A. Kompetensi Inti
K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, eksplanasial, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
1
3.3 Menganalisis struktur 3.3.1 Mengindentifikasi isi teks eksplanasi
dan kebahasaan teks 3.3.2 Menentukan isi teks eksplanasi
eksplanasi 3.3.3 Menganalisis isi teks eksplanasi
3.3.4 Mengidentifikasi struktur teks eksplanasi
3.3.5 Menentukan struktur teks eksplanasi
3.3.6 Menganalisis struktur teks eksplanasi
3.3.7 Mengidentifikasi kebahasaan teks
eksplanasi
3.3.8 Menentukan kebahasaan teks eksplanasi
3.3.9 Menganalisis kebahasaan teks eksplanasi
4.4 Memproduksi teks 4.4.1 Memilih topik teks eksplanasi
eksplanasi secara 4.4.2 Menyusun kerangka/ragangan teks
lisan atau tulis eksplanasi
dengan 4.4.3 Mengembangkan teks eksplanasi dengan
memerhatikan memerhatikan analisis terhadap isi,
struktur dan struktur, dan kebahasaan
kebahasaan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
sintesis pedagoge genre, problem based learning dan CLIL, peserta didik dapat
menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi dan terampil
mengembangkan teks eksplanasi dengan memerhatikan hasil analisis terhadap
isi, struktur, dan kebahasaan dengan rasa syukur, ingin tahu, kerja keras,
tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif, serta dapat bekerja sama.
D. Materi Pembelajaran
Teks Eksplanasi
Isi Teks Eksplanasi
Struktur Teks Eksplanasi
Kebahasaan Teks Eksplanasi
2
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Pedagoge genre, CLIL, Problem Based Learning
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
G. Sumber Belajar
a. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
b. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun
2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
c. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
d. https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/materi-pembelajaran-teks-
eksplanasi.html
H. Kegiatan Pembelajaran
3
Pertemuan 1 (2 ×45 menit)
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik dengan sungguh-sungguh 10 menit
merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon yel-yel penumbuhan
karakter nasionalisme.
Guru mengucapkan “Semangat Pagi”
Peserta didik mengucapkan “Pagi, Pagi, Pagi,
NKRI harga mati.”
3. Peserta didik dengan kritis merespon
pertanyaan dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
a. Apa yang Anda ketahui tentang teks
eksplanasi?
b. Apa yang Anda ketahui tentang struktur
teks eksplanasi?
4. Peserta didik dengan kritis menyimak
informasi dari guru tentang kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Peserta didik dengan aktif merespon
informasi dari guru tentang hal-hal yang akan
dipelajari, metode dan media, langkah
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
4
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Inti Fase I: Orientasi siswa pada masalah 70 menit
1. Peserta didik dengan sungguh-sungguh dan
kritis mengamati video berisi eksplanasi.
2. Peserta didik dan guru bertanya jawab
mengenai isi tayangan video
Fase II: Mengorganisasi siswa dalam belajar
3. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok
dengan kritis mengidentifikasi permasalahan
berkaitan dengan isi dan struktur teks
eksplanasi yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok
dengan kritis merumuskan permasalahan
yang berkaitan dengan isi dan struktur teks
eksplanasi yang diberikan oleh guru .
5. Peserta didik dengan kritis memberikan
tanggapan dan pendapat terhadap
permasalahan berkaitan dengan isi dan
struktur teks eksplanasi yang diberikan oleh
guru.
Fase III: Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri atau kelompok
6. Peserta didik difasilitasi dan dibimbing guru
bekerja sama dalam kelompok
mendiskusikan hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis isi teks
eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
5
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
b. Menentukan bersama isi teks eksplanasi
yang termasuk identifikasi fenomena,
rangkaian peristiwa, dan ulasan.
c. Menganilisis dengan kritis isi teks
eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
d. Mengidentifikasi dengan kritis struktur
teks eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
e. Menentukan bersama struktur teks
eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
f. Menganilisis dengan kritis struktur teks
eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
Fase IV: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
7. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok
menyusun laporan hasil diskusi berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis isi teks
eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
6
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
b. Menentukan bersama isi teks eksplanasi
yang termasuk tujuan identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
c. Menganilisis dengan kritis isi teks
eksplanasi yang termasuk identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
d. Mengidentifikasi dengan kritis struktur
teks eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
e. Menentukan bersama dalam kelompok
struktur teks eksplanasi yang meliputi
identifikasi fenomena, rangkaian
peristiwa, dan ulasan.
f. Menganilisis dengan kritis struktur teks
eksplanasi yang meliputi identifikasi
fenomena, rangkaian peristiwa, dan
ulasan.
8. Peserta didik dengan percaya diri
mempresentasikan atau menyajikan hasil
diskusi kelompok dengan model presentasi
karya kunjung.
FaseV: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
9. Peserta didik dengan kritis mendiskusikan
tanggapan dari kelompok lain.
7
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
10. Peserta didik bekerja sama memperbaiki
hasil diskusi berdasarkan masukan/saran dari
kelompok lain.
LANGKAH PEDAGOGE GENRE
Mengonstruksi terbimbing
10. Peserta didik dibimbing guru dalam
kelompok bekerja sama menentukan
topik/judul teks deskripsi yang tepat sesuai
dengan data hasil analisis isi teks eksplanasi.
11. Peserta didik dibimbing guru bekerja sama
mengembangkan topik dalam bentuk
kerangka teks eksplanasi dengan peta pikiran
(mindmap) atau jaring laba-laba (spider-web)
atau teknik lainnya yang sesuai.
Mengonstruksi Mandiri
12. Peserta didik dengan mandiri dan kreatif
menetapkan topik kemudian
mengembangkannya dalam bentuk kerangka
teks eksplanasi dengan memerhatikan hasil
analisis isi dan struktur teks eksplanasi.
Penutup 1. Peserta didik dengan kritis menyusun 10 menit
rangkuman/ simpulan atau refleksi
pembelajaran.
2. Peserta didik dengan kritis merespon umpan
balik dari guru.
3. Peserta didik dengan sungguh-sungguh dan
jujur melaksanakan penilaian oleh guru.
8
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
4. Peserta didik dengan kritis dan tanggung
jawab merespon tugas dari guru untuk
mencari teks eksplanasi dan menganalisis isi
dan strukturnya.
5. Peserta didik dengan kritis merespon
informasi rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya yang
disampaikan oleh guru.
6. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
merespon salam penutup dari guru.
7. Peserta didik mengucapkan terima kasih
kepada guru
8. Guru membalas ucapan terima kasih kepada
siswa.
9
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Peserta didik dengan kritis merespon
informasi tentang hal-hal yang akan dipela-
jari, metode dan media, langkah
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
Inti Fase I: Orientasi siswa pada masalah 70 menit
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok
mengamati dengan kritis contoh video berisi
eksplanasi dan atau teks eksplanasi pada
buku siswa halaman 59-60.
Fase II: Mengorganisasi siswa dalam belajar
2. Peserta didik dengan kritis mengidentifikasi
permasalahan berkaitan dengan menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi.
3. Peserta didik bekerja sama merumuskan
permasalahan berkaitan dengan menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi.
4. Peserta didik dengan kritis memberikan
tanggapan dan pendapat terhadap
permasalahan berkaitan dengan menganalisis
kebahasaan teks eksplanasi.
Fase III: Membimbing penyelidikan siswa
secara mandiri atau kelompok
10
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
5. Peserta didik difasilitasi dan dibimbing guru
bekerja sama dalam kelompok
mendiskusikan hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis kebahasaan
teks eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
b. Menentukan bersama kebahasaan teks
eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
c. Menganalisis dengan kritis kebahasaan
teks eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
Fase IV: Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
6. Peserta didik bekerja sama dengan sungguh-
sungguh menyusun laporan hasil diskusi
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dengan kritis kebahasaan
teks eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
11
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
b. Menentukan bersama kebahasaan teks
eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
c. Menganalisis dengan kritis kebahasaan
teks eksplanasi meliputi kata bermakna
denotatif, konjungsi kausalitas ataupun
kronologis, kata keterangan waktu, kata
kerja pasif, kata teknis atau peristilahan.
7. Peserta didik dengan percaya diri
mempresentasikan atau menyajikan hasil
diskusi tersebut.
Fase V: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
8. Peserta didik dengan kritis mengevaluasi
atau menanggapi presentasi hasil diskusi oleh
kelompok lain.
9. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
memperbaiki hasil diskusi berdasarkan
masukan/saran dari kelompok lain.
LANGKAH PEDAGOGE GENRE
Mengonstruksi terbimbing (Pedagoge genre)
10. Peserta didik dibimbing guru bekerja sama
mengumpulkan informasi tambahan yang
sesuai dengan topik dan kerangka teks
eksplanasi yang telah disusun.
11. Peserta didik dibimbing guru bekerja sama
mengembangkan teks eksplanasi berdasarkan
12
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
kerangka/ragangan teks yang telah disusun
dengan memerhatikan isi, struktur teks, dan
kebahasaan.
Mengonstruksi Mandiri (Pedagoge genre)
12. Peserta didik dengan kreatif menyusun teks
eksplanasi berdasarkan kerangka yang telah
disusun dengan memperhatikan isi, struktur
teks, ciri kebahasaan.
13. Peserta didik dengan percaya diri
mempresentasikan teks eksplanasi yang telah
disusun.
14. Peserta didik dengan kritis menanggapi teks
yang dipresentasikan oleh teman/peserta
didik yang lain.
15. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
merevisi teks eksplanasi (isi, struktur, dan
kebahasaan) berdasarkan masukan dari
teman.
16. Peserta didik dengan cermat memasukkan
lembar coretan kerja dan semua draf hingga
draf final ke bundel portofolio masing-
masing.
Penutup 1. Peserta didik dengan kritis dan kreatif 10 menit
membuat rangkuman/ simpulan atau refleksi
pembelajaran.
2. Peserta didik dengan kritis merespon umpan
balik yang disampaikan oleh guru.
13
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
3. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
melaksanakan penilaian yang dilakukan guru.
4. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
merespon tugas yang diberikan oleh guru.
5. Peserta didik dengan kritis merespon
informasi dari guru tentang rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
6. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
merespon salam penutup dari guru.
7. Peserta didik mengucapkan terima kasih
kepada guru.
8. Guru membalas ucapan terima kasih kepada
siswa.
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi/Pengamatan
b. Bentuk Penilaian : Lembar Pengamatan
c. Instrumen Penilaian : Jurnal
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tertulis, Penugasan
b. Bentuk Tes : Uraian
c. Instrumen Penilaian : Terlampir
3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Produk, Portofolio
b. Instrumen Penilaian : Terlampir
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian
KD-nya belum tuntas
14
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
5. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
Lampiran
MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
A. Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks
ekplanasi lisan dan tulis
15
4.3 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks
eksplanasi secara lisan dan tulis
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan
B. Ringkasan Materi
1. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks eksplanasi
Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau
proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh
pemahaman mengenai latar belakang terjadi sesuatu secara jelas dan logis. Teks
eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki
hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu
berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya.
Contoh teks eksplanasi
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi di hampir setiap waktu dan terjadi di
berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di
tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala
daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah
faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei
yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di
negara-negara itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka
memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para
mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka
berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk
memperjuangkan kebenaran dan melawan kemunkaran yang terjadi di
hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak
mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika
sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu
adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan
16
meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang
lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat
di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat
Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak
peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan
kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan.
Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang
paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh
kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan
pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi
mereka diakui. Oleh karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan
dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan
cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awalawal
reformasi di negeri ini pada tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat
miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari
kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan
intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar
negeri. Dalam beragam sekala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi
bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah barang tentu
tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam
kondisi yang sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Kora Utara.
Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan
menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan
tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya
penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik
di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi
kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah
17
pimpinannya ke liang lahat. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri
ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di
berbagai
pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satudua
peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang
tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur.
Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab
utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut
lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka
tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi
pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan
menyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan
berkata “ya” pada apapun tindakan dari impinannya meskipun menyimpang, dan
bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat
sebab maraknya demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat
dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkan para
pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat
kausalitas dengan sejelasjelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya
sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan
bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf pertama di atas. Paragraf
tersebut dibentuk oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta .
Kalimat Keterangan
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh fakta
terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum
18
hampir melanda di seluruh
pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il,
pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan
kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut
perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk
itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir
seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah
pimpinannya ke liang lahat.
2. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di negeri fakta
ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di
sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi,
mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua
peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu
adalah
warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum
mereka lebih makmur.
Contoh 2
Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah seperti dari
makanan, sudah tak praktis lagi. Ini disebakan, makanan berzat besi perlu
dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak memungkinkan. Makanya,
asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi.. Biasanya,
mereka merasa kembali sehat ketika sehari-dua setelah mengkonsumsi asupan zat
besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada
sewaktuwaktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, agar anemia terkoreksi,
dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh. Cadangan zat
besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang hilang. Biasanya, asupan
itu terus dikonsumsi selama satu-tiga bulansampai anemianya terkoreksi betul.
Teks tersebut tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar
suatu paparan proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas tentang proses
19
penyembuhan penyakit anemia. Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang
sangat jelas tentang cara-cara penyembuhan penyakit itu. Dengan contoh di atas,
teks yang menjelaskan suatu proses, urutan kegiatan yang bersifat kausalitas,
dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi.
20
Contoh teks eksplanasi dan analisis strukturnya
Kebakaran Hutan
21
hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan atau tidak
benar-benar mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian
lainnya. Kebakaran jenis ini sering terjadi di hutan-hutan di gunung-gunung yang
sering dikunjungi pecinta alam (pendaki gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran
hutan digunung sindoro pada september 2015.
Kebakaran hutan berdamapak kegundulan hutan yang bisa menyebabkan
tanah longsor dan banjir menerjang yang di karenakan kegundulan hutan.
Kebakaran hutan selalu membawa kerusakan besar bagi lingkungan,
ekosistem alam, dan korban manusia. Kerusakan lingkungan, misalnya kekeringan
karena berkurangnya sumber daya air, pencemaran udara, dan emisi gas CO2 ke
atnosfer yang menyebabkan hujan asam. Kerusakan ekosistem alam, misalnya
musnahnya satwa dan tumbuhan yang hidup didalam hutan. Kadangkala terjadi
korban jiwa karena terinfeksi di saluran pernapasan dan biasanya terkena kanker
paru-paru terutama untuk yang berusia lanjut dan anak-anak yang menghirup
udara yang sudah terkontamisai oleh asap kebakaran hutan.
Dengan kesadaran pribadi, kita harus menjaga hutan agar tidak terjadi
kebakaran. Kita bisa mencegah kebakaran hutan dengan cara tidak membuang
barang yang mudah terbakar di hutan (putung rokok), tidak membakar hutan
untuk pembukaan lahan dan segera mematikan api yang sudah tidak dipakai lagi.
Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsi melestarikan hutan.
Penjelasan
Paragraf pertama tersebut merupakan bagian identifikasi fenomena atau
pernyataan umum.
Paragraf kedua sampai dengan kelima merupakan bagian penggambaran
rangkaian kejadian atau deretan penjelas. Paragraf keenam merupakan bagian
ulasan atau iterpretasi.
22
a. Banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif.
b.. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
1) Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena
itu, sehingga.
2) Konjungsi koronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu,
pada akhirnya.
c. Banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan
kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis
dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan
kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak
ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian
keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut
asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.
d. Banyak menggunakan kata ganti benda, baik konkret ataupun abstrak, seperti
demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti
orang, seperti ia, dia, mereka. Oleh karena objek yang dijelaskannya itu berupa
fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation),
e. Banyak menggunakan kata kerja pasif. Seperti kata terlihat, terbagi, terwujud,
terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.
f. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang
dibahasnya. Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang
muncul. Demikian pula apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah
budaya yang banyak digunakan. Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan
BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul.
Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks
eksplanasi adalah bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses
23
terjadinya suatu fenomena, baik itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun
sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik
yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun
pengetahuan pembacanya tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan
proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Paparannya
harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang benar; bukan hasil
imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah
hubungan antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu
disusun dalam bentuk kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan
dengan konjungsi yang digunakannya sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan,
selanjutnya, akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya
Misalnya, peristiwa alam gempa bumi
b. Mendafar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
24
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa
8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa bumi
9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa
c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan
struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun
secara kausalitas atau kronologis.
Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau
menggantinya dengan topik yang lain.
Struktur Teks
Topik-Topik
eksplanasi
25
5. proses terjadinya gempa vulkanik
6. akibat gempa
7. simpulan waktu terjadinya gempa
8. tindakan persiapan menghadapi gempa
9. tindakan saat terjadi gempa.
d. Pengumpulan data
Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi,
melakukan observasi, dan wawancara.
e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang
lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi
fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan
topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat
kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang
biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin
secara lebih kompak dan padu.
Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena
pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan
bumi. Peristiwa alam itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan
gunung berapi dan juga di daerah yang dikelilingi lautan luas.
Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi karena
lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga mengalami
pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa bumi kita ini
terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini
akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini
bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu dengan
yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi. Sementara itu, gempa
bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat
dahsyat. Sehingga tanah di sekitar gunung bergetar bahkan getarannya sampai
26
terasa jauh, hal itu menjadi sebab gempa vulkanik. Gempa vulkanik ini lebih
jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
Peristiwa gempa bumi yang terjadi begitu cepat dapat menimbulkan
dampak yang sangat luar biasa. Getaran gempa bumi sangat kuat dan merambat
ke segala arah sehingga dapat menghancurkan bangunan dan menimbulkan
korban jiwa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gempa dapat terjadi kapan
saja, tanpa mengenal musim. Mesikpun demikian, konsentrasi gempa
cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik.
Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyaknya gunung berapi.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum
terjadi gempa adalah mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan
rumah jika terjadi gempa. Sedangkan saat terjadi gempa adalah menjauhi
jendela kaca, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh.
f. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi
kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan
dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/tanda bacanya.
Rujukan
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
27
Lampiran Instrumen Penilaian
1. Kisi-Kisi Soal
No Kompetensi Materi Indikator Level Bentuk Nomor Sumatif/
Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Soal Formatif
28
1 3.3 struktur Disajikan Penalaran Uraian 1 Sumatif/
Menganalis teks teks Formatif
is struktur eksplana eksplanasi,
dan si peserta didik
kebahasaan dapat
teks menganalisis
eksplanasi struktur teks
eksplanasi
2 kebahas Disajikan Penalaran uraian 2 Sumatif/
aan teks teks Formatif
eksplana eksplanasi,
si peserta didik
dapat
menganalisis
kebahasaan
teks
eksplanasi
29
2. Soal
Bacalah teks eksplanasi berikut.
4. Rubrik Penskoran
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 a. Peserta didik menganalisis struktur teks eksplanasi meliputi 4
identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan dengan
sangat tepat.
b. Peserta didik menganalisis struktur teks eksplanasi meliputi 3
meliputi identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan
dengan tepat.
c. Peserta didik menganalisis struktur teks eksplanasi meliputi 2
identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, dan ulasan dengan
kurang tepat.
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor Maksimal
Contoh Tugas:
1. Bacalah contoh teks eksplanasi.
2. Secara berkelompok, tentukanlah bagian-bagian isi dan struktur teks tersebut.
Kemudian.
3. Simpulkan pula isi dan struktur teks tersebut berdasarkan kelengkapannya!
Simpulan
Nomor Tanggapan
Kelompok Kelengkapan Isi Sistematika Penggunaan Bahasa
Penanggap Penyajian
INSTRUMEN PENUGASAN 2
2. Perhatikan kembali teks eksplanasi yang telah kamu baca. Secara berkelompok,
lakukanlah penelaahan terhadap kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks
tersebut. Kemudian, laporkanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas untuk
mendapatkan tanggapan dari kelompok lain!
Judul Teks : ………………………….
Penulis : ………………………….
Sumber : ………………………….
Kaidah Kebahasaan Kutipan Teks
1. Produk
a. Kisi-Kisi
Kompetensi IPK Materi Pokok Indikator Teknik
Dasar Keterampilan Penilaian
Mengembangkan Mengembangkan Isi Teks Mengembangkan Produk
teks eksplanasi teks eksplanasi Eksplanasi teks eksplanasi
dengan dengan Struktur dengan
memerhatikan memerhatikan Teks memerhatikan
hasil analisis hasil analisis Eksplanasi hasil analisis
terhadap isi, terhadap isi, Kebahasaan terhadap isi,
struktur, dan struktur, dan Teks struktur, dan
kebahasaan kebahasaan. Eksplanasi kebahasaan.
b. Instrumen
Buatlah sebuah teks eksplanasi dengan memerhatikan isi, struktur, dan
kebahasaan.
Langkah-langkah penyusunan teks eksplanasi sebagai berikut.
1) Menginventarisasi macam-macam kegiatan yang pernah atau dapat dilakukan.
Skor Perolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor Maksimal
2. Portofolio
Kelas/Semester : XI/1