Anda di halaman 1dari 14

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian descriptive

analitik dengan pendekatan cross sectional. Arikunto (2010),

mendefinisikan cross sectional (pendekatan silang) sebagai

pengambilan data yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Nursalam (2011), mendefinisikan cross sectional (hubungan dan

asosiasi) adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu

pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen

hanya satu kali atau pada satu saat.

Penelitian ini disusun dengan menunjukkan hubungan antara

lingkungan rumah dan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada

anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Temindung Samarinda Tahun

2017.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian telah dilaksanakan di Poli Anak Puskesmas

Temindung Samarinda.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian telah dilaksanakan selama 3 bulan pada

bulan Oktober-Desember 2017.


48

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah setiap subyek yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi merupakan

seluruh subyek atau obyek yang tertentu yang akan di teliti. Bukan

hanya subyek atau obyek yang dipelajari saja tetapi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek tersebut

(Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah anak 1-5

tahun yang mengalami ISPA sebanyak 96 kasus yang mengalami

ISPA selama 3 bulan terakhir dari bulan Juli-September 2017.


2. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada (Hidayat, 2010). Sampel dalam penelitian ini

adalah anak usia 1-5 tahun yang berobat di Puskesmas

Temindung Samarinda. Sedangkan respondennya adalah orang

tua atau wali dari anak 1-5 tahun sesuai dengan kriteria. Adapun

kriteria sampel yang akan diteliti yaitu :

a. Kriteria Inklusi
49

1) Ibu / Ayah / Keluarga yang membawa anaknya datang

berobat dengan keluhan batuk pilek dan demam di

Puskesmas Temindung Samarinda.


2) Bersedia menjadi responden dengan mengisi surat

persetujuan menjadi responden


b. Kriteria eksklusi
1) Ibu / Ayah / Keluarga yang memiliki anak dengan riwayat

RDS (Respiratory Distress Syndrome).


2) Ibu / Ayah / Keluarga yang memiliki anak dengan penyakit

saluran pernapasan lainnya (asma dan TB paru).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampilng adalah merupakan teknik pengambilan

sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan

(Sugiyono, 2010).

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Mengenai hal ini Arikunto (2010) menjelaskan bahwa purposive

sampling dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan

didasarkan atas strata, random, atau daerah tetap didasarkan

atas adanya tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2010) purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu artinya setiap subyek yang diambil dari populasi dipilih

dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu.

4. Besar Sampel
50

Besarnya sampel ditentukan dengan rumus dan memenuhi

kriteria inklusi dan ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan

dapat tidaknya sampel tersebut digunakan. Secara sistematis

rumus slovin yang akan digunakan untuk menentukan jumlah

sampel adalah sebagai berikut (Sujarweni, 2014) :

Rumus Slovin

N
n
1  N (d ) 2

Keterangan :

n : Besar sampel minimum

N : Besar populasi

d² : kesalahan (absolute ) yang dapat ditoleransi (0,05%)

Jumlah sampel yang digunakan dengan jumlah populasi 96 yaitu

N
n
1  N (d ) 2
96
n 
1  96(0,05) 2
96
n 
1  96(0,0025)
96
n 
1  0,24
96
n 
1,24
n  77,4

Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 77 responden

D. Definisi Operasional

Definisi operasioal adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

dapat diamati (diukur), memungkinkan peneliti untuk melakukan


51

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain

(Nursalam, 2011). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah


Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Independen Hasil ukur lingkungan
Lingkungan Kondisi lingkungan Lembar Ordinal
menggunakan cut off
Rumah rumah yang dapat observasi
mempengaruhi point
terjadinya ISPA pada
Data berdistribusi
anak antara lain
normal
pencemaran udara
1 : Lingkungan rumah
didalam rumah,
bersih jika mean ≥ 9,68
ventilasi rumah dan
0 : Lingkungan rumah
kepadatan hunian
kurang bersih jika mean
rumah
< 9,68

Status Kelengkapan status Kartu 1 : imunisasi anak Ordinal


Imunisasi anak dalam pemberian Imunisasi sudah lengkap yaitu
imunisasi dasar yang BCG dan DPT
sesuai dengan 0 : imunisasi anak
usiannya, terutama belum lengkap jika yaitu
imunisasi BCG dan BCG dan DPT belum di
DPT yang diberikan berikan
sebanyak 4 kali pada
usia 2, 4, 6, 18 bulan
dan usia 5 tahun
Dependen Ordinal
Kejadian ISPA Keluhan batuk pilek Status 1 : ISPA
yang disertai demam d 0 : Tidak ISPA
maupun tidak demam i
yang berlangsung a
selama 14 hari ((Batuk g
pilek, Sakit telinga n
(otitis media), Radang o
tenggorokan s
(faringitis)) a

m
e
d
i
s

a
n
a
k
52

E. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mengumpulkan data berupa lembar observasi. Angket adalah

suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu

yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang

banyak).

1. Kuesioner A, merupakan data demografi yang terdiri dari umur,

pendidikan, pekerjaan responden, umur anak, jenis kelamin anak.

2. Lembar observasi A, merupakan lembar observasi mengenai

syarat lingkungan rumah yang sehat dengan ketentuan skor 1 :

terpenuhi 2 : tidak terpenuhi

3. Lembar observasi B, merupakan lembar observasi yang berkaitan

dengan kejadian ISPA dan data diambil melalui status diagnosa

medis dari dokter dengan ketentuan skor 1 : ISPA, 0 : Tidak ISPA.

4. Lembar obersvasi C, merupakan lembar observasi yang berkaitan

dengan status imunisasi anak dan data diambil melalui kartu

imunisasi (KMS) dengan ketentuan skor 1 : imunisasi lengkap, 0 :

imnusasi tidak lengkap.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu

yaitu uji validitas dan reabilitas. Jumlah sampel yang digunakan pada
53

uji validitas dan reabilitas sekitar 30 orang (Sugiyono, 2011). Pada

penelitian ini peneliti tidak menggunakan kuesioner tetapi lembar

observasi sehingga tidak dilakukan uji validitas maupun reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar

untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002).


2. Uji Reliabilitas

Uji reliabiltas adalah suatu indek yang menunjukkan sejauh

mana hasil suatu penelitian pengukur dapat dipercaya (Saiffudin

Azwar, 2000). Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel

hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subyek yang sama, selama aspek yang diukur

dalam dari subyek memang belum berubah.

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data
Menurut Mundir (2013) setelah kuesioner diisi oleh responden

maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut:


a. Editing yaitu meneliti kembali apakah isian dalam lembar

kuesioner sudah lengkap dan diisi, editing dilakukan ditempat

pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat

segera dikonfirmasikan pada reponden. Dengan demikian

diharapkan akan diperoleh data yang valid dan reliable dan

dapat dipertanggung jawabkan, yang perlu dicek adalah:

1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling.

2) Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk.


54

3) Kelengkapan pengisian

4) Keserasian (consistency).

5) Apakah isi jawaban dapat dipahami.

b. Coding adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para

responden menurut macamnya. Dalam melakukan coding,

jawaban responden diklasifikasikan dengan menggunakan

kode tertentu berupa angka.

c. Tabulating yaitu langkah memasukkan data-data hasil

penelitian kedalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah

ditentukan.

d. Entry data yaitu memasukkan data kedalam kategori tertentu

untuk dilakukan analisis data dengan menngunakan bantuan

program komputer

e. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry

apakah ada kesalahan atau tidak, membuang data yang

sudah tidak dipakai.

2. Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara satu variabel terikat (dependent variabel)

dengan beberapa variabel terbuka (independent variabel). Adapun

tahapan analisa data sebagai berikut:

a. Uji Normalitas
55

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek

apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang

sebarannya normal (Sugiyono, 2010).

Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov digunakan jika sampel

(> 50) dengan nilai kemaknaan p > 0,05. Untuk penyajian

data, bila distribusi normal menggunakan mean atau standar

deviasi, jika distrubusi data tidak normal diajurkan

menggunakan median dan data minimum-maksimum.

b. Analisis univariat

Analisis univariat, yaitu analisa yang dilakukan terhadap

variabel variabel dari hasil penelitian secara tersendiri dengan

melihat variable. Data yang telah terkumpul melalui kuesioner

akan di analisa melalui analisa univariat yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan dari variabel yang

ditetapkan dengan rumus yang gunakan distribusi frekuensi

adalah:
F
P x100%
N

Keterangan :

P =Prosentase yang dicari.

F = Frekuensi responden untuk setiap pertanyaan yang ada.

N = Jumlah responden.

c. Analisis Bivariat
56

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara lingkungan rumah dan status

imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak 1-5 tahun di

Puskesmas Temindung (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat

penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square. Adapun

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

X2  
 O  E 2
E
Keterangan :

X² = Nilai akhir (kai kuadrat)

Σ = Jumlah

O = Observasi

E = Ekspektasi yang di harapan

Syarat uji Chi-Square :

1) Sudah dikategorikan skala ukur ordinal/nominal bentuk

data kategorik

2) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan/nilai

ekspektasi (nilai E kurang dari 1)

3) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan / nilai

ekspektasi kurang dari 5, lebih 20% dari keseluruhan sel

4) Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka :


57

a) Bila tabel 2 x 2 dijumpai nilai ekpected kurang dari 5,

maka yang digunakan adalah Fisher exact test.

b) Bila tabel 2 x 2 tidak ada nilai E< 5, maka uji yang

dipakai adalah Continuity Correction.

c) Bilai tabel lebih dari 2 x 2, misal 2x3, 3x3 dsb, maka

gunakan uji Pearson Chi Square

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik

digunakan batas kemaknaan 0,05. Kriteria penerimaan Ha

adalah jika X2 hitung lebih besar dari X 2 tabel, berarti ada

hubungan lingkungan rumah, status imunisasi dengan

kejadian ISPA pada anak 1-5 Tahun di Puskesmas Temindung.

d. Analisa Multivariat

Analisis multivariat (multivariat analysis) merupakan salah

satu jenis analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dimana data yang digunakan berupa banyak peubah

bebas (independen variabels) dan juga banyak peubah terikat

(dependen variabels).

Pada penelitian ini analisis multivariat yang digunakan

adalah analisis regresi logistik yaitu salah satu pendekatan

model matematis yang digunkan untuk menganalisis

hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan

sebuah varibel dependen katagorik yang bersifat

dikotom/binary. Variabel katagori yang dikotom adalah variabel


58

yng mempunyai dua nilai variasi misalnya sakit dan tidak sakit,

patuh dan tidak patuh (Hastono, 2010).

Analisa regresi logistik adalah metode regresi yang

menggambarkan hubungan antara beberapa variabel

independen (explanatory) dengan sebuah variabel respon

dikotomus atau biner. Variabel respon (Y) pada metode regresi

logistik dikatakan biner karena terdiri atas dua kategori yaitu 0

dan 1. Regresi logistik digunakan untuk analisis data respon

kategorik (nominal/ordinal) dengan variabel-variabel bebas

kontinu dan kategorik. Adapun cara yang digunakan untuk

metode regresi logistik yaitu

1) Analisis Regresi Logistik Sederhana

Digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu

atau beberapa variable dengan sebuah variable dipenden

yang dikotomi/binary, dengan rumus sebagai berikut

ez 1
f ( z)  
e 1
z
1  e z
Keterangan:
F (z): probabilitas kejadian berdasarkan faktor resiko

tertentu
Z : nilai indeks variable independen
Dengan nilai Z yaitu :

2) Analisis Regresi Logistik berganda


Z = α+β1X1
Analisis regresi logistik merupakan salah satu metode

regresi yang digunakan untuk mencari hubungan antara

variabel respon (Y) dengan satu atau lebih variabel

ln[p/(1-p)] = a + bX + e
59

penduga. Regresi logistik ini hanya digunakan untuk kasus

khusus, yaitu variabel respon (Y) adalah variabel kualitatif

yang biner atau dikotom, dimana hanya terdapat dua

kemungkinan dari nilai Y, yaitu Intensi untuk keluar (Y=1)

atau Intensi tetap bertahan (Y=0). Model Analisis Regresi

Logistik adalah sebagai berikut :

Keterangan:

p adalah probabilitas bahwa kejadian Y akan muncul,

p(Y=1)

p/(1-p) adalah the "odds ratio"

ln[p/(1-p)] adalah log odds ratio, or "logit"

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik

digunakan batas kemaknaan 0,25. Kriteria penerimaan Ha

adalah jika X2 hitung lebih besar dari X 2 tabel lingkungan

rumah, status imunisasi berhubungan dengan kejadian

ISPA pada anak 1-5 Tahun di Puskesmas Temindung.

H. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak


60

asasi dalam penelitian. Masalah etika dalam penelitian meliputi

(Sugiyono, 2010):

1. Informed Concent

Lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang diteliti

yang memenuhi kriteria, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian yang dilakukan. Subyek yang bersedia menjadi

responden menandatangani lembar persetujuan untuk dijadikan

sebagai responden.

2. Anonimitas

Yaitu untuk menjaga kerahasiaan responden, tetapi lembar

persetujuan diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil suatu

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai