Anda di halaman 1dari 9

1.

APAKAH KAITAN ANTARA PENGORGANISASIAN INFORMASI /


PENGETAHUAN DALAM BELAJAR DENGAN MEMORI MANUSIA?
Pengaruh Memori dalam Belajar
Definisi Memori
Para ahli memberikan pengertian bermacam-macam tentang memori. Pada umumnya
memandang memori sebagai hubungan dengan pengalaman masa lampau. Dengan adanya
kemampuan untuk mengingat, manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali apa
yang telah pernah dialaminya.
Memori atau ingatan adalah proses memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali
informasi dan pengalaman yang kita peroleh. Menurut Andersen (1997) memori adalah
rekaman pengalaman yang relatif permanen yang mendasari perilaku belajar.
Kaitan memori dengan belajar adalah, belajar mengacu pada proses adaptasi perilaku
terhadap pengalaman, dan memori menunjuk pada rekaman permanen yang mendasari
adaptasi tersebut.
Proses dan Macam-macam Memori
Para peneliti mempelajari dan membagi proses memori menjadi tiga tahap yaitu,
 Tahap Akuisisi (perolehan) bagaimana informasi pada mulanya ditempatkan atau
disandikan kedalam memori.
 Tahap Retensi (penyimpanan) bagaimana informasi dipertahankan atau disimpan
setelah disandikan,
 Tahap Retrieval ( pemunculan kembali) dan bagaimana informasi ditemukan kembali
untuk tujuan tertentu proses dasar yang dibutuhkan oleh memori.
Memori Sensoris ( Sensory memory) adalah Informasi yang langsung diterima oleh alat
indera dan akan hilang dalam waktu satu detik.
Memori Jangka pendek ( short term memory) adalah sistem memori dengan kapasitas
terbatas dimana informasi lazimnya disimpan selama 15 s.d 25 detik. Memori jangka pendek
ini dapat kita tingkatkan dengan metode Chunking yaitu membagi-bagi informasi kedalam
unit-unit tertentu. Misal menghafal password 242587 menjadi 24-25-87
Memori Jangka panjang ( Long Therm Memory) adalah tipe memori yang relatif
permanen dan tidak terbatas. Memori jangka panjang dibagi kembali yaitu:
 Memori Deklaratif, berisi informasi-informasi faktual, terdiri dari memori semantik (
ingatan tentang pengetahuan/ fakta umum, contoh: ibu kota Indonesia adalah Jakarta).
 Memori Episodik, ingatan tentang pengalaman personal atau tentang suatu peristiwa.
Misal: tentang peristiwa awal perkenalan dengan suami.
 Memori Prosedural, ingatan atau memori yang berhubungan dengan keterampilan
melakukan sesuatu, misal kemampuan mengendarai sepeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi memori
 Faktor Usia, ingatan paling kuat pada diri individu terjadi pada masa anak-anak menuju
remaja ( 10-14 tahun).
 Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit, kurang tidur, dapat menurunkan daya kerja
atau prestasi ingatan
 Emosi, dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peritiwa-
peristiwa itu menyentuh perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi
seringkali diabaikan.
 Minat dan motivasi, dalam pengalaman sehari-hari, orang yang sering bepergian
mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik dari pada yang tidak
pernah bepergian, contoh lain anak- anak dan remaja yang tidak lupa lirik suatu lagu,
meski dalam bahasa asing. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu
tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada yang tidak disukainya. Minat
akan meningkatkan motivasi dan gilirannya akan meningkatan daya ingat.
Mengapa kita Lupa??
 Teori Atropi ( Decay Theory ), lupa terjadi karena informasi yang pernah kita simpan
tidak pernah lagi dimunculkan.
 Teori Interfensi, informasi yang disimpan tidak hilang. Lupa terjadi karena informasi
yang ada saling menghambat atau bercampur aduk.
 Teori Kegagalan mengingat kembali ( Retrieval Failure Theory), informasi yang pernah
kita simpan tidak akan hilang. Lupa terjadi jika tidak didapatkan petunjuk yang cukup
untuk memunculkan kembali informasi yang pernah disimpan dalam memori.
 Motivated Forgetting, lupa terjadi karena adanya dorongan untuk melupakan hal atau
peristiwa yang tidak mengenakkan.
 Lupa karena sebab fisiologis ( disfungsi memory), kelupaan terjadi karena faktor
fisiologis, yaitu karena prosea kimiawi, proses penuaan, proses degenerasi sel otak
dan syaraf, misalnya: Amnesia Retrograd, yaitu lupa pada informasi yang telah lalu
contohnya lupa nama sendiri, alamat rumah; Amnesia anterograd, lupa pada informasi
yang baru saja masuk, contohnya lupa tadi baru saja makan ; Penyakit Alzheimer lupa
karena kerusakan sel otak secara progresif akibat kekurangan zat neurotransmitter
yang disebut Ach (Asetikolin).; Sindrom Korsakoff, lupa karena minum alkohol terus
menerus dalam jangka waktu lama sehingga kekurangan vitamin B1.
Agar tidak mudah lupa, ada beberapa teknik yang bisa kita pakai:
 Memakai teknik kata kunci, yaitu mengingat suatu kata dengan cara
mengasosiasikannya dengan kata lain secara interaktif.
 Metode Lokus, menempatkan secara imaginer kata- kata yang akan diingat pada
tempat-tempat tertentu yang sudah familiar bagi kita.
 Encoding fenomena spesific , memanfaatkan karakteristik lingkungan atau materi yang
mirip dengan karakteristik lingkungan atau materi ketika memasukkan informasi.
 Organisasi materi teks, yaitu ketika membaca materi tertulis, memahami struktur
bacaan tersebut. Misalnya, mengajukan pertanyaan pada diri sendiri setelah membaca
materi.
 Organisasi catatan kuliah, menggunakan teknik mencatat efektif yaitu menggunakan
peta pikiran.
 Praktek dan latihan.

2. Kekurangan Dan Kelebihan teori Pengorganisasian Informasi Dan Kinerja Otak

Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan pada memori
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara tersusun. Tahapan pemahaman dalam
pengorganisasian informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengatahuan
baru yang diperbaharui.
Konsep Dasar Teori Pengorganisasian Informasi
Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai berikut:
 Manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ sensorisnya yaitu:
mata, telinga, hidung dan sebagainya.
 Beberapa informasi disaring pada tingkat sensoris.
 Sisanya dimasukkan dalam ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek mempunyai
kapasitas pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus diproses
secara sedemikian rupa, karena jika tidak akan lenyap dengan cepat.
Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat ditransfer dalam ingatan jangka
panjang. Ingatan jangka panjang merukan hal penting dalam proses belajar. Karena ingatan
jangka panjang merupakan tempat penyimpanan informasi yang faktual (disebut
pengetahuan deklaratif) dan informasi bagaimana cara mengerjakan sesuatu.
Tingkat pengorganisasian stimulus informasi diproses dalam berbagai tingkat kedalaman
secara bersamaan bergantung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah,
maka informasi tersebut akan semakin lama diingat.
Yaitu informasi yang mempunyai imaji visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan
pengetahuan ynag telah ada akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi
yang sedang diamati akan lebih dalam diproses dari pada stimuli atau kejadian lain di luar
pengamatan. Dengan kata lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti
bagi dirinya atau hal-hal yamg menjadi perhatiannya karena hal-hal tersebut diproses secara
lebih mendalam dari pada stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menjadi
perhatiannya.
 Contoh : ketika seseorang mengalami kepahitan dalam hubungan asmara
Pengulangan memegang peranan penting dalam pendekatan model. Penyimpanan juga
dianggap penting dalam pendekatan model tingkat pengorganisasian. Namun hanya
mengulang-ulang saja tidak cukup untuk mengingat. Untuk memperoleh tingkatan yang lebih
dalam, aktivitas pengulangan haruslah bersifat elaboratif. Dalam hal ini, pengulangan harus
merupakan sebuah proses pemberian makna dari informasi yang masuk.

Implikasi teori pengorganisasian informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah sebagai


berikut:
 Model pengorganisasian informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang
besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pemndidikan. Belajar
dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performance pembelajar.
 Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran
berfungsi memotivasi yang terjadi pada pembelajaran. Kejadian eksternal yang disebut
pembelajaran bisa mendukung proses internal dengan mengaktifkan mental yang
mempengaruhi perhatian dan persepsi seklektif.

Konsep Dasar Teori Kinerja Otak

Proses pembelajaran sangat terkait dengan kerja otak, yaitu otak kanan maupun otak kiri.
Cara yang sangat baik untuk menghargai keunikan otak dan perbedaannya adalah dengan
mempertimbangkan gaya pembelajaran. Ada banyak gaya pembelajaran yang tersedia saat
ini. Masing-masing memiliki poin-poin yang kuat. Semuanya memiliki perbedaan dari hal
proses input, filter kognitif, pengorganisasian, dan gaya respon.
Setiap otak manusia berkembang secara unik. Salah satu sasaran dari lingkungan
pembelajaran yang berbasis kemampuan otak adalah untuk mengenali fakta ini dan
memperhitungkannya. Hal dapat melakukan ini dengan cara:
 Menghormati dan mendukung perbedaan yang ada diantara para pembelajar.
 Memperhatikan karakteristik gaya pembelajaran.

Empat kategori berikut ini mencakup pandangan realistik dan global terhadap gaya
pembelajaran yang digunakan pada rancangan pembalajaran apapun :

 Konteks
Keadaan yang melingkupi pembelajaran memberikan petunjuk-petunjuk yang penting
tentang apa yang akan terjadi selama pembelajaran.
 Input
Para pembelajar menuntut adanya sensori input untuk terjadinya pembelajaran apapun.
Input ini bisa berupa visual, audio, kenestetik, penciuman, dan perasa.
 Pengorganisasian
Tahap dimana para pembelajar memanipulasi data yang dikumpulkan melalui indra, baik
yang didapat dari lingkungan yang bersifat global maupun analitis,konkret maupun abstrak,
serta multi-tugas maupun tugas-tunggal.
 Respons
Saat peserta didik mulai memproses informasi, perhatian secara intuitif didasarkan pada
sejumlah faktor, seperti waktu, penilaian risiko, poin referensi internal atau eksternal, dan
kekhasan personal
Selain memperhatikan empat kategori pembelajaran di atas, juga bias dilihat dari hal-hal ini,
yaitu:
 Tergantung pada lingkungan
Pembelajaran disampaikan di dalam alam seperti kunjungan lapangan, eksperimen, dan
situasi-situasi nyata.
 Tidak Tergantung Lingkungan
Pembelajar gaya ini dapat menemukan makna dalam konteks-konteks “artifisial”. Mereka
cukup mampu balajar dengan komputer, buku bacaan, video, tape dan buku-buku lainnya.
 Fleksibel dengan Lingkungan
Pembelajar gaya ini dapat belajar dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan. Hal ini
meliputi kondisi dan situasi.
 Lingkungan yang Terstruktur
Pembelajar gaya ini lebih memilih lingkungan yang lebih terstuktur. Mereka membutuhkan
kepastian dan struktur yang lebih besar. Menekankan pada peraturan, kenyamanan dan
otoritas.
 Independen
Pembelajar gaya ini lebih memilih belajar sendiri.
 Dependen
Pembelajar gaya ini lebih memilih membantu yang lain belajar dan bisa belajar sendiri
dengan baik.
 Digerakkan oleh Hubungan
Pembelajar gaya ini merasa perlu menyukai penyampai pelajarannya. Yang menyampaikan
informasi lebih penting daripada apa yang disampaikan.
 Digerakkan oleh Muatan
Pembelajar gaya ini lebih memilih konten yang bernilai. Apa yang disampaikan lebih penting
daripadasiapa yang menyampaikannya.
v Lebih mengaktifkan otak
Inteligensi sebagian besar adalah kemampuan menyatukan informasi yang acak untuk
menginformasikan proses berfikir, menyelesaikan masalah, dan analisis.

v Musik dan Pembelajaran


Peneliti Frances rauscher, Ph. D., berpendapat bahwa pola-pola penyalaan neural pada
dasarnya adalah sama pada apresiasi music dan berfikir abstrak.
Contoh: Para siswa yang mendengarkan musik klasik selama sepuluh menit (sonata Mozart
dengan dua piano pada D Mayor) menunjukkan skor nilai ujian dalam berfikir spasial dan
abstrak. Meskipun pada otak hanya bersifat sementara (5-15 menit) hasilnya dapat
digandakan dengan menambahkan reaktivasinya kapan saja.

v Sekolah sebagai komunitas pembelajar


Menciptakan sebuah lingkungan yang berbasis kemampuan otak bagi pembelajar, berarti itu
saatnya mencari dukungan dari komunitas yang lebih besar, sekolah. Dukungan dalam
tingkat yang lebih luar akan membentuk fondasi bagi kesuksesan jangka panjang di tingkat
yang lebih kecil
Dari komunitas pembelajaran yang lebih besar untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:
 Menghargai Nilai
Pastikan bahwa semua orang merasa bahwa mereka adalah anggota komunitas yang
mempunyai kontribusi. Jika tidak, maka mereka akan cenderung terpancing untuk
mengganggu system tersebut, dan atau merasa tidak layak atau depresi.

 Semua Orang Merasa Dipedulikan


Pastikan bahwa tak seorang pun yang merasa jatuh ke jurang. Semua orang harus menjadi
bagian dari kelompok pertemanan, bagian dari komite, atau terlibat dalam suatu cara
tertentu bersama dengan kru pendukung.
 Kebebasan Berekspresi
Pastikan bahwa setiap orang memiliki suara kreatif dalam komunitas.

ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

v Teori Pengorganisasian Informasi

Kelebihan:
 Membantu meningkatkan keaktifan siswa untuk berfikir dalam kegiatan pembelajaran.
 Siswa akan berusaha mengaitkan suatu kejadian atau proses pembelajaran yang
menarik dengan materi yang disampaikan
 Guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat bantu dan
metode penyampaian yang dapat menarik.
 Siswa akan mudah mengingat dan memahami materi yang di sampaikan.

Kelemahan:
 Jika seorang guru tidak bisa menyampaikan meteri pembelajaran dengan metode dan
alat bantu yang dapat menarik, proses pembelajaran akan terasa membosankan.
Sehingga tidak akan menarik perhatian siswa yang mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan pembelajaran.
 Apabila menghadapi peserta didik yang benar-benar tidak mampu diajak untuk aktif
berfikir maka akan terjadi ketidak singkronan antara pendidik dan peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai

v Teori Kerja Otak (Neuroscience)

Kelebihan:
 Mendukung siswa mencapai apa yang diinginkan sesuai pada kemampuan kerja
otaknya.
 Guru sebagai penggubah keberhasilan siswa.
 Keadaan lingkungan sekitar kondusif.
Kekurangan:
 Sebagian besar pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif atau
intelektualnya saja dan yang berkembang hanya otak belahan kiri.
 Siswa pemikirannya konvensional (fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama
yang telah kukuh dan diterima sebelum ini).
 Guru kurang membantu siswa (apabila guru kurang memahami teori belajar yang
berbeda pada masing-masing siswa) menemukan keinginan belajar, dan kurang
mendukung siswa mencapai apa yang diinginkan.
 Keadaan lingkungan kurang kondusif.

BAB III
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pengorganisasian informasi di dalam fikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam fikiran. Psikologi pengorganisasian informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuandimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkandari proses beberapa pemecahan
maslah.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman dan haptic)
untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan kedalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasiyang tidak
lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja
(working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah
memori sadar maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan
encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjang (long term
memory).
Model pembelajaran pengorganisasian informasi adala model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembeljaran. Model ini lebih
memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan merupakan sesuatu
yang didapatkan dari hasil daya tahu yang nantinya dapat berbentuk sebuah informasi.
Proses dari daya tahu tersebut seperti melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.
Pengetahuan sendiri juga memilki berbagai jenis dan macam. Adapun macam-macam dari
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Theoritical Knowledge
2. Practical Knowledge
Theoritical Knowledge merupakan pengetahuan yang di dapat dari prosuder yang telah
ditentukan. Dari prosedur itu biasanya termuat beberapa visi, moto, dan juga misi dari
lingkungan yang telah ditempati.

Seringkali dalam belajar, kita kurang bisa mengingat semua yang kita pelajari. Dan belajar
erat hubungannya dengan memori/ ingatan, dan terkadang karena beberapa faktor, kita
menjadi lupa
Mengingat adalah memunculkan kembali informasi pada saat dibutuhkan. Jika informasi
yang kita butuhkan tersebut tidak dapat dimunculkan kembali secara utuh, maka itulah yang
disebut dengan Lupa.

Anda mungkin juga menyukai