Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rahadian Manomang

Nim : 16100764

MODEL-MODEL PERTUMBUHAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDIA

1. Model Harrod-Domar

Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun berdasarkan pengalaman Negara


maju. Kesemuanya terutama dialamatkan kepada perekonomian kapitalis maju dan mencoba
menelaah persyaratan pertumbuhan mantap (steady growth) dalam perekonomian seperti itu.
persyaratan pertumbuhan mantap Baik Harrod maupun Domar tertarik untuk mencari tingkat
pertumbuhan pendapatan yang diperlukan bagi kehidupan perekonomian yang berjalan mulus dan
tak tersendat-sendat. Kendati model mereka berbeda dalam rincian, namun keduanya nyaris sampai
pada kesimpulan yang sama. Harrod dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di
dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi.
Pertama ia menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai “dampak permintaan”
dan yang kedua “dampak penawaran” investasi. Karena itu, selama investasi netto tetap
berlangsung, pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Namun demikian, untuk
mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun ke tahun, baik
pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya harus meningkat dalam laju yang sama pada
saat kapasitas produktif modal meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan
menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas menganggur (idle). Hal ini memaksa para
pengusaha membatasi pengeluaran investasinya sehingga akhirnya akan berpengaruh buruk pada
perekonomian yaitu menurunkan pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya dan
menggeser perekonomian keluar jalur ekuilibrium pertumbuhan mantap. Jadi apabila pekerjaan
hendak dipertahankan dalam jangka panjang, maka investasi harus senantiasa diperbesar. Ini lebih
lanjut memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara terus-menerus pada tingkat yang cukup
untuk menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok modal yang sedang tumbuh. Tingkat
pertumbuahan pendapatan yang diperlukan ini dapat disebut sebagai “tingkat pertumbuhan
terjamin” (warranted rate of growth) atau “tingkat pertumbuhan kapasitas penuh”. asumsi
Model yang dibuat oleh Harrod dan Domar didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

1) Ada ekuilibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh.


2) Tidak ada campur tangan pemerintah.
3) Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri.
4) Tidak ada kesulitan di dalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan kapasitas produktif.
5) Kecendrungan menabung rata-rata sama dengan kecendrungan menabung marginal.
6) Kecendrungan menabung marginal tetap konstan.
7) Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan tetap (fixed)
8) Tidak ada penyusutan barang modal yang diasumsikan memiliki daya pakai seumur hidup.
9) Tabungan dan investasi berkaitan dengan pendapatan tahun yang sama.
10) Tingkat harga umum konstan, yaitu upah uang sama dengan pendapatan nyata.
11) Tidak ada perubahan tingkat suku bunga.
12) Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi.
13) Modal tetap dan modal lancer disatukan menjadi modal.

Terakhir, di dalam perekonomian itu hanya terdapat satu jenis produk. Kesemua asumsi ini
tidak penting bagi kesimpulan akhir permasalahannya, namun dimaksudkan untuk
menyederhanakan analisanya. 1. model domar Domar membangun modelnya di sekitar
pertanyaan berikut: karena investasi ini di satu pihak menghasilkan pendapatan dan di pihak lain
menaikkan kapasitas produktif, maka pada laju berapakah investasi harus meningkat agar kenaikan
pendapatan sama dengan kenaikan di dalam kapasitas produktif, sehingga pekerjaan penuh dapat
dipertahankan? Ia menjawab pertanyaan ini dengan mempererat kaitan antara penawaran
agregat dengan permintaan agregat melalui investasi. Kenaikan kapasitas produksi. Domar
menjelaskan sisi penawaran tersebut sebagai berikut. Kita anggap laju investasi tahunan adalah I,
dan kapasitas produksi tahunan per dolar modal yang baru ditanam rata-rata sama dengan s (yang
menggambarkan rasio kenaikan pendapatan nyata atau output terhadap kenaikan modal output
marginal). Jadi kapasitas produktif dolar I yang diinvestasikan adalah I.s dollar per tahun. Tetapi
sebagian investasi baru akan mengorbankan investasi lama. Karena itu investasi baru akan bersaing
dengan investasi lama di pasar tenaga buruh dan faktor-faktor produksi lain. Alhasil, output pabrik
lama akan berkurang dan kenaikan output tahunan (kapasitas produksi) dari perekonomian akan
sedikit lebih kecil daripada I.s. ini dapat dinyatakan sebagai Iσ, di mana σ (sigma) menggambarkan
potensi netto produktivitas rata-rata sosial dari investasi (=Δ/I). Oleh karena itu Iσ lebih kecil
daripada I.s. Iσ merupakan jumlah netto potensi kenaikan output perekonomian tersebut, yang
dikenal sebagai efek-sigma. Dalam kata-kata Domar, “inilah yang merupakan kenaikan output yang
dapat dihailkan oleh perekonomian itu”,”inilah yang merupakan sisi penawaran dalam sistem kami.”
Kenaikan yang Diperlukan Dalam Permintaan Agregat. Sisi permintaan dalam sistem Domar
dijelaskan dengan pengali (multiplier) Keynesian. Misalkan kenaikan rata-rata pendapatan kita
nyatakan dengan ΔY dan kenaikan dalam investasi dengan ΔI dan kecendrungan menabung
dengan α (alpha) (=ΔS/ ΔY). Maka kenaikan pendapatan itu akan sama dengan multiplikator
(1/α) kali kenaikan dalam investasi. ΔY= ΔI Ekuilibrium. Untuk mempertahankan tingkat
ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh, permintaan agregat harus sama dengan penawaran
agregat. Dengan ini kita sampai pada persamaan dasar model tersebut:
ΔI = Iσ Dengan membagi kedua ruas persamaan dengan I dan mengalikannya dengan α kita
mendapatkan: = ασ Persamaan ini menunjukkan bahwa untuk
memeprtahankan pekerjaan penuh laju pertumbuhan investasi autonomous netto (ΔI/I) harus
sama dengan ασ (MPS kali produktivitas modal). Inilah batas kecepatan laju investasi yang
diperlukan untuk menjamin penggunaan kapasitas potensial dalam rangka mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi yang mantap pada keaadaan pekerjaan penuh. Domar memberikan contoh
angka untuk menjelaskan hal ini: σ=25 persen pertahun, α=12 persen dan Y=150 milyar dolar per
tahun. Jika pekerjaan penuh hendak dipertahankan maka jumlah investasi yang harus ditanam ialah
sebesar 150 X = 18 milyar dolar. Jumlah ini akan menaikkan kapasitas produksi sebesar jumlah yang
diinvestasikan tersebut kali σ, yaitu 150 X X = 4,5 milyar dolar, dan pendapatan nasioanal akan naik
sebesar itu pula. Tetapi kenaikan relative pendapatan akan sama dengan kenaikan absolut dibagi
pendapatan itu sendiri, yaitu: Jadi untuk mempertahankan pekerjaan penuh, pendapatan harus
naik dengan laju 3 persen per tahun. Inilah yang merupakan laju ekuilibrium pertumbuhan. Setiap
perbedaan dari “lintasan emas” (golden path) ini akan membawa kepada fluktuasi siklis. Bila ΔI/I
lebih besar daripada ασ, perekonomian akan mengalami boom dan jika ΔI/I lebih kecil daripada
ασ, perekonomian itu akan mengalami depresi. 2. model harrod Prof. R.F. Harrod mencoba
menunjukkan dalam modelnya bagaimana pertunbuhan mantap (yaitu ekuilibrium) dapat terjadi
dalam perekonomian. Sekali laju pertumbuhan mantap itu terganggu dan perekonomian jatuh ke
dalam dis-ekuilibrium, kekeuatan-kekuatan kumulatif cenderung mengabaikan perbedaan tersebut
yang selanjutnya akan membawanya ke deflasi jangka panjang atau inflasi jangka panjang. Model
Harrod didasarkan pada 3 macam laju pertumbuhan. Pertama, laju pertumbuhan aktual, dinyatakan
dengan G, yang ditentukan oleh rasio tabungan dan rasio modal-outpout. Laju ini menunjukkan
variasi siklis jangka pendek dalam laju pertumbuahan. Kedua, laju pertumbuhan terjamin, yang
dinyatakan dengan Gw, yang merupakan laju pertumbuhan pendapatan kapasitas penuh suatu
perekonomian. Terakhir, laju pertumbuhan alamiah (natural growth rate), dinyatakan dengan Gn,
yang oleh Harrod dianggap sebagai “optimum kesejahteraan”. Ia dapat juga disebut sebagai laju
pertumbuhan potensial atau laju pertumbuhan pekerjaan penuh. Laju pertumbuhan aktual. Di
dalam model Harrod persamaan dasarnya yang pertama ialah: GC = S di
mana G merupakan laju pertumbuhan output dalam periode waktu tertentu dan dapat dinyatakan
sebagai ΔY/Y; C adalah tambahan netto terhadap modal yang didefinisikan sebagai rasio investasi
terhadap kenaikan pendapatan, yaitu I/ΔY; dan S adalah kecenderungan menabung rata-rata yaitu
S/Y. Dengan memasukkan rasio-rasio ini ke dalam persamaan di atas kita peroleh: Persamaan
ini hanyalah pernyataan kembali kebenaran bahwa tabungan expost (aktual, terealisasi) sama
dengan investasi expost. Hubungan di atas terungkap lewat perilaku pendapatan. Sementara S
tergantung Y,I tergantung pada tambahan pendapatan (ΔY), yang terakhir tidak lain adalah prinsip
percepatan (akselerasi). Laju pertumbuhan terjamin. Laju pertumbuhan terjamin, menurut Harrod,
adalah laju pertumbuhan “di mana para produsen merasa puas atas apa yang dikerjakan”. Ia
merupakan “ekuilibrium usaha; ia merupakan garis kemajuan yang apabila tercapai akan
memuaskan para penerima laba bahwa merekaa telah melakukan sesuatu yang benar”. Jadi laju
pertumbuhan ini terutama berkaitan dengan tingkah-laku para pengusaha. Pada laju pertumbuhan
terjamin ini, permintaan dianggap cukup tinggi oleh para pengusaha untuk menjual apa yang ia
produksi dan mereka akan terus memproduksi dengan persentase laju pertumbuhan yang sama.
Dengan demikian ia merupakan lintasan di mana penawaran dan permintaan barang dan jasa akan
tetap berada dalam ekuilibrium, berdasarkan kecenderungan menabung tertentu. Persamaan untuk
laju terjamin adalah: Gw Cr = s …………..(2) di mana Gw
merupakan “laju pertumbuhan terjamin” atau laju pertumbuhan pendapatan dalam kapasitas penuh
yang akan sepenuhnya memanfaatkan stok modal yang sedang membengkak sehingga memuaskan
para pengusaha atas jumlah investasi yang mereka tanam. Jadi, Gw dalam hal ini adalah nilai ΔY/Y.
Cr, atau modal yang dibutuhkan, menunjukkan jumlah modal yang diperlukan untuk
mempertahankan laju pertumbuhan terjamin tersebut yaitu rasio modal-outputyang diperlukan.
D.K.C. Cr adalah nilai dari I/ΔY, atau C; s adalah sama dengan s dalam persamaan pertama yaitu S/Y.
Asal-muasal Disekuilibrium Jangka Panjang. Bagi pertumbuhan ekuilibrium pekerjaan penuh, laju
pertumbuhan aktual G harus menyamai Gw yaitu laju pertumbuhan terjamin yang akan memberikan
kemajuan mantap kepada perekonomian tersebut, dan C (barang modal aktual) harus menyamai Cr
(barang modal yang diperlukan bagi pertumbuhan mantap). Jika G dan Gw tidak sama,
perekonomian akan berada dalam disekuilibrium. Misalnya, jika G melebihi Gw maka C akan lebih
kecil daripada Cr. Apabila G > Gw, timbul kelangkaan. G Akan terjadi kekurangan barang di pasaran
dan atau kekurangan peralatan”. Situasi semacam ini membawa ke arah inflasi jangka panjang sebab
pendapatan aktual berkembang dalam laju yang lebih cepat daripada yang dimungkinkan oleh
pertumbuhan kapasitas produktif perekonomiannya. Ini akan lebih lanjut membawa ke arah
kekurangan barang modal (C < Cr). Dalam situasi seperti ini Cr, investasi yang diinginkan
(direncanakan, dimaksudkan atau ex-ante), akan lebih besar daripada C, investasi yang terlaksana
(expost), dan produksi akan mengalami kekurangan permintaan agregat. Dengan demikian akan
terjadi inflasi kronis. Harrod menyatakan bahwa sekali G menyimpang dari Gw ia akan
menyimpang keluar semakin jauh dari ekuilibrium. Ia menulis: “Di sekitar garis kemajuan itu, yang
jika ditempuh akan memberikan kepuasan, bekerja gaya sentrifugal, yang menyebabkan sistem
tersebut akan menyimpang semakin jauh dari garis kemajuan yang diperlukan. Jadi keseimbangan
antara G dan Gw adalah ekuilibrium sempurna. Ini berarti bahwa salah-satu tugas pokok
kebijaksanaan pemerintahan adalah mengusahakan agar G dan Gw berjalan bersama-sama dalam
rangka mempethankan stabilitas jangka panjang. Untuk maksud ini, Harrod memperkenalkan
konsepnya yang ketiga mengenai laju pertumbuhan alamiah. Laju pertumbuaha alamiah. Laju
pertumbuhan alamiah “adalah laju kemajuan di mana pertambahan penduduk dan perbaikan
teknologi berjalan lamban”. Laju ini tergantung pada variable-variabel makro seperti penduduk,
teknologi, sumber alam dan peralatan modal. Dengan kata lain, ia merupakan laju pertambahan
output dalam pekerjaan penuh yang ditentukan oleh laju pertambahan penduduk dan laju kemajuan
teknologi. Persamaan untuk laju pertumbuhan alamiah adalah: Gn.Cr =
atau ≠ S Gn adalah apa yang disebut laju pertumbuhan pekerjaan penuh atau alamiah tersebut di
atas. Perbedaan antara G, Gw dan Gn Sekarang bagi pertumbuhan ekuilibrium pekerjaan penuh
Gn=Gw=G. tetapi kesimbangan ini merupakan “keseimbangan sempurna”. Karena, sekali timbul
perbedaan antara laju pertumbuhan alamiah, terjamin dan aktual, akan tercipta kondisi stagnasi
atau inflasi jangka panjang. Jika G>Gw, investasi meningkat lebih cepat daripada tabungan, dan
pendapatan naik lebih cepat daripada Gw. Apabila G < Gw, tabungan naik lebih cepat daripada
investasi dan kenaikan pendapatan lebih kecil daripada Gw. Jadi Harrod menunjukkan bahwa jika
Gw>Gn stagnasi sekuler akan terjadi. Dalam situasi seperti itu Gw juga lebih besar daripada G sebab
batas-batas laju alamiah. Ketidakstabilan dalam model Harrod merupakan akibat dari kekerasan
asumsi-asumsi dasarnya yang menganggap fungsi produksi penduduk tetap, rasio tabungan tetap,
dan laju pertumbuhan tenaga kerja tetap. Para ahli ekonomi mencoba memperbaiki ketegaran ini
dengan memungkinkan penggantian modal dengan buruh, dengan memuat rasio tabungan sebagai
fungsi tingkat keuntungan dan laju pertumbuhan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses
pertumbuhan tersebut. Implikasi dari model tesebut adalah bahwa tabungan merupakan hal
yang baik di dalam setiap perekonomian jurang inflasioner dan hal yang buruk di dalam
perekonomian jurang deflasioner. Dengan demikian, di dalam perekonomian suatu Negara maju, s
harus digeser ke atas atau ke bawah jika situasi menghendaki. kajian perbandingan kedua model
tersebut Titik-Persamaan Model Domar σ = ΔI x = Iσ α = = ΔI x = I x
= I x atau ΔI x ΔY = ΔS x ΔY atau ΔI = ΔS Model Harrod GC = s
G== x = C== x == = s = atau I x ΔY = S x ΔY atau I = S
Titik-Perbedaan Namun demikian ada beberapa perbedaan penting di dalam kedua model tersebut
di atas: 1) Domar menganggap investasi memegang peranan kunci di dalam proses pertumbuhan
dan memberikan tekanan pada ciri gandanya. Tetapi Harrod menganggap tingkat pendapatan
sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan tersebut. Sementara Domar menjalin
hubungan antara penawaran dan permintaan investasi, Harrod, di pihak lain, menyamakan
permintaan dan penawaran tabungan. 2) Model Domar hanya didasarkan pada satu laju
pertumbuhan, r = ασ. Tetapi Harrod menggunakan tiga laju pertumbuhan yang berbeda-beda: laju
actual (G), laju terjamin (Gw) dan laju natural (Gn). 3) Domar mempergunakan kebalikan dari rasio
moda-output marginal, sedang Harrod mempergunakan rasio modal-output marginal. Dalam hal ini
σ dalam Domar = 1/Cr dalam Harrod. 4) Domar menggunakan-multiplikator (pengali) tetapi Harrod
menggunakan akselerator (pemacu) yang dalam hal ini tidak dibicarakan oleh Domar. 5) Identitas
formal dari persamaan Gw dalam Harrod dari persamaan Domar dipertahankan oleh asumsi Domar
bahwa ΔI = ΔY/Y. Tetapi Harrod tidak membuat asumsi seperti itu. Di dalam persamaan
ekuilibrium Gw Harrod, tersirat atau tersurat, tidak mengacu kepada ΔI atau I. Tetapi dalam
persamaan dasarnya G = s/C ia justru mengacu pada I, karena C didefinisikan sebagai I/ΔY. Tetapi
Harrod sama sekali tidak menyebut-nyebut ΔI dalam modelnya, baik tersurat maupun tersirat. 6)
Bagi Harrod siklus bisnis merupakan bagian integral lintasan pembangunan dan bagi Domar tidak
demikian halnya tetapi diakomodasikan dalam modelnya dengan membiarkan σ (produktivitas
rata-rata investasi) berfluktuasi. keterbatasan model ini Sebagian dari kesimpulan yang dapat
ditarik tergantung pada asumsi-asumsi pokok yang dibuat Harrod dan Domar, yang menyebabkan
model-model ini menjadi tidak realistik. 1) Kecendrungan menabung dan rasio modal-output adalah
titik konstan. 2) Buruh dan modal tak dapat dipergunakan dalam proporsi tetap. 3) Harga tidak
akan tetap konstan. 4) Tingkat suku bunga berubah. 5) Program pemerintah tak dapat diabaikan.
6) Perilaku wiraswasta tak dapat diabaikan. 7) Kegagalan membedakan barang modal dengan
barang konsumen. 8) Menurut Profesor Rose, sumber utama ketidakstabilan dalam sistem Harrod
terletak pada akibat ekses permintaan atau penawaran dalam keputusan produksi dan tidak pada
akibat langkanya modal atau berlebihnya keputusan investasi. penerapan model harrod-domar pada
negara terbelakang Model Harrod-Domar, yang didasarkan pada asumsi-asumsi tidak yang
realistis, tidak banyak memiliki nilai praktis bagi Negara-negara terbelakang. Professor Hirschman
oleh karena itu menyarankan agar “ilmu ekonomi pembangunan, seperti negara-negara maju itu
sendiri, harus belajar berjalan di atas kaki sendiri, harus belajar berjalan di atas kaki sendiri, yaitu ia
harus menyusun abstraksi itu sendiri. Tetapi Profesor Kurihara berpendapat bahwa kendati
“implikasi kebijaksanaannya bagi Negara terbelakang sangat bertentangan dengan yang
diharapkan,” namun “model-model pertumbuhan ini mengandung pelajaran positif bagi
perekonomian terbelakang bahwa Negara seyogyanya dimungkinkan tidak saja untuk memainkan
peranan stabilisasi tetapi juga peranan pembangunan, jika perekonomian hendak melaksanakan
industrialisasi lebih cepat dan efektif daripada yang dilaksanakan oleh perekonomian maju sekarang
ini di bawah keadaan liberalisme pasar bebas.” Ia lebih jauh berpendapat bahwa mengingat sifat
universalnya rasio tabungan-pendapatan dan rasio modal-keluaran (atau timbale baliknya) sebagai
variable-variabel strategis yang dapat diukur, mekanisme pertumbuhan yang diperbincangkan
Harrod dan Domar itu dapat diterapkan pada semua sistem perekonomian, kendati dengan
beberapa modifikasi. Itulah sebabnya mengapa model-model pertumbuhan ini dapat diterapkan di
Negara-negara terbelakang yang menganut teknik perencanaan dengan “pertumbuhan berimbang”
kerena dengan teknik ini rasio tabungan-pendapatan dan rasio modal-keluaran tetap konstan selama
periode rencana tersebut. 2. Model Distribusi Menurut Kaldor model Dengan Sw sebagai
keseluruhan tabungan yang disisihkan dari upah, dan Sp sebagai keseluruhan tabungan dari
keuntungan, kita peroleh: Y = W + P Tetapi I = S Dan S = Sw + Sp
Karena investasi adalah tertentu (given) dan dengan mengasumsikan fungsi-fungsi tabungan
proporsional sederhana, yaitu: Sw = SwW dan Sp = spP, kita peroleh persamaan: I = spP +
swW = spP + sw (Y – P) karena W sama dengan Y-P = spP + swY – swP
= (sp-sw) P + swY Dari rasio investasi terhadap pendapatan nasional = , atau = (sp –
sw) + sw dan dari (1) rasio keuntungan terhadap pendapatan nasional, dapat diperoleh dengan cara
di bawah ini: (sp-sw) = - sw = 3. Model Akumulasi Modal Joan Robinson
Pendapatan nasioanal netto di dalam model Robinson adalah jumlah rekening upah total plus
keuntungan total, yang dapat dinyatakan sebagai: Y = wN + pK di
mana Y adalah pendapatan nasional netto, w tingkat upah nyata, N jumlah buruh yang dipekerjakan,
p tingkat keuntungan dan K jumlah modal. Di sini Y adalah fungsi N dan K. karena tingkat keuntungan
amatlah penting di dalam teori akumulasi modal, hal itu dapat dinyatakan sebagai:
p = dibagi dengan N, p = dengan mengganti U/N = 1 dan K/N = θ (theta), kita peroleh
p = jadi tingkat keuntungan adala rasio antara produktivitas buruh minus rekening upah nyata total
terhadap jumlah modal yang dipergunakan untuk setiap unit buruh. Dengan kata lain, tingkat
keuntungan (p) tergantung pada pendapatan (Y), produktivitas buruh (1), tingkat upah nyata (w) dan
rasio modal buruh (θ). Pada sisi pengeluaran (expenditure), pendapatan nasional netto (Y)
sama dengan pengeluaran konsumsi (C) plus pengeluaran investasi (I), Y=C+I
Karena Joan Robinson mengasumsikan bahwa tabungan dari upah adalah nol dan hanya pengusaha
yang menabung, keuntungan diartikan untuk investasi saja, maka kita peroleh: S
=I Hubungan tabungan-investasi ini dapat dinyatakan sebagai: S = pK Dan
I = ΔK [ΔK adalah kenaikan dalam modal nyata] pK = ΔK
[S = I] Atau p = = 4. Model Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik
Meade model meade Di dalam perekonomian, output bersih diproduksi tergantung pada empat
faktor: i. Stok mg teodal netto yang tersedia dalam bentuk mesin; ii. Jumlah
tenaga buruh yang tersedia; iii. Tanah dan sumber alam yang tersedia; dan iv.
Keadaan pengetahuan teknik yang terus membaik sepanjang waktu. Hubungan ini dinyatakan dalam
bentuk fungsi produksi sebagai berikut: Y = F (K, I, N, t) di mana Y adalah output netto
atau pendapatan nasional netto, K stok modal (mesin) yang ada, I, tenaga kerja, N tanah dan sumber
alam dan t adalah waktu yang menandakan kemajuan teknik. Misalkan jumlah tanah dan
sumber alam tetap, output netto dapat meningkat setiap tahun dengan adanya pertumbuhan dalam
K,I, dan t. Hubungan ini ditunjukkan sebagai; ΔY = VΔK + WΔL + ΔY di mana
Δ menunjukkan kenaikan, V adalah marginal dari modal, W produk marginal dari buruh dan Y
dipergunakan sebagai pengganti t. Jadi kenaikan laju output netto tahunan (ΔY) adalah sama
dengan kenaikan stok mesin (ΔK) dikalikan produk marginalnya (V) ditambah kenaikan jumlah
buruh (ΔL) dikalikan produk marginalnya (W) plus kenaikan laju output tahunan akibat kemajuan
teknik saja (ΔY).” Laju pertumbuhan output tahunan proporsional adalah:
= + + di mana ΔY/Y adalah laju pertumbuhan output proporsional, ΔK/K laju
pertumbuhan stok modal proporsional, ΔL/L laju pertumbuhan tenaga buruh proporsional dan
ΔY/Y laju pertumbuhan proporsional kemajuan teknik selama satu tahun. 5. Model Pertumbuhan
Jangka Panjang Solow model solow Solow menganggap output di dalam perekonomian sebagai
satu keseluruhan, sebagai satu-satunya komoditi. Laju produksi tahunannya dinyatakan sebagai Y (t)
yang menggambarkan pendapatan nyata masyarakat, sebagian daripadanya dikonsumsikan dan
sisanya ditabung dan diinvestasikan. Bagian yang ditabung s, adalah konstan, dan laju tabungan
adalah sY(t). K(t) adalah stok modal. Jadi investasi netto adalah laju kenaikan stok modal ini, yaitu
dk/dt atau K. Dengan demikian persamaan pokoknya ialah: K = sY
…………(1) Karena output diproduksi dengan menggunakan modal dan buruh, maka
kemungkinan teknologi dinyatakan dengan fungsi produksi:
y = F (K.L) ……(2) yang menunjukkan returns to scale yang
konstan. Dengan memasukkan persamaan yang kedua di atas pada persamaan pertama kita
peroleh: K = sF (K,L) ……(3) Di dalam
persamaan tersebut, L menggambarkan keseluruhan pekerjaan (total employment). Karena
penduduk berkembang secara eksogen, tenaga meningkat dalam laju n yang relatif konstan. Jadi,
L (t) = Loent ………(4) Solow menganggap
n seperti laju pertumbuhan alamiahnya Harrod dalam ketiadaan perubahan teknologi; dan L(t)
sebagai penawaran buruh yang tersedia dalam waktu t. Ruas kanan persamaan (4) menunjukkan laju
gabungan pertumbuhan tenaga buruh dari periode o ke t. Persamaan (4) secara alternatif dapat
dianggap sebagai kurva penawaran buruh. “Dikatakan bahwa tenaga buruh yang tumbuh secara
eksponensial memberikan kesempatan bagi pekerjaan secara in-elastis penuh. Kurva penawaran
buruh merupakan garis vertikal yang bergeser ke kanan pada waktu tenaga buruh tumbuh sesuai
dengan (4). Kemudian tingkat upah nyata menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga semuah
buruh yang ada terpakai, dan persamaan produktivitas marginal menentukan tingkat upah yang
benar-benar akan berlaku”. Dengan memasukkan persamaan (4) ke dalam (3), Solow
memberikan persamaan dasar: K = sF (K,Loent) Ia
menganggap persamaan dasar ini sebagai menentukan jalur waktu dari akumulasi modal, K, yang
harus diikuti kalau semua buruh yang tersedia hendak sepenuhnya terpakai. Persamaan ini
menggambarkan sosok waktu stok modal dalam masyarakat yang akan menyerap buruh yang
tersedia. Sekali jalur waktu (time path) dari stok modal dan tenaga buruh itu dapat diketahui, maka
jalur waktu dari output-nyata dapat dihitung dari fungsi produksinya. Jalur-waktu upah nyata
tersebut ditentukan oleh persamaan produktivitas marginal. Professor Solow menyimpulkan
proses pertumbuhan itu begini: “Pada setiap saat penawaran buruh yang ada digambarkan oleh
persamaan (4) dan stok modal yang ada juga merupakan suatu data. Karena hasil nyata yang akan
diperoleh dari faktor-faktor akan menyesuaikan diri supaya buruh dan modal dapat dipergunakan
secara penuh maka kita dapat memakai fungsi produksi persamaan (2) untuk mencari tingkat output
saat ini. Selanjutnya, kecendrungan menabung menunjukkan kepada kita berapa banyak output
netto yang akan ditabung dan diinvestasikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui berapa besar
akumulasi modal netto pada saat ini. Dengan menambahkannya pada stok yang telah terkumpul,
maka tersedialah modal untuk jangka waktu berikutnya, dan keseluruhan proses itu dapat diulang”
6. Model Pertumbuhan Kaldor cara kerja model ini Model ini bekerja dalam dua tahap: A.
Penduduk yang bekerja konstan i. Fungsi tabungan S1 = αP1 + β (Y1 – P1)
………(1) di mana 1 > α > β ≥ 0 di dalam persamaan (1), tabungan (St) terdiri dari
tabungan (α) yang berasal dari keuntungan (P1) dan tabungan (β) yang berasal dari upah (Yt – Pt)
pada periode T. Ketidaksamaan 1>α>β≥0 menunjukkan bahwa α dan β terletak di antara 0 dan
1, dan bahwa α (tabungan yang berasal dari keuntungan) adalah lebih besar daripada β (tabungan
yang berasal dari upah). ii. Fungsi investasi Kt = α΄Yt-1 + β ( ) Yt-1
……..(2) It = Kt+1 - Kt Di mana α > 0 dan β΄ > 0 Persamaan (2) menunjukkan bahwa stok
modal (Kt) pada saat T adalah koefisien α output periode sebelumnya (Yt-1) dan koefisien β’
adalah tingkat keuntungan atas modal pada periode persamaan 2.1 menunjukkan fungsi investasi di
mana investasi pada periode t sama dengan stok modal pada periode berikutnya (Kt=2) dikurangi
stok modal pada periode sekarang (Kt). Ketidaksamaan α΄>0 dan, β΄>0 mengungkapkan bahwa
nilai koefisien α΄ dan, β΄ adalah lebih besar daripada nol. B. Penduduk yang Membengkak
Dengan meninggalkan asumsi bahwa penduduk yang bekerja bersifat konstan, Kaldor mengkaji
hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pendapatan. Berangkat dari pendapat
Malthus bahwa laju perrtumbuhan penduduk merupakan fungsi dari laju kenaikan bahan makanan,
Kaldor beranggapan bahwa (a) “untuk suatu tingkat kesuburan tertentu, laju persentase
pertumbuhan tidak dapat melebihi suatu batas minimum tertentu berapapun naiknya pendapatan
nyata”, dan (b) “laju pertumbuhan penduduk akan meningkat secara perlahan (moderat) sebagai
fungsi laju pertumbuhan pendapatan pada beberapa interval dari yang disebut terakhir ini sebelum
maksimum itu tercapai”. Berdasarkan asumsi ini, hubungan pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan pendapatan oleh Kaldor dinyatakan secara aljabar sebagai berikut: It =
gt (gt ≥ ) dan It = (gt > ) di mana It adalah laju persentase pertumbuhan penduduk,
gt ialah laju persentase pertumbuhan pendapatan, dan adalah laju maksimum pertumbuhan
penduduk. Jika gt < dan juga It < , laju pertumbuhan pendapatan dan penduduk akan terus naik
sampai laju pertumbuhan penduduk sama dengan . 7. Model Perubahan Teknikal Perubahan
teknikal tak berwujud. Pada 1956 Abramovitz menulis makalah yang pertama sekali, yang diikuti oleh
Kendrick dan Solow, dalam upaya mengukur sumbangan perubahan teknik kepada pertumbuhan
ekonomi. Mereka menganggap perubahan teknik sebagai “tak berwujud”. Perubahan teknik tak
berwujud adalah murni bersifat organisasi yang memungkinkan diproduksi lebih banyak output
dengan input yang sama, tanpa investasi baru apapun. Perubahan teknik tidak berwujud mengacu
pada setiap pergeseran fungsi produksi yang dalam jangka panjang tidak menimbulkan gangguan
pada keseimbangan antara modal dan buruh. Fungsi produksi untuk perubahan teknik seperti itu
adalah: Q = F (K, L, t) di mana Q menggambarkan output, K dan L masing-masing
menunjukkan input modal dan buruh, dan t menggambarkan perubahan teknik. Dengan
mengambil perubahan teknik netral-Hicks sebagai dasar, Solow merumuskan fungsi produksi
tersebut dalam bentuk khusus sebagai: Q = A (t) F (K, L), di mana A(t) merupakan
indeks perubahan teknik atau menggambarkan dampak kumulatif perubahan sepanjang waktu.
“Fungsi produksi semacam itu mengandung arti bahwa kemajuan teknik adalah bersifat
organisasional dalam arti bahwa dampaknya pada produktivitas tidak memerlukan perubahan
apapun dalam jumlah input. Input yang ada disempurnakan atau dipergunakan dengan lebih efektif.
8. Pertumbuhan Mantap makna Konsep “pertumbuhan mantap” (steady-state growth) adalah
pasangan dari ekuilibrium jangka panjang dalam teori statik. Ia cocok dengan konsep keseimbangan
dinamis. Di dalam “pertumbuhan mantap” semua variable seperti output; penduduk, stok modal,
tabungan, investasi dan kemajuan teknologi, masing-masing tumbuh secara konstan atau pada laju
yang lurus secara eksponensial. Pada 1958, Professor Kaldor menyimpulkan adanya enam faktor
yang telah membawa kearah pertumbuhan Negara-negara industri maju. Keeenam faktor ini ia sebut
sebagai “fakta khas” yang harus dijelaskan oleh suatu model pertumbuhan. Keenam faktor itu
adalah: 1) Laju pertumbuhan output nyata per jam-orang cukup konstan selama periode jangka
panjang. Dengan kata lain, laju pertumbuhan output dan input buruh tetap konstan sepanjang
waktu. 2) Laju pertumbuhan stok moal cukup konstan tetapi lebih besar daripada laju pertumbuhan
tenaga kerja. Dengan demikian rasio-modal buruh meningkat sepanjang waktu. 3) Laju
pertumbuhan stok modal dan laju pertumbuhan output nyata adalah hampir sama. Jadi rasio-modal
output tetap dan tidak menunjukkan kecenderungan yang pasti sepanjang waktu. 4) Tingkat
keuntungan, yang didefinisikan sebagai rasio keuntungan (P) terhadap stok modal (K), cukup konstan
dalam jangka panjang. Dengan rasio modal-output yang konstan, berarti sumbangan buruh dan
modal di dalam out put nasional relatif konstan. 5) Laju pertumbuhan output per orang dapat
berubah secara mencolok dari satu Negara ke Negara lainnya. 6) Perekonomian yang peranan
keuntungan di dalam pendapatannya besar cenderung memiliki rasio investasi yang tinggi terhadap
output. 9. Model Fel’dman model Fel’dman mendasarkan modelnya tentang pembagian
keseluruhan output suatu perekonomian (W) menjadi kategori 1 dan kategori 2 pada teori Marxis.
Yang disebut pertama berkaitan dengan barang modal, baik dalam arti barang produksi maupun
barang konsumsi, sedang kategori yang kedua berkaitan dengan semua barang konsumsi termasuk
bahan mentah. Produksi masiing-masing kategori dinyatakan sebagai jumlah dari modal konstan (c),
modal variable (upah), V, dan nilai lebih S, yang dapat dirumuskan sebagai: W1
= C1 + V1 + S1 + W2 = C2 + V2 + S2 W =C+V+S
“Pembagian perekonomian menjadi dua kategori adalah tuntas, dalam arti tidak ada modal yang
dapat ditransfer dari yang satu ke yang lainnya. Jadi laju investasi ditentukan secara ketat oleh
koefisien modal dan stok modal dalam ketegori 1. Begitu juga output konsumsi ditentukan oleh stok
modal dan koefisien modal di dalam kategori 2. Akan tetapi pembagian investasi total (yaitu
pembagian output dari kategori 1) antara kedua kategori itu sangat fleksibel. Bahkan bagian
investasi total yang dialokasikan kepada kategori 1 merupakan variable kunci bagi model ini. 10.
Model mahalanobis a. Model dua sektor Mahalanobis membagi perekonomian menjadi dua sektor:
, proporsi investasi netto yang dipergunakan didalam sektor barang modal dan , proporsi investasi
netto yang dipergunakan dalam sektor barang konsumen + = 1
………(1) Lebih jauh, investasi netto (1) dapat dibagi menjadi dua bagian di sembarang waktu (t):
untuk menaikkan kapasitas produksi sektor barang modal dan untuk menaikkan kapasitas produksi
sektor barang konsumsi. Dengan jalan ini maka + ………(2) Dengan
βk dan βc masing-masing sebagai rasio output – modal dari sektor barang modal dan dari sektor
barang konsumsi dan β sebagai koefisien produktivitas total, yang terakhir itu dapat dinyatakan
sebagai β = tetapi + = 1 jadi β = βk + βc ……..(3) persamaan penunjuk
pendapatan bagi keseluruhan perekonomian ialah = + Model-model Pertumbuhan Dalam
Perencanaan Pembangunan India (Contoh Aplikasi) model repelita pertama Model Repelita
pertama yang dimulai 1952 didasarkan pada, penerapan model pertumbuhan Harrod-Domar:
ΔI = Iσ Di mana I menyatakan tingkat investasi tahunan, θ potensi produktivitas sosial investasi,
α kecenderungan marginal menabung dan ΔI kenaikan investasi. Model tersebut tidak
dituangkan secara eksplisit tetapi secara implisit dalam bentuk angka-angka pada rencana
pendahuluan dalam dokumen Repelita Pertama. Persamaan dasar yang kemudian digunakan oleh
para ahli ekonomi adalah It = St
……(1) St = aYt – b ……(2)
Yt= αKt ……(3) It = Kt
……(4) Di mana I adalah investasi dalam periode t, St adalah tabungan, Yt adalah pendapatan dan Kt
adalah stok modal dalam periode yang bersangkutan. Tidak seperti model Harrod-Domar di mana
MPS = APS, hubungan di antara keduanya ditunjukkan dengan persamaan (2). Alpha (α) adalah
rasio modal output. Berdasarkan hubungan ini proses pertumbuhan dinyatakan dengan persamaan:
Kt = (K0 – b/aα)eaαt + b/aα Di mana aα adalah laju relatif asiomtotik pertumbuhan sistem
tersebut. model repelita kedua Yt = Y0 [1 + α0 (1+ βk)t – 1 ] Yt =
pendapatan nasional domestik bruto pada tahun t α0 = laju investasi pada tahun dasar
= sumbangan investasi bersih (net investment) yang digunakan dalam sektor barang modal. =
1 - = sumbangan investasi bersih kepada sektor barang konsumsi βk = rasio modal-output
inkrimental di dalam sektor barang modal βc = rasio modal-output inkrimental di dalam
sektor barang konsumsi model repelita ketiga Repelita ketiga hampir seluruhnya didasarkan pada
model pertumbuhan yang sama seperti repelita kedua, tetapi perumusannya mengandung lebih
banyak konsistensi antar-indusrti. Model rencana ini menekankan saling ketergantungan antara
pertanian dan industri, pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial, pembangunan nasional
dan pembangunana regional, dan mobilisasi sumber dalam negeri serta luar negeri. Model ini juga
menitiberatkan pada langkah-langkah bagi kemajuan ilmiah dan tekhnologi dan bagi meningkatkan
tingkat tingkat produktivitas secara umum, serta pada kebijaksanaan yang menyangkut
kependudukan, lapangan kerja dan perubahan sosial. Model repelita ketiga mengasumsikan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2% per tahun selama periode 1961-1971. model repelita keempat
Model repelita keempat indiah diciptakan oleh Alan S. Manne, Asok Rudra dan kawan-kawan pada
1965 untuk meletakkan kerangka kerja bagi penetapan sasaran rencana aktual. Bekerja atas model
terbuka, pada hakikatnya kita mengasumsikan bahwa pemerintah memiliki kemampuan keuangan
yang cukup sehingg tidak terganggu oleh hubungan umpan balik yang timbul dalam ekonomi pasar
sejak dari proses produksi kembali ke distribusi pendapatan, tabungan, dan pengeluaran domestik.

Anda mungkin juga menyukai