SKRIPSI
Oleh:
Firda Sartika
NPM C1B013049
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
i
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Bengkulu
Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Menyelesaikan Sarjana Ekonomi
Oleh:
Firda Sartika
NPM C1B013049
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
ii
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun sebagai syarat
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi
Firda Sartika
iv
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
Tragedi terbesar dalam kehidupan bukanlah sebuah kematian, tapi hidup tanpa
tujuan. Karena itu, teruslah bermimpi untuk menggapai tujuan dan harapan,
supaya hidup bisa lebih bermakna. –Anonymous-
Tak perlu malu karena berbuat kesalahan, sebab kesalahan akan membuatmu
lebih bijak dari sebelumnya. –Anonymous-
PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur Allah SWT, karena hanya atas izin dan
karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang
tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Karya tulis ini saya persembahkan untuk keluarga saya terutama Bapak dan Mak-ku,
yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk
kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk
selain do’a yang terucap dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cinta ku
untuk kalian bapak mak-ku. Ading- ading bujang wa (Teja dan Deva) yang senantiasa
memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian
adalah memberikan kobaran semangat yang menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk
kalian.
End then, one and the only one my beloved friend Karyok, terima kasih telah menjadi
teman berbagi di masa- masa paling sulit (semester akhir) dalam hidupku sebagai anak
perantauan yang jauh dari orang tua, dan juga Paman Alek sekeluarga terima kasih telah
menjadi ayah dan ibu kedua ku yang pertama kali mengantar dan menemaniku menuju
kampus hijau UNIB, mencarikan kosan, dan selalu memberiku nasihat dan motivasi untuk
terus mengejar kesuksesan.
Para sepupu (Inga ria, yesi, nurbetty, wa piti, wa resti, acik yeni, inga nova, wa
mita, adek melsi) yang selalu cerewet, hitz and uptodate pas lagi dapet kiriman :D. Thanks
girl buat supportnya. Sorry i’d lose golden memories with u all when we together as a
mahasiswi. Maapkeun sepupu mu yang g sering gabung ini.
Semua yang empunya kos dan tetangga kos yang kadang baik kadang julid pondokon
un-name yang dimana i’ve lost my jemuran -__- (Kak cecep, Mbak Wida, Oci, Vera, Susi,
mbak Riri), pondokan ayuka yang dimana i’ve lost my marun netbook -__- (kak santi, fatma,
gribo, mila, ana, kak desi, kak della, kak irma, kak tantri, mesli), pondokan silaban yang
sebenarnya rame tapi sepi kyk kuburan dan selalu ribut pas tiba waktu bayar wifi sama
sampah (Ex-Ririn, Ex-Mulyani and husband, Ex-mbk sepda, Ayuk eef dan dedek Naura, Riky,
Edo, Ibenk, Reno, Selin, Vita, Rosani, Putra dan bang tory, rifky dan eby). Thanks guys untuk
semua keributan yang pernah kita jalani sama- sama. I’ll keep it in my heart. :D
Teman-temanku, yang entah apa kabarnya. (Rizka, Lewi, Vita, Hendra, Letes) thanks
untuk warna warni yang udah kalian berikan. At list, we’ve lost contact and maybe there is
something miss understanding between us. But, from the deepest of my heart, i still love u
guys, Im sorry for everything that i do.
vi
ABSTRACT
ABSTRAK
Kata kunci: stock buyback, kinerja keuangan, trading volume activity, abnormal
return, analisa tren
1)
: Mahasiswa
2)
: Dosen Pembimbing Skripsi
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Analisis Reaksi Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di BEI) dapat terselesaikan. Skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi sebagian syarat penyelesaian studi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu, untuk memperoleh gelar
Sarjana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Ridwan Nurasi S.E., M.Sc.,Ak selaku Dosen Pembimbing dan ibu
Trisna Murni SE., M.Si selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, bantuan, dan
kerjasama dan arahannya sejak persiapan hingga terselesaikannya penulisan skripsi
ini. Semoga jerih payah beliau mendapat imbalan pahala dari Allah SWT.
Tidak lupa pula penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua, saudara dan
Ketua Jurusan Manajemen Ibu Dr. Fitri Santi SE., MSM., seluruh dosen, staf
karyawan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu,
rekan seperjuangan angkatan 2013, dan semua yang membantu selama penelitian
penulis sampaikan terimakasih.
Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi
ini penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga segala jerih
payahnya menjadikan skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen
serta mendapat ridho dari Allah SWT.
Firda Sartika
NPM. C1B01304
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 31
Tabel 2 Operasionalisasi Variabel .............................................................................. 44
Tabel 3 Daftar Sampel Penelitian ............................................................................... 47
Tabel 4 Daftar Sampel Penelitian ............................................................................... 55
Tabel 5 Avarage TVA Perusahaan Sampel ................................................................. 57
Tabel 6 Paired Sample T-test Trading Volume Activity.............................................. 58
Tabel 7 Avarage Abnormal Return Perusahaan Sampel ............................................. 61
Tabel 8 Paired Sample T-test Abnormal Return ......................................................... 62
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kinerja IHSG Tahun 2015 ........................................................................... 3
Gambar 2 Rerangka Analisis Penelitian ..................................................................... 38
Gambar 3 Periode Penelitian....................................................................................... 41
vi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback Tahun 2013 ........ 119
Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback Tahun 2014 ........ 120
Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback Tahun 2015 ........ 120
Lampiran 4 Daftar Pemilihan Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback
Tahun 2013 ............................................................................................................... 121
Lampiran 5 Daftar Pemilihan Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback
Tahun 2014 ............................................................................................................... 121
Lampiran 6 Daftar Pemilihan Sampel Perusahaan yang Melakukan Stock Buyback
Tahun 2015 ............................................................................................................... 122
Lampiran 7 Data Volume Perdagangan Harian Perusahaan Sampel ....................... 122
Lampiran 8 Trading Volume Activity Perusahaan Sampel ...................................... 123
Lampiran 9 Avarage TVA ........................................................................................ 123
Lampiran 10 Data IHSG Harian Tahun 2013-2015 .................................................. 124
Lampiran 11 Abnormal Return Perusahaan Sampel ................................................. 129
Lampiran 12 Analisa Tren Laporan Neraca Perusahaan Sampel.............................. 136
Lampiran 13 Data Laba/Rugi dalam bentuk tren ...................................................... 144
Lampiran 14 Laporan Keuangan Perusahaan Sampel .............................................. 145
1
BAB I
PENDAHULUAN
pertumbuhan ekonomi dan bisnis dalam suatu negara atau dengan kata lain sebagai
bertemunya investor dengan perusahaan yang secara umum melakukan transaksi jual
beli saham. Saham merupakan salah satu instrumen surat berharga di pasar modal
investasi yang dipilih. Ketika suatu perusahaan telah masuk ke dalam pasar modal,
keterbukaan informasi perusahaan di pasar modal. Terdapat dua jenis informasi yang
(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di
waktu yang lalu. Sedangkan analisis fundamental adalah metode mengukur nilai aset,
2
penawaran atas aset tersebut (Brigham & Ehrhardt, 2005; Tandelilin, 2010).
Analisis fundamental lebih menekankan pada data kunci dalam laporan keuangan dan
dikeluarkan perusahaan.
untuk memperdiksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya
berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. Model
analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan
teknikal informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama
untuk analisis. Hal ini sesuai dengan kecenderungan investor untuk selalu memantau
pergerakan saham sebagai upaya menentukan kapan akan membeli atau menjual
analisis grafis yang fokus pada trend yang sedang berlangsung, rentan waktu trend,
Pada tahun 2015, kinerja IHSG cenderung menurun dimana IHSG ditutup
pada 4.593 poin, turun 12,13% dari posisi terakhir 5.227 poin di tahun 2014 dengan
rata-rata nilai transaksi saham harian di BEI adalah Rp 5,77 triliun pada tahun 2015,
turun 4,0% dari tahun 2014, sedangkan rata-rata volume transaksi harian naik 4,4%
3
2015). Kinerja ini merupakan salah satu performa yang paling lemah di antara indeks-
indeks saham acuan di Asia. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai macam
kebijakan pemerintah baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti adanya
ketidakpastian tentang waktu kenaikan tingkat suku bunga AS, perlambatan ekonomi
Republik Rakyat Tiongkok dan pertumbuhan ekonomi yang lamban di zona euro dan
Jepang.
keuangan sejumlah perusahaan dan Indonesia sangat rentan terhadap arus keluar
modal karena terkendala oleh defisit transaksi berjalan lebar, rupiah yang rapuh,
perlambatan pertumbuhan ekonomi dan karena porsi aset negara yang berada di
tangan asing relatif besar. (Kompas, Kamis 31 Desember 2015). Grafik kinerja IHSG
mengeluarkan satu peraturan baru terkait dengan buyback yaitu Surat Edaran
Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik”. Peraturan
tersebut bertujuan guna memberikan stimulus dan mengurangi dampak pasar yang
berfluktuasi secara signifikan karena adanya pengaruh dan tekanan dari luar terhadap
pasar. Dan dengan penerbitan SE tersebut maka emiten atau perusahaan publik dapat
dengan ketentuan: (a) total pembelian kembali saham paling banyak 20 persen dari
modal disetor (termasuk treasury stocks); dan (b) paling sedikit saham yang beredar
dan Chung, 2001), Jepang (Zhang, 2002), AS (Cook et al., 2004), dan Kanada
(McNally et al., 2006) dan menemukan bukti empiris bahwa keputusan melakukan
open market repurchase sebagai pelaksanaan market timing (dalam Rasbrant, 2011).
Dimana market timing merupakan suatu praktik yang dimana perusahaan akan
5
melakukan penjualan equity (saham) pada saat market value tinggi dan akan membeli
kembali pada saat market value rendah (Baker dan Wurgler, 2002).
penurunan harga saham (Rasbrant, 2011). Pada momen tersebut, manajer perusahaan
akan sangat berperan dalam mengambil keputusan. Hal yang mungkin dapat
satu alternatif dalam meningkatkan kembali harga saham yang turun. Buyback
dianggap sebagai suatu sinyal untuk menaikkan kembali harga saham perusahaan.
Dengan begitu pembelian saham kembali akan memberikan sinyal positif tentang
nilai perusahaan (Rasbrant, 2011). Hal ini, sesuai dengan temuan Nishikawa, et al.
pengumuman buyback pada bursa saham Swedia, pembelian kembali saham dengan
metode Open Market Repurchase (OMR) memberikan sinyal baik, dua hari setelah
Selain itu penelitian Maxwell dan Stephens (2003) menemukan reaksi harga
saham yang positif terhadap pengumuman program buyback. Oleh karena itu, stock
buyback sering menjadi pilihan corporate action yang dilakukan manajer perusahaan
akhir– akhir ini. Biasanya corporate action ini dilakukan jika perusahaan memiliki
6
kelebihan laba ditahan tetapi mempunyai sedikit kesempatan untuk berinvestasi, atau
bisa juga dilakukan ketika harga saham perusahaan mengalami penurunan. Program
stock buyback juga merupakan bagian dari strategi investasi dalam rangka
Aksi stock buyback yang didukung dengan kinerja keuangan perusahaan yang
stabil memiliki dampak (multiplier effect) terhadap kenaikan nilai pasar dan
sebaiknya memiliki cash flow yang kuat. Dengan demikian, dana yang dipakai untuk
Kemudian, saham yang dibeli kembali akan masuk kategori treasury stock dan dapat
menghasilkan beragam reaksi dari pemegang saham. Biasanya ketika stock buyback
diumumkan maka harga saham akan naik (Stephens & Maxwell, 2003; Rahma, 2009;
Nishikawa et al, 2011; & Rasbrant, 2011). Hal ini wajar terjadi, karena meningkatnya
nilai EPS setelah dilakukannya stock buyback maka pasar menghargai saham lebih
tinggi. Pada umumnya harga saham perusahaan akan meningkat pada saat perusahaan
melakukan pengumuman aksi korporasi stock buyback, hal ini disebabkan karena
perusahaan yang akan melakukan stock buyback cenderung akan membeli dengan
harga di atas harga pasar dan menyebabkan jumlah saham yang beredar dipasar
yang melakukan stock buyback (Rasbrant, 2011). Hal ini mengindikasikan saham
(trading volume activity) dapat dijadikan sebagai indikator dari reaksi pasar (investor)
pasar terhadap perusahaan yang melakukan buyback dapat diukur dengan dua cara,
yaitu (a) bisa dilihat melalui perubahan harga saham yang diukur dengan
menggunakan abnormal return selama hari pengamatan dan (b) melihat trading
variabel trading volume activity (TVA) mengacu pada penelitian sejenis yang
metode event study untuk menguji pengaruh suatu peristiwa terhadap aktivitas volume
semua aksi buyback berdampak positif terhadap kinerja keuangannya terlebih lagi
keuangan perlu dianalisis dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan agar
analisis seperti analisis rasio keuangan dan analisis trend, dengan adanya teknik
analisis tersebut dapat diketahui tentang prospek suatu perusahaan. Cara umum yang
biasanya digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja perusahaan adalah dengan
analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan
leverage. Dengan analisis rasio keuangan, stakeholder dapat menilai baik buruknya
keadaan atau posisi keuangan perusahaan. Namun kelemahan dalam analisis rasio ini
adalah tidak membandingkan semua nilai yang ada dalam laporan keuangan secara
lebih rinci.
Sedangkan analisis trend mampu membandingkan semua nilai yang ada pada
laporan keuangan perusahaan sesuai dengan apa yang diperbandingkan oleh investor
karena analisis tren tidak terbatas pada rumus melainkan menghitung dari persentase
data. Nilai suatu perusahaan akan berubah sepanjang waktu, variasi seperti ini akan
hal ini dapat dipermudah karena menggunakan nilai standar finansial. Memprediksi
perusahaan pesaing yang bergerak pada industri yang sama. Hal ini tentu akan sangat
tertentu untuk menentukan mana yang terbaik dan yang lebih menguntungkan dilihat
dari perbandingan kinerja perusahaan. Kinerja di masa lalu sering dijadikan indikator
dalam memprediksi kinerja di masa yang akan datang. Oleh karena itu, investor
maupun kreditur melihat pada tren penjualan, beban, laba bersih, arus kas, dan
9
dividen guna menilai kinerja masa lalu manajemen perusahaan dan memprediksi
Penelitian ini berfokus pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang melakukan stock buyback pasca diterbitkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 2/POJK.04/2013 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
22/SEOJK.04/2015 dengan menggunakan metode event study dan uji beda pada
abnormal return dan trading volume activity (TVA) perusahaan sebagai indikator
reaksi pasar terhadap pengumuman stock buyback dan analisa tren dengan alat ukur
laba rugi dan neraca dalam bentuk tren sebagai indikator kinerja keuangan
perusahaan (Prastowo, 2000: 48). Untuk itu peneliti memilih judul “Analisis Reaksi
buyback ?
10
stock buyback..
Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.04/2013 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
buyback diukur dengan menggunakan indikator trading volume activity dan abnormal
return serta variabel kinerja keuangan dianalisis menggunakan analisis tren dengan
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,
Manfaat Teoritis
11
1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan
2. Bagi peneliti hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat menambah
volume activity, abnormal return, dan trend analisys dalam laporan keuangan
3. Bagi akademik hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan
dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penulisan penelitian dengan
Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
problem solving and persuess a step by step logical, organized, and regiorious
method to identify problems, gender data, analyze them, and draw valid conclusion
therefrom”. Penelitian ini merujuk pada Williams (1938: 226) yang menjelaskan teori
tentang repurchase policy yang diambil perusahaan. Maka landasan teori yang
dan bervariasi tergantung kepada sudut pandang dari emiten maupun investor.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang memiliki keterlibatan dalam proses
corporate action emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memberikan definisi
umum corporate action adalah aksi yang dilakukan perusahaan, yang berdampak
Fakhruddin (2001: 177) menyatakan bahwa “corporate action merupakan berita yang
13
pemegang saham.”
merupakan aktivitas atau tindakan emiten yang dapat mempengaruhi jumlah saham
yang beredar, harga saham dan keputusan investor dan umumnya mengacu pada
aktivitas penerbitan right, pemecahan saham (stock split), saham bonus, dan
pembagian dividen, baik dalam bentuk dividen saham (stock dividend), maupun
perusahaan.
1. Dividen
Investor memiliki perspektif yang berbeda dalam hal dividen. Sebagian
menganggap dividen sebagai harapan utama dalam berinvestasi dan sebagian
lagi (terutama investor dengan horison jangka pendek) lebih mengedepankan
capital gain daripada perolehan dividen. Pada sisi lain, tidak sedikit
perusahaan yang lebih mementingkan pertumbuhan perusahaan dari pada
distribusi dividen dengan keyakinan bahwa menginvestasikan kembali laba
yang diperoleh akan meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham.
2. Stock Split
Reverse stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi nominal yang
lebih kecil, misalnya dari nominal Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per 25
saham. Pemecahan saham ini mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi
lebih banyak. Kebalikan dari stock split adalah reverse stock split. Jika pada
stock split nilai nominal dipecah menjadi lebih kecil, pada reverse stock split
nilai nominal saham digabungkan sehingga menjadi lebih besar. Akibat
14
reverse stok split adalah jumlah lembar saham setelah di-reverse akan menjadi
sekian kali lebih sedikit dari sebelumnya.
3. Saham Bonus
Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada pemegang
saham yang merupakan kapitalisasi dari agio saham. Karena merupakan
kapitalisasi dari agio saham, pemegang saham tidak menyetorkan kas atau
aktiva lainnya kepada perusahaan untuk mendapatkan saham bonus tersebut.
4. Right Issue
Right issue atau istilah formalnya Penambahan Modal dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) adalah suatu cara bagi emiten untuk
meningkatkan jumlah modal disetornya dengan memberikan penawaran
terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk menambah modalnya di
perusahaan tersebut. Jika seorang investor tidak ingin menggunakan hak
tersebut, maka hak tersebut dapat diperjualbelikan.
5. Pembelian kembali saham (stock buyback)
Pembelian kembali saham yang telah dilepas ke publik atau sering disebut
dengan istilah stock buyback merupakan salah satu bentuk tindakan korporasi
yang dilakukan emiten. Bahkan di bursa-bursa saham yang sudah maju, aksi
tersebut merupakan hal yang umum dilakukan emiten. Alasan emiten
melakukan pembelian kembali saham adalah:
Untuk menjaga kewajaran harga saham
Sinyal psikologi ke pasar
Melakukan pembelian kembali saham dan untuk dijual kembali
Melakukan pembelian kembali saham untuk dibagikan kepada karyawan
Untuk menghindari diri dari akuisisi oleh perusahaan yang lain karena
memiliki dana kas yang melimpah
Pertimbangan pajak
Faktor fleksibilitas bagi emiten
Sebagai upaya penghematan dividen
2.1.2 Pembelian Kembali Saham (Stock Buyback)/ Stock Repurchase
Brigham dan Houston (2011: 237) mengartikan stock buyback sebagai suatu
transaksi perusahaan untuk membeli kembali sahamnya sendiri yang telah beredar,
sehingga jumlah saham yang beredar menurun, harga saham serta earning per share
“The practice of a publicy traded company buying its own shares from
shareholders. This is done to reduce the number of shares outstanding, which
15
increases the earnings per share. Ideally, this will increase the share price.
Share repurchase is a common practice when the company’s management
believes that its shares are undervalued. It may also be used as an
antitakeover measure.”
likuiditas pasar sedang mengalami penurunan atau ketika pasar sedang bearish.”
antara lain buyback, share repurchase, acquisition of own shares. Semua istilah
sahamnya sendiri yang telah dikeluarkan. Maksud dan tujuan dari pelaksanaan aksi
korporasi ini antara lain adalah untuk men-stimulus dan mengurangi dampak pasar
yang berfluktuasi secara signifikan karena adanya pengaruh dan tekanan dari luar
dengan harga di atas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar inilah yang menjadi
keuntungan bagi para pemegang saham yang dikenal dengan istilah capital gain.
Stock buyback yang dilakukan perusahaan diyakini dapat memberikan sinyal positif
kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan dalam
16
pelaksanaan pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan
dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan karena adanya pengaruh dan
tekanan dari luar terhadap pasar. Dan dengan penerbitan SE tersebut maka emiten
atau perusahaan publik dapat melakukan pembelian kembali sahamnya tanpa perlu
memperoleh persetujuan RUPS dengan ketentuan: (a) total pembelian kembali saham
paling banyak 20 persen dari modal disetor (termasuk treasury stocks); dan (b) paling
sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor.
hipotesis berikut:
Selain keenam alasan di atas, ada satu alasan lain perusahaan melakukan stock
oleh perusahaan lain seperti yang dikemukakan oleh Zhang (2002). Jagannathan dan
memiliki pendapatan operasi yang besar dan stabil, dan memiliki dividend payout
ratio yang lebih tinggi. Perusahaan menjadikan stock repurchase sebagai sebuah
perusahaan yang lebih kecil dengan tingkat terjadinya asymmetric information yang
lebih tinggi. Selain itu ditandai juga oleh pendapatan operasi perusahaan yang belum
stabil, dan market-to-book ratio yang lebih rendah sehingga kemungkinan untuk
tersebut berhubungan dengan payout policy perusahaan bahwa jumlah payout akan
cashflow perusahaan. Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak yakin bahwa
dimiliki digunakan perusahaan unuk membeli sahamnya kembali sebagai suatu cara
dapat menjadi pilihan suatu perusahaan dalam melakukan stock buyback. Beberapa
diantaranya adalah:
1. Tender Offer
Metode tender offer perusahaan mengumumkan kepada seluruh pemegang
saham bahwa perusahaan akan membeli kembali beberapa lembar sahamnya
pada harga dan periode tertentu yang telah ditetapkan. Harga yang ditawarkan
perusahaan biasanya adalah harga di atas harga pasar. Setiap pemegang saham
akan memperkirakan sendiri apakah harga yang ditawarkan akan lebih besar
atau lebih kecil bila dibandingkan dengan harga saham tersebut setelah masa
penawaran berakhir, sehingga setiap pemegang saham dapat memutuskan
apakah bersedia untuk menjual sahamnya atau tidak. Stock buyback dengan
cara ini dapat meningkatkan harga saham.
2. Open Market Repurchase (OMR)
Dalam metode ini perusahaan membeli kembali saham perusahaannya dengan
jumlah yang relatif kecil. Pembelian kembali dilakukan melalui broker dengan
bayaran komisi pada tingkat normal pembelian dan pembelian harga pasar.
Tidak seperti metode tender offer, metode ini tidak mengikat suatu perusahaan
untuk benar-benar membeli kembali sahamnya sebanyak jumlah yang investor
umumkan sebelumnya. Metode ini memberikan fleksibilitas kepada
perusahaan untuk membeli kembali sahamnya lebih sedikit dibandingkan
dengan yang direncanakan jika sahamnya menjadi lebih mahal ataupun
membeli lebih banyak jika sahamnya tetap atau lebih murah.
3. Dutch Auction
Pada pembelian kembali saham perusahaan menggunakan metode ini,
perusahaan menyebutkan range harga saham yang ditawarkan. Para pemegang
saham akan memilih satu harga yang investor tetapkan untuk menjual saham
yang investor miliki kepada perusahaan. Pada akhir penawaran, perusahaan
akan membeli sahamnya berdasarkan harga penawaran yang terbaik.
4. Transferable Put Rights (TRP)
Dalam metode ini, perusahaan yang berencana akan membeli sahamnya
sebesar a dari sahamnya yang beredar, memberikan setiap pemegang
sahamnya satu TPR untuk setiap 1/a jumlah saham yang dimilikinya. Satu
TPR memberi hak kepada para pemegang saham untuk menjual kembali satu
lembar saham yang dimilikinya kepada perusahaan penerbit pada harga yang
telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham yang menolak menjual
sahamnya dapat menjual TPR yang dimilikinya kepada pemegang saham
lainya yang berkeinginan untuk menjual sahamnya lebih dari jumlah yang
telah dialokasikan perusahaan kepada dirinya.
5. Private Repurchase
20
stock buyback dibandingkan dengan dividen. Berikut kelebihan dan kekurangan stock
buyback dari sudut pandang para pemegang saham maupun dari sudut pandang
Stephens: 2003) dan temuan Nishikawa, et al. (2011) yang menyimpulkan reaksi
pasar saham yang positif setelah pengumuman buyback. Namun penelitian Marpaung
dan Fadillah (2012) menunjukkan tidak semua aksi stock buyback berdampak positif
terhadap kinerja keuangannya dan kinerja saham perusahaan terkait. Oleh sebab itu,
dari perusahaan yang kondisi fundamentalnya terpercaya tentu akan direspon oleh
investor, sehingga sinyal tersebut menjadi berkualitas, sedangkan sinyal yang dikirim
oleh perusahaan yang berkondisi fundamental kurang terpercaya tentu tidak akan
dapat menyamai sinyal yang dikirim oleh perusahaan yang kondisi fundamentalnya
teori yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar, sehingga akan memberi
pengaruh pada keputusan investor. Sinyal perusahaan dapat dilihat dari reaksi harga
saham. Reaksi harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai
Menurut Brigham dan Houston (2001: 36) isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang
23
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan
pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting,
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini
maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
buyback bertujuan untuk memberikan informasi atau sinyal positif kepada para
dalam keadaan baik (Profits Bulletin Vol. XIV/2014, 2014). Berdasarkan signaling
dinilai terlalu rendah atau undervalued. Hirschey & Jhon (2008) mengungkapkan
bahwa dengan adanya pengumuman stock repurchase juga memberikan sinyal yang
positif bahwa perusahaan memiliki free cash flow yang berlebih yang artinya tingkat
Trading Volume Activity (TVA), yang juga disebut dengan aktivitas volume
perdagangan saham merupakan suatu rasio yang dapat digunakan untuk melihat
reaksi pasar modal terhadap informasi-informasi yang masuk pada pasar modal.
24
Trading volume activity (TVA) dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau
kelemahan pasar. Ketika trading volume activity cenderung meningkat selama harga
pasar berada dalam keadaan bearish. Besar kecilnya TVA menunjukkan seberapa
Perhitungan TVA seperti model yang dipakai oleh Vermaelen (1981) adalah sebagai
berikut:
𝑉. 𝑖. 𝑡
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 =
𝑉. 𝑚. 𝑡
Keterangan:
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 = Trading Volume Activiy
𝑉. 𝑖. 𝑡 = Total volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu ke-t
𝑉. 𝑚. 𝑡 = Volume saham perusahaan ke -i yang tercatat di BEI
bursa efek menjadi kabar baik atau buruk oleh pemegang saham. Imbal hasil
realisasi yang terjadi dengan imbal hasil ekspektasi (Halim, 2015: 99). Beberapa
kinerja keuangan yang stabil dan cash flow yang kuat agar tidak menganggu program
(NOPAT) meningkat sehingga akan meningkatkan nilai laba per saham perusahaan
atau earning per share (EPS) (Marpaung dan Fadillah, 2013). Jadi dapat disimpulkan
stock buyback.
rasio keuangan perusahaan (Tifow & Ozlem, 2015). Selanjutnya, Nassar (2016)
laba. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan penilaian kinerja keuangan adalah untuk
31).
26
kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja
perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan
beberapa alat analisis. Menurut Jumingan (2006: 242) berdasarkan tekniknya, analisis
2008: 82). Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan
biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari
satu periode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisisnya. Jika data yang
digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka
indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau
trend atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil
analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. Data keuangan yang akan
digunakan untuk melakukan analisis tren dengan persentase adalah data yang paling
awal. Setelah itu, data tersebut akan dibandingkan dengan data selanjutnya artinya
adalah data yang paling awal dianggap sebagai tahun dasar pada awal dilakukannya
perhitungan. Data awal tahun yang akan dianalisis tersebut dianggap sebagai data
Penelitian mengenai pengaruh suatu event atau kejadian terhadap reaksi pasar
antara lain dilakukan oleh Junizar dan Septiani (2013) yang menguji Pengaruh
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengumuman informasi stock buyback
mempengaruhi abnormal return dan trading volume activity dalam populasi dan
sampel yang berbeda pada kondisi pasca krisis Eropa 2008. Hasil penelitian
terhadap abnormal return dan trading volume activity perusahaan terkait, dan
Terhadap Kinerja Saham Dan Kinerja Keuangan: Studi Kasus Pada PT.
Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah stock
Perkasa Tbk.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
komparatif dimana dalam metode ini volume perdagangan dan perubahan harga yang
terjadi saat sebelum dan sesudah dilakukannya stock buyback dibandingkan atau
menggunakan uji beda. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif
yang merupakan analisis rasio keuangan yang berkaitan dengan laba perusahaan
(NOPAT). Analisis ini digunakan sebagai data pendukung dalam analisis perubahan
kinerja keuangan JTPE cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan
rata-rata perubahan EPS yang meningkat hingga 90% pada triwulan ketiga tahun
2008 (2) sebelum dilakukannya pembelian kembali, harga pasar saham cenderung
cenderung mengalami penurunan. Nilai rata-rata perubahan PER pada akhir periode
sebelum stock buyback adalah 9%, dimana hasil tersebut merupakan nilai terendah
pada periode tersebut (3) dengan dilakukannya pembelian kembali saham maka
29
jumlah saham yang beredar di masyarakat menjadi berkurang sebesar 3,2% (4)
peningkatan. Bahkan rata-rata perubahan EPS tertinggi dicapai pada triwulan kedua
tahun 2010 dengan nilai 118% (5) harga saham JTPE cenderung mengalami
peningkatan setelah dilakukannya stock buyback, namun peningkatan harga riil yang
perhitungan teoritis maka diperoleh fakta bahwa harga riil saham perusahaan nilainya
di bawah harga teoritis (harga seharusnya). Selain itu, nilai PER perusahaan
Open Market Share Repurchases. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari
reaksi pasar bursa di Swedia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari NASDAQ
OMX Stockholm. Reaksi pasar diproksikan dengan abnormal return dan uji melalui
Penelitian serupa dilakukan oleh Nishikawa, Prevost, dan Rao (2011) yakni
Dengan Adanya Program Open Market Repurchase (OMR) melalui reaksi pasar
Return Dan Volume Perdagangan Saham. Metode yang digunakan adalah event
(PROPER) dan data sekunder berupa harga penutupan saham harian perusahaan
terkait. Hasil yang diperoleh yaitu tidak terdapat abnormal return dan tidak ada
rata- rata trading volume activity dan perbedaan signifikan trading volume activity di
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga
pengumuman buyback dari tahun 2001 sampai dengan 2007 dengan jumlah sampel
akhir 30 pengumuman. Metode yang digunakan adalah event study. Hasil yang
terhadap Peristiwa Bom J.W. Marriott dan Ritz Carlton 17 Juli 2009 dilakukan
31
Rinaningtias (2009). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data
penutupan harga saham perusahaan yang masuk kedalam Indeks Kompas 100 sejak
Februari 2009 sampai Juli 2009. Reaksi pasar modal diproksikan dengan abnormal
return dan trading volume activity dengan metode pengujian menggunakan event
abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa bom
J.W. Marriot dan Ritz Carlton 17 Juli 2009. Untuk lebih ringkas, penulis meringkas
Variabel Alat
No Peneliti Populasi/ Sample Hasil
Penelitian Analisis
5. Jonas Rasbrant, N= Perusahaan yang X= AR Event Pengumuman OMR
2011 terdaftar di bursa Y= study, memberikan reaksi positif
saham Swedia pengumu ANOVA, terhadap abnormal return
n= erusahaan yang man stock Uji saham sebesar 1,94%
yang terdaftar di buy Autokorel selama dua hari setelah
bursa saham Swedia back asi pengumuman. program
dan melakukan stock Durbin OMR.
buyback dengan Watson Penelitian menemukan 12
metode pelaksanaan bulan
Open Market Share kinerja saham positif
Repurchases abnormal sebesar 6-7%
setelah pengumuman buy
back yang positif terkait
dengan reaksi saham yang
dibeli dalam program
OMR
6. Marpaung dan n= PT Jasuindo Tiga X=AR, Uji beda Jumlah saham yang
Fadillah, 2012 Perkasa Tbk. TVA dan Paired t- beredar di masyarakat
kinerja sample menjadi berkurang,
keuangan Analisis setelah dilakukannya
Y= rasio stock buyback, nilai EPS
Pengumu keuangan perusahaan cenderung
man stock mengalami peningkatan.
buyback harga saham JTPE
cenderung mengalami
peningkatan setelah
dilakukannya stock
buyback
7. Muhamad Luky N= perusahaan yang X= AR, Event Pengumuman informasi
Junizar dan Aditya mengeluarkan TVA study, buyback memiliki
Septiani, 2013 kebijakan stock Y= Uji T-test pengaruh terhadap
buyback dan yang pengumu Uji beda abnormal return
terdaftar di BEI man Paired perusahaan terkait.
n= perusahaan yang pembelian Sample Transaksi buyback
mengeluarkan kembali Test/Wilc memiliki pengaruh
kebijakan stock saham oxon- signifikan terhadap
(buyback) Signed kenaikan abnormal
Rank Test return perusahaan terkait.
34
Variabel Alat
No Peneliti Populasi/ Sample Hasil
Penelitian Analisis
buyback dan yang Peristiwa transaksi
terdaftar di BEI buyback berpengaruh
periode 2008-2012 terhadap trading volume
activity perusahaan
terkait.
Pengumuman buyback
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
trading volume activity
Sumber: diolah peneliti.
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan
pengumuman stock buyback yang mempengaruhi variable reaksi pasar yang dianalisis
dengan metode event study. Sedangkan, perbedaan antara penelitian ini dengan hasil-
stock buyback dengan kinerja keuangan yang dianalisis menggunakan metode analisis
tren.
Reaksi pasar selain diukur dengan abnormal return dapat juga diukur
menggunakan trading volume activity (TVA). Trading volume activity sebagai ukuran
untuk melihat apakah investor menilai stock buyback cukup informatif. Jika investor
maka investor akan bereaksi dan dapat terlihat pada aktivitas pembelian ataupun
penjualan saham. Ada tidaknya pengaruh pengumuman stock buyback dapat dilihat
dari ada tidaknya rata-rata trading volume activity di sekitar tanggal pengamatan.
Selain itu, reaksi pasar dapat dilihat dari ada atau tidaknya perbedaan rata-rata trading
volume activity sebelum dan saat periode stock buyback direalisasi. Berdasarkan
H1a : Terdapat perbedaan trading volume activity perusahaan sebelum dan setelah
memberikan sinyal (signaling theory) yang baik tentang prospek perusahaan di masa
mendatang, sehingga akan berdampak pada perubahan harga saham (Mulia, 2009).
Reaksi perubahan harga saham tentunya didukung oleh pasar yang efisien. Pada
pasar yang efisien, harga efek akan merefleksikan semua informasi yang mungkin
terjadi dengan cepat dan akurat. Faktor informasi yang tersedia dianggap sangatlah
penting dalam membentuk harga keseimbangan efek yang baru (Jogiyanto, 2001).
Pengumuman stock buyback sebagai suatu event yang dianggap memiliki pengaruh
memberikan suatu dampak atau reaksi terhadap return saham. Penelitian yang
news) bagi pemegang saham, sehingga abnormal return saham akan cenderung
bergerak ke arah positif, sejalan dengan signaling theory yang menyatakan bahwa
informasi yang dianggap menguntungkan akan memberikan reaksi pasar yang positif.
analisis perubahan harga saham saat sesudah stock buyback dilakukan. Pengukuran
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik itu laporan laba rugi, neraca,
dan lain-lain. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis salah
satunya adalah analisa tren seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan
analisa tren ini, penelitian lebih berfokus pada laporan laba rugi dan neraca yang di
publikasikan perusahaan.
framework yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
research design dari sebuah penelitian (Cooper dan Schindler 2011: 14).
Pengumuman
Stock Buyback
Kinerja
Reaksi
Pasar Keuangan
Trading Laporan
Volume Keuangan
Activity, Perusahaan:
Abnormal Laba Rugi,
Return Neraca
H1 H2 Trend Analysis
Uji Beda
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
ini sebagai penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengecek
“Given the fact that most of time there are multiple factors that influence one
another and the problem in a chainlike fashion, the researcher might be asked
to identify the crucial factors associated with the problem, rather than
establish a cause-and- effect relationship.”
karena data yang digunakan berupa angka yang kemudian diolah menggunakan
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
40
tertentu. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis reaksi pasar yang dikur
dengan volume perdagangan dan abnormal return sebelum dan sesudah stock
buyback dan menguraikan kinerja keuangan perusahaan melalui analisa tren pada
laporan laba rugi dan neraca yang terverifikasi, dipublikasikan dan diaudit maka jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah event study. Menurut
Jogiyanto (2009: 392) “Event study adalah penelitian yang mempelajari reaksi pasar
pengumuman.” Pada studi peristiwa, periode pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu
periode estimasi (estimation period) dan periode kejadian (event period) disebut juga
dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). Periode estimasi
adalah periode sebelum peristiwa sedangkan periode jendela adalah periode disekitar
Dalam penentuan periode jendela ini memang tidak ada patokan atau standar
yang pasti, baik dari buku-buku maupun dari jurnal penelitian. Seperti yang
Periode jendela (event window) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7
hari, yang terdiri atas 3 hari sebelum stock buyback, satu hari saat diumumkannya
stock buyback dan 3 hari sesudah stock buyback dan telah dipastikan bahwa tidak ada
peristiwa-peristiwa lain seperti right issue, pembagian dividen dan lain-lain, kecuali
hanya peristiwa stock buyback. maka periode penelitian untuk perhitungan variabel
h-3 h h+3
Variabel menurut Sekaran (2003: 87) adalah “anything that can take on
differing or varying values“, sementara itu Arikunto (2006: 10) menyatakan variabel
adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian. Variabel yang digunakan dalam
bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah reaksi
pasar yang dilihat dari trading volume activity dan abnormal return dan
pada laporan laba rugi dan neraca perusahaan yang melakukan stock buyback.
sebagai berikut:
𝑉. 𝑖. 𝑡
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 =
𝑉. 𝑚. 𝑡
Keterangan:
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 = Trading Volume Activiy
𝑉. 𝑖. 𝑡 = Total volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu ke-t
𝑉. 𝑚. 𝑡 = Volume saham perusahaan ke -i yang tercatat di BEI
43
Abnormal return
Keterangan:
𝐴𝑅𝑖𝑡 = Abnormal return saham perusahaan ke i periode ke-t
𝑅𝑖𝑡 = Actual return saham perusahaan ke i pada periode ke-t
⌋
𝐸⌊𝑅𝑖𝑡 = Expected return saham perusahaan ke i periode ke-t, dengan rumus
indeks pasar
merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang
30). Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis, diantaranya
penjelasan dari masing masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dimana data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media pelantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro,
adalah penghematan waktu dan biaya memperoleh informasi. Data yang digunakan
berkaitan dengan tanggal pengumuman stock buyback mulai dilakukan, data harga
saham harian perusahaan terkait, Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), volume
perdagangan harian perusahaan terkait, dan informasi mengenai jumlah saham yang
beredar pada saat sebelum dan sesudah pengumuman stock buyback. Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari, daftar nama
volume activity saham, jumah saham beredar perusahaan, harga saham, dan Laporan
tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yakni dari website (Bursa Efek Indonesia ,
Yahoo Finance, DuniaInvestasi dan SahamOK) dan Galeri Investasi BEI Universitas
Bengkulu.
46
public yang terdaftar di BEI, dan objek dalam penelitian ini yaitu terdapat 50
perusahaan yang melakukan aktivitas stock buyback selama 3 tahun yaitu periode
sebelumnya, kriteria yang harus dipenuhi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
periode pengamatan.
pengamatan.
untuk melihat dan mengetahui dampak stock buyback yang dilakukan terhadap reaksi
pasar dan kinerja keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (event study),
maka langkah-langkah teknik analisis data yang akan digunakan untuk menguji
sampel penelitian.
Periode peristiwa ditetapkan oleh peneliti yaitu 7 hari, yaitu 3 hari sebelum
c. Mendapatkan data jumlah lembar saham yang diperdagangkan setiap hari dari
saham-saham yang dipilih sebagai populasi. 3 hari sebelum dan 3 hari setelah
tanggal pengumuman.
d. Mendapatkan data harga saham harian pada saat penutupan 3 hari sebelum
di website BEI
𝑉. 𝑖. 𝑡
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 =
𝑉. 𝑚. 𝑡
49
Dimana:
𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 = Trading Volume Activiy
𝑉. 𝑖. 𝑡 = Total volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu ke-t
𝑉. 𝑚. 𝑡 = Volume saham perusahaan ke -i yang tercatat di BEI
1986:375):
∑𝑛𝑖=𝑡 𝑉. 𝑖. 𝑡
𝑥̅ 𝑇𝑉𝐴 =
𝑛
yaitu :
𝑃𝑖,𝑡 − 𝑃𝑖,𝑡−1
𝑅𝑖,𝑡 =
𝑃𝑖,𝑡−1
Dimana:
Rit = return saham i pada hari t
Pn = harga saham i pada hari t
Pit-1 = harga saham i pada hari t-1
E (Ri) = E(Rm)
50
Dimana:
E (Ri) = Expected Return saham i
E(Rm) = Expected Return pasar
Karena nilai expected return saham sama dengan return pasar, maka
sebagai berikut:
IHSGt – IHSGt-1
Rmt =
IHSGt-1
Dimana:
Dimana:
ARit = Abnormal Return saham i pada hari t
Rit = Actual Return saham i pada hari t
E(Rit) = Expected Return saham i pada hari t
ARit = Rit - Rm
Dimana:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Rit = actual return saham i pada hari t
Rm = return pasar pada hari t (IHSG hari t)
51
sebagai berikut:
∑𝐴𝑅𝑖,𝑡
𝐴𝐴𝑅𝑖,𝑡 = 𝑛
Dimana:
AARi,t = rata-rata abnormal return saham pada hari t
n = jumlah perusahaan yang diteliti.
t 10
CARNn = AARnt
t 10
Dimana:
CARNn = akumulasi abnormal return harian tiap-tiap saham
selanjutnya mencari data mengenai kinerja keuangan perusahaan yang akan dianalisa
menggunakan analisis tren. Analisis ini digunakan sebagai data pendukung dalam
analisis perubahan harga saham saat sesudah stock buyback dilakukan. Analisa tren
ini dilakukan dengan melalui prosedur sebagai berikut (Kasmir, 2014: 69):
untuk melihat struktur keuangan baik dari neraca dan laba rugi. Untuk melihat
persentase. Akun net income dalam laba rugi dan akun total aktiva dalam neraca
menjadi akun yang krusial dalam analisa ini (Prastowo, 2008: 48) Hasil perhitungan
trend dapat ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks. Menurut S. Munawir
(2007: 52), ada beberapa langkah untuk melakukan analisis trend ini adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan tahun dasar. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun
yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut
dianggap sebagai tahun dasar (base year).
2. Tiap – tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka index 100.
pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut. Rumus dari analisis tren adalah
sebagai berikut :
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏𝒂𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂
𝑻𝒓𝒆𝒏𝒅 = X 100%
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
kembali saham (stock buyback) dalam periode tahun 2013 – 2015. Berdasarkan
stock buyback adalah 28 emiten. Munculnya jumlah emiten yang relative besar dalam
periode tersebut sejalan dengan adanya gejolak yang terjadi di pasar saham mengikuti
Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara
berfluktuasi secara signifikan jika IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 hari
bursa berturut-turut secara kumulatif turun 15% atau lebih, atau kondisi lain yang
54
ditetapkan oleh OJK, selain itu pembelian kembali saham baru dapat dilakukan
setelah menyampaikan keterbukaan informasi kepada OJK dan BEI paling lambat 7
Sementara itu, tahun 2014 adalah periode dimana emiten yang mengeluarkan
adalah SCBD, WIKA, TRIM, PTBA, JIHD, BBRM, APLI dan KKGI. Selanjutnya,
yaitu: TBIH, MEDC, RALS, MPMX, CTRP, SRTG, SIDO, PANS. PTBA, ECII,
beberapa emiten yang tercatat masih memiliki umur kurang dari satu tahun namun
MPMX, DYAN, ECII, dan SMBR. Seluruh emiten tersebut melakukan pencatatan
saham perdana (initial public offering/ IPO) pada tahun 2013. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa pelaksanaan aksi korporasi stock buyback pada periode tahun
atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan
sejalan dengan gejolak pasar modal yang memperoleh imbas dari gejolak
perekonomian global.
Pertimbangan bahwa umur keempat emiten tersebut masih relatif kecil maka
Hal ini sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa harga-harga saham IPO
cenderung underpriced untuk jangka pendek (kurang dari tiga bulan pertama setelah
pencatatan saham) dan cenderung melemah untuk jangka waktu tiga bulan setelah
Disamping itu, ada beberapa emiten yang melakukan stock buyback namun
tidak memenuhi kriteria purposive sampling karena (1) melakukan aksi korporasi
stock split (ACES, JRPT, ROTI, LTLS, dan DSNG), melakukan akuisisi (TBIG),
selama periode pengamatan (2) melakukan stock buyback lebih dari 1 kali dalam
periode pengamatan seperti MPMX, RALS, WIKA, BUDI, ECII, BBRM, dan PTBA
(3) dan tidak memiliki data lengkap terkait dengan trading volume activity, abnormal
return, dan kinerja keuangan (JIDH, SCBD, APLI). Dengan demikian, total sampel
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 22 emiten, seperti
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
14 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA
15 PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk BBRM
16 PT Trimegah Securities TRIM
17 PT Resource Alam Indoneisa KKGI
18 PT Medco Energi Internasional Tbk MEDC
19 PT Ciputra Property Tbk CTRP
20 PT Panin Sekurita PANS
21 PT Sampoerna Agro Tbk SGRO
22 PT Nusa Raya Cipta Tbk NRCA
Sumber: Hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya reaksi pasar disekitar
tanggal publikasi corporate action yaitu kebijakan stock repurchase, dan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan reaksi pasar dan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah publikasi kebijakan tersebut. Reaksi pasar yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah reaksi dari trading volume activity dan abnormal return yang
terjadi selama 3 hari sebelum dan sesudah publikasi dari pengumuman stock
repurchase dilakukan. Reaksi trading volume activity, dan abnormal return atas
berikut:
yang terjadi di bursa saham pada saat waktu dan saham tertentu, dan merupakan salah
satu faktor yang juga memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham.
Pergerakan harga saham ini berkaitan dengan motivasi investor dalam melakukan
efisien pada bentuk lemah (weak-form efficiency) karena pada pasar yang belum
efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera
mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi
pasar modal melalui pergerakan pergadangan volume perdagangan pada pasar modal
yang diteliti. Gambaran trading volume activity selama windows period pengumuman
signifikan pada reaksi pasar trading volume activity sebelum dan sesudah
5% (0,05). Uji signifikansi trading volume activity dapat dilakukan dengan melihat
nilai p value (level of significance). Hipotesis Ha1 diterima jika p value < nilai yaitu
sebesar 5%. Hasil analisis Paried Sampel T Test trading volume activity dapat dilihat
Paired Differences
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa t-hitung untuk uji statistik rata-rata
trading volume activity sesudah pengumuman buyback adalah sebesar -0,867 dan
probabilitas sebesar 0,477 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian H0 diterima
dan Ha ditolak karena t-hitung < t-tabel (-0,867 < 4,003) dan P value lebih besar dari
0,05 (0,477 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata trading volume activity sebelum pengumuman stock buyback saham
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “tidak terdapat perbedaan trading volume
mengindikasikan bahwa para pemegang saham tidak ingin mengalami kerugian yang
lebih besar pada investasinya karena harga saham yang dimilikinya mengalami
penurunan. Dengan begitu, diharapkan para pemegang saham akan melepas saham
mengakibatkan perbedaan TVA yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah
pengumuman pembelian kembali saham. Tidak adanya reaksi pasar yang signifikan
bukanlah good news, selain itu hal ini menurut Bhattacharya & Jacobsen (2015)
perbedaan volume yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pembelian
kembali saham.
Ikenberry (1999) dalam Junizar (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
mempunyai kandungan infomasi atau tidak dan juga untuk mengukur menguji pasar
melalui pengamatan pergerakan saham dipasar modal apakah ada abnormal return
yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu dan seberapa
Tidak adanya rata-rata abnormal return yang signifikan secara statistik di BEI
return harian saham, dimana pada satu periode harian ditemukan abnormal return
positif, dan pada periode lain ditemukan abnormal return negatif.. Pengumuman
stock repurchase untuk beberapa perusahaan dipandang oleh para investor akan
memberikan gambaran prospek yang positif terhadap kegiatan investasi pada saham
menguntungkan.
Dengan adanya dua pandangan yang berlawanan tersebut, maka pada rentang
pengamatan yang sama, akan dihasilkan dua kelompok nilai abnormal return dari
61
berbagai saham yang ada di pasar modal. Pada satu kelompok saham, akan didapat
abnormal return yang positif, dan pada kelompok saham yang lain akan didapat
abnormal return yang negatif. Kedua macam abnormal return tersebut, apabila
membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada reaksi pasar abnormal
dilakukan antara tiga hari sebelum dengan tiga hari sesudah pengumuman dalam
periode pengamatan.
menggunakan uji paried sampel t test. Uji paired sampel t test dalam pengujian
sebesar 5% (0,05)
Uji signifikansi abnormal return dapat dilakukan dengan melihat nilai p value
(level of significance). Hipotesis Ha2 diterima jika p value < nilai yaitu sebesar 5%.
Hasil analisis paried sampel t test abnormal return dapat dilihat pada tabel 8 di
bawah ini:
Paired Differences
Pair sebelum - - -
sesudah 1.963333 .021017075 .012134214 .07184264 .032575975 -1.618 2 .247
333E-2 1
Sumber: Hasil penelitian diolah dari SPSS 16 for Windows
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa t-hitung untuk uji statistik rata-rata
return sesudah pengumuman buyback adalah sebesar -1,618 dan probabilitas sebesar
0,247 yang nilainya diatas 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak karena
t-hitung < t-tabel (-1,618 < 4,003) dan P value lebih besar dari 0,05 (0,247 > 0,05).
Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
bahwa “tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan
ini, diperoleh hasil yang berbeda, yaitu abnormal return tidak mengalami perbedaan
yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pembelian kembali
saham. Hal ini berarti bahwa investor tidak mengantisipasi adanya informasi baru
kembali saham bukanlah good news, sehingga tidak mengubah preferensi investor
sehingga pada saat pengumuman stock buyback, informasi tersebut sudah tidak
bermakna. Hal ini menunjukan bahwa stock buyback bukan merupakan suatu sinyal
melainkan faktor utama alasan stock buyback adalah untuk menjaga nilai nominal
dari total modal disetor dan ditempatkan, jika sebagian dari modal tersebut tidak
likuid di pasar dalam jangka waktu tertentu (Nathania, 2013). Selain itu, menurut
Delphinea et al. (2016) faktor periode penelitian yang terlalu cepat yakni 7 hari juga
Amalia (2010), Zumaila (2014), dan Delphinea et al. (2016) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat adanya abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah
sebelumnya yang dilakukan oleh Junizar dan Septiani (2013), Rasbrant (2011),
dan trading volume activity perusahaan terkait, dan transaksi buyback memiliki
pengaruh signifikan terhadap kenaikan abnormal return dan trading volume activity
Repurchase
yang beredar di masyarakat akan berkurang. Secara teoritis, ketika jumlah saham
yang beredar berkurang, maka kinerja keuangan perusahaan akan meningkat, hal ini
(dengan asumsi laba bersih perusahaan tetap). Namun tidak semua stock buyback
untuk melihat struktur keuangan baik dari neraca dan laba rugi dan dikonversikan
65
dalam bentuk persentase. Akun Net Operating Profit After Tax (NOPAT ) dalam laba
rugi dan akun total aset/ aktiva dalam neraca menjadi akun yang krusial dalam analisa
ini (Prastowo, 2008: 48). Pemakaian Net Operating Profit After Tax (NOPAT ) dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan setelah dikurangi beban pajak dan Net Operating Profit After Tax
20000000
18000000
16000000
2013
14000000
12000000 2012
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Berdasarkan analisis tren terhadap neraca diatas dapat dilihat bahwa kinerja
keuangan PT Media Nusantara Citra Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya
suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama
semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
66
“tumbuh”. PT Media Nusantara Citra Tbk memiliki aset yang bertambah, ini
Dapat dilihat dari persentase total aset, total aset pada tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 28% jika dibandingkan dengan tahun 2012 (sebagai tahun dasar)
sebesar 100%, Tahun 2013 yang menjadi tahun analisa karena perusahaan
melakukan stock buyback pada tahun ini dan jika perusahaan mengalami kenaikan
nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan
mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Media Nusantara Citra Tbk
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2012. Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari
segi pemasarannya).
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000 2012
1000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Sky Vision Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “tumbuh”. PT MNC Sky Vision
Tbk memiliki nilai aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset,
total aset pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 20% jika dibandingkan
dengan tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%. Pada tahun perusahaan
melakukan stock buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar
kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga,
ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan
nilai aset.
68
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT MNC Sky Vision Tbk
memiliki laba yang mengalami penurunan sebesar 695% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
200000
100000
0
sebelum sesudah
-100000
-200000 Series1
-300000
-400000
-500000
-600000
Sumber: data diolah peneliti
69
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
2012
5000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Investama Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Tbk memiliki aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset, pada
tahun 2013 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 16% jika dibandingkan dengan
tahun 2012 (tahun dasar) sebesar 100%. Pada tahun perusahaan melakukan stock
buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk
tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti
manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan nilai aset.
70
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT MNC Investama Tbk
mengalami penurunan laba sebesar -16% pada saat perusahaan melakukan stock
buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012. Penurunan jumlah laba
yang dihasilkan disebabkan oleh nilai penjualan yang berkurang setiap tahunnya. Ini
2500000
2000000
1500000
1000000 Series1
500000
0
sebelum sesudah
4000000000
3500000000
3000000000
2500000000
2000000000
1500000000
1000000000
2012
500000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Kapital Indonesia Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan
dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset
yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “tumbuh”. PT MNC Kapital
Indonesia Tbk semakin bertambah tahun semakin bertambah nilai asetnya, ini
Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar
100%, tahun 2013 sebesar 1%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback,
perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun
dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT MNC Kapital Indonesia Tbk
72
menghasilkan laba yang mengalami penurunan (loss) sebesar -96% pada saat
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2012. Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik
180000000
160000000
140000000
120000000
100000000
80000000 Series1
60000000
40000000
20000000
0
sebelum sesudah
25000000
20000000
15000000
10000000
2013
5000000
2012
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Mediacom Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Tbk memiliki aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk
tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 5%. Pada tahun
aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami
kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Global Mediacom Tbk
74
menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 47% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
2500000
2000000
1500000
1000000 Series1
500000
0
sebelum sesudah
18000000
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
2013
4000000
2012
2000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Tunggal Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat
dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang dimiliki
mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk
tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 19%. Pada tahun
aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami
kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Gajah Tunggal Tbk
menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 72% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
1200000
1000000
800000
600000
Series1
400000
200000
0
sebelum sesudah
180000000
160000000
140000000
120000000
100000000
80000000
60000000
2013
40000000
2012
20000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Pan Indonesia Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “tumbuh”. PT Bank Pan Indonesia
Tbk memiliki aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk
tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 10%. Pada tahun
aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami
kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Bank Pan Indonesia Tbk juga
78
mampu menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 74% pada saat
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2012. Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari
segi pemasarannya).
2500000
2000000
1500000
1000000 Series1
500000
0
sebelum sesudah
14000000000000
12000000000000
10000000000000
8000000000000
6000000000000
4000000000000 2013
2000000000000 2012
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin
lama semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat
persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun
2013 sebesar 45%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback, perusahaan
mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang
akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
(Persero) Tbk menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 36% pada saat
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2012. Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari
segi pemasarannya).
450000000000
400000000000
350000000000
300000000000
250000000000
200000000000 Series1
150000000000
100000000000
50000000000
0
sebelum sesudah
3000000000000
2500000000000
2000000000000
1500000000000
1000000000000
2013
500000000000
2012
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin
bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “tumbuh”.
Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar
100%, tahun 2013 sebesar 28%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback,
perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun
dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Nusantara Infrastructure Tbk
menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 79% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
90000000000
80000000000
70000000000
60000000000
50000000000
40000000000 Series1
30000000000
20000000000
10000000000
0
sebelum sesudah
180000000000
160000000000
140000000000
120000000000
100000000000
80000000000
60000000000
2013
40000000000
20000000000
2012
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Bintang Mahkotasejati Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan
dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset
yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “tumbuh”. PT Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk semakin bertambah tahun semakin bertambah nilai asetnya, ini
Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar
100%, tahun 2013 sebesar 4%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback,
perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun
dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Ristia Bintang Mahkotasejati
84
Tbk menghasilkan laba yang mengalami penurunan (loss) sebesar 185% pada saat
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2012. Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik
20000000000
15000000000
10000000000
5000000000
0 Series1
sebelum sesudah
-5000000000
-10000000000
-15000000000
-20000000000
7000000000000
6000000000000
5000000000000
4000000000000
3000000000000
2013
2000000000000
2012
1000000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Semesta Internusa mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar
kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang
akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Surya Semesta Internusa
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
748000000000
746000000000
744000000000
742000000000
Series1
740000000000
738000000000
736000000000
sebelum sesudah
8000000000000
7000000000000
6000000000000
5000000000000
4000000000000
3000000000000
2013
2000000000000
2012
1000000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika
semakin lama semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat
pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun
dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 24%. Pada tahun perusahaan melakukan
stock buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan
untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti
manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan nilai aset.
88
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Intiland Development Tbk
menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 64% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
350000000000
300000000000
250000000000
200000000000
150000000000 Series1
100000000000
50000000000
0
sebelum sesudah
20000000
18000000
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2012
2000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Insurance Tbk mengalami tren yang naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Tbk memiliki nilai aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mengalami kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset
untuk tahun 2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 36%. Pada
total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami
kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Panin Insurance Tbk
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
1300000
1290000
1280000
1270000
1260000
1250000
1240000 Series1
1230000
1220000
1210000
1200000
sebelum sesudah
1400000000000
1200000000000
1000000000000
800000000000
Series1
600000000000
Series2
400000000000
200000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TETAP TOTAL AKTIVA UTANG UTANG MODAL TOTAL UTANG
LANCAR JANGKA DAN MODAL
PANJANG
Gapura Prima Tbk mengalami kenaikan. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Prima Tbk memiliki aset yang bertambah, ini mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mengalami kenaikan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun
2012 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, kenaikan total aset pada tahun 2013
sebesar 2%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback, perusahaan mengalami
kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang
akan mengalami penurunan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Perdana Gapura Prima Tbk
92
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2012.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
120000000000
100000000000
80000000000
60000000000
Series1
40000000000
20000000000
0
sebelum sesudah
180000000
160000000
140000000
120000000
100000000
80000000 Series1
60000000 Series2
40000000
20000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TETAPTOTAL AKTIVA UTANG UTANG MODAL TOTAL UTANG
LANCAR JANGKA DAN MODAL
PANJANG
Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya
suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama
semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
“tumbuh”. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk memiliki nilai aset yang
pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2012 (sebagai tahun
dasar) sebesar 100%, tahun 2013 sebesar 17%. Pada tahun perusahaan melakukan
stock buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan
untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti
manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan nilai aset.
94
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Pelayaran Nasional Bina
Buana Raya Tbk menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 23% pada
saat perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada
tahun 2012. Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya
nilai penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang
Grafik 30 Trend Indeks Laba Rugi Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
Series1
3000000
2000000
1000000
0
sebelum sesudah
800000000
700000000
600000000
500000000
400000000
300000000
2014
200000000
2013
100000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Trimegah Securities pada tahun 2014 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2013, ini
Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2013 (sebagai tahun dasar) sebesar
100%, kenaikan aset pada tahun 2014 sebesar 37%. Pada tahun perusahaan
melakukan stock buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar
kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga,
ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan
nilai aset.
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 103% pada saat perusahaan
96
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2013.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
20000000
0
sebelum sesudah
-20000000
-40000000
-60000000 Series1
-80000000
-100000000
-120000000
-140000000
Sumber: data diolah peneliti
97
120000000
100000000
80000000
60000000
2014
40000000
2013
20000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Alam Indonesia Tbk mengalami penurunan. Turun tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin berkurang aset yang
Indonesia Tbk semakin berkurang tahun semakin bertkurang nilai asetnya, ini
dari persentase total aset untuk tahun 2013 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun
2014 sebesar -6%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback, perusahaan
mengalami penurunan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang
akan datang akan mengalami penurunan juga, ini berarti manajemen perusahaan
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Resource Alam Indonesia Tbk
98
menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 40% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2013.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000 Series1
4000000
2000000
0
sebelum sesudah
3500000000
3000000000
2500000000
2000000000
1500000000
2015
1000000000
2014
500000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Medco Energi Internasional Tbk semakin lama semakin naik. Tumbuh tidaknya
suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama
semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
kenaikan/ pertumbuhan. Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2014
(sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2015 sebesar 9%. Pada tahun perusahaan
melakukan stock buyback, perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar
kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga,
100
ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan
nilai aset.
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Medco Energi Internasional
Tbk menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 908% pada saat
perusahaan melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun
2014. Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai
penjualan setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik
50000000
0
sebelum sesudah
-50000000
Series1
-100000000
-150000000
-200000000
12000000000000
10000000000000
8000000000000
6000000000000
2015
4000000000000
2014
2000000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Property Tbk semakin lama semakin naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Tbk semakin bertambah tahun semakin bertambah nilai asetnya, ini mengindikasikan
persentase total aset untuk tahun 2014 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun
2015 sebesar 11%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback, perusahaan
mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang
akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Ciputra Property Tbk
menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 467% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2014.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
400000000000
390000000000
380000000000
370000000000
Series1
360000000000
350000000000
340000000000
sebelum sesudah
2000000000000
1800000000000
1600000000000
1400000000000
1200000000000
1000000000000
800000000000
600000000000
2015
400000000000
2014
200000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Sekuritas Tbk mengalami penurunan. Turun tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat
dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin berkurang aset yang dimiliki
maka perusahaan tersebut dapat dikatakan “turun”. PT Panin Sekuritas Tbk semakin
perusahaan tersebut mengalami penurunan. Dapat dilihat dari persentase total aset
untuk tahun 2014 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2015 sebesar -20%.
nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun dimasa yang akan datang akan
mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen perusahaan memiliki kinerja yang
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Panin Sekuritas Tbk
menghasilkan laba yang mengalami kenaikan sebesar 467% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2014.
Kenaikan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh bertambahnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan cukup baik (dari segi
pemasarannya).
400000000000
350000000000
300000000000
250000000000
200000000000
Series1
150000000000
100000000000
50000000000
0
sebelum sesudah
8000000000
7000000000
6000000000
5000000000
4000000000
3000000000
2015
2000000000
2014
1000000000
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
Sampoerna Agro Tbk mengalami tren naik. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat
dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah aset yang
Tbk semakin bertambah tahun semakin bertambah nilai asetnya, ini mengindikasikan
persentase total aset untuk tahun 2014 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, kenaikan
pada tahun 2015 sebesar 33%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback,
perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun
dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Sampoerna Agro Tbk
106
menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 15% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2014.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
350000000
340000000
330000000
320000000
310000000
300000000 Series1
290000000
280000000
270000000
260000000
sebelum sesudah
2500000000000
2000000000000
1500000000000
1000000000000
2015
500000000000
2014
0
KAS PIUTANG PERSEDIAAN AKTIVA TOTAL UTANG UTANG MODAL TOTAL
TETAP AKTIVA LANCAR JANGKA UTANG DAN
PANJANG MODAL
keuangan PT Nusa Raya Cipta Tbk semakin lama semakin naik. Tumbuh tidaknya
suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama
semakin bertambah aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
“tumbuh”. PT Nusa Raya Cipta Tbk memiliki nilai aset yang bertambah, ini
Dapat dilihat dari persentase total aset untuk tahun 2014 (sebagai tahun dasar) sebesar
100%, tahun 2015 sebesar 8%. Pada tahun perusahaan melakukan stock buyback,
perusahaan mengalami kenaikan nilai total aset, besar kemungkinan untuk tahun
dimasa yang akan datang akan mengalami kenaikan juga, ini berarti manajemen
Selain dilihat dari nilai total aset, tumbuh tidaknya suatu perusahan juga dapat
dilihat dari laba yang dihasilkan setiap periodenya. PT Nusa Raya Cipta Tbk
menghasilkan laba yang mengalami penurunan sebesar 30% pada saat perusahaan
melakukan stock buyback jika dibandingkan dengan total laba pada tahun 2014.
Penurunan jumlah laba yang dihasilkan disebabkan oleh berkurangnya nilai penjualan
setiap tahunnya. Ini artinya kinerja manajemen perusahaan kurang baik (dari segi
pemasarannya).
300000000000
250000000000
200000000000
150000000000
Series1
100000000000
50000000000
0
sebelum sesudah
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa keseluruhan akun dalam neraca
mengalami perubahan baik itu secara negatif maupun perubahan kearah yang positif.
Perusahaan yang melakukan stock buyback harus memiliki dasar kinerja keuangan
yang kuat dan sehat agar kebijakan stock buyback tidak mengganggu ekspansi
keuangan perusahaan yang berarti pada saat perusahaan melakukan stock buyback,
109
jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan berkurang dalam jumlah yang cukup besar
dan dengan berkurangnya jumlah kas yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh sebab itulah, sebagian besar
tren negatif dalam akun Net Operating Profit After Tax (NOPAT ) jika dibandingkan
penelitian sejalan dengan Marpaung dan Fadillah (2012) yang menunjukkan terdapat
stock buyback.
110
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
variabel rata- rata abnormal return (AAR) saham dan tranding volume activity
(TVA) saham yang digunakan untuk menganalisa reaksi pasar dan analisa tren
berlebihan dari kondisi pasar tersebut. Selain itu, tidak adanya perubahan
informasi tersebut. Investor cenderung melakukan strategi wait and see untuk
menghindari timbulnya risiko yang lebih besar karena faktor pasar yang
bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan pada rata-rata trading volume
perusahaan.
laporan neraca perusahaan dan menghasilkan tren menurun untuk akun net
5 hari sebelum dan 5 hari sesudah event date, atau 7 hari sebelum dan 7 hari
dan tidak lebih dari 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah event date karena
5.3 Saran
a. Bagi Investor
c. Bagi Perusahaan
tujuan untuk meningkatkan harga saham beredar yang telah jatuh di pasar
dapat berhasil.
volume activity dan abnormal return, seperti earning per share (EPS) dan
dapat melihat pengaruh pengumuman buy back saham dalam jangka waktu
yang panjang
113
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Ang, James. S., Rebel, A. Cole & Lin, J. Wuh. (2010). Agency Costs and Ownership
Structure. Journal of Finance, Vol. 55 No. 1, pp. 81-106.
Asquith, Paul & Mullins D. W, Jr. (1986). Signaling with Dividends, Stock
Repurchases, and Equity Issues. Financial Management, Vol. 15 No. 3, pp. 27-
44.
Baker, Malcolm. & Jeffrey, Wurgler S. (2002). Market Timing and Capital Structure
Author. The Journal of Finance, Vol. 57 No. 1, pp. 1-32.
Basir, Saleh dan Fakhruddin. (2005). Aksi Korporasi: Strategi untuk Meningkatkan
Nilai Saham melalui Tindakan Korporasi. Jakarta: Salemba Empat.
Brav, Alon., Graham, J.R., Harvey, C.R & Michaely, R. (2005). Payout Policy in the
21st Century. Journal of Financial Economics, Vol. 77 No. 3, pp. 483-527.
Chan, K., Ikenberry, D., & Lee, I. (2004). Economic Sources of Gain in Stock
Repurchases. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 39 No. 3,
pp. 461–480.
Grullon, G., Ikenberry, D.L., (2000). What Do We Know about Stock Repurchases?.
Journal of Applied Corporate Finance. Vol. 13. No.1, pp. 31-51.
Grullon, Gustavo, and Roni Michaely. (2002). Dividends, Share Repurchases and the
Substitution Hypothesis. Journal of Finance, Vol. 57 No. 4, pp: 1649-1684.
Hanafi, Mamduh. M dan Halim, Abdul. (2005). Analisis Laporan Keuangan Edisi
Kedua. Yogyakarta: STIE YKPN.
Hirschey, Mark & Nofsinger, John. (2008). Investment Analysis and Behavior. New
York: Grant Hill.
Jagananthan, Murai. and Clifford, Stephens. (2003). Motives for Multiple Open-
Market Repurchase Programs. Journal Financial Management, Vol. 32 No. 2,
pp. 71-91.
Mason, D.R., dan Lind, A.D. (1999). Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi
Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Murni, A., & Amaliawati, Lia. 2012. Ekonomi Mikro. Bandung: Refika Aditama.
Nishikawa, Takeshi., Prevost, Andrew K., Rao, Ramesh. P. (2011). Bond Market
Reaction to Stock Repurchases: is There a Wealth Transfer Effect?. The
Journal of Financial Research, Vol. 34 No. 3, pp.503-522.
116
Purwanta, Wiji. dan Fakhruddin, Hendy. (2006). Mengenal Pasar Modal. Jakarta:
Salemba Empat.
Rasbrant, Jonas. (2011). The Price Impact of Open Market Share Repurchases.
Sweden: Department of Industrial Economics and Management, KTH Royal
Institute of Technology.
Rinaningtias, Resti D. (2009). Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Bom J.W.
Marriott dan Ritz Carlton 17 Juli 2009. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sekaran, Uma. (2003). Research Methods For Business Book 1 Edition 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Suryawijaya. & Setiawan. (1998). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa
Politik dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996). Journal Kelola,
Vol. 18 No. 7, pp. 137-153.
Tifow , A. A., Sayilir, Ozlem. 2015. Capital Structure and Firm Performance: An
Analysis of Manufacturing Firms in Turkey. Eurasian Journal of Business and
Management, Vol. 3 No. 4, pp. 13-22.
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. (1990).
Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Wansley, James W., William R. Lane, & Salil Sarkar. (1989). Managements' View
on Share Repurchase and Tender Offer Premiums. Financial Management, Vol.
18 No 3, pp. 97-110.
Williams, John B. (1938). The Theory of Investment Value. Cambridge, MA: Harvard
University Press.
Zhang, H. (2002). Share Repurchase Under Commercial Law 212-2 in Japan: Market
Reaction and Actual Implementation. Pacific Basin Finance Journal, Vol. 10
No. 3, pp. 287-305.
Zumaila, Ellis Afri. (2014). Analisis Reaksi Pasar dan Kinerja Saham Atas
Pengumuman dan Peristiwa Buyback di BEI. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
118
LAMPIRAN
119
Kode Tanggal
No Nama Perusahaan Sektor
Perusahaan Buyback
1 PT Danayasa Arthatama Tbk SCBD Property, Real Estate & 10/01/2014
Building
2 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA Property, Real Estate & 15/01/2014
Building
3 PT Trimegah Securities TRIM Finance 24/01/2014
4 PT Bukit Asam Tbk PTBA Mining 07/03/2014
5 PT Jakarta International Hotels & JIHD Trade, Service & Investment 02/04/2014
Development Tbk
6 PT Pelayaran Nasional Bina Buana BBRM Infrastructure, Utilities & 11/04/2014
Raya Tbk Transportation
7 PT Asiaplast Industries Tbk APLI Basic Industry and Chemical 12/04/2014
Hari MNCN MSKY BHIT BCAP BMTR GJTL PNBN PTPP META RBMS SSIA
h-3 27993000 921500 11354000 2402670 30281500 11550500 12663500 30846000 109945000 25000 20305000
h-2 13707000 1150500 4899500 2253716 74804500 11271000 5125000 38046000 84442000 0 33722500
h-1 28537500 458500 29771500 5666670 82636000 3990000 4421500 62055500 96502500 0 38412000
h 31542500 1210000 63433500 1288762 105829500 7286500 3957000 97254500 82180500 327500 37630500
h+1 19211000 1431000 29968000 7693716 74748000 6791500 38628000 89261500 71443500 48500 72152000
h+2 21373500 5769000 59701000 1923431 12794500 1958500 13759500 79565000 123519000 140500 46675500
h+3 18050500 5916000 40897500 2791239 13700500 3553000 5946500 99367500 96302500 40500 33191500
DILD PNIN GPRA BBRM TRIM KKGI MEDC CTRP PANS SGRO NRCA
h-3 639500 1696000 994000 1952116 1164500 232800 819800 5461900 273200 22438300 507600
h-2 20161000 341500 901500 10472256 273500 89200 191400 11900400 762700 6709500 2324300
h-1 11264500 500 961500 55467372 85100 33400 439000 11271600 926700 1822800 3864000
h 16156000 32000 997500 4261733 9910700 133900 691500 3384900 14600 2016400 4336200
h+1 17752000 2396000 1597000 6469919 23639900 929900 1320200 8987500 38100 2278500 5032900
h+2 29654000 69500 717500 997674 10077300 55200 577100 3089200 400 2957200 7661200
h+3 7829500 54000 1275500 1587965 4369800 29200 2314400 3378800 44500 9233100 2434100
123
Hari MNCN MSKY BHIT BCAP BMTR GJTL PNBN PTPP META RBMS SSIA
h-3 0,001985395 0,000652262 0,000316267 0,00176104 0,002154852 0,00331454 0,00053124 0,006369934 0,00721629 7,65175E-05 0,004315393
h-2 0,000972165 0,000814354 0,000136476 0,001651864 0,00532314 0,00323433 0,000214996 0,007856789 0,00554239 0 0,007166995
h-1 0,002024013 0,000324538 0,000829287 0,004153392 0,005880435 0,00114497 0,000185484 0,012814933 0,00633398 0 0,008163648
h 0,002237142 0,00085647 0,001766945 0,0009446 0,0075309 0,00209094 0,000165998 0,020083795 0,00539395 0,00100238 0,007997557
h+1 0,001362534 0,001012899 0,000834761 0,005639118 0,005319119 0,00194889 0,001620462 0,018433179 0,00468923 0,000148444 0,015334362
h+2 0,001515909 0,00408345 0,001662976 0,001409781 0,000910465 0,00056201 0,000577217 0,016430778 0,00810722 0,000430029 0,009919878
h+3 0,001280226 0,0041875 0,001139203 0,002045842 0,000974937 0,00101957 0,000249458 0,020520145 0,00632086 0,000123958 0,007054142
DILD PNIN GPRA BBRM TRIM KKGI MEDC CTRP PANS SGRO NRCA
h-3 6,16929E-05 0,000416879 0,000232425 0,000518205 0,0001638 0,0002328 0,000246005 0,000888114 0,00037944 0,011872116 0,000204677
h-2 0,001944943 8,39412E-05 0,000210796 0,002779944 3,84707E-05 0,0000892 5,74352E-05 0,001935024 0,00105931 0,00355 0,000937218
h-1 0,001086693 1,22901E-07 0,000224825 0,014724254 1,19702E-05 0,0000334 0,000131735 0,00183278 0,00128708 0,000964444 0,001558065
h 0,001558579 7,86565E-06 0,000233243 0,001131311 0,001394047 0,0001339 0,000207505 0,00055039 2,0278E-05 0,001066878 0,001748468
h+1 0,001712546 0,00058894 0,000373423 0,001717491 0,003325208 0,0009299 0,000396165 0,001461382 5,2917E-05 0,001205556 0,002029395
h+2 0,002860739 1,70832E-05 0,000167771 0,00026484 0,001417481 0,0000552 0,000173176 0,000502309 5,5556E-07 0,001564656 0,003089194
h+3 0,000755316 1,32733E-05 0,000298247 0,000421538 0,00061466 0,0000292 0,000694504 0,000549398 6,1806E-05 0,004885238 0,000981492
MNCN
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 2600 4171,413
H-3 2825 0,086538462 4169,827 -0,000380207 0,086918668
H-2 2700 -0,044247788 4120,669 -0,011788978 -0,032458809
H-1 2450 -0,092592593 3967,842 -0,03708791 -0,055504683
H 2675 0,091836735 4026,475 0,01477705 0,077059685
H+1 2800 0,046728972 4103,593 0,019152733 0,027576239
H+2 2950 0,053571429 4195,089 0,022296558 0,03127487
H+3 2775 -0,059322034 4101,233 -0,022372827 -0,036949207
MSKY
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 1820 4171,413
H-3 1870 0,027472527 4169,827 -0,000380207 0,027852734
H-2 1890 0,010695187 4120,669 -0,011788978 0,022484165
H-1 1770 -0,063492063 3967,842 -0,03708791 -0,026404154
H 1800 0,016949153 4026,475 0,01477705 0,002172102
H+1 1870 0,038888889 4103,593 0,019152733 0,019736156
H+2 1860 -0,005347594 4195,089 0,022296558 -0,027644152
H+3 1830 -0,016129032 4101,233 -0,022372827 0,006243795
BHIT
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 375 4171,413
H-3 375 0 4169,827 -0,000380207 0,000380207
H-2 370 -0,013333333 4120,669 -0,011788978 -0,001544355
H-1 310 -0,162162162 3967,842 -0,03708791 -0,125074252
H 305 -0,016129032 4026,475 0,01477705 -0,030906082
H+1 315 0,032786885 4103,593 0,019152733 0,013634152
H+2 345 0,095238095 4195,089 0,022296558 0,072941537
H+3 335 -0,028985507 4101,233 -0,022372827 -0,00661268
130
BCAP
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 1541 4169,827
H-3 1521 -0,012978585 4120,669 -0,011788978 -0,001189607
H-2 1393 -0,084155161 3967,842 -0,03708791 -0,047067251
H-1 1422 0,020818378 4026,475 0,01477705 0,006041328
H 1422 0 4103,593 0,019152733 -0,019152733
H+1 1610 0,132208158 4195,089 0,022296558 0,109911599
H+2 1561 -0,030434783 4101,233 -0,022372827 -0,008061956
H+3 1669 0,069186419 4164,012 0,015307348 0,053879071
BMTR
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 1660 4120,669
H-3 1520 -0,084337349 3967,842 -0,03708791 -0,04724944
H-2 1480 -0,026315789 4026,475 0,01477705 -0,04109284
H-1 1500 0,013513514 4103,593 0,019152733 -0,005639219
H 1750 0,166666667 4195,089 0,022296558 0,144370109
H+1 1720 -0,017142857 4101,233 -0,022372827 0,00522997
H+2 1690 -0,01744186 4164,012 0,015307348 -0,032749208
H+3 1650 -0,023668639 4073,455 -0,021747536 -0,001921103
GJTL
Hari Abnormal
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar
Return
H-4 1810 4103,593
H-3 1870 0,033149171 4195,089 0,022296558 0,010852613
H-2 1900 0,016042781 4101,233 -0,022372827 0,038415608
H-1 1890 -0,005263158 4164,012 0,015307348 -0,020570506
H 1760 -0,068783069 4073,455 -0,021747536 -0,047035533
H+1 1770 0,005681818 4050,864 -0,005545906 0,011227725
H+2 1760 -0,005649718 4072,354 0,005305041 -0,010954759
H+3 1820 0,034090909 4191,258 0,029197855 0,004893054
131
PNBN
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 570 4103,593
H-3 610 0,070175439 4195,089 0,022296558 0,04787888
H-2 570 -0,06557377 4101,233 -0,022372827 -0,043200944
H-1 560 -0,01754386 4164,012 0,015307348 -0,032851207
H 580 0,035714286 4073,455 -0,021747536 0,057461822
H+1 620 0,068965517 4050,864 -0,005545906 0,074511424
H+2 620 0 4072,354 0,005305041 -0,005305041
H+3 630 0,016129032 4191,258 0,029197855 -0,013068822
PTPP
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 1030 4164,012
H-3 990 -0,038834951 4073,455 -0,021747536 -0,017087416
H-2 900 -0,090909091 4050,864 -0,005545906 -0,085363185
H-1 880 -0,022222222 4072,354 0,005305041 -0,027527263
H 960 0,090909091 4191,258 0,029197855 0,061711236
H+1 1050 0,09375 4358,143 0,039817401 0,053932599
H+2 1000 -0,047619048 4349,419 -0,00200177 -0,045617278
H+3 1090 0,09 4356,605 0,001652175 0,088347825
META
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 225 4073,455
H-3 230 0,022222222 4050,864 -0,005545906 0,027768129
H-2 240 0,043478261 4072,354 0,005305041 0,03817322
H-1 235 -0,020833333 4191,258 0,029197855 -0,050031188
H 245 0,042553191 4358,143 0,039817401 0,002735791
H+1 255 0,040816327 4349,419 -0,00200177 0,042818097
H+2 260 0,019607843 4356,605 0,001652175 0,017955668
H+3 265 0,019230769 4375,539 0,004346045 0,014884725
132
RBMS
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 92 4073,455
H-3 93 0,010869565 4050,864 -0,005545906 0,016415472
H-2 93 0 4072,354 0,005305041 -0,005305041
H-1 93 0 4191,258 0,029197855 -0,029197855
H 96 0,032258065 4358,143 0,039817401 -0,007559336
H+1 99 0,03125 4349,419 -0,00200177 0,03325177
H+2 102 0,03030303 4356,605 0,001652175 0,028650856
H+3 103 0,009803922 4375,539 0,004346045 0,005457877
SSIA
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 670 4050,864
H-3 640 -0,044776119 4072,354 0,005305041 -0,050081161
H-2 650 0,015625 4191,258 0,029197855 -0,013572855
H-1 720 0,107692308 4358,143 0,039817401 0,067874907
H 740 0,027777778 4349,419 -0,00200177 0,029779548
H+1 810 0,094594595 4356,605 0,001652175 0,09294242
H+2 860 0,061728395 4375,539 0,004346045 0,05738235
H+3 890 0,034883721 4522,239 0,033527298 0,001356423
DILD
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 315 4349,419
H-3 315 0 4356,605 0,001652175 -0,001652175
H-2 350 0,111111111 4375,539 0,004346045 0,106765066
H-1 390 0,114285714 4522,239 0,033527298 0,080758416
H 390 0 4517,62 -0,001021397 0,001021397
H+1 380 -0,025641026 4463,254 -0,012034213 -0,013606813
H+2 395 0,039473684 4670,733 0,046486039 -0,007012355
H+3 385 -0,025316456 4583,828 -0,018606287 -0,006710168
133
PNIN
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 680 4356,605
H-3 710 0,044117647 4375,539 0,004346045 0,039771602
H-2 710 0 4522,239 0,033527298 -0,033527298
H-1 710 0 4517,62 -0,001021397 0,001021397
H 740 0,042253521 4463,254 -0,012034213 0,054287734
H+1 720 -0,027027027 4670,733 0,046486039 -0,073513066
H+2 720 0 4583,828 -0,018606287 0,018606287
H+3 720 0 4562,857 -0,004574997 0,004574997
GPRA
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 144 4356,605
H-3 144 0 4375,539 0,004346045 -0,004346045
H-2 143 -0,006944444 4522,239 0,033527298 -0,040471742
H-1 144 0,006993007 4345,899 -0,038993959 0,045986966
H 151 0,048611111 4387,604 0,009596403 0,039014708
H+1 159 0,052980132 4418,643 0,007074248 0,045905884
H+2 158 -0,006289308 4389,347 -0,00663009 0,000340782
H+3 166 0,050632911 4374,959 -0,003277936 0,053910848
BBRM
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 148 4275,678
H-3 120 -0,189189189 4271,743 -0,000920322 -0,188268867
H-2 104 -0,133333333 4212,218 -0,013934593 -0,11939874
H-1 126 0,211538462 4174,83 -0,008876084 0,220414545
H 162 0,285714286 4125,956 -0,011706824 0,29742111
H+1 179 0,104938272 4182,346 0,013667136 0,091271136
H+2 174 -0,027932961 4196,282 0,003332101 -0,031265062
H+3 175 0,005747126 4231,98 0,008507055 -0,002759928
134
TRIM
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 57 4431,572
H-3 55 -0,035087719 4452,499 0,004722252 -0,039809971
H-2 56 0,018181818 4477,489 0,005612578 0,01256924
H-1 56 0 4496,042 0,004143617 -0,004143617
H 58 0,035714286 4437,343 -0,013055705 0,048769991
H+1 55 -0,051724138 4322,78 -0,025817928 -0,02590621
H+2 56 0,018181818 4341,651 0,004365478 0,01381634
H+3 58 0,035714286 4417,349 0,017435303 0,018278983
KKGI
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 1750 4819,681
H-3 1735 -0,008571429 4840,146 0,004246132 -0,01281756
H-2 1695 -0,023054755 4838,76 -0,000286355 -0,0227684
H-1 1730 0,020648968 4842,503 0,000773545 0,019875422
H 1735 0,002890173 4834,468 -0,001659266 0,004549439
H+1 1785 0,028818444 4862,069 0,005709211 0,023109232
H+2 1745 -0,022408964 4860,889 -0,000242695 -0,022166269
H+3 1750 0,00286533 4898,138 0,007663002 -0,004797672
MEDC
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 1910 4441,911
H-3 1700 -0,109947644 4335,953 -0,023854147 -0,086093497
H-2 1475 -0,132352941 4163,729 -0,039719988 -0,092632953
H-1 1375 -0,06779661 4228,501 0,015556248 -0,083352858
H 1420 0,032727273 4237,733 0,00218328 0,030543993
H+1 1495 0,052816901 4430,632 0,045519385 0,007297516
H+2 1375 -0,080267559 4446,201 0,003513946 -0,083781504
H+3 1240 -0,098181818 4509,607 0,014260714 -0,112442532
135
CTRP
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 365 4228,501
H-3 345 -0,054794521 4237,733 0,00218328 -0,0569778
H-2 350 0,014492754 4430,632 0,045519385 -0,031026631
H-1 357 0,02 4446,201 0,003513946 0,016486054
H 365 0,022408964 4509,607 0,014260714 0,00814825
H+1 365 0 4412,459 -0,021542454 0,021542454
H+2 368 0,008219178 4401,293 -0,002530562 0,01074974
H+3 371 0,008152174 4433,111 0,007229239 0,000922935
PANS
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 3475 4237,733
H-3 3500 0,007194245 4430,632 0,045519385 -0,03832514
H-2 3530 0,008571429 4446,201 0,003513946 0,005057483
H-1 3650 0,033994334 4509,607 0,014260714 0,01973362
H 3690 0,010958904 4412,459 -0,021542454 0,032501358
H+1 3750 0,016260163 4401,293 -0,002530562 0,018790724
H+2 3750 0 4433,111 0,007229239 -0,007229239
H+3 3590 -0,042666667 4415,343 -0,004008021 -0,038658646
SGRO
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 1120 4605,226
H-3 1050 -0,0625 4584,562 -0,004487076 -0,058012924
H-2 1050 0 4653,146 0,014959772 -0,014959772
H-1 1085 0,033333333 4691,711 0,008287941 0,025045392
H 1085 0 4674,058 -0,003762593 0,003762593
H+1 1090 0,004608295 4608,74 -0,013974581 0,018582875
H+2 1100 0,009174312 4472,021 -0,029665158 0,03883947
H+3 1165 0,059090909 4455,18 -0,003765859 0,062856768
136
NRCA
Hari
Harga Saham Actual Return IHSG Return Pasar Abnormal Return
H-4 645 4585,546
H-3 645 0 4597,057 0,002510279 -0,002510279
H-2 645 0 4560,56 -0,00793921 0,00793921
H-1 645 0 4446,458 -0,025019296 0,025019296
H 645 0 4557,668 0,025010919 -0,025010919
H+1 635 -0,015503876 4545,863 -0,00259014 -0,012913736
H+2 595 -0,062992126 4537,382 -0,001865652 -0,061126474
H+3 590 -0,008403361 4508,452 -0,006375923 -0,002027438
Hari/
MNCN MSKY BHIT BCAP BMTR GJTL
Perusahaan
t-1 1781284 81849 2071541 154747321 2068219 1086114
T 1791090 -486980 731235 5645594 1101619 304488
Selisih 9806 -568829 -1340306 -149101727 -966600 -781626
Selisih (%) 1% -695% -65% -96% -47% -72%
Keterangan naik turun Turun turun turun Turun
Hari/
PNBN PTPP META RBMS SSIA
Perusahaan
t-1 1190493 309682829604 42991360396 16400792304 739521918887
T 2068219 420719976436 76947015272 -14004028601 746549004643
Selisih 877726 111037146832 33955654876 -30404820905 7027085756
Selisih (%) 74% 36% 79% -185% 1%
Keterangan Naik naik Naik turun Naik
Hari/
DILD PNIN GPRA BBRM TRIM KKGI
Perusahaan
-
t-1 200435726378 1294140 56281503224 7007004 128211222 11576400
T 329525970314 1236491 106511465341 5369904 3268224 6997038
Selisih 129090243936 -57649 50229962117 -1637100 131479446 -4579362
Selisih (%) 64% -4% 89% -23% -103% -40%
Keterangan Naik turun naik turun Turun turun
Hari/
MEDC CTRP PANS SGRO NRCA
Perusahaan
t-1 22495557 396599827256 64786197400 342011535 274751751898
T -181816526 364491172242 367174241961 289036171 191226700785
Selisih -204312083 -32108655014 302388044561 -52975364 -83525051113
Selisih (%) -908% -8% 467% -15% -30%
Keterangan Turun Turun naik turun turun
145