Anda di halaman 1dari 2

Nama : ISPARANI RAFIFAH PUTRI

NIM : 03021181722026
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Pengertian Etika
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ ethos” yang berarti
watak, sikap, cara berfikir,kebiasaan/adat. Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat
yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua
kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung
jawab dengan berbagai ajran moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut:
- Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia.
- Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
mahluk sosial (etika sosial).
Etika berkaitan dengan berbagai nilai karena etika pada dasarnya membicarakan masalah
yang berkitan dengan nilai ”susila” dan nilai “tidak susila”, “baik”dan “buruk” sebagai
bahasan khusus etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat di sebut susila
atau bijak. Kualitas ini di namakan kebajikan yang di lawan kan dengan kejahatan yang
berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya di katakana orang yang
tidak susila sebenarnya etika banyak bersangkutan dengan prinsi-prinsip dasar pembenaran
dalam hubungan tingkah laku manusia (kattsoff 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika
berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

B. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dalam Pancasila, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi
sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga
realistis dan aplikatif.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa
Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai tersebut dalam istilah
Notonagoro merupakan nilai yang bersifat abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang
melingkupi realitas kemanusiaan di manapun,kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap
tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.
Contoh nilai realitas dalam pancasila:
- Nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.
- Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong, penghargaan,
penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.
- Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dll.
- Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dll.
- Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama
dll.

1. Sila pertama : Menghormati setiap orang atau warga Negara atas berbagai kebebasannya
dalam menganut agama dan kepercayaannya masing-masing, serta menjadikan ajaran-
ajaran sebagai anutan untuk menuntun atau pun mengarahkan jalan hidupnya.
Nama : ISPARANI RAFIFAH PUTRI
NIM : 03021181722026
2. Sila kedua: Menghormati setiap orang dan warga Negara sebagai pribadi (personal)
“utuh sebagai manusia”, manusia sebagai subjek pendukung, penyangga, pengemban,
serta pengelola hak-hak dasar kodrati yang merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi
dirinya secara bermartabat.
3. Sila ketiga: bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi segmentasi-segmentasi atau
primor dialisme sempit dengan jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, “bersatu
dalam perbedaan” dan “berbeda dalam persatuan”.
4. Sila keempat: kebebasan, kemerdekaan, dan kebersamaan dimiliki dan dikembangkan
dengan dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan secara jujur dan terbuka dalam
menata berbagai aspek kehidupan.
5. Sila kelima: membina dan mengembangkan masyarakat yang berkeadilan sosial yang
mencakup kesamaan derajat (equality) dan pemerataan (equity) bagi setiap orang atau
setiap warga negara.
Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan integral dan integrative menjadikan
dirinya sebagai referensi kritik sosial kritis, komprehensif, serta sekaligus evaluative bagi
etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau pun bernegara. Konsekuensi dan
implikasinya ialah bahwa normaetis yang mencerminkan satu sila akan mendasari dan
mengarahkan sila-sila lain.
Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai
spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai
agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan
manusia lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan
antarsesama. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan
(mitsein), cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap
menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain,
kesediaan membantu kesulitan orang lain.
Etika pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan,
meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan teleologis termuat pula di
dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan karena etika pancasila tercermin dalam
empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan.
Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang
tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal – rasa – kehendak yang berupa
kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai
hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius.
Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam hal
kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam
menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib kepada diri
sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu yang telah
menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386).

Anda mungkin juga menyukai