KEKURANGAN DAN
KELEBIHANTEORI PEMROSESAN
INFORMASI DAN KINERJA OTAK
19/05/2014 AFID BURHANUDDIN TINGGALKAN KOMENTAR
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses kegiatan belajar. Sehingga proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Sebagaimana di ketahui bahwa belajar merupakan hal
yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori – teori
yang memunculkan adanya belajar. Dan seiring bertambahnya waktu, pengembangan teori –
teori belajar sebagai temuan untuk mengembangkan pemikiran belajar terus dikembangkan.
Dan teori pemrosesan informasi adalah salah satu hasil pengembangan tersebut.
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi
untuk diolah, sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi
terjadi adanya interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan
proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan
dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Berbagai pemahaman tentang belajar telah benyak dikemukakan. Paparan ini menyajikan
pemahaman tentang belajar dari sudut pandang teori pemrosesan informasi. Proses belajar
menurut teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkankembali
informasi-informasi yang telah diterima.
Namun di samping semua itu, proses pembelajaran sangat terkait dengan kinerja otak.
Tanpa otak segala kegiatan tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan manusia maupun
kegiatan pemrosesan informasi, karena otak adalah salah satu organ vital manusia. Kemudian
untuk mengetahui pentingnya kinerja otak dalam pemrosesan informasi adalah dengan
mempertimbangkan gaya pembelajaran.
Ada banyak gaya pembelajaran yang tersedia saat ini. Semuanya memiliki perbedaan dari hal
proses input, filter kognitif, pemrosesan, dan gaya respon. Seluruh pemikiran tentang gaya
pembelajaran menjadi tidak relevan ketika mempertimbangkan tentang seberapa banyak
perbedaan yang berkembang dalam otak.
Setiap otak manusia berkembang secara unik. Bahkan otak dari orang kembar identik pun
berbeda. Hal yang menakjubkan adalah bahwa manusia secara virtual memiliki DNA yang
sama dalam kurang lebih 99.5% bagian tubuh kita. Tetapi, angka 0.5% yang unik membuat
perbedaan.
Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai berikut:
Tingkat pemrosesan stimulus informasi diproses dalam berbagai tingkat kedalaman secara
bersamaan bergantung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah, maka
informasi tersebut akan semakin lama diingat.
Yaitu informasi yang mempunyai imaji visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan
pengetahuan ynag telah ada akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang
sedang diamati akan lebih dalam diproses dari pada stimuli atau kejadian lain di luar
pengamatan. Dengan kata lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti
bagi dirinya atau hal-hal yamg menjadi perhatiannya karena hal-hal tersebut diproses secara
lebih mendalam dari pada stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menjadi
perhatiannya.
Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi
perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pemndidikan. Belajar dimulai dengan
pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti
performance pembelajar.
Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran
berfungsi memotivasi yang terjadi pada pembelajaran. Kejadian eksternal yang disebut
pembelajaran bisa mendukung proses internal dengan mengaktifkan mental yang
mempengaruhi perhatian dan persepsi seklektif.
Proses pembelajaran sangat terkait dengan kerja otak, yaitu otak kanan maupun otak kiri.
Cara yang sangat baik untuk menghargai keunikan otak dan perbedaannya adalah dengan
mempertimbangkan gaya pembelajaran. Ada banyak gaya pembelajaran yang tersedia saat
ini. Masing-masing memiliki poin-poin yang kuat. Semuanya memiliki perbedaan dari hal
proses input, filter kognitif, pemrosesan, dan gaya respon.
Setiap otak manusia berkembang secara unik. Salah satu sasaran dari lingkungan
pembelajaran yang berbasis kemampuan otak adalah untuk mengenali fakta ini dan
memperhitungkannya. Hal dapat melakukan ini dengan cara:
Empat kategori berikut ini mencakup pandangan realistik dan global terhadap gaya
pembelajaran yang digunakan pada rancangan pembalajaran apapun :
Konteks
Keadaan yang melingkupi pembelajaran memberikan petunjuk-petunjuk yang penting tentang
apa yang akan terjadi selama pembelajaran.
Input
Para pembelajar menuntut adanya sensori input untuk terjadinya pembelajaran apapun. Input
ini bisa berupa visual, audio, kenestetik, penciuman, dan perasa.
Pemrosesan
Tahap dimana para pembelajar memanipulasi data yang dikumpulkan melalui indra, baik
yang didapat dari lingkungan yang bersifat global maupun analitis,konkret maupun abstrak,
serta multi-tugas maupun tugas-tunggal.
Respons
Saat peserta didik mulai memproses informasi, perhatian secara intuitif didasarkan pada
sejumlah faktor, seperti waktu, penilaian risiko, poin referensi internal atau eksternal, dan
kekhasan personal
Selain memperhatikan empat kategori pembelajaran di atas, juga bias dilihat dari hal-hal ini,
yaitu:
Independen
Pembelajar gaya ini lebih memilih belajar sendiri.
Dependen
Pembelajar gaya ini lebih memilih membantu yang lain belajar dan bisa belajar sendiri
dengan baik.
Inteligensi sebagian besar adalah kemampuan menyatukan informasi yang acak untuk
menginformasikan proses berfikir, menyelesaikan masalah, dan analisis.
Peneliti Frances rauscher, Ph. D., berpendapat bahwa pola-pola penyalaan neural pada
dasarnya adalah sama pada apresiasi music dan berfikir abstrak.
Contoh: Para siswa yang mendengarkan musik klasik selama sepuluh menit (sonata Mozart
dengan dua piano pada D Mayor) menunjukkan skor nilai ujian dalam berfikir spasial dan
abstrak. Meskipun pada otak hanya bersifat sementara (5-15 menit) hasilnya dapat
digandakan dengan menambahkan reaktivasinya kapan saja.
Menciptakan sebuah lingkungan yang berbasis kemampuan otak bagi pembelajar, berarti itu
saatnya mencari dukungan dari komunitas yang lebih besar, sekolah. Dukungan dalam
tingkat yang lebih luar akan membentuk fondasi bagi kesuksesan jangka panjang di tingkat
yang lebih kecil
Dari komunitas pembelajaran yang lebih besar untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:
Menghargai Nilai
Pastikan bahwa semua orang merasa bahwa mereka adalah anggota komunitas yang
mempunyai kontribusi. Jika tidak, maka mereka akan cenderung terpancing untuk
mengganggu system tersebut, dan atau merasa tidak layak atau depresi.
Kebebasan Berekspresi
Pastikan bahwa setiap orang memiliki suara kreatif dalam komunitas.
ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan:
Membantu meningkatkan keaktifan siswa untuk berfikir dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa akan berusaha mengaitkan suatu kejadian atau proses pembelajaran yang menarik
dengan materi yang disampaikan
Guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat bantu dan
metode penyampaian yang dapat menarik.
Siswa akan mudah mengingat dan memahami materi yang di sampaikan.
Kelemahan:
Jika seorang guru tidak bisa menyampaikan meteri pembelajaran dengan metode dan alat
bantu yang dapat menarik, proses pembelajaran akan terasa membosankan. Sehingga tidak
akan menarik perhatian siswa yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Apabila menghadapi peserta didik yang benar-benar tidak mampu diajak untuk aktif
berfikir maka akan terjadi ketidak singkronan antara pendidik dan peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai
Kelebihan:
Mendukung siswa mencapai apa yang diinginkan sesuai pada kemampuan kerja otaknya.
Guru sebagai penggubah keberhasilan siswa.
Keadaan lingkungan sekitar kondusif.
Kekurangan:
Sebagian besar pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif atau
intelektualnya saja dan yang berkembang hanya otak belahan kiri.
Siswa pemikirannya konvensional (fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang
telah kukuh dan diterima sebelum ini).
Guru kurang membantu siswa (apabila guru kurang memahami teori belajar yang berbeda
pada masing-masing siswa) menemukan keinginan belajar, dan kurang mendukung siswa
mencapai apa yang diinginkan.
Keadaan lingkungan kurang kondusif.
PENUTUP
Teori pemprosesan informasi menyatakan bahwa hanya sedikit informasi yang dapat diolah
dalam memori kerja setiap saat. Terlalu banyak elemen bisa sangat membebani memori kerja
sehingga menurunkan keefektifan pengolahan informasi. Jika penerima diharuskan membagi
perhatian mereka diantara, dan mengintegrasikan secara mental dua atau lebih sumber-
sumber informasi yang berkaitan misalnya, teks dan diagram, proses ini mungkin
menempatkan suatu ketegangan yang tidak perlu pada memori kerja yang terbatas dan
menghambat pemerolehan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
_____________
*) Rival Yanuar
Rahma,penulisadalahmahasiswaSTKIPPGRIPacitanProgramStudiPendidikanBahasaInggrisk
elasB.Makalahdisusunguna memenuhi sebagian tugas individu pada mata kuliah Belajar
Pembelajarantahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.