EKLAMPSIA
Disusun Oleh :
Kelompok 1
PALEMBANG
2019
A. Definisi
Eklamsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil dalam
persalinan atau nifas yang ditandai dengan kejang dan atau koma yang
sebelumnya wanita ini menunjukan tanda dan gejala preeklamsia berat,
seperti tekanan darah >160/110, proteinuria, disertai dengan keluhan
subjektif seperti nyeri epigastrium, sakit kepala, gangguan pengelihatan,
dan oliguria (Fadlun and Feryanto, 2014, p. 50).
Eklamsia berasal dari Bahasa Yunani yang artinya halilintar, kata
tersebut di pakai karena gejala eklamsia yang datang tiba-tiba seperti petir,
dengan tanda dan gejala preeklamsa seperti kejang tonik-klonik yang
disusul dengan koma, eklamsia diklasifikasikan berdasarkan waktu
terjadinya yaitu, eklamsia gravidarum (pada saat kehamilan), eklamsia
partunientum (pada saat persalinan), dan eklamsia puerperale (pasca
persalinan) (Nugroho, 2012, p. 1; Maryunani, 2016, p. 328). Selain itu
menurut (Woodward, 2011, p. 48) eklamsia didefinisikan sebagai kejang
yang berkaitan dengan preeklamsia yang tidak dapat di hubungkan dengan
penyebab serebral lain.
B. Patofisiologi
C. Tanda dan Gejala
a. Pengantar
1) Yang kita kenal tanda dan gejala eklamsia itu kejang semakin
memburuknya pre-eklamsia, terjadinya gejala seperti nyeri kepala
di sekitar frontal, gangguan pada mata, lalu mual yang hebat, nyeri
di epigastrium dan hiper-refleksi.(Anik Maryunani, 2016, p. 329)
2) Jika kondisi ini tidak segera ditangani akan menimbulkan kejang.
Terutama pada saat persalinan dan dapat menyebabkan bahaya
yang besar.(Maryunani, 2016, p. 329)
b. Gejala-gejala eklamsia
Gejala eklamsia dapat berupa konvulsi eklamsia dapat dibagi 4 tingkat:
E. Pengelohaan umum
Preeklampsia ringan dengan pengelolaan rawat jalan; tidak mutlak
tirah baring; diet regular/tidak ada yang khusus; tidak perlu restriksi
komsumsi garam; tidak perlu pemberian diuretic, antihipertensi, dan
sedativum;kunjungan ke rumah sakit tiap minggu, dan sedangkan rawat
inap; hipertensi yang menetap selama dan proteinuria menetap >2 minggu;
hasil test laboratorium yang abnormal;adanya gejala atau 1 tanda atau
lebih preeclampsia berat; rujuk di rumah sakit dan pada pengelolaan
obsetrik; umurnya kehamilan < 37 minggu; bilang gejala tidak memburuk,
kehamilan dapat dipertahankan sampai arterm; jika serviks
matang,pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosis atau
prostaglandin; lakukan pematangan dengan prostaglandin atau kateter
foley atau seksio sesarea.(dr.Taufan Nugroho, 2012, p. 5, p.6)
preeklampsia berat sama seperti preeclampsia ringan tetapi
berlawanan, yang membedahkan yaitu pemberian infus ringer laktat 5 %;
pemberian anti kejang dan anti hipertensi.(dr.Taufan Nugroho, 2012, p. 7)
Daftar Pustaka
Anik Maryunani (2016) Asuhan Kegawat Dalam Kebidanan. Ari Maftuh. jakarta:
Cv.Trans Info Media.