Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di


dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepajang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
telah melalui 3 tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia
tua berarti mengalami kemunduran, misalnya pemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan lambat, dan postur tubuh tidak proporsional. Masa tua (lansia)
dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry,
2005).

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya


kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa
perubahan dalam hidup. Sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai
usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak.
Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi
ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan
baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).

WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang


kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa
umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian.

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan


kemampuan jaringan untuk mememperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus


(berkelanjutan) secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk
hidup. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
pada saraf dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI-TEORI PROSES MENUA

1. Teori Biologis

a. Teori Genetik

Teori genetik clock merupakan teori intristik yang


menjelaskan bahwa di dalam tubuh terdapat jam biologis yang
mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini
menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik
untuk spesies tertentu. Secara teoritis, memperpanjang umur
mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan pengaruh
dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan pemberian obat-obatan atau tindakan tertentu.

Teori mutasi somatik menjelaskan bahwa penuaan terjadi


karena adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang
buruk. Terjadi kesalahan proses transkripsi DNA atau RNA dan
dalam proses translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini
terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan
fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.

b. Teori Non Genetik

1) Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh (Auto-immune theory)

Ketuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan fungsi


sistem immun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada
Limposit–T, disamping perubahan juga terjadi pada Limposit-
B. Perubahan yang terjadi meliputi penurunan sistem imun
humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua
untuk:

 Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan


perkembangan kanker.

 Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses


dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap
pathogen

 Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada


semakin meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan autoimmune.

2) Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas

Proses menua terjadi akibat kurang efektif fungsi kerja tubuh


dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas
dalam tubuh. Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel,
termasuk mitokondria, yang akhirnya mampu menyebabkan
cepatnya kematian (apoptosis) sel, menghambat proses
reproduksi sel.

3) Teori Menua Akibat Metabolisme

Setiap makhluk hidup mempunyai ketersediaan kemampuan


yang sudah ditentukan sesuai dengan kapasitas energi yang
digunakan untuk selama menempuh kehidupannya. Energi
yang digunakan terlalu banyak dimasa awal kehidupannya akan
habis sebelum usia optimalnya, atau mempunyai usia yang
relative lebih pendek dari pada yang menggunakan energi
secara optimal sepanjang usia kehidupannya. Individu
mempunyai lama usia yang optimal jika energi yang digunakan
merata sepanjang hidupnya, tidak terlalu berlebih digunakan,
diimbangi dengan istirahat serta asupan energi yang cukup.
2. Teori Rantai Silang (Cross link theory)

Proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam


kimiawi tubuh. Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur
molekular dari sel berikatan secara bersama-sama membentuk reaksi
kimia, termasuk didalamnya adalah kolagen yang merupakan rantai
molekul yang relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast.
Terbentuknya jaringan baru, maka jaringan tersebut akan
bersinggungan dengan jaringan yang lama dan membentuk ikatan
silang kimiawi. Hasil akhir dapi proses ikatan silang ini adalah
peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk transport
nutrient serta untuk membuang produk-produk sisa metabolisme dari
sel.

3. Teori Fisiologis

Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik terdiri atas teori
oksidasi stress. Dalam teori ini dijelaskan terjadi kelebihan usaha
dengan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal

4. Teori Sosiologis

a. Teori Interaksi Sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada


suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961) dan Blau (1964)
mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum
pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain Simmons (1945)
mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin
interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status
sosialnya untuk melakukan tukar menukar.
b. Teori Aktivitas atau Kegiatan

Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al.


(1972) yang mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung
dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam melakukan
aktifitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
Pokok-pokok teori aktivitas adalah:

 Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan


keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat.

 Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang


lansia.

5. Teori Kesinambungan (Continuity theory)

Kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian


pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya
kelak pada saat ini menjadi lansia Gaya hidup perilaku dan harapan
seorang ternyata tak berubah walaupun ia menjadi lansia. Pokok-
pokok dari continuity theory adalah:

 Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif


dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya
di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau
dihilangkan.

 Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.

 Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara


adaptasi.
6. Teori Pembebasan atau penarikan diri

Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan


yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan
seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para lansia
menarik diri, keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia
menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas.

7. Teori Perkembangan (Development theory)

Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973)


menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna
mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase
kehidupannya. Pokok-pokok dalam development theory adalah:

 Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa


kehidupannya.

 Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan


sosial yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.

 Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir


dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya
akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-
temannya.

8. Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)

Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia


kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan
kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua
elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan
prosesnya. Pokok-pokok dari teori ini adalah :
 Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat

 Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok

 Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.

9. Teori Psikologis

Teori Kebutuhan Manusia Menurut Hierarki Maslow

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954).

10. Teori Individual Jung

Carl Jung (1960) merupakan psikolog swiss yang


mengembangkan teori bahwa perkembangan personal individu dilalui
melalui tahapan-tahapan: masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja
akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan
oleh adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal dan
ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan
dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka
seseorang mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan
mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan.
Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara
psikologis.

11. Teori Proses Kehidupan Manusia

Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang


menggambarkan perkembangan manusia yang didasarkan pada
penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui
wawancara. Mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia
yang melewati klima fase proses perkembangan. Pemenuhan
kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat dan
itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya
dengan beberapa cara.

12. Teori Tugas Perkembangan

Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa


tua antara lain adalah :

 Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya


penghasilan

 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

 Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

 Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

 Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

13. Terori Delapan Tingkat Kehidupan

Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat


adanya kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap
kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap
perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk
mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN

1. Heredites atau keturunan genetic

2. Nutrisi atau makanan

3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Strees

C. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

a. Perubahan Fisik

1. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,


berkurangnya cairan intra dan extra seluler

2. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam


respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem
pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya
pengumpulan serum karena meningkatnya keratin

3. Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya


respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang pandang.

4. Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku,


kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meninggi.

5. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga


menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.

6. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi


buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir
dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin

7. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi


sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR
menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa
menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika
urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat
retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas
55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput
lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan
menjadi alkali.

8. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi


hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti :
progesteron, estrogen dan testosteron.

9. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat


kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis
menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung
menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.

10. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin


rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang
disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi
serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot
kam dan tremor.
11. Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah

1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

2. Kehatan umum

3. Tingkat pendidikan

4. Keturunan

5. Lingkungan

6. Kenangan (memori) ada 2 :

a) Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-


hari yang lalu

b) Kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk

7. Intelegentia Question :

a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan


verbal

b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan


psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan,
karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.

12. Perubahan Psikososial

1. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits


dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan

2. Merasakan atau sadar akan kematian

3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan


bergerak lebih sempit.
1) Atur lingkungan cukup ventilasi, bebas bau.

2) Melatih melakukan latihan fisik yang ringan.

b. Meningkatkan Hubungan Interpersonal

1) Berkomunikasi dengan kontak mata.

2) Memberi stimulus / mengingatkan terhadap kegiatan.

3) Menyediakan waktu untuk berbincang.

4) Menghargai pendapat lansia.

5) Melibatkan kegiatan harian.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6.


Jakarta: EGC

Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC

Hadiwinoyo, S.T. 1999.Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep Oa
    Askep Oa
    Dokumen28 halaman
    Askep Oa
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Kisi-Kisi Ukom
    Kisi-Kisi Ukom
    Dokumen8 halaman
    Kisi-Kisi Ukom
    Utari Septera
    Belum ada peringkat
  • Askep Oa
    Askep Oa
    Dokumen28 halaman
    Askep Oa
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Intervensi LP
    Intervensi LP
    Dokumen11 halaman
    Intervensi LP
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • LP BBLR
    LP BBLR
    Dokumen13 halaman
    LP BBLR
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Askep Ic Lantai 3
    Askep Ic Lantai 3
    Dokumen24 halaman
    Askep Ic Lantai 3
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Askep Tumor Colon
    Askep Tumor Colon
    Dokumen18 halaman
    Askep Tumor Colon
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Ronde Keperawatan
    Ronde Keperawatan
    Dokumen12 halaman
    Ronde Keperawatan
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen53 halaman
    Bab I
    WahyuniPutryIrsyah
    Belum ada peringkat