Portopolio Depresi Ringan Fadliah
Portopolio Depresi Ringan Fadliah
Fadliah Usman
No. ID dan Nama Wahana: RSUD Barru
Topik: Depresi Ringan
Tanggal (kasus) : 13 Mei 2014
Nama Pasien : Ny. A No. RM : 00.12.09
Tanggal presentasi : November 2014 Pendamping: dr. Whendy Wijaksono
Tempat presentasi: RSUD Barru
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: pasien wanita 38 tahun, datang ke poliklinik umum dengan keluhan sering
merasa lemas. Dialami sejak + 7 bulan yang lalu, disertai dengan sulit tidur dan bila tertidur
sering terbangun pada malam hari. Saat bangun pagi ia merasa lemas. Pasien juga sering
mengeluh pusing, leher terasa tegang, punggung dan lengan sering merasa kesemutan serta
mudah lelah. Selain itu pasien mudah menjadi emosi walaupun untuk hal-hal kecil yang
tidak disukai, jantung berdebar-debar, dan keringat dingin. Kadang-kadang merasa ketakutan
bila ditinggal sendiri yang penyebabnya tidak diketahui. Pada tahun 2010, anak pertamanya
meninggal karena kecelakaan lalu lintas, setahun kemudian bapaknya juga meninggal karena
sakit. Pada tahun yang sama usaha toko kain yang dirintis bersama suaminya mengalami
kebangkrutan, sejak saat itu pasien merasa tidak bersemangat, merasa mudah lelah, nafsu
makan berkurang, serta merasa malas melakukan kegiatan diluar rumah.
Riwayat pengobatan: tidak pernah berobat sebelumnya.
Riwayat kesehatan/penyakit: pasien sering menderita penyakit serupa sebelumnya.
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga dan wiraswasta
Tujuan: menegakkan diagnosis penyakit kejiwaan
Daftar Pustaka:
a. Mansjoer, A., dkk. Obat-obatan antidepresi. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2000 : 434-437
1
a. Maslim, Rusdi. Episode Depresi Ringan. Dalam : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa UNIKA
Atmajaya , 2001: 64-65
b. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/antidepressants.html
Hasil pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis Gangguan Jiwa
2
Pasien tergolong orang yang baik dengan anggota keluarga yang lain, mudah
bergaul dan senang bersosialisasi.
2. Kasih sayang
Pasien cukup mendapatkan kasih sayang dari keluarganya.
3. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi menengah. Pasien menjual kain dan jatuh bangkrut
kemudian berusaha membuat usaha sembako bersama suaminya.
b. Faktor Pencetus
Pada tahun 2010, anak pertamanya meninggal karena kecelakaan lalu
lintas, setahun kemudian bapaknya juga meninggal karena sakit. Pada tahun
yang sama usaha toko kain yang dirintis bersama suaminya mengalami
kebangkrutan, sejak saat itu pasien merasa tidak bersemangat, merasa mudah
lelah, mafsu makan berkurang, serta merasa malas melakukan kegiatan diluar
rumah
C. Riwayat Keluarga
a. Pola Asuh Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 7 bersaudara. Pasien dibesarkan dalam
keadaan kedua orang tua harmonis dan cukup mendapat perhatian.
b. Silsilah Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 7 bersaudara. Pasien memiliki 3 orang adik laki-laki
dan 3 orang adik perempuan. Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan
yang sama dengan pasien atau yang mengalami gangguan jiwa
D. Riwayat Pribadi (Autoanamnesis Dan Alloanamnesis)
1. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di rumah, ditolong oleh dukun, cukup bulan, spontan, langsung
menangis, dan tidak terdapat kelainan. Berat badan tidak diketahui. Pada saat
bayi, pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum ASI
cukup.
3
pasien pada masa anak - anak awal sesuai dengan perkembangan anak seusianya.
Tidak ada masalah perilaku yang menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama
kakaknya dan teman-teman sebayanya.
3. Masa Anak Pertengahan (3-11 tahun)
Pada usia 6 tahun pasien sekolah di SD. Dalam pergaulan dengan teman
main, teman sekolah dan saudara-saudaranya dinilai masih wajar. Prestasi di
sekolah dalam rata-rata.
Orang tua menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan agama tidak terlalu
ketat, dalam mengasuh mendapatkan kasih sayang yang cukup dan tidak
membedakan dengan kakak dan adiknya.
4. Masa Anak – Anak Akhir (11-18 tahun)
Pada usia 12 tahun pasien lulus SD dan melanjutkan ke SMP. Pasien
mampu bergaul dengan teman-temannya dan saudara-saudaranya.
5. Masa Remaja
Pasien kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA saat usia 15 tahun.
Pasien termasuk orang yang mudah bergaul dan punya banyak teman. Pasien tidak
melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah karena tidak memiliki biaya.
6. Perkembangan Jiwa
Pasien dibesarkan dalam keluarga harmonis, kasih sayang cukup,
mendapatkan pendidikan agama yang cukup dari kedua orang tuanya.
7. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA. Prestasi pasien dalam rata-rata.
8. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sambil mengelola usaha
toko kain bersama suaminya.
9. Riwayat Perkawinan/Riwayat Psikoseksual
Pasien sudah menikah. Penampilan dan pembawaan layaknya perempuan
biasa, tertarik dengan lawan jenis.
10. Hubungan Sosial
Sebelum dan setelah terjadi perubahan perilaku, hubungan pasien dengan
4
keluarga, saudara, tetangga baik. Pasien terkadang keluar rumah dan mengobrol
dengan tetangganya dan teman sebayanya.
12. Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan yang merugikan kesehatan dan
menyebabkan kelainan otak seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
lainnya.
5
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 13 Mei 2014.
A. Status Internus
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
* Tensi : 130/80 mmHg
* Nadi : 82 x/menit
* Suhu : afebris
Kepala : mesocephal, tidak bekas luka (jahitan)
Mata : bola mata tampak sejajar, conjungtiva anemis (-/- ),
sklera ikterik (-/-), pupil kanan dan kiri isokor
Lidah : tidak kotor
Leher : deviasi trakhea (-), struma (-)
Dada
* Paru : simetris, vesikular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
* Jantung : ictus cordis tak tampak, gallop (-)
Abdomen : Nyeri tekan, Massa Tumor hepar dan lien tidak teraba,
bising usus (+) normal
Ekstremitas : tonus dan pergerakan normal
B. Status Neurologik
Nervus Cranial : dalam batas normal (dbn)
Reflek – reflek
14. Reflek Fisiologis
* Reflek Patella : (+) dbn
* Reflek Bisep : (+) dbn
* Reflek Trisep : (+) dbn
* Reflek Brakhioradialis : (+) dbn
* Reflek Tendo Archiles : (+) dbn
15. Reflek Patologis : (-)
Sensorik : dbn
Motorik : dbn
Vegetatif : dbn
6
C. Status Psikiatrik
Pemeriksaan status psikiatrik dilakukan pada tanggal 13 Mei 2014.
1. Deskripsi umum
Kesan Umum : tampak wanita sesuai umur, penampilan cukup bersih,
perawatan diri cukup, sedih dan tampak tertekan.
Kesadaran : compos mentis
Perilaku : hipoaktif
Pembicaraan : Sedikit berbicara, menjawab spontan dan volume suara yang
rendah.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
2. Keadaan afektif
Mood : Distimic
Afek : depresif
3. Fungsi kognitif
- Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan sesuai dengan pendidikan dan intelegensia, mampu berhitung
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum.
- Daya konsentrasi : cukup
- Orientasi
Orang : cukup
Waktu : cukup
Tempat : cukup
Situasi : cukup
- Daya ingat
Jangka pendek : cukup
Jangka menengah : cukup
Jangka panjang : cukup
- Pikiran abstrak : cukup
- Kemampuan menolong diri sendiri : cukup
7
4. Gangguan persepsi
- Halusinasi dan ilusi
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi olfaktori : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada
Ilusi : tidak ada
- Depersonalisasi dan derealisasi
Depesonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
5. Proses pikir
- Arus Pikir
Kuantitatif : Normal
Kualitatif : Normal
- Isi pikir
Preokupasi : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Gangguan pikiran
o Waham bizzare
Siar pikir : (-)
Sisip pikir : (-)
Kendali pikir : (-)
Sedot pikir : (-)
o Waham magic mistic : (-)
o Waham curiga : (-)
o Waham kebesaran : (-)
o Waham kejar : (-)
o Waham cemburu : (-)
o Waham bersalah : (-)
o Waham tak berguna : (-)
o Waham somatik : (-)
o Waham nihilistik : (-)
- Bentuk pikir : realistik
8
6. Pengendalian impuls
Pasien dapat mengendalikan diri saat pemeriksaan
7. Daya nilai
Penilaian realitas : derealistik (-), depersonalisasi (-)
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien ingin mencari pekerjaan yang layak dan membahagiakan orang tuanya.
9. Tilikan (insight)
Pasien merasa dirinya sakit.
9
III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
GEJALA YANG DIDAPAT
Kesan umum : compos mentis, perawatan diri cukup, tampak sedih
Sikap dan tingkah laku : hipoaktif dan kooperatif
Afek dan mood : depresif dan dysmistic
IV. GEJALA YANG DIDAPAT
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
V. DIAGNOSIS
Episode Depresif Ringan
PEMBAHASAN
1. Gangguan Depresi Ringan (F 32.0)
No Episode Depresif Pada
Pasien
Gejala Utama
10
No Kriteria Diagnosis Pada
Pasien
Gejala Lainnya
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang Terpenuhi
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
diri
Tidur terganggu Terpenuhi
6. Nafsu makan berkurang terpenuhi
a. PENATALAKSANAAN
Obat yang diberikan adalah amitryptilin 25 mg 0-0-1
PEMBERIAN OBAT-OBATAN ANTI DEPRESAN:
Obat anti depresan mempunyai beberapa sinonim, antara lain timoleptik atau psychic
energizers. Dalam membicarakan obat antidepresi yang menjadi obat acuan adalah amitriptilin.
EFEK SAMPING:
Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin. penglihatan kabur, konstipasi, sinus
takikardi, dll)
Efek antiadrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)
Sedasi
Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan
11
dengan dosis yang sama.
Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat terjadi Atropine Toxic Syndrome dengan
gejala eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi, hiperpireksia, konvuisi, toxic consumed state
(confusion, delirium, disorientation).
Tindakan untuk keadaan ini:
1. Bilas lambung
2. Diazepam 10 mg, im untuk mengatasi konvulsi
3. Prostigmin 0,5-1,0 mg im untuk mengatasi efek antikolinergik (dapat diulangi setiap 30-
45 menit sampai gejala mereda)
4. Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung.
Cara Penggunaan
Pemilihan jenis obat berdasarkan toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek
samping terhadap kondisi pasien (usia, penyakit fisik tertentu. jenis depresi).
Tabel 32.2. Sediaan obat antidepresi dan dosis anjuran
No Nama Generik Dosis Anjuran
1. Amitriptilin 75-150 mg/hari
2. Amoksapin 200-300 mg/hari
3. Klomipramin 100-200 mg/hari
4. Imipramin 75-150 mg/hari
5. Moklobemid 300-600 mg/hari
6. Maprotilin 75-150 mg/hari
7. Aminiptin 75-150 mg/hari
8. Mianserin 30-60 mg/hari
9. Opipramol 50-150 mg/hari
10. Sertralin 50-100 mg/hari
11. Trazodon 100-200 mg/hari
12 Paroksetin 20-40 mg/hari
13. Fluvaksamin 50-100 mg/hari
14. Fluoksetin 20-40 mg/hari
Untuk sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan, pemilihan terbaiknya
12
mengikuti urutan:
• Langkah 1 : golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
* Citalopram (Celexa)
* Escitalopram (Lexapro)
* Fluoxetine (Prozac, Prozac Weekly, Sarafem)
* Paroxetine (Paxil, Paxil CR, Pexeva)
* Sertraline (Zoloft)
* Fluoxetine combined with the atypical antipsychotic olanzapine (Symbyax)
• Langkah 2 : golongan trisiklik
* Amitriptyline
• Langkah 3 : golongan tetrasiklik. golongan atypical, golongan MAOI (Mono Amine
Oxydase Inhibitor) reversibel
* Bupropion (Wellbutrin, Wellbutrin SR, Wellbutrin XL)
* Mirtazapine (Remeron, Remeron SolTab)
* Nefazodone
* Trazodone (Oleptro)
* Isocarboxazid (Marplan)
* Phenelzine (Nardil)
* Selegiline (Emsam, Eldepryl, Zelapar)
* Tranylcypromine (Parnate)
Litium digunakan pada unipolar recurrent depression. Untuk mencegah kekambuhan
digunakan litium 0,4-0,8 mEq/1 (profilaksis).
Kontraindikasi
• Penyakit jantung koroner
• Glaukoma, retensi urin, hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi
• Pada penggunaan litium, kelainan fungsi jantung. ginjal. dan kelenjar tiroid.
13
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi perkembangan penyakit jiwa yang lebih sering serius dan
komplikatif, dimotivasikan kepada pasien dan keluarga pasien agar ditangani oleh
spesialis jiwa dan psikiatri.
.
PESERTA, PENDAMPING,
14