Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS HARAPAN HIDUP POPULASI KUMBANG BERAS

(Sitophilus oryzae)
Oky Priawan
NIM: 1605115864
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 28293
E-mail:okypriawan69@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dinamika populasi hewan melalui pertumbuhan
populasi kumbang beras pada berbagai macam media makanan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau pada tanggal 27 September – 22 November
2018. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, yaitu mengamati laju pertumbuhan kumbang
beras dengan tiga macam perlakuan pada ketiga bahan makanan (beras, jagung, kacang hijau). Hasil
analisis data menunjukkan bahwa harapan hidup kumbang beras pada bahan makanan beras dan
jagung sangat tinggi pada minggu-minggu awal pengamatan, tetapi semakin menurun pada minggu-
minggu akhir pengamatan. Sedangkan pada kacang hijau, harapan hidup kacang hijau tidak ada,
disebabkan karena kumbang beras mengalami emigrasi.

Kata Kunci: Populasi, Kumbang Beras, Bahan Makanan

PENDAHULUAN
Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu daerah
tertentu. Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skala ruang. Bahkan seluruh
individu sejenis dapat dipandang sebagai sebuah populasi. Beberapa populasi lokal
atau deme yang dihubungkan oleh individu-individu yang menyebar disebut
metapopulasi. Populasi sementara yang terdiri atas tahap tertentu dari daur hidup
suatu organisme membentuk hemipopulasi. Beberapa karakteristik populasi
diantaranya adalah kehidupan, ukuran, dispersi, rasio kelamin, struktur atau
komposisi umur, dan dinamika (Campbell, 2010).
Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu
yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang menarik bagi
seorang ekolog adalah ukuran dan kerapatannya. Jumlah individu dalam populasi
mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu daerah atau satuan
volume adalah kerapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian (mortalitas), yang
masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota mempengaruhi ukuran dan
rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi yang penting dari segi ekologi adalah
keragaman morfologi dalam suatu populasi alam sebaran umur, komposisi genetik
dan penyebaran individu dalam populasi (Odum, 1993).
Sitophilus oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama
beriklim panas. Betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang
dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat
(gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan
panjangnya kira-kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji.
Fase larva merupakan fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18
hari, berwarna putih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya
akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras.
Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan
menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5
mm dan masa pupa berlangsung 6 hari. Setelah menjadi pupa kemudian kumbang
muda keluar dari beras.Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak
berlubang-lubang.Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5
bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang
dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar
bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago
jantan.Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat
daripada betina.Dewasa mengebor ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya
yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang
diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari
(Respositori USU, 2014).
Jagung dalam setiap 100 gram, mengandung 74 ram karbohidrat. Sedangkan
kacang hijau, dalam 100 gram, mengandung 63 gram karbohidrat. Dan untuk beras,
setiap 100 gram, mengandung 28 gram karbohidrat. Oleh karena serangga jenis ini
mudah untuk dikembang biakkan secara buatan, maka dari itu dgunakanlah populasi
Kutu Beras sebagai sampel penelitian untuk diamati dinamika fluktuasi pertumbuhan
populasinya dengan menggunakan 3 jenis habitat yang berbeda, yakni beras, jaung,
dan kacang hijau.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 27 September – 22 November 2018 di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. Adapun alat dan bahan
yang digunakan yakni 9 buah gelas plastik beserta tutupnya, lakban, 1 buah jarum,
medium beras, jagung dan kacang hijau secukupnya, serta 180 ekor kutu beras.
Penelitian dilakukan dengan dengan 3 jenis perlakuan pada 3 jenis bahan
makanan. Pada beras perlakuannya yaitu: P0 (beras kontrol), P1 (beras dengan tekstur
agak halus), P2 (beras dengan tekstur halus). Pada jagung perlakuannya yaitu: P0
(jagung control), P1 (jagung dengan tekstur agak halus), P2 (jagung dengan tekstur
halus). Pada kacang hijau perlakuannya yaitu P0 (kacang hijau kontrol), P1 (kacang
hijau dengan tekstur agak halus), P2 (kacang hijau halus). Selanjutnya masing-masing
medium diberikan populasi kumbang beras sebanyak 20 ekor per perlakuan pada
masing-masing bahan makanan. Lalu gelas yang telah diisi medium dan kumbang
beras ditutup dengan penutup gelas plastik. Selanjutnya dengan jarum, buatlah lubang
dipermukaan tutup gelas plastik untuk sirkulasi udara didalam gelas agar kutu dapat
bernapas. Letakkan disuhu ruangan, dan amati dinamika pupulasinya tiap minggu.
PEMBAHASAN
A. Harapan Hidup Kumbang Beras Pada Beras
Berdasarkan hasil pengamatan pada masing masing perlakuan berikut ini
harapan hidup kumbang beras pada tiga perlakuan menggunakan bahan makanan
beras yang dapat dilihat pada gambar 1.
30

25
23.95
20 20.02
19.89
19.45 18.05
15 16.01 P0
14.46
14.66 11.2 P1
10
10.56 8.97 P2
8.94 5.9 2.87
5 0.5
5.01 2.92 1.58 0.5
4.57 1.68
0 3.41 0.5
1.65
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Pengamatan
Gambar 1. Harapan hidup kumbang beras pada beras

Berdasarkan gambar 1. Dapat dilihat bahwa rata-rata harapan hidup yang


tertinggi yaitu pada beras kontrol tetapi jika dilihat secara umum harapan hidup
kumbang beras pada masing-masing perlakuan sangat tinggi pada minggu-minggu
awal pengamatan. Tetapi semakin lama pengamatan, menunjukkan bahwa adanya
penurunan harapan hidup kumbang beras. Dari data perhitungan jumlah individu
pada masing-masing perlakuan menunjukkan peningkatan jumlah populasi dari
mingu ke minggu pengamatan.
Harapan hidup berkaitan erat dengan jumlah kelahiran dan juga kematian. Pada
pengamatan hampir tidak dijumpai kumbang beras yang mengalami kematian, tetapi
kumbang beras mengalami peningkatan jumlah karena adanya kelahiran.
Bserdasarkan hasil perhitungan menunjukkan jumlah individu berbanding terbalik
dengan harapan hidupnya. Semakin sedikit jumlah individu dalam suatu populasi
maka harapan hidupnya akan semakin besar, tetapi jika jumlah individu dalam suatu
populasi banyak maka harapan hidupnya semakin kecil.
Menurut Ardianta (2016) Berat beras dengan jumlah imago disini sangat
berkaitan erat. Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak
berlubang-lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5
bulan. dalam penelitiannya bahwa semakin banyak populasi yang berada pada tempat
penyimpanan menyebabkan penyusutan beras semakin besar pula karena aktivitas
serangga yang akan semakin banyak memakan beras. Ketika populasi bertambah, laju
pertumbuhan meningkat secara eksponensial karena kelimpahan sumber makanan
dan kesesuaian lingkungan.
Berdasarkan pernyataan Ardianta menunjukkan adanya relasi antara
pertumbuhan populasi dengan ketersediaan nutrisi. Jika jumlah populasi semakin
meningkat maka lama-kelamaan jumlah ketesediaan nutrisi akan semakin menurun.
Karena penambahan jumlah individu dalam populasi menghabiskan nutrisi yang ada,
dalam pengamatan yaitu beras. Hal inilah yang mengakibatkan analisisi data
menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah populasi berbanding terbalik denhan
harapan hidupnya.
Menurut Siregar (2014), perkembangan telur sampai dewasa dari Sitophilus
didalam biji beras sehingga hama ini akan memilih beras dengan ukuran dan bentuk
yang mampu menjadi tempat perkembangnya serta tempat makannya. Untuk butir
mengapur, dapat terjadi karena granula pati yang kurang padat/rapat, sehingga tekstur
menjadi lebih rapuh. Kekerasan beras pecah kulit berkolerasi positif dengan
ketahanan beras terhadap Sitophilus sp. Pernyataan Siregar ini sesuai dengan hasil
pengamatan, bahwa pengamatan pada minggu-minggu awal menujukkan pada beras
kontrol harapan hidupnya sangat tinggi. Karena beras kontrol memiliki tekstur yang
besar jika dibandingkan tekstur pada beras agak halus dan beras halus.

B. Harapan Hidup Kumbang Beras Pada Jagung


Berdasarkan hasil pengamatan pada masing masing perlakuan berikut ini
harapan hidup kumbang beras pada tiga perlakuan menggunakan bahan makanan
jagung yang dapat dilihat pada gambar 2.
25

20 20.38 20.45
18.11
15.03
15 15.46
13.9 13.35 P0
12.95
10 10.84 10.34 P1
10.06 9.07
8.27 8.5 P2
5 5.93
3.96
3 1.58 0.5
3.13 1.68 0.5
0 1.54 0.5
1 2 3 Minggu
4 Pengamatan
5 6 7 8

.
Gambar 2. Harapan hidup kumbang beras pada jagung

Berdasarkan gambar 2. Dapat dilihat bahwa rata-rata harapan hidup yang


tertinggi yaitu pada jagung kontrol tetapi jika dilihat secara umum harapan hidup
kumbang beras pada masing-masing perlakuan sangat tinggi pada minggu-minggu
awal pengamatan. Tetapi semakin lama pengamatan, menunjukkan bahwa adanya
penurunan harapan hidup kumbang beras. Dari data perhitungan jumlah individu
pada masing-masing perlakuan menunjukkan peningkatan jumlah populasi dari
mingu ke minggu pengamatan.
Seperti pada beras, harapan hidup pada jagung berkaitan erat dengan jumlah
kelahiran dan juga kematian. Pada pengamatan hampir tidak dijumpai kumbang beras
yang mengalami kematian, tetapi kumbang beras mengalami peningkatan jumlah
karena adanya kelahiran. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan jumlah
individu berbanding terbalik dengan harapan hidupnya. Semakin sedikit jumlah
individu dalam suatu populasi maka harapan hidupnya akan semakin besar, tetapi jika
jumlah individu dalam suatu populasi banyak maka harapan hidupnya semakin kecil.
Harapan hidup pada jagung sama halnya pada beras, berkaitan erat dengan
ketersediaan nutrisi, semakin besar jumlah individu dalam suatu populasi maka
semakin sedikit pula ketersediaan nutrisi yang ada. Karena jumlah individu yang
banyak dalam suatu populasi meningkatkan besaran kompetisi kumbang beras dalam
memperebutkan makanan. Hal inilah yang menyebabkan harapan hidup secara umum
pada ketiga macam perlakuan sangat tinggi pada minggu-minggu awal pengamatan.

C. Harapan Hidup Kumbang Beras Pada Kacang Hijau


Berdasarkan hasil pengamatan pada masing masing perlakuan berikut ini
harapan hidup kumbang beras pada tiga perlakuan menggunakan bahan makanan
kacang hijau yang dapat dilihat pada gambar 3.

1
0.8
0.6 P0
0.4 P1
0.2 P2
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu Pengamatan
. Gambar 3. Harapan hidup kumbang beras pada kacang hijau
Berdasarkan gambar 3. Dapat dilihat hasil analisis data menunjukkan bahwa
harapan hidup kutu beras pada kacang hijau tidak ada. Karena pada saat minggu
pertama pengamatan, populasi kutu beras yang ada pada kacang hijau mengalami
emigrasi. Emigrasi ini diduga bisa saja disebabkan oleh ketidak cocokan kumbang
beras terhadap medium bahan makanan.
Menurut Ardianta (2016) menyatakan bahwa biji kacang hijau memiliki lapisan
luar yang keras sehingga sulit digigit oleh tipe mulut dari Sitophillus oryzae. Menurut
Siregar (2014), tipe mulut dari Sitophillus sp., pada bagian pronotumnya terdapat
enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai
segitiga.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan tidak adanya kumbang beras dapat
juga disebabakan oleh human error. Seperti tidak rapatnya tutup dari gelas plastik
dan lakban yang digunakan. Sehingga memungkinkan kumbang beras untuk
berpindah tempat untuk menyesuaikan kondisi lingkungan hidup yang sesuai baik
untuk mencari makanan ataupun berkembang biak.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa, harapan hidup pada
ketiga perlakuan dengan tiga macam bahan makanan menunjukkan bahwa pada beras
dan jagung tingkat harapan hidup pada minggu-minggu awal pengamatan sangat
tinggi, tetapi pada mingu-minggu akhir pengamatan harapan hidupnya semakin
menurun. Hal itu disebabkan karena semakin lama jumlah individu di dalam populasi
semakin meningkat sehingga meningkatkan besaran kompetisi kumbang beras dalam
memperebutkan makanan ataupun sumber nutrisi. Sedangkan pada kacang hijau,
harapan hidup tidak ada karena seluruh individu yang ada mengalami emigrasi
ketempat yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2010.Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Odum, E. P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Terjemahan oleh T. Samingan. Gadjah
Mada Press. Yogyakarta
Ardianta, 2016. Laporan Dinamika Populasi. Laporan Praktikum. Prodi Tadris
Biologi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang
Siregar, Sarah Mioliana. 2014. Teknologi Produksi Benih“Hama Gudang”.
Website:https://www.academia.edu/7207687/laporan_tekben_hama_gudang_sa
rahmiolina. Diakses pada hari minggu 15 Juni 2014 pada pukul 00:02 WIB
LAMPIRAN
Pengamatan Beras Kontrol Total 19025
Pengamatan
ke- x lx d dx qx Lx tx ex Pengamatan Jagung Kontrol
1 20 1000 0 0 0 1075 23950 23.95 Pengamatan
2 23 1150 0 0 0 1250 22875 19.8913 ke- x lx d dx qx Lx tx ex
3 27 1350 1 0 0 1375 21625 16.0185 1 20 1000 0 0 0 1125 20450 20.45
4 28 1400 4 0 0 2625 20250 14.4643 2 25 1250 0 0 0 1300 19325 15.46
5 77 3850 0 0 0 4250 17625 4.57792 3 27 1350 0 0 0 1475 18025 13.35185
6 93 4650 1 0 0 4850 13375 2.87634 4 32 1600 0 0 0 1675 16550 10.34375
7 101 5050 0 0 0 5525 8525 1.68812 5 35 1750 1 0 0 2800 14875 8.5
8 120 6000 0 6000 1 3000 3000 0.5 6 77 3850 1 0 0 4250 12075 3.136364
Total 23950 7 93 4650 1 0 0 5075 7825 1.682796
8 110 5500 0 5500 1 2750 2750 0.5
Pengamatan Beras Agak Halus Total 20450
Pengamatan
ke- x lx d dx qx Lx tx ex Pengamatan Jagung Agak Halus
1 20 1000 0 0 0 1125 19450 19.45 Pengamatan
2 25 1250 3 0 0 1425 18325 14.66 ke- x lx d dx qx Lx tx ex
3 32 1600 1 0 0 1650 16900 10.5625 1 25 1250 1 0 0 1425 25475 20.38
4 34 1700 0 0 0 1975 15250 8.970588 2 32 1600 1 0 0 1900 24050 15.03125
5 45 2250 0 0 0 2900 13275 5.9 3 44 2200 0 0 0 2300 22150 10.06818
6 71 3550 5 0 0 3775 10375 2.922535 4 48 2400 0 0 0 2650 19850 8.270833
7 80 4000 0 0 0 4300 6600 1.65 5 58 2900 2 0 0 3700 17200 5.931034
8 92 4600 0 4600 1 2300 2300 0.5 6 90 4500 0 0 0 5000 13500 3
Total 19450 7 110 5500 3 0 0 5625 8500 1.545455
8 115 5750 1 5750 1 2875 2875 0.5
Pengamatan Beras Halus Total 25475
Pengamatan
ke- x lx d dx qx Lx tx ex Pengamatan Jagung Halus
1 19 950 1 0 0 975 19025 20.02632 Pengamatan
2 20 1000 0 0 0 1250 18050 18.05 ke- x lx d dx qx Lx tx ex
3 30 1500 1 0 0 1600 16800 11.2 1 18 900 0 0 0 1000 16300 18.11111
4 34 1700 0 0 0 2150 15200 8.941176 2 22 1100 2 0 0 1200 15300 13.90909
5 52 2600 1 0 0 2800 13050 5.019231 3 26 1300 1 0 0 1150 14100 10.84615
6 60 3000 3 0 0 3625 10250 3.416667 4 20 1000 0 0 0 1150 12950 12.95
7 85 4250 1 0 0 4375 6625 1.558824 5 26 1300 0 0 0 1900 11800 9.076923
8 90 4500 0 4500 1 2250 2250 0.5 6 50 2500 0 0 0 3325 9900 3.96
7 83 4150 1 0 0 4325 6575 1.584337 2 0 0 0 0 0 0 0 0
8 90 4500 1 4500 1 2250 2250 0.5 3 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 16300 4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengamatan Kacang Hijau Kontrol 6 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengamatan 7 0 0 0 0 0 0 0 0
ke- x lx d dx qx Lx tx ex 8 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 12 0 0 0 0 0 Total 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 Pengamatan Kacang Hijau Halus
4 0 0 0 0 0 0 0 0 Pengamatan
5 0 0 0 0 0 0 0 0 ke- x lx d dx qx Lx tx ex
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 17 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengamatan Kacang Hijau Agak Halus 6 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengamatan 7 0 0 0 0 0 0 0 0
ke- x lx d dx qx Lx tx ex 8 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 6 0 0 0 0 0 Total 0

Anda mungkin juga menyukai