Anda di halaman 1dari 44

Humanis

Warta Hak Asasi Manusia

VOLUME 1 TAHUN XI JULI 2015 ISSN 1412-3916

PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DAN


KEKERASAN TERHADAP ANAK

Pemenuhan Hak Partisipasi Anak


dalam Pembangunan

Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
PELANTIKAN PEJABAT ESELON I
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
TAHUN 2015

Foto: Erfina

Foto: Erfina

Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM


Kementerian Hukum dan HAM RI
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan, Jakarta Selatan
www.balitbangham.go.id ©2015 - Humas dan Informasi
Warta Hak Asasi Manusia

Humanis
Daftar Isi Dari Redaksi
Pelindung Halaman Hak Asasi Manusia adalah
Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia Surat Pembaca 2 seperangkat hak yang melekat
pada diri manusia yang wajib
Buah Bibir dihormati, dijunjung tinggi
Pengarah
Y. Ambeg Paramarta, S.H., M.Si. Meramu Keberhasilan Sistem dan dilindungi oleh negara,
Penal 3
hukum, pemerintah dan setiap
Penanggung Jawab warga negara. Namun realita
Chairani Idha K. Opini
Perspektif HAM dalam kehidupan di tengah-tengah
Peningkatan Kesejahteraan masyarakat tidak dapat dipungkiri
Redaktur
Samuel Purba,S.H., M.Hum.
Masyarakat (Adat) Melalui bahwa terjadinya diskriminasi,
Trisasi Dwi Handahyni, S.H. Sektor Pariwisata 6 penyiksaan, pengabaian atas hak-
RR. Risma Indriyani, S.H., M.Hum. hak masyarakat, perdagangan
Djoko Pudjiraharjo, S.H., M.Hum Hak-Hak Narapidana Ditinjau anak dan perempuan, kekerasan
dari Perspektif HAM 10 terhadap anak perempuan dan
Redaktur Pelaksana berbagai jenis pelanggaran HAM
Drs. Halasan Pardede Pemenuhan Hak Partisipasi
lainnya merupakan kejadian
Anak dalam Pembangunan 15
Penyunting/Editor yang semakin marak terjadi.
Sabir R, Bc.KN., S.Sos.
Daryono, S.H. Teori Pemidanaan (Hukuman) Menyikapi beragam pelanggaran
dalam Pandangan Hukum 19 HAM tersebut, pada edisi kali
Desain Grafis dan Fotografer ini redaksi menyajikan beragam
Agus Priyatna, A.Md. Fokus topik kajian tentang HAM dari
Maria Erfina Oktaviani, S.I.P.
Implementasi Konvensi ILO sudut pandang yang beragam
No. 182 Tahun 1999 dalam pula, di antaranya terkait dengan
Sekretariat Penghapusan Bentuk-Bentuk
Syafril M., S.Sos. kesejahteraan masyarakat adat,
Pekerjaan Terburuk untuk Anak
Tri Wantustri, S.H. tentang hak-hak narapidana,
ditinjau dari
Perspektif HAM 22 pemenuhan hak anak dalam
Penerbit pembangunan, penghapusan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Hukum dan Hak Asasi Manusia Hak Hidup Pengungsi Bangla- bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
desh dan Etnis Rohingya dalam untuk anak, hak pengungsi dan
Perspektif HAM di Aceh 27 upaya penghapusan diskriminasi
Alamat Redaksi
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 4-5, dan kekerasan terhadap
Kuningan-Jakarta Selatan, Upaya Penghapusan Diskrimi- anak perempuan. Harapan
Telp. 021-2525165, Fax. 2526438
nasi dan Kekerasan terhadap
website:www.balitbangham.go.id redaksi, melalui sudut pandang
Anak Perempuan 32
penanggulangan pelanggaran

Redaksi menerima tulisan, artikel,
Agenda 36 HAM dalam edisi ini, pembaca
karikatur, yang berkaitan dengan HAM.
mendapatkan tambahan
Redaksi berhak mengedit tanpa
mengubah substansi. Surat dikirim ke Apa dan Siapa 40 pengetahuan dan pemahaman
redaksi Humanis atau melalui email : tentang HAM.
humanis@balitbangham.go.id

Foto Cover: http://kidzedge.com/recent-issues/


empowering-children/

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 1


SURAT PEMBACA

Pendidikan HAM pada Sekolah Dasar Pemetaan Permasalahan HAM di Indonesia


Redaksi yang terhormat , Redaksi yang terhormat,
Kesadaran akan nilai Hak Asasi Manusia pada Dalam kesempatan ini saya sebagai pembaca
dasarnya tidak pernah didapat dengan sendirinya, Majalah HUMANIS mempunyai harapan yang sangat
tetapi melalui proses yang bertahap, baik melalui besar dalam perkembangan HAM di Indonesia.
pendidikan formal maupun yang lahir dari lingkungan Berkaitan dengan itu, saya berharap majalah
keluarga sendiri. Melalui surat pembaca, saya ingin HUMANIS bisa menyampaikan pemberitaan tentang
menyumbangkan saran untuk Majalah HUMANIS kemajuan HAM di Indonesia secara konkrit.
bahwa pendidikan HAM seharusnya sudah dimulai Untuk itu mungkin dapat ditampilkan juga dengan
dari tingkat Sekolah Dasar. Dalam hal ini, Badan pemetaan permasalahan HAM yang terjadi di bumi
Penelitian dan Pengembangan HAM mungkin dapat Indonesia.
menerbitkan majalah mengenai HAM di samping Dengan demikian saya sebagai pembaca dapat
kurikulum PPKN yang sudah ada untuk tingkat mengetahui dan memperoleh informasi yang baik
Sekolah Dasar dan selanjutnya, sehingga anak dan valid serta pada umumnya masyarakat luas pun
didik akan mendapat gambaran yang utuh mengenai dapat mengetahuinya.
HAM sejak dini. Diharapkan dengan meningkatnya
pemahaman HAM tawuran antarpelajar maupun Fajar
mahasiwa dapat diminimalisir. Jl. Korma Tangerang (Islamic)

Dina Suhandi
Jl. Garuda Raya Bekasi Sdr. Fajar
Di Tangerang
Terima kasih atas harapan yang Saudara utarakan
Sdr. Dina kepada Redaksi HUMANIS. Redaksi dengan segala
Di Bekasi keterbatasan akan tetap terus berusaha mencari
Terima kasih atas surat Anda. Redaksi menyambut data yang valid, akurat dan terkini yang berhubungan
baik pandangan Saudara akan pentingnya dengan permasalahan HAM dan laporan kemajuan
pendidikan Hak Asasi Manusia sejak dini, yaitu dari permasalahan HAM di Indonesia. Hal ini tidak dapat
tingkat Sekolah Dasar, mengingat pembentukan dengan mudah diperoleh serta membutuhkan waktu
karakter manusia berada pada tingkat pendidikan yang tidak singkat. Oleh karena itu, mudah-mudahan
Sekolah Dasar, sehingga diharapkan kelak menjadi suatu saat Redaksi dapat menyampaikannya dengan
manusia yang berbudi pekerti yang baik, dengan baik dalam bentuk cetakan. Untuk sementara ini,
menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Saudara dapat membuka website Badan Penelitian
Asasi Manusia. dan Pengembangan HAM yang sudah menampilkan
permasalahan HAM di setiap provinsi.

2 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


BUAH BIBIR

Meramu Keberfungsian Sistem Penal

Harison Citrawan*

Kelebihan kapasitas penahanan (incarceration) dan institusi pemangku kepentingan,


narapidana, penyalahgunaan kebijakan pengendalian kejahatan yaitu: pengadilan, kepolisian,
dan gembong narkoba, merupakan konsep yang terjalin kejaksaan, hingga lembaga
serta inkapasitas staf telah yang patut dilihat dalam sistem pemasyarakatan, bekerja pada
diindikasikan oleh banyak pihak pidana secara keseluruhan. Oleh arah yang sama.
sebagai problematika layanan karena itu, dalam mengupas
Kedua, sebuah arah
pemasyarakatan kontemporer. pemasyarakatan paling baik
bersama yang didasarkan pada
Berangkat dari temuan yang dilakukan dalam bingkai sistem
premis pertama perlu disandarkan
dipublikasikan tentang berbagai peradilan pidana nasional yang
pada kebijakan pengendalian
pelanggaran di beberapa terpadu; yang ternyata perspektif
kejahatan nasional. Sampai saat
lembaga pemasyarakatan terhadap hilir sistem ini, yakni
ini, kebijakan tersebut belum
(lapas) selama dua tahun pemasyarakatan, masih sangat
digali secara serius oleh setiap
terakhir, khususnya hal yang kurang.
lembaga hukum; sementara itu
terkait kasus narkoba, sebagian
Pertama, jika kita fakta bahwa forum Dilkumjakpol
besar masalah yang mengakar
menempatkan premis dasar (yang terdiri Pengadilan Negeri,
ini kerap dianggap sebagai
kebutuhan untuk memperbaiki Kementerian Hukum dan Hak
kegagalan institusional tunggal
sistem peradilan pidana nasional Asasi Manusia, Kepolisian dan
ketimbang ‘ketidakharmonisan’
yang terpadu maka gagasan Kejaksaan) tampak masih ‘samar-
secara struktural. ‘Struktural’
terhadap pemberdayaan atau samar’ secara kelembagaan.
dalam hal ini untuk menyatakan
penguatan aparat penegak Oleh karena itu, visi hukum terkait
bahwa pemasyarakatan perlu
hukum harus linier dengan visi pengendalian kejahatan (crime
diletakkan pada dua aspek, di
reformasi sistem pemasyarakatan. control) merupakan kebutuhan
satu sisi sebagai mekanisme sah
Sebagaimana paradigma hari genting di antara lembaga-
negara untuk menghukum dan
ini antar-aparat sistem peradilan lembaga sistem peradilan pidana
di sisi lainnya sebagai otoritas
yang cenderung bekerja sendiri- terpadu.
negara untuk memperbaiki pelaku
sendiri ketimbang bahu-membahu
kriminal. Mengingat dua basis di
secara bersama, kebijakan hukum
atas, lembaga pemasyarakatan
Dari perspektif yang pidana nasional harus mampu
sebagai tempat penahanan
lebih luas, hukuman melalui memastikan bahwa semua

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 3


BUAH BIBIR

para pelaku kriminal menjalani efektivitas sistem peradilan pidana melalui penahanan mungkin
hukuman mereka harus terpadu di Indonesia, khususnya memberikan efek jera di tengah
secara konsekuen dibina dalam memulihkan dan memperbaiki masyarakat, tetapi kondisi
atau dibentuk kembali dalam kelakuan buruk kriminal menjadi ‘over-punishment’ saat ini
konteks pencegahan kejahatan masyarakat yang mulia (noble justru menumpahkan masalah
masa depan. Keberfungsian society); contoh praktisnya ialah kita yang lebih kompleks baik di
kekuasaan pemidanaan, seperti sulit menemukan tingkat residivis di dalam maupun di luar lembaga
Foucault berpendapat, “is that negeri ini selama dekade terakhir. pemasyarakatan. Akibatnya,
distributed throughout the social Meskipun demikian, mengingat lembaga pemasyarakatan
space, legible like an open jumlah narapidana yang sangat bagaimanapun tampak gagal
book, operating by a permanent besar di hampir semua fasilitas dalam berfungsi sebagai sebuah
recodification of the mind of the pemasyarakatan di Indonesia, sistem yang, sebagaimana Lynch
citizens, eliminating crime by dan masih meningkat sampai saat menjelaskan, “. . . has a crime
those obstacles placed before ini, dapat diasumsikan bahwa kita suppression effect, or one that
the idea of a crime, and acting sangat memerlukan kebijakan reduces the level of crime in
invisibly and uselessly on the nasional dalam mengendalikan society.”
‘soft fibres of the brain’.” kejahatan.
Tanpa visi mengendalikan
Sementara kelebihan Melalui sebuah studi dari kejahatan secara nasional, kita
kapasitas dianggap sebagai Sistem Penjara Amerika Serikat, mungkin akan menghadapi
masalah utama saat ini di Lynch menyampaikan bahwa, masalah-masalah lama yang
hampir seluruh lembaga “raising the rate of incarceration is sama di masing-masing institusi
pemasyarakatan, solusi unlikely to lower crime if crime is peradilan pidana. Terlepas dari
proaktif dan jangka panjang caused by factors that incarceration kenyataan bahwa penguatan
membutuhkan visi yang lebih does not or cannot address.” Jika sistem peradilan pidana
komprehensif dengan tidak kita mengambil contoh penjahat terpadu nasional, terutama
menempatkan kelebihan penyalahgunaan dan pengedar obat dengan menegaskan posisi
kapasitas tersebut sebagai di Indonesia, yang tidak diragukan pemasyarakatan sebagai
fenomena kelembagaan yang lagi berkembang pesat di sebagian bagian integral dari sistem,
terpisah. Dalam sudut pandang besar lembaga pemasyarakatan, telah ditetapkan oleh Badan
sistem peradilan pidana terpadu, maka kita akan sampai pada Perencanaan Pembangunan
fenomena tersebut harus dilihat sebuah kesimpulan bahwa hukum Nasional sebagai prioritas
sebagai masalah dari sistem dan penerapan hukum itu sendiri pemerintah dalam lima tahun ke
secara keseluruhan. belum dipadukan secara kongruen depan, maka akan menjadi sia-sia
dengan kebijakan penghukuman. jika tidak didukung oleh kemauan
Patut diakui, belum ada data
politik yang kuat, termasuk politik
yang komprehensif mengenai Menghukum pelaku kriminal

4 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


BUAH BIBIR

legislasi. hingga perubahan terhadap UU hukum dengan pendapat yang


Pemasyarakatan semoga akan tinggi; tetapi lebih kepada tingkat
Sebagaimana pandangan
menjadi langkah besar berikutnya kepatuhan dan kesesuaian warga
kita terkait penegakan hukum
untuk menjamin kehadiran negara negara terhadap hukum.
sebagian besar merujuk pada
dalam kehidupan publik.
proses ajudikasi, dari sudut
pandang sistem yang terintegrasi Akhirnya, keberhasilan sistem
===
maka strategi harus merujuk pada hukum dalam suatu masyarakat
mekanisme penegakan hukum tidak ditentukan semata-mata
dari perspektif yang lebih besar oleh jumlah undang-undang *Penulis adalah Fungsional Peneliti
untuk menyertakan proses post- berlaku, maupun seberapa Pertama pada Bidang Studi Hukum
ajudikasi. Langkah-langkah saat ini banyak jumlah penjara dibangun, dan Pengadilan di Puslitbang
meliputi revisi KUHP dan KUHAP, ataupun kuantitas aparat penegak Transformasi Konflik Balitbang HAM

Gambar: Google

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 5


OPINI

Perspektif HAM dalam Peningkatan Kesejahteraan


Masyarakat (Adat) Melalui Sektor Pariwisata

Rahjanto*

asas welfare state.1

I
nti dari pembangunan, untuk mengentaskan kemiskinan.
khususnya pembangunan Namun konsep yang digunakan Dalam bidang pembangunan
ekonomi adalah menaikkan sebagai acuan dalam kebijakan pariwisata, konsep yang
tingkat kesejahteraan hidup sosial berbasis pendapatan di digunakan merujuk pada
masyarakat, yang umumnya banyak negara kesejahteraan pembangunan berbasis
dikaitkan dengan kenaikan (welfare state) termasuk Indonesia, pendapatan. Hal ini terlihat di kota-
tingkat pendapatan individu dan tidak bisa menjelaskan fenomena kota yang menjadi tujuan wisata
masyarakat, atau bangsa dalam meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Di Bali, sepanjang
konteks lebih umumnya. Korelasi miskin di satu sisi dan meningkatnya jalan Pantai Kuta penuh dengan
antara pendapatan dan tingkat jumlah orang kaya di sisi lain klub, diskotik dan kafe yang
kemiskinan dapat dirumuskan namun tidak berdampak terhadap merupakan produk impor dari
dalam teori ukuran kemiskinan pengurangan jumlah penduduk luar daerah. Di Yogyakarta,
Foster-Greer-Thorbecke (1984), miskin. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan pariwisata
yakni sub-group monicity. pembangunan berbasis pendapatan dilakukan dengan membangun
Aksioma ini menyatakan jika tidak mempunyai arah dan visi mal dan pusat perbelanjaan bagi
pendapatan di suatu sub-group jangka panjang bagi peningkatan wisatawan. Ini mengindikasikan
berubah maka ukuran kemiskinan dan perubahan yang bermakna bahwa pembangunan pariwisata
sub-group dan ukuran kemiskinan bagi manusia. Hal ini diperkuat cenderung mengabaikan
keseluruhan juga berubah. Hal oleh kajian Sherraden (2006)) yang potensi dan aset utama, yakni
ini dikenal juga dengan istilah memperlihatkan kebijakan sosial kekayaan budaya dan nilai-
efek tetesan ke bawah (trickle yang hanya melandaskan diri pada nilai lokal masyarakat yang
down effect) atau dampak pendapatan dan pola konsumsi seharusnya menjadi selling point
ganda pembangunan (multiplier- masyarakat sebagai indikator
1 Cecep Rukendi dan Bra Baskoro,
effect). Konsep pembangunan keberhasilan pengentasan ‘Pembangunan Pariwisata Berbasis
Aset dalam rangka Memerangi
berbasis pendapatan (trickle kemiskinan terbukti tidak berhasil Kemiskinan di Indonesia’ dalam
Henky Hermantaro, (et.all), Pariwisata
down effect) ini yang dijadikan mengentaskan kemiskinan di Mengikis Kemiskinan, Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan
acuan oleh pemerintah Indonesia berbagai negara yang menganut Kepariwisataan, 2010, hal. 52-53.

6 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

dari pembangunan pariwisata Contohnya adalah pembangunan kunci: jumlah pohon yang telah
Indonesia.2 pariwisata di Pulau Kura-Kura ditanam dan persentase jumlah
Konsep pembangunan pariwisata (Turtle Island) seluas 500 hektar vegetasi alami. Staf lokal diberikan
yang lainnya adalah pembangunan di Kepulauan Fiji oleh Richard pelatihan manajemen lingkungan
pariwisata berbasis aset yang Evanson pada tahun 1972.4 Saat dan rehabilitasi, pemasaran hasil
relatif baru di Indonesia. Konsep dibeli oleh Evanson, pulau tersebut kebun, pekerjaan bangunan yang
ini mengacu pada pendapat tidak berpenghuni dan mengalami sulit dan juga pekerjaan dalam
Sherraden (2006), Yunus (2007), degradasi akibat terlalu lama operasional resort. Indikator
de Soto (2006) dan Cohen (1984). diabaikan. Tumbuhan dan hewan kunci: persentase pertumbuhan
Konsep ini berperan sebagai telah musnah, erosi tanah dan produksi lokal dan persentase
usaha pengentasan kemiskinan ekosistem termasuk hutan bakau, staf yang telah diberikan pelatihan
karena dampak sektor pariwisata batu karang dan pantai telah rusak. keahlian kunci. Selain itu Pulau
secara positif yakni meningkatkan Dengan kerja keras dan partisipasi Kura-Kura telah meningkatkan
pendapatan masyarakat yang aktif penduduk lokal yang kualitas peralatan kesehatan yang
mendorong pada akumulasi aset. diberdayakan oleh Evanson, pada tersedia melalui provisi sumber
Secara sederhana, pembangunan tahun 1980 resort tersebut dibuka peralatan kesehatan, termasuk
pariwisata berbasis aset adalah dengan visi “to provide a genuine merespon kebutaan epidemik
pembangunan sosial, politik and loving Fijian experience for yang disebabkan oleh katarak
dan ekonomi yang mendorong carring people, and to be a vital dan diabetes. Saat ini lebih dari
pemerataan pendapatan dan resource to our community.” 11.000 orang Fiji telah diperiksa
akumulasi aset pada masyarakat Pulau Kura-Kura melaksanakan matanya, lebih dari 9.000 pasang
lokal (adat – pen.) dan pemerintah berbagai program dan aktivitas kacamata telah diberikan secara
daerah dengan menjadikan yang inovatif berdasarkan cuma-cuma, lebih dari 1.000
pariwisata sebagai core business lingkungan dan komunitas untuk operasi telah dilakukan (terutama
yang sesuai dengan potensi dan memenuhi visi tersebut, termasuk katarak) dan 20 cangkok kornea.
aset yang dimiliki. Hal ini dicirikan menanam lebih dari satu juta Pulau Kura-Kura juga mengelola
oleh kepemilikan dan akses pohon dari tempat perawatan di klinik kesehatan lainnya:
masyarakat lokal (adat-pen.) pulau tersebut. Vegetasi tumbuh dermatologi, kesehatan wanita
terhadap sumber daya ekonomi memenuhi permukaan pulau lebih dan klinik gigi yang menyediakan
pariwisata, dikembangkannya dari 10% s.d. 82% termasuk pohon jasa spesialis. Contoh ini
social entrepreneur masyarakat buah. Hal ini mencegah erosi dan menunjukkan bagaimana bisnis
lokal (adat-pen.) dalam menyediakan habitat untuk burung pariwisata singular mampu
pembangunan pariwisata, adanya dan kehidupan liar yang sekarang memberi kontribusi yang
akses dana bagi masyarakat.3 kaya keberagamannya. Indikator signifikan dalam hal kesehatan
dan kenyamanan komunitas
2 Ibid., hal. 56. 4 Ibid., 57-58.
3 Ibid., hlm. 57.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 7


OPINI

lokal, seperti restorasi ekologi pembangunan pariwisata dimulai adalah melihat kebudayaan
yang signifikan dan pengerjaan dengan pemetaan aset dan potensi Bali yang terkenal eksotik dan
konservasi. Pulau Kura-Kura yang dimiliki daerah, kemudian unik (Rukendi, 2006), yang
menyediakan pendanaan di diaplikasikan dalam visi dan misi merupakan laboratorium hidup
bawah program usaha sosial, serta program kerja. Langkah kebudayaan Hindu yang berada
mengeluarkan USD 1 juta selanjutnya adalah penyebaran dengan kebudayaan mereka.
dalam program pembangunan informasi ke masyarakat lokal dan Apabila Bali tidak menawarkan
tiga resort. Pulau Kura-Kura melakukan pemberdayaan secara nilai tambah budayanya, mungkin
memainkan peranan aktif dalam aktif dalam pembangunan obyek daya tarik wisatawan datang
pemasaran dan manajemen wisata. Di TOMM (Australia), ke Bali tidak akan sebesar ini.
resort, serta peran yang proaktif masyarakat lokal memiliki saham Hal ini membuktikan bahwa
dalam transfer pengetahuan. dalam resort tersebut. Hal yang pembangunan pariwisata harus
Resort tersebut secara langsung sama terjadi di Pulau Kura-Kura, didasarkan pemahaman potensi
dan tidak langsung menciptakan masyarakat lokal diberdayakan dan dan aset yang dimiliki oleh
lebih dari 100 kesempatan kerja diberi pelatihan untuk dapat menjadi daerah wisata. Tanpa pemetaan
baru. Bunga dari pinjaman lunak pegawai di resort. Secara berkala, yang komprehensif maka produk
untuk mendirikan bisnis ini akan Pulau Kura-Kura juga berperan pariwisata akan kurang berhasil
dibayarkan dari keuntungan aktif meningkatkan kesehatan dalam menarik partisipasi
pembangunan resort.5 masyarakat lokal daerahnya.6 masyarakat lokal dan minat
Di Indonesia, konsep tersebut Kegagalan pembangunan destinasi wisman untuk datang.7
pernah dilakukan melalui pariwisata terkadang disebabkan Kekayaan flora, fauna, alam,
program desa wisata, wisata oleh produk pariwisata yang tidak kemajemukan cultural heritage
budaya, atau desa cagar wisata, mempunyai akar di masyarakat dan wisata bahari di Indonesia,
namun konsep tersebut kurang setempat, kadang produk tersebut semua merupakan aset yang
berhasil karena sifatnya top- diimpor dari luar hanya untuk apabila dikembangkan secara
down, tanpa ada pemberdayaan memenuhi selera wisatawan optimal dapat menjadi solusi
masyarakat lokal dan tanpa ada mancanegara agar datang. bagi pengembangan pariwisata
pemetaan aset yang dimiliki Pernahkah terlintas di pikiran kita dan pengentasan kemiskinan di
oleh daerah wisata. Hal ini mengapa orang Amerika Serikat, Indonesia. Malaysia adalah bukti
berbeda dengan Pulau Kura- Inggris, Prancis, dan sebagainya nyata negara yang memanfaatkan
Kura (Fiji) dan TOMM (Australia). datang ke Bali? Bukankah di daerah aset secara optimal untuk
Di kedua obyek wisata ini, mereka juga terdapat banyak pantai pengembangan pariwisata

5 United Nations – World Tourism


yang indah? Jika dikaji lebih dalam, sebagai pendapatan utama
Organization, Indicators of ternyata yang menjadi tujuan mereka negara. Sudah saatnya Indonesia
Sustainable Development for Tourism
Destinations: A Guidebook, Madrid, menyusun kembali pembangunan
Spain: World Tourism Organization, 6 Cecep Rukendi dan Bra Baskoro, Op.
2004, pp. 100. Cit., hal. 60. 7 Ibid., hal. 60-61.

8 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

Tabel
Perbedaan Pembangunan Pariwisata Berbasis Pendapatan dengan Aset
Pembangunan Berbasis Pembangunan Berbasis Aset
Pendapatan
Pembangunan pariwisata yang
bertujuan untuk meningkatkan Pembangunan pariwisata yang bertujuan untuk mendorong terciptanya
pendapatan masyarakat dengan akumulasi aset dan investasi masyarakat dengan pembangunan
Pengertian
mendasarkan pada pembangunan destinasi wisata yang sejalan dengan potensi dan aset ekonomi yang
destinasi wisata yang dapat menarik ada di masyarakat
wisatawan, terutama mancanegara
Tujuan Jangka Pendek dan Menengah Jangka Menengah dan Panjang
Konsumtif, Boros, Tidak mempunyai
Perilaku Individu perencanan dalam pembangunan Hemat, mempunyai perencanaan dalam pembangunan pariwisata
pariwisata

Pendapatan tergantung kepada besar-


kecilnya jumlah wisatawan yang datang Sumber ekonomi destinasi wisata, Aset, investasi, besar-kecil wisatawan
Sumber Penghasilan ke destinasi wisata. Jika, yang datang yang datang merupakan pendapatan tambahan yang menunjang
sedikit maka pendapatannya sedikit. potensi ekonomi masyarakat
Begitupula sebaliknya

Terlibat secara aktif dalam proses pembangunan pariwisata. Bahkan


Partisipasi Kurang terlibat dalam perencanaan dibeberapa destinasi wisata, masyarakat local mempunyai saham
Masyarakat dan pembangunan pariwisata. di destinasi itu, sehingga mendukung bagi peningkatan partisipasi
destinasi wisata

Top down. Kebijakan ditentukan oleh Bottom Up. Kebijakan ditentukan berdasarkan partisipasi masyarakat
Perencanaan
sekelompok orang yang mempunyai dan potensi serta asset yang telah ada atau memungkinkan
dan Pelaksaan
kepentingan terhadap pembangunan dikembangan sebagai sumber daya ekonomi sekaligus destinasi
Pembangunan
destinasi wisata tersebut wisata.

Titik Fokus Terpusat pada destinasi wisata tertentu, Terpusat pada potensi dan aset yang ada di masyarakat, terutama
Pembangunan yang dapat menarik kunjungan merupakan sumber daya ekonomi masyarakat yang sekaligus dapat
Pariwisata wisatawan, terutama mancanegara. dikembangkan menjadi destinasi wisata. bisnis dan ekonomi yang
Destinasi wisata yang dibangun lebih merupakan basis ekonomi sebuah masyarakat
disesuaikan dengan trend yang ada.
Pemberdayaan Terpusat pada sektor-sektor tertentu. Mendukung pengembangan bisnis dan ekonomi yang merupakan basis
Ekonomi Pariwisata Kurang mendukung pengembangan ekonomi sebuah masyarakat
bisnis yang merupakan basis ekonomi
sebuah masyarakat
Makro Ekonomi Peningkatan pendapatan dan konsumsi Stabilitas fiskal, tabungan dan investasi
masyarakat
Sumber: Cecep Rukendi dan Bra Baskoro, 2010.

pariwisata sebelumnya, seperti --ooOoo--


*) Penulis adalah Fungsional Peneliti
pariwisata kerakyatan atau
Daftar Pustaka Tingkat Pertama Bidang Studi Hukum
pariwisata berbasis masyarakat. dan Pengadilan pada Puslitbang Hak-
Namun konsep-konsep tersebut Hak Sipil dan Politik Balitbang HAM
Hermantaro, Henky, (et.all),
seringkali masih terbatas
Pariwisata Mengikis
pada konsep pemberdayaan
Kemiskinan, Jakarta:
masyarakat dengan kenaikan
Pusat Penelitian
pendapatan sebagai tolok ukur
dan Pengembangan
keberhasilannya.8
Kepariwisataan, 2010.

8 Ibid., hal. 62.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 9


OPINI

Hak-Hak Narapidana
Ditinjau Dari Perspektif HAM

Gunawan*

L e m b a g a (1) buruknya kondisi lapas karena Apabila kapasitas lapas


pemasyarakatan (lapas) di kelebihan kapasitas; (2) lemahnya tidak mampu menampung jumlah
Indonesia masih menjadi sorotan kemampuan lapas untuk memenuhi narapidana, besar kemungkinan
publik karena kerap mengalami hak-hak dasar narapidana; (3) akan mempengaruhi lapas
permasalahan gangguan terciptanya budaya penjara dalam memenuhi hak-hak
keamanan dan ketertiban, yang memungkinkan memiliki narapidana serta mempengaruhi
di antaranya kerusuhan dan posisi tawar: hubungan informal ketidakmaksimalan petugas
kaburnya narapidana. Pada 11 narapidana dan petugas, kedua keamanan dalam memberikan
Juli 2013 terjadi kerusuhan dan belah pihak saling memanfaatkan pembinaan bagi narapidana.
pembakaran di Lapas Tanjung kondisi yang dapat mendatangkan Indonesia sebagai negara
Gusta dan pada 16 Februari keuntungan. yang telah mengakomodir
2014 terjadi kerusuhan dan Jika dilihat dari tiga faktor International Convenant on
pembakaran di Lapas Klas II tersebut, dapat diilustrasikan bahwa Economic Social Culture Rights
A Lhokseumawe. Gangguan kapasitas lapas yang tidak cukup (ICESCR) maupun International
lainnya berupa pelarian, menampung narapidana akhirnya Convenant on Civil Politic Rights
perkelahian narapidana dan mengakibatkan keterbatasan (ICCPR) dituntut untuk melakukan
penggunaan obat terlarang kuantitas petugas pengamanan implementasi nilai-nilai HAM
(narkotika). lapas. Idealnya rasio petugas dalam kehidupan bermasyarakat,
Kriminolog dari pengamanan dengan narapidana berbangsa dan bernegara. Lapas
Universitas Indonesia, Iqrak di lapas adalah satu orang petugas harus mengakomodir nilai-
Sulhin, menyebutkan tiga faktor pengamanan menangani 25 nilai HAM dalam pelaksanaan
penyebab gangguan keamanan narapidana. Namun hampir semua kegiatannya. Dengan demikian,
dan ketertiban di dalam lapas1: lapas di Indonesia belum dapat perspektif HAM menjadi hal yang
memenuhi rasio perbandingan relevan untuk melihat penerapan
1
Kerusuhan di Lembaga
Pemasyarakatan Bisa Jadi By petugas dan narapidana yang hak-hak narapidana di lapas.
Design, diunduh dari http://news.
okezone.com/read/2013/08/20/62/ ideal2. /05/17/keruwetan-di-Lembaga
852609/ kerusuhan-di-Lembaga Pemasyarakatan-dan-keruwetan-
Pemasyarakatan , Selasa, 20 2 “Keruwetan Kehidupan di Dunia” diunduh kehidupan-di-dunia-560914.html,
Agustus 2013. dari http://hukum.kompasiana.com/2013 Kamis, 20 Februari 2014

10 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

Dalam Pasal 10 Ayat penghormatan, pemenuhan dan mengunjungi keluarga;


(1)  ICCPR, “Setiap orang yang perlindungan HAM. k. Mendapatkan pembebasan
dirampas kebebasannya wajib Pemerintah telah mengatur bersyarat;
diperlakukan secara manusiawi hak-hak bagi narapidana melalui l. Mendapatkan cuti menjelang
dan dengan menghormati Pasal 14 Ayat (1) UU No.12 Tahun bebas;
martabat yang melekat pada 1995 tentang Pemasyarakatan. m. Mendapatkan hak-hak
diri manusia”. Ketentuan Hak-hak tersebut berkaitan narapidana sesuai dengan
tersebut mengisyaratkan bahwa dengan hak ekonomi, sosial, dan peraturan perundang-
kehilangan kemerdekaan budaya serta hak sipil dan politik, undangan yang berlaku.
merupakan satu-satunya mencakup: Hak-hak narapidana
penderitaan yang dikenakan a. Melakukan ibadah sesuai dalam tataran instrumen
terhadap narapidana. Mereka dengan agama atau nasional diatur dalam Pasal 14
harus tetap diperlakukan secara kepercayaannya; Ayat (1) UU No.12 Tahun 1995
manusiawi dan dihormati b. Mendapat perawatan baik tentang Pemasyarakatan yang
martabatnya sebagai manusia. rohani maupun jasmani; pelaksanaannya diatur dengan
Pasal 26 ICCPR menyatakan c. Mendapatkan pendidikan dan Peraturan Pemerintah Republik
“Semua orang berkedudukan pengajaran; Indonesia No.32 Tahun 1999
sama di hadapan hukum dan d. Mendapatkan pelayanan tentang Syarat dan Tata Cara
berhak atas perlindungan hukum kesehatan dan makan yang Pelaksanaan Hak Warga Binaan
yang sama tanpa diskriminasi layak; Pemasyarakatan. Peraturan
apapun”. Dalam pemenuhan e. Menyampaikan keluhan; tersebut kemudian diubah dengan
hak-hak narapidana sebagai f. Mendapatkan bahan bacaan Peraturan Pemerintah No.28
konsekuensi penerapan hukum dan mengikuti siaran Tahun 2006 tentang Perubahan
tidak dibenarkan adanya perlakuan media massa lainnya yang atas Peraturan Pemerintah No.32
diskriminasi. tidak dilarang; Tahun 1999 tentang Syarat dan
Fenomena gangguan g. Mendapatkan upah atau Tata Cara Pelaksanaan Hak
keamanan dan ketertiban di premi atas pekerjaan Warga Binaan Pemasyarakatan
lapas ini penting sebagai bahan yang dilakukan; dan Peraturan Pemerintah No.99
pertimbangan dalam perumusan h. Menerima kunjungan Tahun 2012 tentang Perubahan
kebijakan mengenai pelaksanaan keluarga, penasehat hukum, Kedua atas Peraturan Pemerintah
HAM oleh negara terhadap atau orang tertentu lainnya; No.32 Tahun 1999 tentang Syarat
narapidana. Hal ini menunjukkan i. Mendapatkan pengurangan dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
kesungguhan pemerintah dalam masa pidana; Warga Binaan Pemasyarakatan.
memenuhi tiga kewajiban negara j. Mendapatkan kesempatan Adapun pengertian
(three layers of state) berupa berasimilasi ternasuk cuti narapidana menurut UU

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 11


OPINI

No.12 Tahun 1995 tentang dengan proses hukum. Narapidana dimaksudkan dalam hukum
Pemasyarakatan adalah: memiliki keterbatasan dalam hak internasional, negara-negara
“Narapidana adalah terpidana bergerak namun tidak memiliki diharapkan untuk menghormati
yang menjalani pidana hilang keterbatasan dalam pemenuhan dan menjamin hak-hak para
kemerdekaan di lapas. hak-hak lainnya seperti hak atas individu. Badan-badan PBB
Sedangkan terpidana adalah kesehatan, hak mendapatkan yang membentuk perjanjian
seseorang yang dipidana remisi, dan sebagainya. HAM PBB telah mengadopsi
berdasarkan putusan pengadilan Interdependent dan tripartie typology kewajiban
yang telah memperoleh kekuatan indivisible dimaksudkan bahwa negara terhadap HAM, yakni
hukum tetap.” HAM baik hak sipil dan politik, sosial, negara wajib menghormati (to
Hilang kemerdekaan budaya dan ekonomi, semuanya respect), memenuhi (to fulfil)
tidak menjadikan HAM yang inheren, menyatu sebagai bagian dan melindungi (to protect)
melekat pada diri narapidana dari harkat-martabat manusia HAM. To respect berarti negara
hilang sehingga ia diperlakukan yang tak terpisahkan. Hal tersebut berkewajiban untuk menghindari
semena-mena oleh pihak lain. sebagaimana hak yang dimiliki tindakan intervensi terhadap
Narapidana, seperti halnya oleh narapidana, bahwasanya hak- HAM yang dapat berakibat pada
manusia lain, merupakan entitas hak yang terkandung dalam Pasal pelanggaran HAM itu sendiri.
berhak menikmati hak-haknya. 14 Ayat (1) UU No.12 Tahun 1995 To fulfil mengandung arti bahwa
Berkenaan dengan hak-hak tentang Pemasyarakatan terdiri dari negara mempunyai kewajiban
narapidana dalam perspektif hak-hak sipil dan politik serta hak- untuk mengambil tindakan-
HAM, maka dapat sekiranya hak ekonomi, sosial, dan budaya. tindakan legislatif, administratif,
dijelaskan hak-hak narapidana Equal and non peradilan, dan praktis
dikaitkan dengan prinsip-rinsip discriminatory dimaksudkan (kebijakan) yang diperlukan
HAM sebagaimana tersebut: bahwa HAM melarang diskriminasi untuk memastikan bahwa
U n i v e r s a l i t y atas dasar jenis kelamin, ras, HAM dilaksanakan sebesar
dimaksudkan bahwa semua warna kulit dan sebagainya. mungkin. Sedangkan to protect
orang dilahirkan merdeka, Prinsip non-diskriminasi dilengkapi berarti negara dituntut untuk
mempunyai martabat dan hak- dengan prinsip kesetaraan, dan melakukan aksi-aksi yang positif
hak yang sama (Pasal 1 DUHAM) untuk itulah HAM dikatakan untuk menghindari terjadinya
termasuk narapidana sebagai universal sebagaimana tertuang pelanggaran HAM3.
manusia. dalam Pasal 1 DUHAM. Seburuk-
I n a l i e n a b i l i t y buruknya narapidana tidak berarti Negara sebagai Pemangku
3 What are Human Rights? Diunduh
dimaksudkan bahwa HAM adalah ia harus mendapatkan perlakuan
dari situs resmi Office of the
mutlak, tidak boleh diambil kecuali diskriminasi. High Commissioner for Human
Rights, United Nations, http://
dalam situasi tertentu dan sesuai Both right and obligation www.ohchr.org/en/issues/pages/
whatarehumanrights.aspx, Rabu, 5
Maret 2014.

12 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

Kewajiban dalam Menerapkan c. Lose of liberty. Hilangnya a. Berhasil memantapkan kembali


Hak Narapidana kemerdekaan individual seperti harga diri dan kepercayaan
Peran lapas sangat penting berpendapat dan sebagainya. dirinya serta bersikap optimis
dalam hal menghormati HAM d. Lose of personal akan masa depannya.
narapidana melalui pembinaan communication. Hilangnya b. Memperoleh pengetahuan,
terutama yang hukuman kebebasan berkomunikasi. minimal keterampilan untuk
pidananya cukup lama, karena e. Lose of good and service. bekal mampu hidup mandiri dan
sekalipun telah diusahakan Hilangnya pelayanan berpartisipasi dalam kegiatan
berbagai hal dalam rangka menyebabkan narapidana pembangunan nasional.
pembinaan narapidana, namun kehilangan affection, kasih c. Berhasil menjadi manusia
ternyata dampak psikologis akibat sayang yang biasanya didapat yang patuh hukum yang
pidana penjara masih nampak di rumah. tercermin pada sikap dan
dan memerlukan pemikiran yang f. Lose of heterosexual. Hilangnya perilaku yang tertib, disiplin
tuntas. penyaluran nafsu seks yang serta mampu menggalang rasa
Seorang narapidana tidak terpendam sehingga akan kesetiakawanan nasional.
hanya dipidana secara fisik tetapi terjadi abnormalitas seksual d. Memiliki jiwa dan semangat
juga secara psikologis. Hukuman (homoseks). pengabdian terhadap bangsa
pidana penjara secara psikologis g. Lose of prestige. Narapidana dan negara.
merupakan beban berat bagi akan kehilangan dirinya, seperti Pembinaan narapidana
narapidana. Berbagai dampak kamar tidur (sel) yang hanya tidak hanya dilakukan oleh
psikologis dan hilangnya beberapa berpintu terali besi. petugas pemasyarakatan saja,
hak, antara lain:4 h. Lose of believe. Karena hukum tapi juga diperlukan bantuan
a. Lose of personaling. Seorang yang dijalani narapidana cukup berbagai pihak. Prinsip-prinsip
narapidana selama dipidana lama maka ia akan kehilangan dasar pembinaan harus berjalan
akan kehilangan kepribadian rasa percaya diri, seperti seiring, searah dan selaras
diri, identitas diri akibat kurang memiliki stabilitas jiwa untuk mencapai tujuan. Prinsip
peraturan dan tata cara di yang mantap. itu adalah kemauan atau hasrat
lapas. i. Lose of creativity. Narapidana narapidana untuk membina
b. Lose of security. Pengawasan akan terampas kreativitasnya, sendiri, keterlibatan keluarga
setiap saat, narapidana akan ide-idenya, bahkan impian dan dalam membina anggota
ragu dalam bertindak, kurang cita-citanya. keluarganya yang menjadi
percaya diri, dan tidak mampu Pembinaan di lapas ditujukan narapidana dan keterlibatan
mengambil keputusan secara agar selama masa pembinaan masyarakat untuk ikut serta
baik. dan setelah selesai menjalankan membina narapidana dan peran
pidananya para narapidana dapat: masyarakat serta pemerintah
4 CI. Harsono, Sistem Baru Pembinaan
Narapidana, Djambatan 1995, hal.80.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 13


OPINI

dalam membina narapidana lain, maka hak atas kebebasan telah mengundangkan ke dalam
Sebagai bagian dari individu tersebut harus dibatasi6. hukum nasionalnya, Indonesia
masyarakat, narapidana perlu Walau demikan, seorang individu berkomitmen menerapkan
mendapat perhatian yang yang dibatasi atau dirampas hak-hak masyarakat termasuk
sungguh-sungguh dari berbagai kebebasannya, ia tetap wajib narapidana untuk selanjutnya
lapisan masyarakat agar para diperlakukan secara manusiawi dilaporkan ke PBB. Adanya sikap
narapidana itu dapat menikmati dan dengan menghormati pamrih dari beberapa narapidana
hidup bermasyarakat yang martabat yang melekat pada diri terhadap pentingnya berkelakuan
tenteram5. Peran dari lapas yang manusia7. Perlakuan manusiawi dan bersifat baik perlu ditekankan
bertugas membina narapidana dan penghormatan atas martabat kembali sehingga dapat
adalah membekali mereka semua individu yang dirampas memupuk kesadaran diri bahwa
dengan pengertian norma-norma kemerdekaannya adalah standar berbuat baik tidak selalu diikuti
kehidupan serta melibatkan dasar penerapan universal, dengan diberikannya “hadiah”
dalam kegiatan sosial yang dapat dan harus selalu diterapkan berupa pengurangan masa
menumbuhkan rasa percaya diri tanpa diskriminasi sebagaimana pidana. Pembinaan mental dan
dalam kehidupan bermasyarakat, ditentukan oleh pasal 2 ayat (1) spiritual serta moralitas akan
agar mereka sanggup hidup ICCPR8. menjadi modal utama dalam
mandiri. Narapidana itu harus Narapidana merupakan pembekalan bagi narapidana
mempunyai daya tahan, dalam individu yang sebagian haknya selanjutnya. Kerjasama yang
arti harus mampu hidup bersaing dibatasi, khususnya hak sinergi antaraparat penegak
dengan masyarakat tanpa mendapatkan kebebasan, namun hukum dan beberapa instansi
melakukan kejahatan lagi. narapidana tetap dapat menikmati terkait juga berperan besar
hak-hak lainnya tanpa diskriminasi. dalam upaya penerapan hak
Kesimpulan Penerapan hak-hak narapidana narapidana.
HAM menentukan bahwa di lapas sangat erat kaitannya
*) Penulis adalah Kepala Subbidang
setiap individu berhak untuk dengan bagaimana niat negara/
Publikasi Hasil Penelitian pada Bidang
mendapatkan kebebasan secara pemerintah untuk menegakan Pengembangan Puslitbang Hak-Hak
pribadi, termasuk hak bergerak. HAM. Indonesia tentunya tidak akan Kelompok Khusus Balitbang HAM

Namun apabila terdapat individu berdiam dengan penerapan HAM


yang dianggap membahayakan khususnya bagi narapidana, karena
keamanan nasional dan sesuai dengan ketentuan dalam
ketertiban umum, kesehatan atau ICCPR dikatakan bahwa sebagai
moral masyarakat, atau hak- negara yang telah meratifikasi dan
hak dan kebebasan dari orang
6 Pasal 12 ayat (3) ICCPR
5 Djisman Samosir, Fungsi Pidana 7 Pasal 10 ayat (1) ICCPR
Penjara dalam Pemidanaan di 8 Komentar Umum nomor 9 tentang Pasal
Indonesia, Binacipta, 1992, hal 70. 10 ICCPR

14 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

Pemenuhan Hak Partisipasi Anak


dalam Pembangunan

Insan Firdaus*

Dalam suatu negara yang satu dari empat hak dasar anak pemerintah menjamin anak untuk
demokratis dan menjunjung Hak yang harus dipenuhi. Dengan dapat mempergunakan haknya
Asasi Manusia (HAM), partisipasi diberikannya hak partisipasi dalam menyampaikan pendapat
merupakan suatu pengakuan bagi anak dalam pembangunan sesuai dengan usia dan tingkat
negara akan pentingnya menempatkan anak sebagai pihak kecerdasan anak.”
keberadaan dan peran serta yang harus diikutsertakan dalam Hak partisipasi anak akan
rakyat dalam pembangunan. proses pembangunan sehingga lebih efektif apabila disalurkan
Di era keterbukaan, hak atas hasil-hasil pembangunan benar- melalui suatu perkumpulan,
partisipasi bukan hanya ditujukan benar berpihak, memberi manfaat kelompok atau forum sehingga
dan domain bagi orang dewasa dan berguna bagi anak. aspirasi atau suara anak tersebut
saja, anak-anak juga diberikan Secara hukum, hak bisa mewakili kepentingan
hak yang sama dan memiliki partisipasi anak diatur dalam Pasal anak secara luas berkaitan
kesempatan untuk berpartisipasi 10 Undang Undang Nomor 35 dengan pemenuhan hak-
dalam pembangunan. Tentunya Tahun 2014 tentang Perlindungan hak anak. Dengan disalurkan
bentuk partisipasi anak tidak Anak yang berbunyi, “Setiap anak melalui kelompok-kelompok
sepenuhnya sama dengan berhak menyatakan dan didengar akan memudahkan pihak yang
orang dewasa. Penggunaan pendapatnya, menerima, mencari, berkewajiban dan bertanggung
hak partisipasi anak disesuaikan dan memberikan informasi sesuai jawab terhadap pemenuhan
dengan kematangan umur, mental dengan tingkat kecerdasan dan hak anak dalam menampung
dan kemampuan berpikir anak usianya demi pengembangan dan menentukan skala prioritas
serta terbatas pada hal-hal yang dirinya sesuai dengan nilai-nilai pemenuhan hak anak yang harus
berkaitan dengan kepentingan kesusilaan dan kepatutan”. segera dilaksanakan sesuai
pemenuhan hak anak. Pasal 24 memerintahkan dengan aspirasi, suara dan
Begitu pentingnya hak pada negara dan pemerintah pendapat anak.
partisipasi anak, maka dalam untuk menjamin agar anak dapat Selama ini partisipasi
Konvensi Hak Anak (Convention berpartisipasi dalam pembangunan anak di berbagai daerah kurang
on the Right of the Child) hak dan dalam kehidupan sosial mendapat perhatian, mungkin
partisipasi merupakan salah kemasyarakatan, “Negara dan disebabkan oleh kekeliruan

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 15


OPINI

pemahaman bahwa cara Pembangunan Daerah memastikan bahwa hak-hak


berpikir anak yang belum Pembentukan Forum anak terpenuhi, misalnya hak
matang sehingga tidak perlu Anak merupakan langkah konkrit mendapatkan akta kelahiran,
dipertimbangkan, dan dianggap setelah adanya pemahaman yang hak bermain, hak memanfaatkan
belum mampu ikut serta dalam memadai tentang makna, arti waktu luang, hak mendapatkan
pembangunan. Padahal yang penting dan urgensi partisipasi informasi yang layak dan lain-
justru perlu didengar pendapatnya anak dalam pembangunan. Forum lain.
adalah anak, berkenaan masa Anak merupakan ruang bagi Pembentukan Forum
depan bangsa dan negara yang anak untuk berpartisipasi dalam Anak Daerah tidak hanya untuk
akan mereka jalani nantinya1. menuntut pemenuhan hak-hak memenuhi hak partisipasi
Sebagai upaya anak. Forum Anak diperlukan anak saja, tetapi juga sebagai
pemenuhan hak partisipasi karena suara, aspirasi, kebutuhan jembatan komunikasi antara
anak, maka dibentuk Forum dan kepentingan anak perlu anak-anak dan pemerintah
Anak sebagai media, wadah dan menjadi bahan pertimbangan dalam rangka penghormatan,
pranata pemenuhan hak anak dalam pengambilan keputusan pemenuhan dan perlindungan
untuk menyampaikan pendapat dan merupakan bagian yang tidak hak-hak anak lainnya. Di satu
dan aspirasi anak. Forum Anak terpisahkan dalam setiap proses sisi, melalui forum ini anak-anak
adalah organisasi atau lembaga pembangunan nasional. dapat menyampaikan berbagai
sosial yang digunakan sebagai Keberadaan Forum Anak hal mengenai hak-hak anak yang
wadah partisipasi bagi anak dalam proses pembangunan daerah belum terpenuhi atau terjadinya
yang belum berusia 18 tahun mempunyai peranan strategis pelanggaran HAM terhadap anak.
dimana anggotanya merupakan dalam rangka merencanakan Di sisi lain, negara dan pemerintah
perwakilan dari kelompok anak pembangunan yang berpihak pada dapat mengetahui tentang
atau kelompok kegiatan anak pemenuhan dan perlindungan aspirasi, masukan dan hak-hak
yang dikelola oleh anak-anak hak-hak anak, melalui pelibatan anak yang belum terpenuhi atau
dan dibina oleh pemerintah Forum Anak pada Musyawarah pelanggaran HAM yang terjadi,
sebagai media untuk mendengar Perencanaan Pembangunan sehingga pemerintah dapat
dan memenuhi aspirasi, suara, (Musrenbang)2. Forum Anak menentukan kebijakan, program
pendapat, keinginan dan berperan sebagai perwakilan anak- dan kegiatan pembangunan
kebutuhan anak dalam proses anak yang akan menyampaikan yang akan dilakukan untuk
pembangunan. aspirasi, kebutuhan, kepentingan memberikan perlindungan
dan berbagai permasalahan anak terhadap pemenuhan hak-hak
Peran Forum Anak dalam yang perlu mendapat respon dalam anak.
1 Pedoman Pengembangan Forum perencanaan pembangunan.
Anak. Jakarta: Deputi Tumbuh Kem-
bang Anak Kementerian Pember- Aspirasi tersebut diperlukan untuk
dayaan Perempuan dan Perlindun-
gan Anak, 2013. 2 Ibid.hal 2

16 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


OPINI

Fungsi Forum Anak Peran dan KewenanganForum


Anak
1) Memantau pemenuhan hak anak dan 1) Memutuskan kegiatan mana yang
pelaksanaan kewajiban anak; bermanfaat atau tidak bermanfaat untuk
2) Sosialisasi hak dan kewajiban anak di anak;
lingkungan teman sebaya anak; 2) Menentukan cara atau metode dalam
3) Menyuarakan aspirasi anak; menyuarakan aspirasi anak;

4) Melibatkan diri dalam proses 3) Menjadi lembaga yang mewakili suara,


pengambilan keputusan; aspirasi, kebutuhan, kepentingan dan
kekhawatiran anak;
5) Mendorong anak-anak aktif
mengembangkan potensinya 4) Memberikan pendapat bila terjadi kasus
kekerasan terhadap anak, diminta
maupun tidak diminta;
5) Mewakili anak di berbagai tingkatan
forum anak.

Pemenuhan hak atas a. Menyusun dan menetapkan Anak


partisipasi anak juga merupakan kebijakan provinsi, kabupaten Pada umunya Forum Anak
salah satu indikator kabupaten/kota dan kota. Daerah mengalami beberapa
layak anak, dimana pemerintah b. Melakukan sosialisasi dan hambatan dalam melaksanakan
kabupaten/kota berkewajiban advokasi pada SKPD atau peran dan fungsinya, baik yang
untuk memberi ruang bagi anak- lembaga tingkat provinsi dan bersifat kelembagaan, ekonomi
anak mengeluarkan pendapat dan kabupaten/kota. sosial budaya, sumber daya
berpartisipasi aktif pada proses c. Memfasilitasi pengembangan manusia dan sarana prasarana
pembangunan. kebijakan partisipasi anak. pendukung, antara lain:
Peran pemerintah d. Menyiapkan dana dan 1. Secara kelembagaan,
khususnya pemerintah daerah dukungan sumberdaya Forum Anak daerah kurang
diperlukan dalam meningkatkan lainnya. mendapatkan perhatian
partisipasi anak melalui Forum e. Mengembangkan jaringan secara penuh oleh stakeholder
Anak, sebagaimana diatur dalam tingkat provinsi, kabupaten di daerah dan masih terdapat
lampiran Peraturan Menteri Negara dan kota. pimpinan stakeholder yang
Pemberdayaan Perempuan dan f. Menyediakan sekretariat forum belum memahami dan
Perlindungan Anak Republik anak provinsi, kabupaten dan memanfaatkan peran dan
Indonesia Nomor 4 tahun 2011 kota. fungsi forum anak dalam
Tentang Petunjuk Pelaksanaan pembangunan.
Kebijakan Partisipasi Anak Dalam Permasalahan yang Dihadapi 2. Forum anak belum
pembangunan, yaitu: dalam Pengembangan Forum diikutsertakan dalam

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 17


OPINI

musyawarah perencanaan Kesimpulan Daftar Pustaka


pembangunan. Hal ini Pemenuhan hak partisipasi
menyebabkan tidak anak dalam pembangunan Pedoman Pengembangan Forum
tersalurkannya aspirasi dan merupakan tanggung jawab Anak. Jakarta: Deputi Tum-
masukan dari Forum Anak pemerintah sebagai pemegang buh Kembang Anak Kemen-
tentang pemenuhan hak-hak kewajiban pemenuhan HAM. terian Pemberdayaan Per-
anak dalam pembangunan Keterlibatan anak dalam memberi empuan dan Perlindungan
daerah. masukan dan partispasinya dalam Anak, 2013.
3. Dukungan anggaran dan pembangunan khususnya melalui Undang-Undang Nomor 35 Tahun
sarana prasarana yang keikutsertaan Forum Anak daerah 2014 tentang Perubahan
minim dari Pemerintah di musyawarah perencanaan Atas Undang-Undang
Daerah menyebabkan pembangunan akan berdampak Nomor 23 Tahun 2002
terhambatnya pelaksanaan pada hasil pembangunan yang tentang Perlindungan Anak.
peran dan fungsi Forum berpihak pada kepentingan dan
Anak dalam berpartisipasi. pemenuhan hak anak. Oleh karena
*Penulis adalah Fungsional Peneliti
4. Peranan masyarakat yang itu diperlukan kesadaran dari setiap
Pertama Bidang Studi Hukum dan
belum optimal. Masyarakat stakeholder untuk memahami dan Pengadilan pada Puslitbang Hak-hak
belum mengenal dan membuat kebijakan-kebijakan Kelompok Khusus Balitbang HAM

memberdayakan peranan yang mendukung terpenuhinya


forum anak dalam kehidupan hak partisipasi anak dalam
sehari-hari terutama dalam pembangunan.
perlindungan hak anak. =====

18 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

Teori Pemidanaan (Hukuman)


dalam Pandangan Hukum

Syafril Mallombasang*

Banyak kejahatan dapat sesuatu yang sangat fundamental saja berbeda. Misalnya jika ada
diketahui dari korbannya. Dalam bagi interaksi manusia, kasus pemerkosaan tentu reaksi
beberapa kasus, kejahatan permusuhan antara jumlah korban masyarakat berbeda pendapat
terhadap manusia baik dari dengan pelanggar atau pelaku terhadap penghukuman juga
kondisi fisik maupun jiwa yang kejahatan adalah rintangan untuk berbeda. Seorang wanita akan
terluka terlihat pada korban. menghilangkan hukuman kepada berpendapat pelaku pemerkosaan
Begitu pula pada kasus kejahatan pelaku kejahatan dari kehidupan harus dibunuh, tetapi pihak laki-
terhadap harta benda yang dicuri sosial. Perbandingan antara orang laki akan berpendapat pelakunya
atau dirusak. Hal ini menyebabkan yang merasa dirugikan terhadap dihukum penjara.
apa yang disebut dengan istilah perbuatan pelanggar memang Pemidanaan secara
tuduhan terhadap pelaku. Korban jauh. Studi empiris menunjukan sederhana dapat diartikan dengan
mengekspresikan permusuhan keberagaman perasaan bagi penghukuman. Penghukuman
terhadap orang yang membuatnya korban kejahatan. Serta beragam yang dimaksud berkaitan dengan
terluka melalui cara yang sah reaksi yang disampaikan sebagai penjatuhan pidana dan alasan-
di dalam masyarakat. Yang pembalasan terhadap perbuatan alasan pembenar (justification)
dimaksud korban di sini bukan yang dilakukan oleh pelanggar. dijatuhkannya pidana terhadap
hanya pribadi korban tetapi juga Fungsi hukuman adalah seseorang yang dengan
melibatkan keluarga korban, serta mengakomodasi seluruh keinginan putusan pengadilan yang telah
masyarakat pada umumnya yang masyarakat yang merupakan wujud berkekuatan hukum tetap (incracht
tidak suka terhadap perbuatan reaksi sosial. Walaupun beragam van gewijsde) dinyatakan secara
pelaku kejahatan. Setelah itu ukuran dan bentuk yang diinginkan sah dan meyakinkan terbukti
munculah rasa cemas dari namun hukuman harus ada dan melakukan tindak pidana. Hak
masyarakat dan korban mengingat persamakan sebagai wujud untuk penjatuhan pidana dan alasan
perbuatan yang dilakukan dan menjaga keseimbangan dalam pembenar penjatuhan pidana
terjadi pada mereka berpotensi masyarakat. Kasus pencurian serta pelaksanaannya tersebut
untuk dilakukan dan terjadi pada akan memiliki reaksi berbeda berada penuh di tangan negara.
orang lain. Jika dia berpendapat dengan pembunuhan. Walaupun Secara garis besar,
adanya norma pembalasan adalah kasus sama tetapi reaksi mungkin teori pemidanaan terbagi dua

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 19


FOKUS

dan dari penggabungan kedua pendapat ahli tersebut, penulis juga dikenal dengan nama
teori pemidanaan tersebut lahir tertarik dengan pendapat yang Teori Nisbi ini menjadikan dasar
satu teori pemidanaan lainnya. disampaikan Hegel mengenai penjatuhan hukuman pada tujuan
Adapun tiga teori pemidanaan argumennya terhadap hukuman bila dan maksud hukuman sehingga
yang dijadikan alasan pembenar dikolerasikan dengan Teori Absolut. ditemukan manfaat dari suatu
penjatuhan pidana : Di mana hukuman dipandang dari penghukuman (nut van destraf).
1. Teori Absolut atau Teori sisi imbalan sehingga hukuman Teori ini berprinsip penjatuhan
Pembalasan (vergeldings merupakan dialectische vergelding.2 pidana guna menyelenggarakan
theorien), Dalam teori ini, pidana dapat tertib masyarakat yang
2. Teori Relatif atau Teori disimpulkan sebagai bentuk bertujuan membentuk suatu
Tujuan (doeltheorien), pembalasan yang diberikan prevensi kejahatan. Wujud
3. Teori Gabungan oleh negara yang bertujuan pidana ini berbeda-beda:
(verenigingstheorien). menderitakan penjahat akibat menakutkan, memperbaiki, atau
perbuatannya. Tujuan pemidanaan membinasakan. Lalu dibedakan
1. Teori Absolut atau Teori sebagai pembalasan pada prevensi umum dan khusus.
Pembalasan (vergeldings umumnya dapat menimbulkan rasa Prevensi umum menghendaki
theorien). puas bagi orang, yang dengan jalan agar orang-orang pada umumnya
Teori ini juga dikenal dengan menjatuhkan pidana yang setimpal tidak melakukan delik4.
Teori Mutlak ataupun Teori dengan perbuatan yang telah Feurbach sebagai salah satu filsuf
Imbalan, lahir pada akhir abad dilakukan3. penganut aliran ini berpendapat
ke-18. Menurut Teori Absolut pencegahan tidak usah dilakukan
ini, setiap kejahatan harus 2. Teori Relatif atau Teori Tujuan dengan siksaan tetapi cukup
diikuti dengan pidana —tidak (doeltheorien). dengan memberikan peraturan
boleh tidak— tanpa tawar- Lahirnya teori ini menurut penulis yang sedemikian rupa sehingga
menawar. Seseorang mendapat merupakan suatu bentuk negasi setelah orang membaca itu akan
pidana karena telah melakukan terhadap Teori Absolut, walaupun membatalkan niat jahatnya5.
kejahatan1. Pemberian pidana secara historis teori ini bukanlah Selain dengan pemberian
di sini ditujukan sebagai bentuk suatu bentuk penyempurnaan ancaman hukuman, prevensi
pembalasan terhadap orang dari Teori Absolut, yang hanya umum (general preventie) juga
yang telah melakukan kejahatan. menekankan pada pembalasan dilakukan dengan cara penjatuhan
Ada banyak filsuf dan dan ahli dalam penjatuhan hukuman hukuman dan pelaksanaan
hukum pidana yang menganut terhadap penjahat. Teori yang hukuman (eksekusi). Eksekusi
teori ini, di antaranya ialah yang dimaksud dilangsungkan
2 Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik
Immanuel Kant, Hegel, Herbart, Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika,
2005, hal. 105.. 4 Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum
Stahl, JJ Rousseau. Dari banyak 3 Djoko Prakoso, Hukum Penitensier di Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 1994,
Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1988, hal. 34.
1 Wirjono Prodjodikoro, loc.cit. hal. 47. 5 Djoko Prakoso, loc. cit.

20 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

dengan cara-cara yang kejam Teori Gabungan merupakan pemahaman yang lengkap
agar khalayak umum takut dan suatu bentuk kombinasi dari termasuk aspek hukum dan hak
tidak melakukan hal yang serupa Teori Absolut dan Teori Relatif asasi manusia, lebih dari itu dapat
yang dilakukan oleh si penjahat. yang menggabungkan sudut mengedepankan kebijaksanaan
Pada prevensi khusus, tujuan pembalasan dan pertahanan yang bersifat melampaui batasan
pemidanaan ditujukan kepada tertib hukum masyarakat. Dalam waktu dalam keberlakuan undang-
pribadi si penjahat agar ia tidak teori ini, unsur pembalasan undang tersebut.
lagi mengulangi perbuatan yang maupun pertahanan tertib hukum --oOo—
dilakukannya. Van Hamel dalam masyarakat tidaklah dapat Daftar Pustaka
hal ini menunjukkan bahwa diabaikan antara satu dengan
Cressey, and Sutherland (disadur
prevensi khusus dari suatu pidana yang lainnya.
oleh Sudjono D), The
ialah: Berdasarkan penekanan atau
Control of Crime Hukuman
1. Pidana harus memuat suatu sudut dominan dalam peleburan dalam Perkembangan
unsur menakutkan supaya kedua teori tersebut ke dalam Hukum Pidana, Bandung:
Tarsito, 1974.
mencegah penjahat yang bentuk Teori Gabungan, teori
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum
mempunyai kesempatan untuk ini dibedakan menjadikan tiga
Pidana, Jakarta:Rineka
tidak melakukan niat buruknya. bentuk yaitu, Teori Gabungan Cipta, 1994.
2. Pidana harus mempunyai unsur yang menitikberatkan unsur Marpaung, Leden. Asas-Teori-
Praktik Hukum Pidana,
memperbaiki si terpidana. pembalasan, Teori Gabungan
Jakarta: Sinar Grafika,
3. Pidana mempunyai unsur yang menitikberatkan pertahanan
2005.
membinasakan penjahat yang tertib masyarakat, dan Teori Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas
tidak mungkin diperbaiki. Gabungan yang memposisikan Hukum Pidana di Indonesia,
Bandung: PT. Refika
4. Tujuan satu-satunya pidana seimbang antara pembalasan dan
Aditama, 2008,.
ialah mempertahankan tertib pertahanan tertib masyarakat.
Soetikno, Filsafat Hukum Bagian
hukum.6 Menurut Wirjono Prodjodikoro, I, Jakarta: PT. Pradnya
Dengan demikian dapat bagi pembentuk undang-undang Paramita, Jakarta, 2008.
disimpulkan bahwa dalam hukum pidana, bagi para jaksa
Teori Relatif negara dalam dan hakim tidak perlu memilih *Penulis adalah Pengolah Data Aplikasi
kedudukannya sebagai pelindung salah satu dari ketiga macam teori dan database pada Subbagian Hubungan
Masyarakat dan Protokol Bagian
masyarakat menekankan hukum pidana tersebut dalam
Hubungan Masyarakat dan Informasi,
penegakkan hukum dengan cara- menunaikan tugas7. Dengan
Sekretariat Balitbang HAM
cara preventif guna menegakkan demikian menjadi penting bagi
tertib hukum dalam masyarakat. para pembuat undang-undang
3. Teori Gabungan hukum pidana untuk tidak saja
(verenigingstheorien) memiliki pengetahuan dan
6 Andi Hamzah, hal. 36. 7 Wirjono Prodjodikoro, op.cit., hal. 29.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 21


FOKUS

Implementasi Konvensi ILO No. 182 Tahun 1999 dalam


Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak
ditinjau dari Perspektif HAM

Sabir*

Sebagian besar negara mengenai hak-hak anak tidak namun juga bagian dari subyek
mencantumkan permasalahan segencar pemberitaan hak-hak hukum dengan segala hak dan
hak-hak dasar ke dalam orang dewasa atau isu gender yang kewajibannya yang mendapat
konstitusinya, termasuk menyangkut hak perempuan. Tidak jaminan hukum)2. Dunia anak
Indonesia dengan UUD-nya. banyak pihak melakukan langkah- adalah dunia sorga, di mana
Masalah perlindungan akan langkah konkret perlindungan hak anak menikmati hari-harinya
selalu terkait dengan penegakan anak, padahal anak merupakan dengan keceriaan bermain dan
hukum karena perlindungan gambaran dan cermin masa depan, bersekolah. Mereka bergerak
merupakan salah satu bagian aset keluarga, agama, bangsa dan bebas, mengembangkan potensi
dari tujuan penegakan hukum. negara. dalam kasih orangtua dan
Negara ini adalah negara yang Anak dapat bermakna sosial bimbingan guru. Namun tidak
berdasar atas hukum, maka (kehormatan harkat dan martabat semua anak bisa menikmati dunia
perlindungan HAM merupakan keluarga tergantung pada sikap sorga tersebut. Dunia bermain
tujuan penegakan hukum secara dan perilaku anak), budaya (anak dan belajar menjadi kemewahan
konsisten1. merupakan harta/kekayaan yang bagi sebagian anak karena
Salah satu bidang HAM harus dijaga, sekaligus lambang terpaksa harus bekerja3. Krisis
yang menjadi perhatian baik di kesuburan dalam keluarga), ekonomi sejak pertengahan 1997
dunia internasional maupun di politik (anak adalah penerus trah dan berlanjut hingga kini telah
Indonesia adalah hak anak. Saat atau suku masyarakat tertentu), menyebabkan tingkat pendapatan
ini, kondisi ideal yang diperlukan ekonomi (anggapan masyarakat penduduk menurun. Dampaknya
untuk melindungi hak-hak anak Jawa khususnya ada adagium adalah meningkatnya penduduk
belum mampu diwujudkan negara. ”banyak anak banyak rejeki, miskin yang diiringi dengan
Anak mempunyai hak asasi, sehingga ’mengkaryakan’ anak meningkatnya pekerja anak baik
sebagaimana yang dimiliki orang dapat menambah penghasilan atau yang berusia 5-9 tahun atau 10-
dewasa, namun pemberitaan rejeki”), hukum (anak mempunyai 14 tahun4.
1 Olivia Riska, “ Perlindungan dan Hak- posisi dan kedudukan strategis di 2 Fifik Wiryani, “Perlindungan Hukum
Hak Pekerja Anak” diarsipkan pada Bagi Pekerja Anak”, 11:2 Legality
<http://ajrc-aceh.org/wp-content/ depan hukum, tidak hanya sebagai Jurnal Ilmiah Hukum (2004)
uploads/2009/05/pia-makalah.pdf> 3 Ibid.
[07/07/10] penerus dan ahli waris keluarga, 4 Ibid.

22 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

Organisasi Perburuhan bekerja sedikitnya 21 jam/ keuntungan dari tenaga kerja.


Internasional (International Labour minggu dan 25% bekerja 12 Berbagai studi menunjukkan
Organization/ILO) bersama jam/minggu. Secara rata- bahwa pekerja anak umumnya
dengan Badan Pusat Statistik rata, anak bekerja 25,7 jam/ rentan terhadap eksploitasi
(BPS) mengadakan survei minggu, sementara mereka ekonomi. Di sektor industri formal,
tentang pekerja anak di Indonesia yang tergolong pekerja anak mereka berada dalam kondisi jam
mencakup semua pekerja bekerja 35,1 jam/minggu. kerja panjang, berupah rendah,
anak berusia 5–12 tahun tanpa Sekitar 20,7% dari anak yang menghadapi risiko kecelakaan
memperhatikan jam kerja merek, bekerja itu bekerja pada kerja dan gangguan kesehatan,
pekerja anak berusia 13–14 tahun kondisi berbahaya, misalnya atau menjadi sasaran pelecehan
yang bekerja lebih dari 15 jam/ lebih dari 40 jam/minggu. dan kesewenang-wenangan
minggu dan pekerja anak usia 15– 4. Anak yang bekerja umumnya: orang dewasa. Misalnya pekerja
17 tahun yang bekerja lebih dari masih sekolah; bekerja tanpa anak dalam dunia hiburan
40 jam/minggu. Temuan utama dibayar sebagai anggota (entertainment) baik sebagai
dari survei tersebut adalah:5 keluarga; terlibat dalam penyanyi, artis dan lain-lain
1. Jumlah keseluruhan anak bidang pekerjaan pertanian, pekerja di sektor informal seperti
berusia 5–17 tahun ±58,8 juta: jasa dan manufaktur. di sektor industri rumah tangga7.
4,05 juta (6,9%) di antaranya Jenis pekerjaan terburuk Berdasarkan penelitian
termasuk kategori anak semakin marak ditemukan: Sidik Sunaryo (1999) tentang pola
yang bekerja. Dari jumlah dilacurkan, diperdagangkan, hubungan antara pekerja industri
keseluruhan anak yang bekerja di pertambangan, anak rumah tangga keramik dengan
bekerja, 1,76 juta (43,3%) jermal dan lain-lain. Pada tahun majikan di Kota Malang dan
merupakan pekerja anak. 1990-an muncul isu anak jalanan Kabupaten Malang menunjukkan
2. Dari jumlah pekerja anak (anjal) dan tahun 1996 muncul banyak pekerja anak yang tidak
berusia 5–17 tahun, sebanyak isu perdagangan anak (child mendapatkan jaminan haknya
48,1 juta (81,8%) bersekolah; trafficking) untuk dilacurkan, sebagai pekerja, seperti jam kerja
24,3 juta (41,2%) terlibat pembantu rumah tangga anak dan dan jam istirahat yang disamakan
dalam pekerjaan rumah; dan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk dengan pekerja dewasa tetapi
6,7 juta (11,4%) tergolong anak lainnya6. upahnya jauh lebih rendah dari
sebagai ‘idle’, yaitu tidak Anak yang bekerja pekerja dewasa (upah yang
bersekolah, tidak membantu umumnya berada dalam posisi diterima anak sekitar 40%-50%
di rumah dan tidak bekerja. rentan untuk dieksploitasi, dari upah pekerja dewasa dalam
3. Sekitar 50% pekerja anak khususnya oleh orang dewasa jenis pekerjaan yang sama,
5 ILO–BPS, “Keluarkan Data Nasional atau sistem yang memperoleh yakni sebagai penghalus hasil
Mengenai Pekerja Anak di Indonesia”,
2010, <http://bravo.ilo.org/jakarta/ 6 Yoga Utami (et al), “Pekerja Anak cetakan keramik sebelum proses
info/public/pr/lang--en/contLang--id/ di India”, 2002, Jakarta: Kerjasama
WCMS_122351/index.htm> [03/06/10] JARAK dan ACILS 7 Fifik Wiryani, Op.cit.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 23


FOKUS

finishing)8. Instrumen HAM dalam Nasional (RAN) sebagai acuan


Pekerja anak merupakan Penghapusan Pekerjaan Terburuk dari pedoman KAN dalam
rantai ”lingkaran setan”, untuk Anak operasionalisasinya.
tidak hanya disebabkan Dengan diratikasinya
oleh kemiskinan, tetapi juga Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut, secara
menyebabkan ”pemiskinan”, instrumen internasional Konvensi hukum, negara berkewajiban
Anak-anak yang bekerja dan Hak Anak (Conventions on the melindungi anak dari bentuk-
tidak mengecap pendidikan Rights of the Childs, 1989) dengan bentuk pekerjaan terburuk.
akan hidup dalam kemiskinan Keputusan Presiden No.36 Tahun Kenyataannya, negara masih
di kemudian hari, begitu pula 1990, kemudian dikukuhkan dalam belum mampu memenuhi
dengan generasi berikutnya. UU No.23 Tahun 2002 tentang kewajibannya untuk melindungi
Juan Somavia, Direktur Jenderal Perlindungan Anak. Salah satu isu hak-hak anak. Salah satu
ILO mengatakan: yang banyak mendapat tanggapan permasalahan yang masih terjadi
”Kerja berat bukanlah masyarakat internasioanl dalam adalah keberadaan pekerja anak.
jenis pekerjaan yang konvensi hak anak adalah mengenai Bekerja juga membawa dampak
pantas untuk anak.
anak-anak yang memerlukan buruk bagi anak-anak, baik
Pekerjaan tersebut
perlindungan khusus, misalnya secara fisik maupun psikis.
selain tidak memberikan
mereka yang bekerja dalam situasi Menghormati hak
pengalaman berharga,
berbahaya. anak sama halnya dengan
juga bukan merupakan
praktik kerja sambil Indonesia juga telah menghormati HAM. Smith
sekolah yang berguna meratifikasi Konvensi ILO 182 bahkan menguatkan bahwa
untuk meningkatkan Tahun 1999 mengenai Pelarangan secara sempurna, keseluruhan
kehidupan anak-anak dan Tindakan Segera Penghapusan instrumen HAM internasional
saat ini dan di masa yang Bentuk-Bentuk Pekerjaan justru berada pada “jantung”
akan datang. Pekerjaan
Terburuk untuk Anak melalui UU hak-hak anak. Sayangnya, fakta
yang dilakukan oleh
No.1 Tahun 2000. Sebagai dasar menunjukkan anak termasuk
anak-anak dalam bentuk
pelaksanaannya, pemerintah bagian dari kelompok yang
terburuknya adalah
Indonesia telah mengeluarkan rentan pada kekerasan. Usia dan
kesewenang-wenangan,
pengeksploitasian Keputusan Presiden No.12 Tahun faktor kematangan psikologis dan
generasi muda yang naif, 2001 tentang Pembentukan Komite mental membuatnya kerap kali
lugu, lemah, rapuh dan Aksi Nasional (KAN) Penghapusan terpinggirkan dalam pengambilan
labil demi keuntungan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk kebijakan9.
pribadi orang dewasa”. untuk Anak, ditindaklanjuti dengan Lahirnya konvensi PBB
Keputusan Presiden No.59 Tahun 9 Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi
HAM: Mengurai Hak Ekonomi,
2002 tentang Rencana Aksi Sosial dan Budaya, Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada, 2008, hlm 223
8 Ibid – 224

24 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

tentang anak, International bekerja dari anak: UUD 1945, (lima belas) tahun.
Convention on the Rights of UU No.39 Tahun 1999 tentang Dengan meratifikasi
the Child (1989) merupakan Hak Asasi Manusia, Deklarasi Konvensi ILO No. 182 Tahun 1999
bukti normatif tentang visi dan Universal Hak Asasi Manusia tentang Pelarangan dan Tindakan
paradigma baru perlindungan (DUHAM), Ratifikasi Konvensi Segera Penghapusan Bentuk-
terhadap anak. Konsideransi ILO No.138 menjadi UU No.20 Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk
ketentuan ini menyatakan bahwa Tahun 1999 tentang Usia Minimum Anak melalui UU No.1 Tahun
pembinaan kesejahteraan anak Untuk Diperbolehkan Bekerja, 2000 pada bulan Maret 2000,
termasuk pemberian kesempatan Ratifikasi Konvensi ILO No.182 Pemerintah Indonesia dalam hal
untuk mengembangkan haknya, menjadi UU No. 1 Tahun 2000 ini sebagai pelaksana undang-
pelaksanaannya tidak saja tentang Pelarangan dan Tindakan undang, secara resmi terikat
merupakan tanggung jawab Segera Penghapusan Bentuk- untuk segera mengambil tindakan
orangtua, keluarga, dan negara Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk dalam rangka penghapusan
melainkan diperlukan pula Anak, UU No.23 Tahun 2002 bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
kerjasama internasional. tentang Perlindungan Anak, dan untuk anak baik dalam peraturan
Bentuk komitmen pada UU No.13 Tahun 2003 tentang perundang-undangan dan juga
perlindungan anak semakin Ketenagakerjaan. implementasinya.
menemukan momentumnya Dalam Pasal 2 ayat (1) Perlindungan anak adalah
dengan lahirnya beberapa Konvensi ILO No.138 tentang Usia segala kegiatan untuk melindungi
ketentuan internasional: Optional Minimum Untuk Diperbolehkan anak dan hak-haknya agar dapat
Protocol to the Convention on the Bekerja disebutkan bahwa hidup, tumbuh, berkembang, dan
Rightd of the Child on the Sale “Untuk pekerjaan-pekerjaan berpartisipasi secara optimal
of Children, Child Prostitution yang membahayakan kesehatan, sesuai dengan harkat dan
and Child Pornography, Optional keselamatan, atau moral anak martabat kemanusiaan, serta
Protocol to the Convention on harus diupayakan tidak boleh mendapat perlindungan dari
the Rights of the Child on the kurang dari 18 (delapan belas) kekerasan dan diskriminasi, demi
Involvement of Children in Armed tahun, kecuali untuk pekerjaan terwujudnya anak Indonesia yang
Conflict; Minimum Age Convention, ringan tidak boleh kurang dari berkualitas, berakhlak mulia, dan
1973 (No.138); dan Worst Forms 16 (enam belas) tahun.” Hal ini sejahtera10. Berbagai pelanggaran
of Child Labour Convention, 1999 ditegaskan lebih lanjut dalam terhadap hak-hak anak yang
(No.182). lampiran UU No.20 Tahun 1999 masih sering terjadi tercermin dari
Secara yuridis, Indonesia tentang Pengesahan Konvensi masih adanya anak-anak yang
memiliki seperangkat perundang- ILO No.138 bahwa pemerintah mengalami kekerasan, eksplotasi
undangan untuk menjamin hak- menyatakan usia minimum untuk dan diskriminasi. Masalah pekerja
hak anak dan mengurangi dampak diperbolehkan bekerja adalah 15 anak merupakan isu sosial yang
10 Ibid, hlm. 233

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 25


FOKUS

sukar dipecahkan dan cukup maupun orang tua, bahwa anak pada akhirnya menghilangkan
memprihatinkan karena terkait bukanlah pekerja sebagaimana adanya pekerja anak-anak
dengan aspek sosial, ekonomi orang dewasa yang telah memiliki tersebut. Semoga.
dan budaya masyarakat11. tanggung jawab penuh. Anak
adalah bagian masa depan yang --ooOoo—
Harapan bagi Penghapusan memiliki kebutuhan khusus dan
Pekerjaan Terburuk bagi Anak memiliki kerentanan yang menjadi Daftar Pustaka:
di Indonesia tanggung jawab orang dewasa Fifik Wiryani, “Perlindungan
Hukum Bagi Pekerja Anak”,
Perlindungan anak untuk melindungi, menghormati
11:2 Legality Jurnal Ilmiah
semestinya tetap berpedoman dan memenuhi hak anak tersebut
Hukum (2004)
pada upaya holistik menjadikan dengan mengedepankan
Yoga Utami (et al), “Pekerja Anak
anak sebagai manusia yang patut kepentingan terbaik bagi anak.
di India”, 2002, Jakarta:
mendapat perhatian yang baik. Pemerintah diharapkan Kerjasama JARAK dan
Dalam konteks ini, Abdul Hakim bertindak secara aktif melakukan ACILS
Garuda Nusantara (mantan Ketua upaya-upaya yang bersifat Majda El Muhtaj, Dimensi-
Komnas HAM), mengatakan menjadi jalan keluar dari realitas Dimensi HAM: Mengurai

bahwa masalahnya tidak semata- tersebut, bukan hanya melakukan Hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya, Jakarta, PT
mata bisa didekati secara yuridis, pemantauan dan pelarangan bagi
Rajagrafindo Persada,
tetapi perlu pendekatan yang mereka. Para pengusaha dapat
2008, hlm 223 – 224
lebih luas, yaitu ekonomi, sosial memberikan jenis pekerjaan yang
Olivia Riska, “ Perlindungan dan
dan budaya. Sejalan dengan itu, memang aman untuk pekerja
Hak-Hak Pekerja Anak”
Shanti Dellyana mengatakan anak-anak tersebut sehingga <http://ajrc-aceh.org/wp-
bahwa perlindungan anak mereka tetap dapat berkontribusi content/uploads/2009/05/
merupakan satu usaha yang secara ekonomi bagi keluarganya. pia-makalah.pdf> [07/07/10]
mengadakan kondisi di mana Di tingkat grassroot kepedulian ILO – BPS, “Keluarkan Data

setiap anak dapat melaksanakan sesama anggota masyarakat di Nasional Mengenai


Pekerja Anak di Indonesia”,
hak dan kewajibannya12. lingkungan perlu diwujudkan lebih
2010, <http://bravo.ilo.
Langkah konkret real terhadap keberadaan pekerja
org/jakarta/info/public/pr/
yang diharapkan adalah anak-anak dari keluarga-keluraga
lang--en/contLang--id/
membangun kesamaan persepsi yang memerlukan intervensi
WCMS_122351/index.htm>
dan pemahaman di antara ekonomi. Bila semua pihak mau [03/06/10]
stakeholders, seperti pemerintah, bergerak secara bersinergi maka
pengusaha, agen pekerja, permasalahan ekonomi yang *Penulis adalah Kepala Subbagian
Hubungan Masyarakat dan Protokol
11 Ibid, hlm. 234 melekat pada pekerja anak-anak
12 Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi pada Bagian Hubungan Masyarakat
HAM: Mengurai Hak Ekonomi, dapat teratasi secara optimal, yang dan Informasi Balitbang HAM
Sosial dan Budaya, Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada, 2008, hlm 226

26 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

Hak Hidup Pengungsi Bangladesh dan Etnis Rohingya


dalam Perspektif HAM di Aceh

Hidayat*

Indonesia merupakan Mereka berada di Indonesia untuk di dunia untuk memberikan


salah satu negara tujuan dan menunggu verifikasi dari UNHCR perlindungan HAM kepada
persinggahan pengungsi dari dan penempatan ke negara pengungsi terdapat dalam
negara lain. Menurut data ketiga. Meski demikian, pada Konvensi PBB tentang Pengungsi
Kementerian Luar Negeri, Mei 2015 Indonesia mendapat Tahun 1951 atau Convention
sejumlah 11.941 pengungsi apresiasi dari publik dunia atas Relating to the Status of
menempati wilayah Indonesia tindakan terhadap pengungsi Refugee3. Konvensi tersebut
(Maret 2015). Sebagai negara Bangladesh dan Etnis Rohingya efektif sejak 22 April 19544.
yang tidak menandatangani yang merapat di wilayah perairan Konvensi tentang pengungsi
Konvensi Pengungsi 1951, Aceh. Pemerintah Indonesia mendefinisikan pengungsi
Indonesia memiliki keterbatasan memberikan penyediaan tempat sebagai seseorang yang
akses untuk bertindak terhadap tinggal, makanan dan obat-obatan. dikarenakan oleh ketakutan yang
para pengungsi, salah satunya Khusus untuk kasus pengungsi, beralasan akan penganiayaan,
adalah tidak adanya otoritas negara-negara di dunia harus yang disebabkan oleh alasan
untuk menetapkan status para melindungi HAM, baik warga ras, agama, kebangsaan,
pengungsi. Para pengungsi negara itu sendiri maupun warga keanggotaan kelompok sosial
tersebut menunggu penetapan negara lain sebagai sesama tertentu dan keanggotaan partai
status pengungsi dari UNHCR manusia dan sesama bagian dari politik tertentu, berada di luar
(United Nations High Commissioner warga dunia2. negara kebangsaannya dan tidak
for Refugee) sebagai organisasi Prinsip negara-negara menginginkan perlindungan dari
yang memiliki otoritas untuk nomor 122, hal. 288. negara tersebut5. Definisi tersebut
2 Salah satu contoh kasus yang
menetapkan status pengungsi1. berhubungan dengan ketenteraman memberikan pemahaman bahwa
hidup manusia sebagai sesama
1 UNHCR berdiri berdasarkan Resolusi anggota warga dunia adalah kasus pengungsi merupakan orang-
Majelis Umum 319A (IV) tanggal 3 pengungsi yang akan menjadi fokus 3 United Nations, Human Rights;
Desember 1949. UNHCR dibentuk dalam proposal penelitian ini. Fact A Compilation of International
pada 1 Januari 1951 sebagai organ Sheet No. 20 Human Rights and Instruments, Vol. 1 (Second Part)
pendamping bagi Majelis Umum, yang Refugees menyebutkan “the refugee (New York : United Nations, 2002),
pada awalnya bertugas untuk jangka situation has become a classic hal. 629-642.
waktu 3 tahun. Sebelum UNHCR, example of the interdependence of 4 Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi
lembaga ini bernama International the international community. It fully HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial
Refugees Organization (IRO). demonstrates how the problems of dan Budaya (PT RajaGrafindo
Footnote diambil dari Majda el Muhtaj, one country can have immediate Persada, 2008), hal. 290.
Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak consequences for other countries. It is 5 Pengungsi, http://www.unhcr.or.id/id/
Ekonomi, Sosial dan Budaya, (PT also an example of interdependence siapa-yang-kami-bantu/pengungsi,
RajaGrafindo Persada, 2008) footnote between issues.” diakses pada 11 Juni 2015.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 27


FOKUS

orang yang meninggalkan tidak dikembalikan ke negara asal Negara yang menandatangani
negara asalnya karena berbagai tempat ia mendapati ancaman Konvensi Pengungsi 1951
alasan yang disebutkan di karena alasan ras, rumpun bangsa, memiliki kewajiban untuk tidak
atas, terpaksa meninggalkan keanggotaan dalam kelompok memulangkan pengungsi yang
negara asalnya serta tidak sosial tertentu atau pandangan memasuki wilayah negaranya.
mendapatkan perlindungan dari politiknya7. Salah satu prinsip yang Pengecualian terhadap
negara asalnya. Oleh karena itu, dianut Konvensi Pengungsi 1951 penerimaan pengungsi hanya
sebagai anggota warga dunia, adalah prinsip non-refoulment (tidak dapat dilakukan apabila ternyata
perlindungan terhadap pengungsi melakukan pemulangan) dan prinsip pengungsi yang memasuki
menjadi tanggung jawab bersama non-expulsion (tidak melakukan wilyah teritorial negara penerima
komunitas internasional. pengusiran). Nilai-nilai prinsip merupakan ancaman serius
Format perlindungan HAM bagi non-refoulment dan prinsip non- terhadap keamanan negara,
pengungsi tidak lain adalah expulsion dituangkan dalam Pasal dimana ia dinyatakan oleh putusan
bentuk keinginan bersama 33 Ayat (1) Konvensi Pengungsi pengadilan yang berkekuatan
untuk memosisikan mereka Tahun 1951 yang diterjemahkan hukum tetap sebagai terpidana8.
sebagaimana laiknya manusia sebagai berikut : Konvensi 1951 dapat
yang bermartabat6. Kondisi Tidak satupun dari negara- dianggap sebagai pencetus
yang menyebabkan terjadinya negara yang mengadakan perkembangan hukum HAM
pengungsian bukan merupakan perjanjian akan mengusir karena merupakan instrumen
alasan negara lain untuk atau mengembalikan yuridis internasional pertama yang
seorang pengungsi
mengabaikan atau melakukan mentransformasikan ketentuan-
dengan cara apapun
pembiaran pemenuhan HAM. ketentuan tertentu dalam
ke perbatasan wilyah-
Meskipun bukan merupakan DUHAM untuk kategori orang
wilayah dimana kehidupan
warga negaranya, pengungsi dan kebebasannya akan tertentu. Tindakan ini dilanjutkan
merupakan anggota warga dunia terancam oleh karena oleh komunitas internasional
yang harus dipenuhi HAM-nya. suku, agama, kebangsaan, dengan membuat instrumen-

Pemenuhan HAM keanggotaan pada instrumen yuridis internasional

pengungsi harus memberikan kelompok sosial. lain untuk menuangkan

jaminan kepastian perlindungan Dengan demikian para keseluruhan prinsip atau prinsip

hak dan kebebasan asasi. Selain pengungsi dibebaskan dari tertentu dalam DUHAM yang

pemenuhan hak-hak dasar kewajiban untuk melengkapi berlaku bagi semua orang atau

sebagai manusia, pemenuhan dokumen keimigrasian dan kategori orang tertentu ke dalam

hak asasi terkait kondisi dianggap tidak pernah melakukan instrumen internasional yang

khusus pengungsi pun harus pelanggaran administrasi imigrasi. mengikat secara hukum, yang
7 Koesparmono Irsan, Pengungsi Internal
terpenuhi, yaitu jaminan untuk
dan Hukum Hak Asasi Manusia, (Jakarta 8 Lihat Pasal 33 Ayat (2) Konvensi
6 Majda el Muhtaj, op.cit., hal. 289. : Komnas HAM RI, 2007), hal. 3. Pengungsi 1951.

28 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

bersifat komprehensif, tematis For the purposes of Indonesia yang pertama kali
atau yang besasaran kategori this Convention , the mengatur mengenai pengungsi
words “events occurring
orang tertentu9. Meski demikian, adalah UU No. 37 Tahun 1999
before 1 January 1951”
Konvensi Pengungsi 1951 in article 1, Section A, tentang Hubungan Luar Negeri.
menitikberatkan jangka waktu shall be understood to Pengungsi diatur dalam Pasal
keberlakuannya untuk peristiwa mean either (A) “events 25 s.d. 27 UU Hubungan Luar
occurring in Europe
pengungsian yang terjadi sebelum Negeri. Namun permasalahan
before 1 January 1951”
tahun 1951 yang merupakan ; or (b) events occuring yang timbul adalah tidak ada
pengungsi Eropa10. Konvensi in Europe or elsewhere Keputusan Presiden yang
Pengungsi tidak bisa berperan before 1 January 1951; “ menindaklanjuti ketentuan Pasal
and each contracting state
banyak mengatasi persoalan dan 25 s.d. 27 UU Hubungan Luar
shall make a declaration
problematika pengungsi pasca at the time of signature, Negeri tersebut15. Pengaturan
tahun 195111. Penyataan ini ratification, or accession, pengungsi kemudian diatur lebih
dijelaskan dalam Pasal 1 huruf (b) specifying which of these lanjut dalam Keputusan Presiden
meanings it applies fot the
Konvensi Pengungsi 1951 yang RI No. 3 Tahun 2001 tentang
purpose of its obligations
berbunyi12: Badan Koordinasi Nasional
9 Majda el Muhtaj, op.cit., hal. 292, under this Convention.
yang diambil dari Enny Soeprapto, Penanggulangan Bencana
“Implementasi Prinsip-Prinsip Banyaknya peristiwa
Humaniter dalam Penanganan dan Penangangan Pengungsi.
Masalah Pengungsi dan Internally pengungsian pasca 1951
Displaced Persons (IDPs),” makalah
Keputusan Presiden No. 3 Tahun
disampaikan pada Penataran Tingkat
mendasari perubahan Konvensi
2001 mengatur penanganan
Lanjut Hukum Humaniter dan Hak Pengungsi Tahun 1951 ke
Asasi Manusia (Advanced Course pengungsi, yaitu upaya
on International Humanitarian Law dalam Protokol mengenai
and Human Rights), Surabaya, 7–11 pelayanan dan perlindungan
Oktober 2002. Status Pengungsi 1967 (The
10 Lihat Pasal 1 huruf (b) Konvensi kemanusiaan terhadap pengungsi
Pengungsi 1951. Protocol Relating to the Status of
11 Konvensi Pengungsi 1951 menurut yang timbul akibat konflik, baik
Enny Soeprapto memberlakukan Refugees)13.
pengaturan yang bersifat mundur sosial maupun politik yang
ke belakang (backward looking). Di Indonesia, terminologi
terjadi pada suatu daerah, yang
Konvensi pengungsi tidak bisa
berperan banyak mengatasi persoalan pengungsi berdasarkan Kamus
meliputi kegiatan pencegahan,
dan problematika pengungsi pasca
tahun 1951. Ketika itu ada ribuan Besar Bahasa Indonesia dimaknai pengungsi eksternal, yaitu pengungsi
orang dari Hungaria meninggalkan yang berpindah tempat ke wilayah
sebagai orang yang pergi
negara mereka pada tahun 1956 teritorial Negara lain. Sedangkan IDPs
sebagai akibat perlawanan rakyat menghindarkan (menyingkirkan) diterjemahkan sebagai pengungsi
terhadap “penundukan” Uni Soviet yang berpindah wilayah namun masih
dan penindasan brutal oleh pasukan diri dari bahaya atau dalam wilayah teritorial suatu Negara.
Uni Soviet terhadap perlawanan itu, Istilah ini jamak digunakan PBB dan
masuk ke berbagai negara di Eropa menyelamatkan diri (ke tempat UNHCR di tahun 1975. Majda el
Barat untuk mencari keselamatan. Muhtaj, op.cit., hlm. 294-295.
Permasalahan yang timbul kemudian yang dirasa aman)14. Hukum positif 15 Indonesia Perlu Ratifikasi Konvensi
adalah orang-orang Hungaria yang 1951. tentang Pengungsi, http://www.
berpindah ke negara di Eropa Barat 13 United Nations, op.cit., hal. 634-646. hukumonline.com/berita/baca/
tersebut tidak dapat ditangani dengan 14 Istilah pengungsi dalam Bahasa lt4f351aacc4a70/indonesia-
konvensi pengungsi karena terjadi di Inggris dikenal dengan refugees dan perlu-ratifikasi-konvensi-tentang-
Tahun 1956. IDPs (Internally Displaced Persons). pengungsi, diakses pada 13 Juni
12 Pasal 1 Huruf (b) Konvensi Pengungsi Kata refugees diterjemahkan sebagai 2015.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 29


FOKUS

tanggap darurat, penampungan, berkontribusi langsung dalam non-refoulment merupakan ius


pemindahan dan pengembalian penanganan masalah pengungsi cogen atau norma dasar hukum
atau relokasi pengungsi. Seiring sesuai kepentingan nasional; internasional. Sebagaimana
perkembangan situasi sosial (2) pemerintah dimungkinkan yang ditentukan dalam Konvensi
politik, Keputusan Presiden No. mendapat bantuan internasional Wina 1969, norma dasar yang
3 Tahun 2001 diubah menjadi terkait penguatan kapasitas nasional sudah diakui oleh masyarakat
Keputusan Presiden No. 11 Tahun dalam penanganan pengungsi internasional menjadi hukum
2001 tentang Perubahan atas dan pencari suaka17. Pemerintah internasional yang seharusnya
Keputusan Presiden No. 3 Tahun Indonesia akan lebih mudah tidak boleh dilanggar oleh negara
2001 tentang Badan Koordinasi mendapatkan bantuan dari negara manapun di belahan dunia.
Nasional Penanggulangan lain untuk memberikan pemenuhan Pada medio tahun 2015,
Bencana dan Penanganan hak bagi para pengungsi. Meskipun terjadi kasus pengungsian yang
Pengungsi. Pengaturan pemerintah Indonesia belum melibatkan wilayah teritorial
pengungsi dalam hukum positif meratifikasi Konvensi Pengungsi Indonesia. Pengungsi dari Ras
Indonesia selanjutnya ditemui Tahun 1951 dan Protokol tentang Rohingya negara Myanmar dan
dalam UU No. 24 Tahun 2007 Pengungsi 1967, tidak berarti Bangladesh merapat di pantai
tentang Penanggulangan pemerintah Indonesia dapat Aceh. Para pengungsi sempat
Bencana. Pengungsi dalam UU menolak atau memulangkan terombang-ambing di perairan
Penanggulangan bencana berarti pengungsi yang memasuki Aceh selama kurang lebih 4
orang atau kelompok orang yang wilayah teritorialnya. Pemerintah bulan sebelum ditemukan oleh
terpaksa atau dipaksa keluar dari Indonesia terikat dengan prinsip nelayan-nelayan di perairan
tempat tinggalnya untuk jangka ­non-refoulment yang terdapat Aceh. Gelombang pengungsian
waktu yang belum pasti sebagai dalam Pasal 14 Ayat (1) DUHAM, Etnis Rohingya sebenarnya
akibat dampak buruk bencana16. Konvensi Anti Penyiksaan (CAT) sudah berlangsung sejak lama.
Menurut Komisi Nasional dan Konvensi tentang Hak-Hak Sipil Setidaknya dalam 3 tahun
Hak Asasi Manusia (Komnas dan Politik (ICCPR) yang sudah terakhir UNHCR mencatat
HAM) ada dua manfaat diratifikasi dalam UU No. 12 Tahun sejumlah 120.000 Etnis Rohingya
utama ratifikasi konvensi dan 2005. Pemulangan para pengungsi telah meninggalkan Myanmar
protokol tentang pengungsi: (1) berarti pembiaran terhadap dengan menggunakan kapal.
pemerintah dapat menentukan penyiksaan dan pelanggaran hak Di awal tahun 2015 tercatat
sendiri status para pengungsi sipil dan politik yang mungkin sebanyak 25.000 Etnis Rohingya
dan pencari suaka, sehingga terjadi di daerah asalnya, sehingga mengungsi dari Myanmar.
pemerintah dapat terlibat dan jelas melanggar konvensi tentang
Apresiasi datang dari
16 Republic Indonesia, Undang-Undang penyiksaan dan konvensi tentang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang publik internasional lantaran
Penanggulangan Bencana, Pasal 1 hak sipil dan politik. Selain itu, prinsip
Nomor 20. LN Tahun 2007 Nomor 66, tindakan pemerintah Indonesia
TLN No. 4723. 17 Ibid.

30 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

yang menjunjung tinggi nilai-nilai menyebutkan “Setiap orang shelter penampungan bagi
kemanusiaan. Walaupun tidak ada berhak untuk hidup serta berhak pengungsi untuk memudahkan
dasar hukum yang mengharuskan untuk mempertahankan hidup dan pengawasan yang dibuat di
pemerintah Indonesia kehidupannya.” Kemudian dalam daerah Aceh Timur, Aceh Utara
bertanggung jawab terhadap para Pasal 28 (I) UUD RI 1945 disebutkan dan Lhokseumawe.
pengungsi, Indonesia menampung “Hak untuk hidup, hak untuk tidak Pemerintah tengah
para pengungsi tersebut di disiksa, hak kemerdekaan pikiran menyiapkan draft Peraturan
wilayahnya. Pemerintah Indonesia dan hati nurani, hak beragama, Presiden (Perpres) terkait
menerapkan nilai-nilai hak hak untuk tidak diperbudak, hak penanganan pengungsi imigran
hidup sebagai hak asasi yang untuk diakui sebagai pribadi yang terdampar di Indonesia.
paling mendasar bagi diri setiap di hadapan hukum dan hak Perpres tersebut salah satunya
manusia. Hak hidup merupakan untuk tidak dituntut berdasarkan akan mengatur mekanisme
non-derogable rights atau hak- hukum yang berlaku surut adalah penyediaan anggaran bagi
hak yang tidak dapat dikurangi hak asasi manusia yang tidak pemerintah daerah yang
dalam keadaan apapun. Jika tidak dapat dikurangi dalam keadaan ditugaskan mengurus para
ada hak untuk hidup maka tidak apapun.” Prinsip ini menjadi dasar pengungsi. Ke depannya, Perpres
ada pokok persoalan dalam HAM pemerintah Indonesia dalam tersebut  akan menjadi payung
lainnya. Hak hidup diatur dalam menerima dan memperlakukan hukum bagi pemerintah dalam
Pasal 3 DUHAM yang merumuskan para pengungsi Etnis Rohingya. menangani pengungsi, serta
bahwa setiap orang mempunyai Pemerintah Indonesia melalui membongkar upaya perdagangan
hak atas kehidupan, kemerdekaan Badan Nasional Penanggulangan dan penyelundupan manusia.
dan keselamatannya. Ketentuan Bencana, Kementerian Sosial
Hal lain yang menjadi
hak hidup diatur pula dalam Pasal dan pemerintah daerah Aceh
catatan yaitu kepedulian beberapa
6 Ayat (1) Konvensi Hak Sipil memberikan bantuan makanan dan
negara yang tergabung dalam
dan Politik (ICCPR). Pasal 6 ayat tempat tinggal serta pengobatan.
Perhimpunan Negara-negara Asia
1 ICCPR menyatakan, “Setiap Pemerintah Indonesia Tenggara (ASEAN) menyatakan
manusia melekat hak untuk berkomitmen untuk tetap diri siap membantu Indonesia
hidup. Hak ini harus dilindungi membantu para pengungsi untuk menyediakan tempat
oleh hukum. Tidak seorangpun asal Rohingya Myanmar dan penampungan para pengungsi
insan manusia yang secara Bangladesh. Dalam waktu dekat asal Rohingya Myanmar. Di
gegabah boleh dirampas hak lokasi para pengungsi yang saat ini antara negara-negara itu adalah
kehidupannya.” ditampung di Provinsi Aceh akan Filipina dan Kamboja.
Perumusan hak hidup di dipisahkan dengan pemukiman
Indonesia tertuang dalam UUD masyarakat setempat. Pemerintah *Penulis adalah Peneliti pada Puslitbang
1945 dalam Pasal 28 A yang daerah di Aceh akan membuat Hak-Hak Ekosob Balitbang HAM

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 31


FOKUS

Upaya Penghapusan Diskriminasi dan


Kekerasan terhadap Anak Perempuan

Yose Rizal Triarto*

Diskriminasi terhadap implementasi, monitoring dan d. Pemerintah gagal


anak perempuan masih banyak evaluasi, penegakan hukum dan melaksanakan kewajibannya
dijumpai meskipun Indonesia penganggaran. Di sisi lain, upaya untuk menghapus tradisi
telah mengikatkan diri dengan tranformasi norma-norma universal yang mendiskriminasi anak
meratifikasi instrumen hukum HAM ke dalam hukum domestik perempuan (harmful tradition
HAM internasional1, mengatur mereduksi secara substansi against girl-child)2.
jaminan hak asasi dalam semangat yang menjiwai instrumen
peraturan perundang-undangan Hukum Internasional HAM. Negara Belum Merespon Isu-
dan program yang dicanangkan. Berdasar sumber di atas Isu Spesifik Terkait dengan
Kegagalan penghapusan maka terdapat fenomena berikut: Diskriminasi terhadap Anak
tindakan diskriminasi terhadap a. Wilayah potensi diskriminasi Perempuan
anak perempuan disebabkan terhadap anak perempuan Ketidakberpihakan
karena upaya yang dilakukan tidak hanya pada level pemerintah dalam merespon isu-
sebatas mengatur jaminan pemerintah pusat, namun isu spesifik yang dialami oleh
penikmatan HAM dalam pada level pemerintah daerah anak perempuan nampak dari
peraturan perundang-undangan seiring dengan otonomi ketiadaan undang-undang yang
dan kebijakan tanpa diikuti daerah. Potensi ini dilakukan mengatur hal-hal berikut:
1 Konvenan Hak Sipil dan Hak Politik oleh aparat pemerintah daerah a. Kewajiban institusi
(1966) diratifikasi UU No.12/2005;
Konvenan Hak Ekonomi, Sosial, melalui kebijakan publik yang pendidikan untuk menjamin
dan Budaya (1966) diratifikasi UU
No.11/2005; Konvensi Penghapusan ditetapkannya. hak anak perempuan yang
Semua Bentuk Diskriminasi Rasial
(1965) diratifikasi UU No.29/1999; b. Politik HAM yang 2 Kewajiban ini dicantumkan dalam
Konvensi Penghapusan Semua Pasal 5 huruf a CEDAW yang
Bentuk Diskriminasi terhadap ditetapkan pemerintah tidak menyatakan bahwa negara-negara
Perempuan (1979) diratifikasi UU peserta wajib membuat peraturan-
No.7/1994; Konvensi Menentang memprioritaskan sumber daya peraturan yang tepat;
Penyiksaan dan Perlakuan atau (a) untuk mengubah pola tingkah
Penghukuman Lain yang Kejam, yang ada untuk pemenuhan laku sosial dan budaya laki-laki dan
Tidak Manusiawi dan Merendahkan perempuan dengan maksud untuk
Martabat (1984) diratifikasi hak asasi anak khususnya anak mencapal penghapusan prasangka-
UU No.5/1998; Konvensi Hak prasangka, kebiasaan-kebiasaan
Anak (1989) diratifikasi Keppres perempuan. dan segala praktek lainnya yang
No.36/1990; Konvensi ILO 182 berdasarkan atas inferioritas atau
tentang Pelarangan dan Tindakan c. Pemerintah gagal merespon superioritas salah satu jenis kelamin
Segera penghapusan Bentuk-bentuk atau berdasar peranan stereotip bagi
Pekerjaan Terburuk diratifikasi UU isu-isu spesifik yang dialami laki-laki dan perempuan;
No 1/2000 .
masyarakat.

32 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

hamil dan/telah menikah tetap menurunkan martabat Pendidikan Nasional, 2002)4.


dapat melanjutkan ke jenjang kemanusiaan anak. 2. Kesehatan
pendidikan yang lebih tinggi. h. Penghapusan terhadap praktik Ketiadaan perlindungan
b. Penanganan, pelayanan dan budaya yang berpotensi hukum bagi anak perempuan
fasilitas aborsi yang aman melanggar hak anak. yang melakukan aborsi dan
bagi anak perempuan. tidak tersedianya fasilitas
c. Larangan praktik sunat bagi Dampak Ketidakberpihakan aborsi yang aman berakibat
anak perempuan (female Kebijakan Publik terhadap Anak mereka melakukan aborsi
genital mutilation/cutting). Perempuan secara terselebung tanpa ada
d. Larangan mempekerjakan 1. Pendidikan jaminan terhadap kualitas
anak perempuan sebagai Anak perempuan yang hamil layanan yang diberikan.
pekerja rumah tangga (PRT) dan/telah menikah tidak dapat Padahal angka aborsi di
dan perlindungan hukum bagi melanjutkan sekolah ke jenjang Inonesia mencapai 750.000–
PRT. yang lebih tinggi. Kondisi 1.000.000 kejadian per tahun.
e. Larangan perdagangan ini menyumbang tingginya Antara 40%–50% (sebagian
anak, perlindungan dan angka anak perempuan putus besar adalah aborsi yang
penanganan khusus terhadap sekolah. Data Departemen tidak aman) dilakukan
anak korban perdagangan. Pendidikan memperlihatkan oleh remaja perempuan5.
f. Penghapusan praktik kesenjangan gender yang Sementara itu, ketiadaan
perhambaan yang sampai signifikan antara jumlah anak larangan praktik sunat
saat ini masih ditemui dan laki-laki dan perempuan yang terhadap anak perempuan
menjadi bagian dari budaya putus sekolah di tingkat SD berakibat di berbagai wilayah
masyarakat Sumba3 . maupun SLTP. Kemungkinan di Indonesia praktik-praktik
g. Penghapusan praktik anak perempuan untuk putus tersebut masih dilakukan.
kekerasan dengan alasan sekolah lebih besar. Di SD, Survey di Yogyakarta dan
dan cara apapun yang dari 10 anak yang putus Madura (2002) menunjukkan
sekolah: 6 di antaranya anak tingginya pravelansi female
3 Praktek budaya perhambaan di
Sumba Timur dapat di kategorikan perempuan dan 4 lainnya genital cutting. Di Yogyakarta
dalam pelayanan dimana karena adat
istiadat, kelompok yang di sebut “ata” anak laki-laki. Demikian terdapat 43,5% dan di
atau “anak-anak dalam rumah” terikat
untuk hidup dan bekerja di atas tanah halnya di SLTP, kesenjangan Madura 94,7%. Hasil survey
milik marambanya dan memberikan
pelayanan yang telah ditentukan gender antara murid laki- menunjukkan indikasi bahwa
kepada maramba tersebut baik
dengan imbalan atau tidak, dan para laki dan perempuan yang
ata atau “anak-anak dalam rumah” 4 Lembar Fakta UNICEF: Pendidikan
tersebut tidak bebas untuk merubah putus sekolah yaitu 7 anak untuk Anak Perempuan Indonesia
statusnya. Antarini Arna, et.al, Laporan 5 PKBI, Kebutuhan akan Informasi dan
Penelitian, Kekerasan Terhadap Anak perempuan dibandingkan 3 Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Berbasis Budaya di Sumba Timur, Remaja: Laporan Need Assessment
Nusa Tenggara Timur, UNICEF dan anak laki-laki (Departemen di Kupang, Palembang, Singkawang,
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Cirebon dan Tasikmalaya, PKBI,
Nusa Tenggara Timur, 2007 UNPF dan BKKBN, 2001, hal. 8.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 33


FOKUS

di Yogyakarta masyarakat 688.132, sebagian besar tindak pidana perdagangan


yang masih memaknai tradisi adalah anak-anak perempuan anak memicu kenaikan
ini berdasarkan alasan di bawah usia 18 tahun angka perdangangan anak.
agama mencapai 31%, adalah PRT-anak7. Upaya Di Indonesia, diperkirakan
sementara itu di Madura penghapusan praktik-praktik 30% pekerja seks komersil
menunjukkan 79,3%6. perhambaan yang berdampak wanita berumur <18 tahun.
3. Perlindungan Hukum pada terjadinya kekerasan Bahkan ada beberapa yang
PRT di Indonesia tidak fisik sudah semestinya diubah masih berumur 10 tahun.
dianggap sebagai pekerja melalui aturan hukum. Di Diperkirakan pula ada
dan tidak termasuk dalam Sumba, kekerasan fisik karena 40.000–70.000 anak menjadi
peraturan ketenagakerjaan praktik perhambaan dialami korban eksploitasi seks
nasional yang menjamin oleh anak-anak terutama dan sekitar 100.000 anak
hak-hak dasar di bidang golongan atas karena kondisi diperdagangkan tiap tahun9.
ketenagakerjaan seperti subordinasi orang tuanya
upah minimum, upah lembur, dikarenakan status sosialnya. Rekomendasi
8 jam kerja/hari dan 40 jam Anak-anak golongan ata
Tindakan diskriminasi
kerja/minggu, satu hari libur mengalami kekerasan ganda,
yang masih terjadi dan dialami
dalam seminggu, liburan, yakni yang dilakukan oleh
oleh anak perempuan seharusnya
dan jaminan sosial bagi orang tuanya dan maramba
direspon oleh pemerintah melalui
pekerja di sektor formal. serta keluarga maramba
upaya berikut:
Pengecualian dari hak-hak di lainnya8. Sementara ketiadaan
a. Memastikan peraturan
atas yang dialami oleh PRT undang-undang yang mengatur
perundang-undangan
menyebabkan tidak adanya
7 Human Rights Watch, Selalu Siap (legislative policy) secara
perlindungan setara bagi Disuruh Pelecehan dan Eksploitasi
terhadap Pekerja Rumah Tangga Anak penuh berkesesuaian
mereka di mata hukum; hal di Indonesia, Vol. 17, No.7 (C), Juni
2005, hal. 10. dengan prinsip norma-norma
ini berdampak diskriminatif 8 Hukum HAM Internasional secara
konsisten tetap melarang perbudakan HAM universal. Peraturan
terhadap perempuan dan dan praktek yang menyerupai
perbudakan. Statuta Roma untuk perundang-undangan yang
anak-anak yang merupakan Pengadilan Pidana Internasional
yang di adopsi PBB pada tahun 1998 perlu segera direvisi meliputi:
mayoritas terbesar pekerja memasukkan praktek memperbudak
sebagai salah satu kategori Kejahatan 1) UU No. 23 Tahun 2002
rumah tangga. Menurut ILO, Kemanusiaan. Pasal 7 C Statuta Roma
tahun 1978 menjelaskan bahwa yang tentang Perlindungan
saat ini ada 2,6 juta PRT disebut memperbudak adalah ”tindakan
penguasaan atas diri seseorang Anak karena berbasis
di Indonesia: sedikitnya berdasarkan hak kepemilikan, termasuk
tindakan penguasaan untuk memperjual- sekterian (pendekatan
6 Muhajir Darwin, et.al,. Male and belikan manusia terutama perempuan
Female Genital Cutting: Konteks, dan anak-anak.”. Antarini Arna, agama), khususnya
Makna dan Keberlangsungan Praktik et.al,. Laporan Penelitian, Kekerasan
dalam Masyarakat Yogyakarta dan Terhadap Anak Berbasis Budaya di
Madura, Pusat Studi Kependudukan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 9 Lembar Fakta UNICEF: Eksploitasi
dan Kebijakan UGM, tanpa tahun, UNICEF dan Lembaga Perlindungan Seks Komersil dan Perdagangan
hal. 13-15. Anak (LPA) Nusa Tenggara Timur, 2007. Anak.

34 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


FOKUS

yang menyangkut dan itu larangan praktek atau telah menikah dapat
mengatur permasalahan penghukuman fisik melanjutkan pendidikannya
kuasa asuh, perwalian, (corporal punishment) ke jenjang yang lebih tinggi
pengasuhan dan adopsi dan pendisiplinan berdasarkan kepentingan
anak. dengan kekerasan di terbaik bagi anak perempuan.

2) UU No. 23 Tahun 1992 sekolah semestinya c. Mendorong adanya


tentang Kesehatan juga diatur dalam revisi mekanisme penanganan dan
karena UU ini sangat tersebut. pendekatan khusus anak
minim mengatur tentang 4) UU No.13/2003 tentang korban perdagangan orang.
pemenuhan hak anak Ketenagakerjaan belum d. Meningkatkan akses layanan
atas derajat kesehatan mengatur perlindungan fasilitas bagi anak perempuan
yang optimal. Hak anak hukum bagi PRT yang akan melakukan aborsi
atas kesehatan diatur dan larangan untuk yang aman dan memberikan
dalam Pasal 4 dan Pasal mempekerjakan anak perlindungan hukum terhadap
17. Pasal-pasal tersebut sebagai PRT. tindakan aborsi tersebut.
tidak secara eksplisit 5) Peningkatan landasan e. Menghapus praktik-praktik
mengatur hak anak hukum ratifikasi budaya dan ritualitas agama
atas fasilitas kesehatan Konvensi Hak Anak yang mengancam integritas,
dan layanan kesehatan berdasarkan Keppres kehormatan, dan martabat
reproduksi termasuk 36 Tahun 1990 menjadi anak perempuan seperti:
hak anak perempuan UU karena tidak dapat budaya ngenger merupakan
untuk melakukan aborsi menjadi rujukan hukum. ancaman terhadap PRT Anak;
yang aman.
6) Meninjau kembali female genital cutting yang
3) UU No. 20/2003 tentang perda yang mengatur mengancam hak reproduksi
Sistem Pendidikan dan membatasi perempuan; dan perhambaan
Nasional belum perempuan termasuk di Sumba.
mengatur hak anak anak perempuan untuk f. Mengalokasikan anggaran
perempuan yang hamil mengekspresikan secara khusus untuk
dan/menikah untuk hak asasi mereka menjamin pemenuhan hak
melanjutkan pendidikan berbasis syariah melalui asasi anak perempuan.
dan kewajiban institusi executive review.
pendidikan untuk
b. Menerbitkan kebijakan di
membuka akses dan
bidang pendidikan yang
perlakuan khusus bagi
menjamin agar setiap anak *) Penulis adalah seorang pemerhati dan
mereka. Di samping penggiat HAM berdomisili di Yogyakarta.
perempuan yang hamil dan

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 35


AGENDA

Focus Group Discussion Penyusunan Buku Pedoman HAM


Penanganan Tenaga Kerja Indonesia yang Dideportasi

Pola penanganan perlindungan Wilayah Perbatasan yang


diatur melalui Peraturan diselenggarakan di Aula Kantor
Presiden RI No.45 Tahun 2013 Wilayah Kementerian Hukum
tentang Koordinasi Pemulangan dan HAM Provinsi Sumatera
Tenaga Kerja Indonesia yang Utara (9/4). Buku pedoman
diselenggarakan dan menjadi ini selayaknya menjadi jalan
Pemerintah daerah merupakan tanggung jawab instansi keluar bagi SKPD sebagai
pihak yang paling berperan pemerintah sesuai dengan tugas pemangku kepentingan terkait
dalam melakukan perlindungan dan fungsi masing-masing. kendala koordinasi di level
WNI yang dideportasi. Hak- Dalam rangka melindungi hak- provinsi dan nasional. Buku
hak deportan dalam hal hak deportan, Pusat Penelitian pedoman difokuskan dan
penampungan, pelayanan dan Pengembangan Hak-hak berisikan penanganan TKI
kesehatan, transportasi Sipil dan Politik mengadakan yang dideportasi dari wilayah
pemulangan ke daerah asal Focus Group Disscussion (FGD) perbatasan.
dapat dituntut oleh deportan Penyusunan Buku Pedoman
saat penanganan deportasi HAM Penanganan Tenaga Kerja
kepada pemerintah daerah. Indonesia yang Dideportasi di

Pengembangan Jabatan Fungsional Peneliti

HAM" (2/7) sehingga dapat dengan ruang lingkup kerja


mewujudkan peneliti yang yang semakin luas, yang
berkualitas dan profesional. menyebabkan pelaksanaan
Perkembangan IPTEK saat ini litbang di bidang HAM
sangat pesat, sehingga perlu belum maksimal. Diskusi
Bertempat di Aula Balitbang adanya dukungan hasil litbang ini menitikberatkan pada
HAM, Bagian Kepegawaian yang dapat digunakan untuk Metodologi Penelitian
mengadakan diskusi untuk kepentingan masyarakat. Peran (lanjutan). Lilis Mulyani
membekali pengetahuan dan serta pejabat fungsional yang (LIPI) memaparkan teknik:
keterampilan kepada peneliti, ada saat ini belum seperti yang Wawancara, Analisa Data,
dengan tema "Pengembangan diharapkan. Jumlah jabatan Mengkonstruksi Argumen dan
Jabatan Fungsional Peneliti fungsional, khususnya jumlah Analisa Wacana.
di Lingkungan Balitbang peneliti yang masih sedikit

36 Humanis Volume 1 Tahun XI


AGENDA

Seminar Nasional
Kebijakan Perlindungan Pembela HAM di Indonesia

HAM merupakan entitas yang negeri ini dan itu harus mulai
selama ini dikenal kritis terhadap dari revisi/perubahan terhadap
pemerintah sebagai upaya substansi UU No.39 Tahun
memastikan negara melakukan 1999 tentang HAM kemudian
tindakan yang diperlukan bagi memasukkan aturan tentang
pemenuhan HAM. Gerakannya hak perlindungan bagi pembela
Pusat Penelitian dan yang kritis dan seringkali dianggap HAM dalam salah satu BAB-nya.
Pengembangan Hak- tidak sejalan dengan agenda Dalam merumuskan kebijakan
hak Ekonomi, Sosial dan pemerintah, membuat Pembela tentang pembela HAM harus
Budaya, Badan Penelitian HAM seringkali dianggap bukan mempertimbangkan kepentingan
dan Pengembangan HAM sebagai pilar dalam demokrasi nasional, misalnya saja dalam
bekerja sama dengan The Asia dan pemenuhan HAM, tetapi memberikan sosialisasi atau
Foundation menyelenggarakan sebagai musuh keamanan diseminasi tentang HAM yang
Seminar Nasional Kebijakan nasional yang perlu disingkirkan. berupa kampanye HAM, pembela
Perlindungan Pembela HAM di Jaminan perlindungan hukum HAM tidak merugikan kepentingan
Indonesia bertempat di Hotel JS bagi para penggiat/pembela umum dan pemerintah.
Luwansa, Jakarta (8/7). Pembela HAM menjadi agenda mendesak

Evaluasi Perlindungan Hukum dan HAM


Bagi Perempuan Korban Tindak Kekerasan

korban tindak kekerasan di banyaknya terjadi kekerasan


Provinsi Jawa Timur (26/5-29/5). terhadap perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan Kekerasan terhadap perempuan
merupakan salah satu bentuk masih menjadi salah satu
pelanggaran HAM yang dapat pekerjaan rumah bagi seluruh
terjadi dalam rumah, lingkungan pemerintah daerah di Indonesia.
kerja maupun di masyarakat. Kondisi ini tentunya perlu menjadi
Pusat Penelitian dan
Sayangnya, sebagian besar perhatian bersama karena
Pengembangan Hak-hak
masyarakat belum memandang sesungguhnya pemerintah pusat
Kelompok Khusus melaksanakan
keadaan tersebut sebagai wujud dan pemerintah daerah telah
kegiatan Focus Group Discussion
diskriminasi terhadap perempuan melakukan berbagai upaya untuk
(FGD) kajian evaluasi perlindungan
dan menyadari bahwa konsekuensi meminimalisir terjadinya kasus
hukum dan HAM bagi perempuan
dari diskriminasi tersebut adalah kekerasan terhadap perempuan.

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 37


AGENDA

Focus Group Discussion Pedoman HAM


Penanganan Tenaga Kerja Indonesia yang Dideportasi

Perwakilan Republik Indonesia, oleh Satgas, LSM maupun TKI


Badan Nasional Penempatan dan sebagai bentuk perlindungan
Perlindungan TKI, Pemerintah HAM dalam melindungi TKI
dan Pemerintah Daerah bekerja yang dideportasi. Tujuan FGD ini
sama mengurus kepulangan TKI adalah memberikan pemahaman
Minimnya pendidikan Tenaga sampai ke daerah asal TKI. Pola tentang perlindungan HAM
Kerja Indonesia (TKI) di sektor penanganan perlindungan diatur bagi WNI, khususnya TKI yang
informal menjadi salah satu melalui Perpres RI No.45 Tahun 2013 bermasalah, hingga tersusunnya
kendala yang dialami TKI di luar tentang Koordinasi Pemulangan rumusan kebijakan terkait
negeri. Akibatnya, mereka tidak TKI, yang diselenggarakan dan dalam upaya penanganan WNI
tahu identitas mereka dipalsukan menjadi tanggung jawab instansi yang dideportasi di Provinsi
di paspor, tidak paham isi kontrak pemerintah sesuai dengan Kalimantan Timur. Kegiatan
dan tidak dapat menyesuaikan tusinya. Untuk melindungi hak ini dilaksanakan oleh Pusat
diri. Dalam hal terjadi deportasi deportan, perlu disusun pedoman Penelitian dan Pengembangan
besar-besaran melalui wilayah penanganan WNI yang dideportasi Hak-hak Sipil dan Politik (1/4) di
perbatasan, UU No.39 Tahun 2004 di wilayah perbatasan yang Kanwil Kementerian Hukum dan
Pasal 73 ayat (3) menyatakan dapat dijadikan pedoman baik HAM Provinsi Kalimantan Timur.

Workshop Proses Pengangkatan Anak


dalam Upaya Perlindungan Hak Identitas Anak

bertempat di Aula Kantor Wilayah Undang-Undang No.3 Tahun 2006


Kemenkumham Provinsi Kepulauan tentang perubahan atas UU No.7
Riau (30/7). Proses pengangkatan Tahun 1989 tentang Peradilan
anak memiliki korelasi dengan Agama. Dengan mengikuti
3 sistem hukum yang berlaku prosedur pengangkatan anak,
di Indonesia. Masyarakat perlu calon anak angkat, termasuk anak
Pusat Penelitian dan
mengetahui ketiga sistem hukum yang memerlukan perlindungan
Pengembangan Hak-hak
ini sehingga paham prosedur mana khusus, dapat memperoleh
Kelompok Khusus melaksanakan
yang diberlakukan ketika mereka orang tua angkat yang dapat
workshop tentang Proses
melakukan proses pengangkatan memberikan pemenuhan
Pengangkatan Anak dalam
anak sebagaimana diatur dalam kebutuhan dasar dan terpenuhi
Upaya Perlindungan Hak
Undang-Undang No.23 Tahun hak-haknya secara bertanggung
Identitas Anak di Indonesia
2002 tentang Perlindungan Anak, jawab.

38 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


AGENDA

Penelitian Perlindungan Hak Berkebudayaan


bagi Masyarakat Adat

Nusa Tenggara Timur (11/5). melakukan aktivitas ekonomi,


Mama Aleta menceritakan sosial dan budaya (ekosob) yang
perjuangannya dalam upaya dalam penelitian disebut sebagai
penyelesaian kasus pertambangan hak berkebudayaan.
Batu Marmerdi Mollo Kabupaten Kegiatan Penelitian Perlindungan
Adat semakin lama semakin hilang Timor Tengah Selatan. Salah satu Hak Berkebudayaan bagi
atau rusak. "Perkembangan alasan dari penolakan ini karena di Masyarakat Adat yang dilakukan
Indonesia terlalu cepat tanpa wilayah tersebut memiliki batu di tiga provinsi (Maluku, NTT dan
memandang bagaimana Indonesia nama, kayu nama dan air nama, Sulawesi Selatan) diharapkan
Merdeka," ujar Aleta Baun yang bahkan marga orang Timorpun dapat menggali informasi
sering disapa dengan Mama Aleta diambil dari batu. Batu disakralkan mengenai hambatan masyarakat
saat diwawancarai oleh tim peneliti karena sebelum ada agama masuk adat dalam menjalankan aktivitas
Puslitbang Hak-hak Ekonomi, di Indonesia, masyarakat selalu ekosob (hak berkebudayaan)
Sosial dan Budaya, yang sedang sembahyang di batu. Adanya dan upaya perlindungan yang
melakukan penelitian tentang penambangan batu marmer telah dilakukan oleh pemerintah
Perlindungan Hak Berkebudayaan menyebabkan masyarakat adat dalam mengatasi permasalahan
Bagi Masyarakat Adat di provinsi kehilangan hak-haknya dalam tersebut.

Pengembangan Mekanisme Peringatan Dini Gangguan


Keamanan dan Ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan

yang tidak mendukung untuk dan Pengembangan Transformasi


standar lapas (kondisi tempik dan Konflik melaksanakan Focus
kawat yang memudahkan warga Group Discussion tentang
binaaan melarikan diri), kualitas Pengembangan Mekanisme
sumber daya manusia dan rasa Peringatan Dini Gangguan
tanggung jawab petugas yang Keamanan dan Ketertiban di
Skenario gangguan keamanan dan minim sehingga mudah diajak Lembaga Pemasyarakatan di
ketertiban di Lapas dapat diuraikan bekerja sama dengan warga Provinsi Aceh (11/6). Untuk
ke dalam 5 dimensi: konteks, binaan, serta ketiadaan buku blok selanjutnya, diperlukan adanya
kebutuhan, kapasitas, aktor dan dan buku roling warga binaan pola penanganan ketertiban
konflik. Berdasarkan 5 dimensi di yang berguna untuk mengetahui dan keamanan yang baku
atas, tingginya kasus pelarian dari jumlah napi dan penempatan napi dan seragam sehingga dapat
penjara di Aceh disebabkan oleh pada sel tahanan. Berdasarkan diterapkan di seluruh lapas.
kondisi sarana dan prasarana kasus di atas, Pusat Penelitian

Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015 39


APA DAN SIAPA

Samuel Purba, S.H., M.Hum.

Samuel Purba, S.H., M.Hum. lahir 27 Juli 1956 di Haranggaol. Memulai


karirnya sebagi Pegawai Negeri Sipil pada Maret 1980 ditempatkan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang (Jakarta). Menyelesaikan
pendidikan S1 Hukum di Universitas 17 Agustus 1945 (Jakarta) dan
S2 di Universitas Sumatera Utara. Beliau pernah menjabat sebagai
Kepala Rumah Tahanan Negara Klas IIB Lubuk Pakam (Sumatera
Utara), Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Lubuk Pakam
(Sumatera Utara), Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Binjai
(Sumatera Utara), Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
(Sumatera Utara), Kepala Divisi Pemasyarakatan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM D.I. Yogyakarta, Inspektur Wilayah pada
unit Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM (Jakarta),
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan
Tengah. Beliau kemudian dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hak-hak Sipil dan Politik pada Badan Penelitian dan Pengembangan HAM (Balitbang HAM) Kementerian
Hukum dan HAM RI terhitung sejak tahun 2013. Pada akhir Agustus 2015, beliau resmi dilantik sebagai
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku Utara. Selamat mengemban tugas baru di
Maluku Utara, Pak!
BIODATA RIWAYAT JABATAN
Nama Samuel Purba, S.H., M.Hum. 1998 Kepala Rumah Tahanan Negara Klas IIB Lubuk
Tempat/Tanggal Lahir Haranggaol, 27 Juli 1956 Pakam, Sumatera Utara
Pekerjaan Kepala Pusat Penelitian dan 2004 Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Lubuk
Pengembangan Hak-hak Sipil Pakam, Sumatera Utara
dan Politik 2005 Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Binjai,
Pangkat Pembina Utama Muda (IV/c) Sumatera Utara
Status Kawin, 1 anak 2011 Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan,
PENDIDIKAN Sumatera Utara
1986 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta 2011 Kepala Divisi Pemasyarakatan pada Kantor
2005 Universitas Sumatera Utara Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi
D.I. Yogyakarta.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN 2011 Inspektur Wilayah pada unit Inspektur Jenderal
1998 Adum Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta
2002 Kepemimpinan Tingkat III 2012 Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
2009 Kepemimpinan Tingkat II HAM Provinsi Kalimantan Tengah
2000 Rapat Kerja Teknis Pemasyarakatan 2013 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
2003 Rapat Kerja Teknis Pemasyarakatan Hak-hak Sipil dan Politik Badan Penelitian dan
2004 Diklat Kesamaptaan Pengembangan HAM Kementerian Hukum dan
2009 Bimtek HAM bagi Kepala UPT Pemasyarakatan HAM RI
Se-Sumatera 2015 Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
2011 Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengajar HTN dan HAM Maluku Utara
HAN Se-Indonesia

40 Humanis Volume 1 Tahun XI Juli 2015


APA DAN SIAPA

Samuel Purba S.H., M.Hum. menjadi pembicara dalam


acara Rapat Koordinasi Teknis Penyusunan Anggaran
Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Foto: Daryono

Bersama dengan Kepala Badan, Sekretaris Badan


dan para Kepala Pusat Litbang Badan Penelitian
dan Pengembangan Hak Asasi Manusia dalam
pembukaan Rapat Koordinasi Teknis 2015

Foto: Daryono

Foto bersama dengan seluruh pegawai di Pusat


Penelitian dan Pengembangan Hak-hak Sipil dan
Politik Badan Penelitian dan Pengembangan Hak
Asasi Manusia

Foto: Sabir

Selamat mengemban tugas baru di Kanwil Maluku


Utara, Bapak Samuel!

Humanis Volume 1 Tahun VIII Juli 2012 41

Anda mungkin juga menyukai