A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d.
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a.
ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a.
efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g.
komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dan model Problem Based Learning, peserta didik dapat
mengidentifikasi, menganalisis dan menilai dampak negatif perubahan sosial,
pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi terhadap kehidupan sosialkultural
masyarakat Indonesia (misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif, pelanggaran HAM,
kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, dan hedonisme),
mengidentifikasi menggunakan pendekatan antropologi, dengan mengembangkan nilai
karakter rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, toleran, dan santun.
D. Materi Pembelajaran
Dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan sosiokultural masyarakat Indonesia
(misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam rumah
tangga, penyalahgunaan narkoba, dan hedonisme)
F. Media Pembelajaran
Media : Gambar, video, powerpoint
Alat : Papan tulis, spidol, LCD proyektor, laptop, smartphone
G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa :
Nur Rohmah, Annisa dan Istiana Nen Arienti. Buku Siswa Antropologi untuk SMA/MA
XII Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Solo :
Mediatama. 2016.
2. http://www.depokpos.com/arsip/2018/05/industri-perbankan-di-era-globalisasi/
(Diunduh pada 26 Juli 2018, pukul 10.00 WIB).
3. Internet, majalah, koran, dan buku lain yang relevan.
4. Masyarakat di lingkungan sekitar.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Penutup 10 menit
1. Peserta didik mengungkapkan pengalaman belajarnya
pada hari itu. Guru memberikan apresiasi terhadap
pengalaman belajar peserta didik.
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk bekerja sama
dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusi
tentang dampak negatif globalisasi menggunakan
powerpoint dengan kreatif. Pada pertemuan
selanjutnya, peserta didik mempresentasikan laporan
berupa powerpoint di depan kelas menggunakan LCD
Proyektor.
3. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Penutup 10 menit
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengungkapkan pengalaman belajarnya dan
memberikan apresiasi atas pengalaman belajar
peserta didik.
2. Guru memberikan penguatan materi tentang dampak
negatif globalisasi terhadap kehidupan sosialkultural
masyarakat Indonesia.
3. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan
mencari informasi dari internet untuk materi pada
pertemuan berikutnya tentang dampak negatif
modernisasi.
4. Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
A. Pengertian Globalisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat (2013 : 455), globalisasi berarti proses
masuknya ke ruang lingkup dunia. Menurut
Robertson (dalam Sztompka, 2011:101), globalisasi
diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia
tunggal, dimana masyarakat di seluruh dunia menjadi
saling tergantung di semua aspek kehidupan seperti
dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya (kultural).
Konsep globalisasi dipahami sebagai kegiatan ekonomi, teknologi, serta komunikasi.
Dikarenakan globalisasi merambah ke segala bidang kehidupan kita dan saling dipengaruhi
oleh kehidupan negara-negara lain, proses globalisasi secara tidak langsung memberi
gambaran bahwa kita semua hidup dalam satu dunia yang sama, dimana dalam dunia
tersebut, individu, kelompok dan bangsa-bangsa saling bergantung satu sama lain.
1. Perilaku Koruptif
Perilaku koruptif berarti perilaku yang bersifat korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau
perusahaan) dan sebagainya untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
2. Perilaku Diskriminatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi adalah pembedaan perlakuan
terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi,
agama dan sebagainya). Berdasarkan kasus sosiologi, diskriminasi adalah suatu sikap
yang merupakan usaha untuk membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan
yang berkaitan dengan kepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu
diperlakukan berbeda dengan golongan-golongan lain. Pembedaan itu didasarkan pada
suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat.
3. Perilaku Pelanggaran HAM
Menurut UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM, menyatakan bahwa pelanggaran hak asasi
manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
5. Penyalahgunaan Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggunakan istilah khusus yaitu Napza
yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
6. Perilaku Hedonisme
Hedonisme merupakan suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan
dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama dalam hidup. Hedonisme dapat
mempengaruhi tingkah laku masyarakat karena dapat merusak moral dan budaya yang
dimiliki oleh suatu bangsa. Berbagai bentuk hedonisme diantaranya adalah pesta pora,
penggunaan obat-obatan terlarang, dan lain-lain.
7. Perilaku Konsumerisme
Konsumerisme merupakan paham yang menjadikan seseorang atau kelompok yang
menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara
berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut
menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan
tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
1) KISI-KISI
Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Level Bentuk No. Formatif/
Kognitif Soal Soal Sumatif
3.2 Mengidentifikasi, Mengidentifikasi Dampak negatif Disajikan artikel berita tentang Aplikasi Uraian 1 Formatif
menganalisis dan menilai dampak negatif globalisasi fenomena globalisasi di Indonesia, L2 (diberikan
dampak negatif perubahan globalisasi (misalnya: perilaku peserta didik dapat mengidentifikasi melalui
sosial, pembangunan (misalnya: koruptif, dampak negatif globalisasi penugasan)
nasional, globalisasi, dan perilaku diskriminatif, berdasarkan artikel berita tersebut
modernisasi terhadap koruptif, pelanggaran HAM,
kehidupan sosialkultural diskriminatif, kekerasan dalam
masyarakat Indonesia pelanggaran rumah tangga,
(misalnya: perilaku HAM, kekerasan penyalahgunaan
koruptif, diskriminatif, dalam rumah narkoba, dan
pelanggaran HAM, tangga, hedonisme)
kekerasan dalam rumah penyalahgunaan
tangga, penyalahgunaan narkoba dan
narkoba, dan hedonisme). hedonisme)
Menyimpulkan Dampak negatif Disajikan artikel berita tentang Penalaran Uraian 2 Formatif
dampak negatif globalisasi fenomena globalisasi di Indonesia, L3 (diberikan
globalisasi (misalnya: perilaku peserta didik dapat menganalisis melalui
(misalnya: koruptif, dampak negatif globalisasi penugasan)
perilaku diskriminatif, berdasarkan artikel berita tersebut
koruptif, pelanggaran HAM,
diskriminatif, kekerasan dalam
pelanggaran rumah tangga,
HAM, kekerasan penyalahgunaan
dalam rumah narkoba, dan
tangga, hedonisme)
penyalahgunaan
narkoba dan
hedonisme)
Menilai dampak Disajikan artikel berita tentang Penalaran Uraian 3 Formatif
negatif fenomena globalisasi di Indonesia, L3 (diberikan
globalisasi peserta didik dapat merumuskan melalui
(misalnya: upaya penyelesaian masalah yang penugasan)
perilaku muncul dari artikel berita tersebut
koruptif,
diskriminatif,
pelanggaran
HAM, kekerasan
dalam rumah
tangga,
penyalahgunaan
narkoba dan
hedonisme)
Mengidentifikasi Dampak negatif Disajikan empat gambar fenomena Aplikasi Pilihan 4 Formatif
dampak negatif globalisasi sosial, peserta didik dapat L2 Ganda (diberikan
globalisasi (misalnya: perilaku mengidentifikasi yang termasuk melalui penilaian
(misalnya: koruptif, dampak negatif globalisasi berupa harian)
perilaku diskriminatif, diskriminatif.
koruptif, pelanggaran HAM,
diskriminatif, kekerasan dalam
pelanggaran rumah tangga,
HAM, kekerasan penyalahgunaan
dalam rumah narkoba, dan
tangga, hedonisme)
penyalahgunaan
narkoba dan
hedonisme)
Menyimpulkan Dampak negatif Disajikan artikel berita tentang Penalaran Uraian 5 Formatif
dampak negatif globalisasi globalisasi di bidang tertentu, L3 (diberikan
globalisasi (misalnya: perilaku peserta didik dapat menganalisis tiga melalui penilaian
(misalnya: koruptif, dampak negatif globalisasi harian)
perilaku diskriminatif, berdasarkan artikel berita tersebut.
koruptif, pelanggaran HAM,
diskriminatif, kekerasan dalam
pelanggaran rumah tangga,
HAM, kekerasan penyalahgunaan
dalam rumah narkoba, dan
tangga, hedonisme)
penyalahgunaan
narkoba dan
hedonisme)
Menilai dampak Dampak negatif Disajikan artikel berita tentang Penalaran Uraian 6 Formatif
negatif globalisasi dampak negatif globalisasi, peserta L3 (diberikan
globalisasi (misalnya: perilaku didik dapat merumuskan upaya melalui penilaian
(misalnya: koruptif, penyelesaian masalah dari artikel harian)
perilaku diskriminatif, berita tersebut
koruptif, pelanggaran HAM,
diskriminatif, kekerasan dalam
pelanggaran rumah tangga,
HAM, kekerasan penyalahgunaan
dalam rumah narkoba, dan
tangga, hedonisme)
penyalahgunaan
narkoba dan
hedonisme)
2) SOAL
2) SOAL
Bacalah artikel berita tentang globalisasi di bidang ekonomi di bawah ini dengan cermat.
Di era globalisasi ini, teknologi digital menjadi tren dan perhatian dalam industri perbankan
dan layanan keuangan. Muncul inovasi teknologi baru berupa platform berbasis Cloud
(mobile-based electronic wallet) dan Blockchain (teknologi basis data terdistribusi) yang
diadopsi oleh perusahaan dengan lini bisnis teknologi keuangan (fintech) dan perusahaan
telekomunikasi dalam rangka memberikan layanan keuangan yang lebih mudah bagi
masyarakat. Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh PWC pada tahun 2017 terhadap
industri perbankan dan layanan keuangan di 46 negara, mayoritas dari perusahaan tersebut
mengakui pentingnya penggunaan teknologi baru ini. Hal tersebut dikarenakan manfaat dan
kemudahan yang ditawarkan melalui teknologi keuangan (fintech).
Penguasaan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini menjadi modal bersaing
dalam industri perbankan. Secara internal, penguasaan teknologi mendukung kegiatan
operasional perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien, karena dapat menyederhanakan,
mempermudah, dan mengontrol proses dengan sumber daya manusia yang terbatas.
Dengan teknologi, sebuah bank mampu mempersingkat proses pengajuan aplikasi kredit,
sehingga kredit dan fasilitas yang telah dijanjikan juga segera dapat dinikmati oleh nasabah.
Selain itu, kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih baik, mulai dari
memindahkan data dari formulir aplikasi ke dalam sistem (data entry), analisis data calon
nasabah (credit analysis), hingga card delivery.
Penurunan biaya operasional dapat tercapai sampai dengan 60% per aplikasi. Teknologi
dalam sistem manajemen informasi juga akan mempermudah bank dalam menyimpan,
merekam, dan menganalisa data nasabah, sehingga membantu bank dalam menjaga
hubungan konsumen, mengatasi keluhan konsumen dengan lebih baik, dan
mengembangkan produk/layanan yang lebih sesuai bagi konsumen. Oleh karena itu, saat ini
muncul beragam jenis kredit dengan fitur dan fasilitas yang berbeda yang mewakili interest
dan gaya hidup dari segmen pasarnya.
Perkembangan teknologi telah terbukti melibas banyak sektor terutama bagi mereka yang
tak berinovasi mengikuti perkembangan. Di sektor jasa keuangan seperti perbankan,
pergeseran dari generasi X ke generasi Y (milenial) bahkan generasi Z menjadi tantangan
yang harus dihadapi.
“Ada yang perlu diperhatikan perbankan hari ini,” kata Ketua Perhimpunan Bank Nasional
(Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo dalam acara peluncuran Indonesia Banking Expo 2017 di
Griya Perbanas (24/8). “Sekarang tengah ada dua generasi yang membutuhkan pendekatan
berbeda. Satunya generasi kita-kita ini (generasi X), dan generasi Milenial (Y) yang lebih
muda. Kalau kita kan terbiasa dengan cara-cara bank konvensional, sementara generasi
mereka bahkan enggak pernah pegang buku tabungan, karena terbiasa dengan e-money,”
tambahnya,
Perbedaan tabiat antar-generasi ini jadi tantangan penting yang harus dijawab perbankan
Indonesia. Jika perbankan Indonesia tidak meningkatkan kualitas dan kuantitas nya, maka
beberapa tahun kemudian tidak mustahil perbankan indonesia akan tertinggal jauh oleh
teknologi keuangan ini. Laba bersih perbankan Indonesia sepanjang semester I-2017
memang membaik dari periode sama tahun lalu. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menyebut angkanya mencapai Rp 65,7 triliun, atau tumbuh 20,28 persen. Pada semester I-
2016, labanya memang hanya tumbuh 7,43 persen.
Akan tetapi, sekarang fintech terus berkembang. Terutama di luar Indonesia. Bank di luar
juga sudah mulai mengimbangi. Di Indonesia sendiri harus diakui fintech belum terlalu
berkembang, hal ini disebabkan masih banyak bank yang belum bisa menghadapi
perubahan teknologi ini. Pertumbuhan fintech tak main-main. OJK mencatat, ada 135
fintech telah beroperasi hingga Desember tahun lalu. Jumlahnya meningkat pesat dari
hanya 51 fintech pada kuartal I-2016.
Salah satu faktor penyebab fintech tumbuh subur adalah kemudahan akses yang mereka
berikan. Go-Jek misalnya, mengeluarkan fitur dompet virtual bernama Go-Pay, yang bisa
membuat seseorang memesan beragam jasa hanya sejauh satu klik saja. Penggunanya
meroket hingga 25 juta orang pada tahun lalu, dan didominasi kalangan muda. Kemudahan-
kemudahan itu akhirnya membuat generasi milenial yang kini berumur 23-36 tahun, lebih
akrab dengan fintech ketimbang bank. Karakteristik mereka yang terbiasa dan akrab dengan
teknologi membuat adaptasi dengan fintech lebih cepat dan akrab. Fitur-fitur perbankan
konvensional mulai banyak ditinggalkan.
Saat ini, hanya 36 persen orang dewasa di Indonesia yang punya akun di institusi keuangan
yang formal. Sementara pertumbuhan pengguna internet lewat ponsel pintar meningkat
hingga 70 persen. Data yang sama juga menyebutkan besarnya jumlah kredit baru terhadap
GDP masih 34,77 persen. Angka ini merefleksikan betapa besarnya pasar fintech yang
terbuka. Apalagi ada 49 juta UMKM yang belum layak mendapat kucuran kredit perbankan.
Saat ini UMKM di Indonesia kebanyakan telah beralih lapak ke akun-akun online shop yang
telah tersedia seperti buka lapak, tokopedia, dan masih banyak lagi. Mereka tidak harus
mengeluarkan biaya yang besar, tetapi bisa mendapatkan keuntungan yang sama bahkan
lebih besar. Selain itu, akses yang ditawarkan lebih mudah dan terjangkau.
Kini, bank sudah tak bisa mengelak dari tuntutan zaman. Mau tak mau, bank harus ikut
berevolusi ke arah digital. Bahkan bank harus bersatu dengan fintech, sama-sama
membantu revolusi keuangan di era digital ini. Bank harus terus berusaha menyeimbangkan,
menyediakan produk-produk baru yang dekat dengan generasi milenial.
Keberadaan fintech bisa saja menjadi ancaman bagi bisnis perbankan, tetapi bisa juga
menjadi rekanan. Dengan adanya kecepatan pertumbuhan teknologi, kini dapat diprediksi
tren pada industri perbankan dalam 10 tahun mendatang. Regulasi lokal dan internasional
diperkirakan akan semakin ketat dalam mengatur keseluruhan aspek dari industri ini. Selain
itu, terjadi pergeseran ekspektasi pelanggan dan teknologi digital diperkirakan akan
menyebabkan perubahan besar serta memberikan profil konsumen industri perbankan yang
berbeda.
Big data, machine learning, dan crowdsourcing harus menjadi kekuatan utama dalam
manajemen resiko suatu perusahaan terutama dalam membantu mengidentifikasi dan
mengurangi munculnya risiko baru, seperti risiko akibat efek simultan dari pengaruh global
dan cycberattack. Selain itu, fungsi manajemen risiko perusahaan akan diperlukan untuk
memperbaiki mekanisme perusahaan dalam melakukan keputusan bisnis dalam semua
aspek, termasuk mewujudkan target cost saving dalam sistem operasi sebagai kekuatan
bersaing.
Oleh karena itu, fungsi manajemen resiko dalam bank tidak hanya dalam mengidentifikasi
dan mengurangi risiko, tetapi keputusan yang dihasilkan harus lebih stratejik dan turut
berkontribusi dalam mendukung bisnis dan organisasi, serta menjadikan perbankan lebih
siap dan adaptif dalam menghadapi peraturan baik lokal maupun internasional. Dan
perkembangan fintech dalam dunia perbankan harus terus ditingkatkan agar dapat
mengimbangi perkembangan yang terjadi di era globalisasi. [Khansa Amalia/STEI SEBI]
Sumber : http://www.depokpos.com/arsip/2018/05/industri-perbankan-di-era-globalisasi/
(Diunduh pada 26 Juli 2018, pukul 10.00 WIB)
Berdasarkan artikel berita tersebut, kerjakan soal di bawah ini dengan berdiskusi dalam
kelompok!
1. Identifikasikan dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan sosiokultural masyarakat
Indonesia (misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam
rumah tangga, penyalahgunaan narkoba dan hedonisme).
2. Analisislah dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan sosiokultural masyarakat
Indonesia (misalnya: perilaku koruptif, diskriminatif, pelanggaran HAM, kekerasan dalam
rumah tangga, penyalahgunaan narkoba dan hedonisme).
3. Rumuskan upaya pemecahan terhadap masalah-masalah yang muncul akibat adanya
globalisasi berdasarkan hasil analisis kelompok kalian.
3) KUNCI JAWABAN
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Dampak negatif yang mungkin muncul akibat globalisasi di bidang 1
ekonomi (perbankan):
Perilaku koruptif
Diskriminatif
Kekerasan dalam rumah tangga
Penyalahgunaan narkoba
Hedonisme
Konsumerisme
Cyber Crime
1. 2.
3. 4.
Kunci Jawaban : B
Pembahasan :
Gambar nomor 1 termasuk diskriminasi agama dimana agama Islam dianggap sebagai
agama teroris.
Gambar nomor 2 termasuk perilaku korupsi karena terdapat perilaku suap.
Gambar nomor 3 termasuk diskriminasi pendidikan karena ada pembedaan fasilitas
pendidikan.
Gambar nomor 4 termasuk pelanggaran HAM.
5. Bacalah artikel berikut ini dengan seksama.
Jusuf Kalla Imbau Kerajinan Tangan Lokal Dipasarkan Lewat Online
Wakil Presiden Jusuf Kalla didamping Ibu Negara Mufidah Kalla membuka pameran Jakarta
International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2018 di Assembly Hall JCC Senayan, Rabu
(25/4/2018).
Acara yang berlangsung selama lima hari, pada 25 -29 April ini mengusung tema "The
Lofftines of North Sumatera" dengan tema utama "Coloring the world" diikuti oleh 1.395
peserta dari seluruh pelosok tanah air terdiri dari perajin, pengusaha, produsen, dan
eksportir.
Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan kenapa pameran Inacraft ini menjadi penting,
karena ini menjadi hasil dari orang-orang rajin, kalau tidak rajin tidak bisa menghasilkan
karya yang baik, inacraft atau yang dikenal sebagai handycraft ini memberikan dampak yang
baik, karena mendorong perekonomian dan tentunya membuka lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.
“Itu artinya apa, kerajinan tangan memberikan dampak yang luas. Dan ini sebagian besar
dikerjakan pelaku usaha kecil. Dan kerajinan tangan ini dalam rangka menjaga budaya,
karena kerajinan ini berasal dari daerah setempat,” kata Jusuf Kalla.
Dikatakannya, dulu setiap acara orang-orang pakai jas sekarang hampir tidak ada lagi.
Bahkan kini setiap acara banyak orang memakai, Songket, Tenun, Batik dan inovasi batik itu
sendiri. Ini mengindikasikan hasil suatu karya yang dibuat oleh masyarakat banyak dapat
membuat ekonomi yang luas.
Kalla juga mengimbau para pelaku usaha kreatif harus bisa bersinergi dengan era digital saat
ini. Dimana kemajuan teknologi tidak dapat terelakkan lagi. Tentu kerajinan harus berubah
dengan e-commerce. Apa yang harus berubah? Antara lain standar, kualitas dan ukuran.
Pengusaha industri kerajinan industri kreatif agar terus memperhatikan produknya agar on
spec, sesuai dan spesifikasi yang dibutuhkan pembeli.
“Karena sekarang orang punya pilihan, nanti sebagian besar bisnis itu akan terjadi membeli
lewat internet dan katalog di internet. Kalau tak ada standar kualitas ukuran maka sulit
sekali masuk (sistem) e-commerce," sebut JK.
Dicontohkannya, Thailand merupakan negara yang berhasil meningkatkan kualitas dan
produk kerajinan sutranya. Salah satu caranya adalah dengan memasarkan produknya lewat
e-commerce. Banyak negara berhasil seperti itu.
Terlebih menurutnya, saat ini pelaku usaha mikro kecil, perajin dan kerajinan tangan
dihadapkan pada revolusi industri keempat, dimana tenaga kerja manusia dihadapkan
dengan sistem otomasi atau robot.
“Di era sekarang ini handycraft atau kerajinan tangan akan bersaing dengan robot.
Bagaimana dapat bersaing kalau tidak memiliki standar, kualitas dan ukuran yang bagus,”
tandasnya.
Sumber : http://www.industry.co.id/read/32019/jusuf-kalla-imbau-kerajinan-tangan-lokal-
dipasarkan-lewat-online
Diunduh pada tanggal 26 Juli 2018, pukul 15.00 WIB
Berdasarkan artikel di atas, analisislah tiga dampak negatif dari globalisasi di bidang ekonomi
tersebut! Berikan penjelasan!
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Konsumerisme. Karena dengan belanja online, masyarakat semakin 3
mudah cepat untuk mendapatkan suatu barang sehingga seringkali
mereka berbelanja secara berlebihan.
Cybercrime. Karena melalui penjualan secara online dapat
memunculkan penipuan-penipuan online.
Pengangguran. Karena penggunaan tenaga mesin atau robot dalam
proses produksi demi meningkatkan hasil produksi akan
menyebabkan pengangguran.
Sumber : https://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/18/06/27/paysyw349-
ternyata-banyak-orang-indonesia-tertipu-belanja-online
Diunduh pada tanggal 27 Juli 2018, pukul 11.00 WIB
KISI-KISI
RUBRIK PENILAIAN
Kriteria Skor Indikator
Kerja Keras 2 Mau bekerja keras dalam mengerjakan tugas
1 Kurang mau bekerja keras dalam mengerjakan tugas
Validitas 2 Sumber literatur bersifat ilmiah (laporan penelitian, jurnal,
Sumber tesis)
Literatur 1 Sumber literatur tidak bersifat ilmiah (blog, opini)
Ketepatan 2 Informasi yang diperoleh sesuai dengan materi
Materi 1 Informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan materi
Kerja Sama 2 Mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok
1 Kurang mampu bekerja sama dalam kelompok
Komunikasi 2 Mampu berkomunikasi dengan baik dan sopan di dalam
kelompok maupun antar kelompok
1 Kurang mampu berkomunikasi dengan baik dan sopan di dalam
kelompok maupun antar kelompok
Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)
RUBRIK PENILAIAN
Kriteria Skor Indikator
Tahap 2 Peserta didik terampil dalam membuat perencanaan dan
Persiapan kreatif dalam mengembangkan ide
1 Peserta didik kurang terampil dalam membuat perencanaan
dan kreatif dalam mengembangkan ide
Tahap 2 Peserta didik terampil dalam menyusun powerpoint
Produksi 1 Peserta didik kurang terampil dalam menyusun powerpoint
Tahap Akhir 2 Powerpoint yang disusun mempunyai estetika tinggi
(perpaduan warna, keserasian, keterbacaan dan penggunaan
animasi)
1 Powerpoint yang disusun kurang mempunyai estetika tinggi
(perpaduan warna, keserasian, keterbacaan dan penggunaan
animasi)
Kerjasama 2 Anggota kelompok mempunyai kekompakan dalam
bekerjasama, pembagian tugas dilakukan secara merata
1 Anggota kelompok tidak mempunyai kekompakan dalam
bekerjasama, pembagian tugas tidak dilakukan secara merata
Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)
RUBRIK PENILAIAN
Kriteria Skor Indikator
Pelaksanaan 2 Memulai presentasi dengan menyapa, menggunakan bahasa
Presentasi yang benar dan jelas
1 Memulai presentasi tidak menyapa, menggunakan bahasa yang
kurang benar dan jelas
Penyajian 2 Menyajikan materi dengan jelas, lengkap, terstruktur dan
Materi menggunakan bahasa yang benar
1 Menyajikan materi dengan kurang jelas, lengkap, terstruktur
dan menggunakan bahasa yang kurang benar
Kerja Sama 2 Bekerja sama dengan baik dalam menyampaikan materi
maupun ketika menjawab pertanyaan dari audien
1 Kurang bisa bekerja sama dalam menyampaikan materi
maupun ketika menjawab pertanyaan dari audien
Kesimpulan 2 Menyimpulkan materi dengan jelas dan mencakup semua
Materi pertanyaan
1 Menyimpulkan materi dengan kurang jelas dan tidak mencakup
semua pertanyaan
Penutup 2 Menutup presentasi dengan bahasa yang baik, benar dan jelas
Presentasi 1 Menutup presentasi dengan bahasa yang kurang baik, kurang
benar dan tidak jelas
Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)