Anda di halaman 1dari 3

Tugas Quality Engineer

- Mengawasi pelaksanan pembuatan DMF dilaboratorium maupun pembuatan JMF dan


membantu mengarahkan sesuai dengan spesifikasi teknis.
- Mengawasi pengendalian mutu bahan maupun campuran material agar sesuai dengan
spesifikasi.
- Mengawasi dan membantu mengarahkan pengujian mutu lapangan sesuai dengan spesifikasi.
- Mencatat hasil pengujian mutu dan membuat laporan pengendalian mutu lapangan untuk
dilaporkan kepada supervise engineer.

DMF yaitu pemeriksaan/ percobaan pencampuran material untuk pelaksanaan dilapangan.


JMF yaitu Membuat percobaan campuran material yang mengacu pada DMF untuk panduan kerja
dilapangan.

Jenis Galian :
 Galian Biasa
 Galian Batu Lunak
 Galian Batu
 Galian Struktur
 Galian Perkerasan Berbutir
 Galian Perkerasan Beraspal
 Galian Perkerasan Beton

Timbunan biasa CBR 6%

Timbunan pilihan CBR 10%, PI max 6% setiap 1000 m3 dilakukan pengujian material.

Soil semen

Max. Size : 7,5 cm

UCS kuat tekan: minimum 20 kg/cm2 ,target 24 kg/cm2, maks. 35 kg/cm2

CBR. : min. 100 % ,target 120%, max 200 %

Density minimum 97 %

UCS, CBR, DCP dilakukan setiap 500 m

Sancone dilakukan tiap 200 m


Abrasi agregat kasar : 0 - 40 %

PI Klas A :0–6%
CBR Klas A : minimum 90 %
Ukuran matrial : max 3,7 cm

PI Klas B : 4 – 10 %
CBR Klas B : minimum 60 %
Ukuran agregat : max 5 cm

Setelah penyemprotan Prime coat 48 jam baru boleh dilakukan pekerjaan berikutnya.
Untuk Tack Coat 1 jam bisa dilakukan pekerjaan berikutnya.
Prime coat digunakan / dihampar pada permukaan pondasi tanpa bahan pengikat lapis
pondasi agregat.

Temperature penyemprotan Prime Coat : 40 ºC


Aspalt Emulsi yaitu aspal yang bahan campurannya dengan air.
Aspal RC ( Rapid Curing ) artinya aspal dengan penguapan cepat.
Aspal SC ( Slow curing ) artinya aspal dengan penguapan lambat.
Aspal MC ( Medium Curing ) artinya aspal dengan penguapan sedang.

Pemakaian lapis resap pengikat : 0,4 s/d 1,3 L/m²


Perbandingan minyak tanah untuk lapis resap pengikat : 80 pph – 85 pph
80 pph - 85 pph artinya 80 sampai 85 bagian minyak per 100 bagian aspal.

Untuk Lapis Perekat menggunakan perbandingan : 20 pph – 25 pph.


Temperatur : 110 °C
Tack coat dihampar diatas permukaan permukaan berbahan pengikat.
( diatas aspal lama, soil semen, perkerasan beton )
Penggunaan : aspal masih bagus 0,15 l/m2
Aspal rusak. 0,15 - 0,35 l/m2
Soil semen. 0,2 - 1,0 l/m2

Perbedaan HRS dengan AC :


HRS bersifat lentur/ Fleksibel ( Gradasi Senjang )
AC bersifat Kaku ( Gradasi Menerus )

Pengujian abrasi dilakukan setiap 5000 m3


Gradasi setiap 1000 m3
Gradasi agregat hot bin 250 m3
Marshal dan extraksi Minimal 2 pengujian per hari.
Stabilitas marshal minimum 600 Kg
Kepadatan HRS minimum 97 %
Untuk trial mix HRS minimal 50 ton.
Temperature pelaksanaan HRS :
- Pencampuran di AMP : 145 ̊C – 155 ̊C
- Dituang keatas dump truk : 135 ̊C – 150 ̊ C
- Dituang ke Finisher : 130 ̊C – 150 ̊ C
- Pemadatan Awal (tandem ) : 125 ̊C – 145 ̊ C ( 2 Passing )
- Pemadatan Antara ( TR ) : 100 ̊C – 125 ̊ C ( ± 10 Passing /sesuai trial mix)
- Pemadatan Akhir/ Finishing ( Tandem) : 95 ̊C ( 2 Passing )

Beton
- Beton mutu rendah : 15 Mpa – 20 Mpa
- Beton mutu sedang : 20 Mpa – 45 Mpa
- Beton mutu tinggi : lebih besar dari 45 Mpa

Maximum agregat untuk beton : 1 ½ ‘’


Untuk slum pada beton : 6,5 cm – 7,5 cm
Konversi bacaan beton : ..Mpa x 10 = K….
Contoh : beton 45 Mpa = 45 x 10 = K 450
beton 40 Mpa = 40 x 10 = K 400

proses trial mix dihafalkan.

Anda mungkin juga menyukai