Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MATA KULIAH ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun Oleh:

Nama : Defrizal Dwi Prayogi


NIM : 155040207111035
Kelas :A
Dosen : Dr. Anton Muhibuddin, SP., MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
1. LAFC (Laminar Air Flow Cabinet)

Laminar Air Flow Cabinet adalah suatu alat dengan bentuk meja kerja
steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman. LAFC digunakan
dalam mempersiapkan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan
tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini
diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril
secara terus menerus dan konsisten melewati tempat kerja sehingga tempat
kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media,
waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan
yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Prosedur
penggunaan LAFC adalah sebagai berikut:
- Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum
mulai bekerja.
- Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
- Nyalakan lampu neon dan blower.
- Biarkan selama 5 menit.
- Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %.
- Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau
desinfektan yang cocok dan biarkan menguap.
- masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh
(overload) karena memperbesar resiko kontaminan.
- Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC sedemikian rupa
sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
- Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol
tapi gunakan yang berbahan bakar gas.
- Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh
aktivitas kerja.
- setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak
keluar dari BSC
- Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan
menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan.
- Matikan lampu neon dan blower.
2. Orbital Shaker

Orbital shaker adalah alat laboratorium yang digunakan untuk proses


pengadukan cairan dengan sistem getar. Orbital shaker berfungsi untuk mengaduk
campuran larutan zat sehingga membentuk larutan yang homogen dengan getaran
atau gerakan satu arah. Orbital shaker memiliki gerakan getar melingkar (dalam
orbit atau porosnya) dengan kecepatan yang relatif lambat (25-500 rpm).
Lambatnya kecepatan orbital shaker menghasilkan getaran yang rendah. Bukan
hanya getaran rendah, orbital shaker juga menghasilkan suhu yang rendah
dibandingkan shaker lain. Hal ini membuat orbital shaker sangat cocok untuk
kultur mikroba. Cara penggunaan shaker laboratorium. Sampel yang berwujud
cairan ditempatkan dalam wadah tertentu seperti gelas piala, erlemeyer, labu
kocok, tabung reaksi ataupun alat gelas lainnya. Selanjutnya, sampel dalam wadah
diletakkan di tempat yang tersedia pada orbital shaker lalu mengatur lamanya
waktu pengadukan dan setelah itu memulai pengadukan.

3. Rotary Evaporator

Rotary evaporator adalah alat yang berfungsi untuk mengubah sebagian


atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evapotary mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Rotary evaporator pada umumnya
terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana
cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
lalu dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke
peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat
berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Cara menggunakan alat rotary
evaporator harus sesuai dengan prosedur yang ada. Prosedur yang harus diikuti
diantaranya :

- Menghidupkan alat, semua kabel disambungkan ke dalam saklar


masing-masing. Pertama pendingin dihidupkan dengan menekan tombol
On/Off untuk power dan On/Off untuk vakum, ditunggu beberapa saat
hingga temperatur menunjukkan temperatur standar yaitu 25â•°C.
Temperatur kemudian diatur dengan cara menekan tombol set lalu
mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan dengan menekan tombol
Up/Down.
- Setelah suhu diatur, pasanglah labu sampel pada rotor penggerak dan
labu destilat. Untuk memudahkan dalam melepas labu dioleskan vaselin
pada bagian penghubung kedua benda, digunakan juga klip untuk
memperkuat sambungan. Penangas air dinyalakan dengan menekan
tombol On/Off dan suhu diatur dengan menekan tombol set dan
Up/Down untuk mengatur suhunya sesuai dengan yang diinginkan.
Rotavapor dinyalakan dengan menekan tombol On/Off dan kecepatan
berputarnya diatur sesuai keinginan dengan memutar knop pemutar.
Kemudian, pompa vakum dinyalakan.
Begitu pula untuk cara mematikan alat ini langkah-langkah yang dilakukan
yaitu harus berurutan sesuai prosedur, diantaranya :

- Matikan pompa vakum dengan menekan tombol On/Off. Setelah itu,


matikan penangas air dengan perlahan-lahan menurunkan suhu penangas
air secara bertahap.
- Matikan rotavapor dengan menurunkan kecepatannya hingga rotor
berhenti berputar.
- Matikan pendingin dengan mengenbalikan suhu pendingin kembali ke
suhu standar kemudian matikan dengan menekan tombol On/Off untuk
power dan On/Off untuk pompa. Biarkan semua sampel yang telah
dipisahkan turun ke dalam labu destilat. Kemudian labu destilat dan labu
yang berisi sampel dilepaskan dari sambungan dengan kondensor.
4. Kompor Listrik

Kompor listrik digunakan untuk memanaskan bahan atau larutan. Cara kerja
dari kompor listrik ini dengan mencolokkan kabel yang ada ke sumber arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai