskan bruto adalah 350 gram. Ini berarti bahwa berat snack
Istilah Tara diartikan sebagai selisih antara bruto dengan neto. Misal
diketahui pada bungus snack tertuliskan bruto tertuliskan 350 gram, sedangkan
netonya adalah 300 gram. Ini berarti bahwa taranya adalah 50 gram. Atau secara
makna istilah bruto, neto, dan tara. Kalian bisa mengaplikasikan untuk benda-
Persentase Tara = % T.
N
%N 100%
B
T
%T 100%
B
Dalam mengaplikasi pemahaman tentang bruto, neto, dan tara sering kali
terkait dengan harga suatu benda. Dalam kasus tersebut kita harus bisa
pembelajaran Pairs check dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari
hasil belajar siswa” menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang
merumuskan hipotesis.
Polinggona khususnya siswa kelas VII masih lemah dalam menyampaikan ide-ide
matematis baik di depan kelas maupun ketika mengerjakan soal uraian, serta siswa
model pembelajaran kooperatif tipe pairs check dengan siswa yang mengikuti
menggunakan model pair check lebih baik dari pada kemampuan komuikasi
2.5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
karena dalam desain ini, peneiliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
menggunakan salah satu bentuk desain true experimental yaitu posttest only
control design.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap di kelas VII MTSS
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTSS Baitul
23
24
Tabel 3.1 populasi siswa kelas VII MTSS Baitul Arqom Polinggona
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
purposive sampling yaitu teknik sampling yang mengambil dua kelas yang
2016:82). Adapun penentuan kelas eksperimen dan kelas control dilakukan secara
acak.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yaitu kelas
1. Analisis Homogenitas
sama atau tidak, maka nilai rata-rata matematika semester ganjil ke tiga kelas
tersebut akan diuji dengan menggunakan statistik Uji Lavene yang dapat dilihat
Tabel 3.2 Hasil uji homogenitas varians nilai ulangan harian semester ganjil
kelas VII MTSS Baitul Arqom Polinggona
Test of Homogeneity of Variances
.920 1 54 .342
3.4.1 Variabel
Desain penelitian ini adalah posttest only control. Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok
pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
R X O2
R - O4
(sugiyono, 2016:76)
interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan guru dalam situasi edukatif
bersifat heterogen.
maupun tulisan serta kemampuan dalam memahami dan menerima ide atau
pemikiran matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluative
1. Teknik Tes
Arikunto, 2006:47). Pada penelitianini, dilakukan satu kali tes untuk setiap kelas,
27
2. Teknik Observasi
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2016:145). Hasil observasi
penelitian.
3. Teknik Dokumentasi
yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, termasuk
Instrumen pengambilan data berupa instrumen tes, yaitu soal posttest, serta
Kurikulum 2013 mata pelajaran matematika siswa kelas VII MTSS Baitul Arqom
Polinggona.
Validitas instrumen terdiri atas validitas konstruk dan validitas isi. Secara
teknis, pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan
kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
n n n
n X iYi - X i - Yi
ri = i-1 i-1 i-n
n n n
2
n
2
n X i - X i n Yi - Yi
i-1 i-1 i-1 i-1
(sugiyono. 2016: 356)
Keterangan:
ri : Koefisien korelasi
X
i 1
: Banyak skor item
Y
i 1
: Banyak skor total
n : Banyak responden
r n2
t
1 r 2 (Riduwan, 2010:10)
n : banyak responden
29
𝐻0 : 𝜌 = 0, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dan
skor total
𝐻0 : 𝜌 ≠ 0, yaitu ada hubungan yang signifikan antara skor butir soal dan skor
total
pada taraf signifikan 5%. Kriteria pengujian adalah jikanilai probabilitas (sig)
lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau dengan kata lain butir soal valid.
sebagai berikut :
0, 20 r11 0, 40 Rendah
n 1
k si 2
r11 1
i 1
k 1 st 2
(Sundayana. 2014 : 69)
Keterangan:
0, 20 r11 0, 40 Rendah
berkaitan tentang mean dan standar deviasi, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Mean
X i
X i 1
n
(Kadir , 2015:53)
Dengan :
X : Mean (rata-rata)
n : jumlah data
2. Varians
x x
n 2
i
s2 i 1
n 1
(Sugiyono, 2015 : 57)
Dengan :
s2 : Varians
X : Rata-rata
n : Banyak sampel
3. Simpangan Baku
X i X
s i 1
n 1 (Sugiyono, 2016:58)
x : Standar deviasi
n : Banyak sampel
bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil belajar pada kelas kontrol maupun
eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Kadir (2015)
berikut:
a. Perumusan hipotesis
D maks F Z i Fn 1 X 1 , F Z1 Fn X i
33
Dengan :
berikut:
xi x x x x x
3) Data di transformasikan ke skor baku Z i ZI i Zi i
SD SD SD
zi zi z tabel
4) Menentukan luas kurva
5) Menentukan
a1 dan a2
7) Menentukan nilai
Dtabel
1,36
Dtab
n
b. Kriteria pengujian:
Jika D0 Dtabel maka H 0 diterima dengan kata lain sampel berasal dari
Jika D0 Dtabel maka H 0 ditolak dengan kata lain sampel berasal dari populasi
Uji homogenitas data yaitu untuk mengetahui apakah kedua atau lebih
kelompok data yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak.Uji
homogenitas varians yang terdiri dari dua kelas menggunakan statistik Levene
k
n k ni zi z
2
W i 1
k 1 zij zi
k n 2
i 1 j 1
k : Banyaknya kelompok
zij Yij Yi
Dengan syarat, jika statistik uji levene W F ,k 1,nk maka H o ditolak,
1. Uji Hipotesis
H o : 1 2 lawan H1 : 1 2
35
Dengan :
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji t (t-
test). Karena kedua kelas homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak sama, maka rumus t-test yang digunakan untuk pengujian adalah
Polled Varian.
X1 X 2
t
(n1 1) s12 (n1 1) s2 2 1 1
n1 n2 2 n1 n2
(Sugiyono. 2014: 259)
Dengan :
t : Harga uji statistik
Kriteria uji:
Dengan menggunakan hipotesis satu pihak (statistik uji t), maka kriteria
uji dalam penelitian ini yaitu dengan taraf signifikansi α=0,05 hipotesis nol ( H o )
ditolak jika thitung ttabel dalam hal lain H o diterima jika thitung ttabel
37
DAFTAR PUSTAKA
As’ari, Abdurahman, dkk. Buku Guru Matematika untuk SMP/MTS Kelas VII.
Jakarta :Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud, 2013
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentangStandar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Httpsasefts63.files.wordpress.com 20 11 01 permendiknas no-
22-tahun-2006-standarisi.pdf (Diakses 10 Mei 2018).
Prakoso, Galuh Adi. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Pair Check Dan
Numbered-Heads Together (Nht) Ditinjau Dari Hasil Belajar Dalam
Pembelajaran Ips Kelas Iv Sdn Gugus Mahesa Jenar Ambarawa. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar. 5 (3): 6.
Santoso, Edi dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012.