I. INFORMASI UMUM
IDENTITAS
Nama Madrasah MAS Annajah
Nama Penyusun Arik Bestari Primawati
Mata Pelajaran Sosiologi
Fase/Kelas E/X
Semester Gasal
Pokok Bahasan Pembentukan Identitas Diri Melalui Sosialisasi
Alokasi Waktu 4 JP (45 x 4)
Kompetensi Awal Mengenali dan mengidentifikasi identitas diri dalam
masyarakat. Secara individual atau berkelompok melaporkan
hasil penelitian sederhana mengenai identitas diri secara
kreatif dalam pergaulan di masyarakat. Keberagaman
merupakan suatu realitas sosial yang dialami semua
masyarakat di dunia ini. Keberagaman sendiri dipahami
sebagai suatu pengakuan bahwa masyarakat itu beragam dan
majemuk. Suatu keberagaman itu bisa saja mendatangkan
suatu manfaat yang besar, tapi tidak menutup kemungkinan
dapat memicu konflik yang dapat merugikan masyarakat jika
tidak dikelola dengan baik. Dalam rangka menjaga
keharmonisan dalam masyarakat yang beragam, diperlukan
suatu upaya penanaman kesadaran berupa sikap toleransi,
prinsip kesetaraan, dan memandang perbedaan sebagai
anugerah Tuhan.
Profil Pembelajar Pancasila Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan Berahlak Mulia : siswa mampu
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman terkait identitasnya sebagai
individu yang bertakwa tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari
Mandiri : siswa memiliki kesadaran akan diri dan situasi
yang dihadapi sesuai dengan perannya dalam masyarakat
Bernalar kritis : siswa dapat membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Berkeadaban (ta’addub) :
Siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menjunjung tinggi akhlak mulia
Lurus dan tegas (I’tidal) :
Siswa melaksanakan kewajiban dan hak secara
proporsional
Kesetaraan (musawah) :
Siswa tidak berisikap diskriminatif terhadap yang lain
dalam hal perbedaan keyakinan, tradisi, asal-usul
Sarana dan Prasarana LCD proyektor,
Laptop
Tayangan slide Power Point (PPT) yang telah disiapkan,
Jaringan Internet
Buku Panduan Sosiologi,
Target Peserta Didik Peserta didik dengan kecepatan belajar tinggi
Peserta didik umum
Peserta didik dengan kecepatan belajar rendah
Model Pembelajaran Blended learning melalui model pembelajaran dengan
menggunakan Project Based Learning (PBL) terintegrasi
pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional
Learning (SEL).
II. KOMPONEN INTI
1. Tujuan Pembelajaran
Domain CP:
Peserta didik mampu mempraktikkan pengetahuan sosiologi untuk mengenali identitas diri dan
lingkungan sosial sekitarnya yang beragam sehingga mampu berperilaku sesuai dengan
lingkungan sosial budaya masyarakatnya
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengenali dan mengidentifikasi identitas diri dalam masyarakat.
2. Secara individual atau berkelompok melaporkan hasil penelitian sederhana mengenai identitas
diri secara kreatif dalam pergaulan di masyarakat.
2. Asesmen
a. Diagnostik :
Apa Identitas diri kalian di sekolah?
Apa yang menjadi alasan kalian untuk sekolah disini?
Sebagai makhluk sosial, dentitas apa saja yang kalian miliki?
Jelaskan pengertian keberagaman!
Berikan contoh keberagaman di Indonesia minimal 3!
Jelaskan upaya apa yang dapat kamu dilakukan untuk membangun masyarakat Indonesia
yang multikultural!
b. Formatif :
Tertulis :
Mengerjakan LKPD
Menceritakan secara jujur apa yang dipahami dan tidak dipahami tentang materi yang
disajikan beserta alasannya.
Tidak tertulis :
Keberanian dalam mengemukakan pendapat saat diskusi atau tanya jawab
Menghargai perbedaan kelompok
Bertanggung jawab mengerjakan dan menyelesaikan tugas mandiri
c. Sumatif :
Apakah yang dimaksud dengan identitas diri? Bagaimana proses identitas diri
terbentuk!
Apa pendapat Anda apabila dalam suatu masyarakat yang heterogen terdapat beberapa
warga yang cenderung bersikap intoleran terhadap perbedaan? Apa kaitannya dengan
hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial? Jelaskan!
3. Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat mempresentasikan laporan dengan menggunakan berbagai media tentang
identitas sosial di lingkungan sekitar.
Peserta didik berkreasi (misalnya stiker, poster, foto, dll) untuk mengampanyekan sikap
toleransi dalam menyikapi keragaman identitas individu.
Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai: Hal baru yang telah mereka pelajari
dan hal menarik yang telah dipelajari selama proses kegiatan baik materi maupun proses
investigasi mereka.
Peserta Didik dapat menjelaskan tentang pentingnya toleransi dalam menyikapi keragaman
identitas.
Mampu memberikan tanggapan (feedback) dari kegiatan diskusi yang terkait dengan
keragaman identitas dan interaksi sosial.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan
4. Pertanyaan Pemantik
Menurut kalian apakah yang membedakan manusia satu dengan manusia yang lain?
Menurut kalian apakah manusia dapat melakukan segala hal ini tanpa membutuhkan orang lain?
Menurut kalian apakah yang dimaksud dengan identitas diri dan identitas sosial?
5. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan
menyampaikan penilaian hasil pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter
Pendahuluan yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2)
Mandiri, 3) Bernalar kritis, 4) Kreatif, 5) Bergotong royong, dan
6) Berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria
standar kelulusan dalam satuan pendidikan.
Guru memberikan deskripsi singkat tentang materi identitas diri,
siswa menyimak, memahami dan menanggapi secara kritis.
Guru memberikan stimulus berupa beberapa gambar tentang
identitas diri
Siswa secara mandiri melakukan analisis untuk penguatan
pemahaman konsep dan identifikasi faktor terjadi identitas diri
sesuai dengan konteks pada gambar.
Siswa membuat catatan kritis tentang temuan-temuan terkait
Kegiatan Inti konteks masalah dalam bentuk sintesis konsep identitas diri dan
teori-teori pendukung tarjadinya identitas diri.
Siswa menyusun jawaban pada lembar kerja mandiri, dan
menunjukan hasil kerja mandiri melalui berbagai media yang
relevan.
Siswa menyampaikan secara lisan hasil temuannya
secara bergantian dan diambil secara acak.
Guru membuat catatan kritis terhadap jalannya pembelajaran dan
berbagai argumentasi dari siswa serta memberikan umpan balik.
Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa
kesimpulan pada suatu materi yang sedang di kaji dan di amati.
Siswa dapat membuat pertanyaan tentang materi pembelajaran
yang sedang di kaji dan di amati untuk dilakukan tindak lanjut
pendalaman.
Penutup
Guru dan Siswa menarik sebuah kesimpulan tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran, baik secara
konten, konteks dan proses pembelajaranGuru mengakhiri
kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.
Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai:
Refleksi Peserta Didik dan - Hal baru yang telah mereka pelajari.
Pendidik - Hal menarik yang telah dipelajari selama proses kegiatan baik
materi maupun proses investigasi mereka.
Pertemuan ke-2
Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan
menyampaikan penilaian hasil pembelajaran
Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter
Pendahuluan yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2)
Mandiri, 3) Bernalar kritis, 4) Kreatif, 5) Bergotong royong, dan
6) Berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria
standar kelulusan dalam satuan pendidikan.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang meliputi;
penjelasan singkat materi, analisis gambar/artikel/video
tentang status dan peran untuk pendalaman pemahaman dan
analisis konsep pada materi.
Guru memberikan deskripsi singkat tentang materi identitas
diri, siswa menyimak, memahami dan menanggapi secara
kritis.
Guru memberikan stimulus berupa beberapa gambar tentang
status dan peran
Siswa secara mandiri melakukan analisis untuk penguatan
pemahaman konsep status dan peran
Siswa membuat catatan kritis tentang temuan-temuan terkait
konteks masalah dalam bentuk sintesis konsep status dan
peran
Siswa menyusun jawaban pada lembar kerja mandiri, dan
menunjukan hasil kerja mandiri melalui berbagai media yang
relevan.
Siswa menyampaikan secara lisan hasil temuannya
secara bergantian dan diambil secara acak.
Guru membuat catatan kritis terhadap jalannya pembelajaran
dan berbagai argumentasi dari siswa serta memberikan
umpan balik.
Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa
kesimpulan pada suatu materi yang sedang di kaji dan di
amati.
Siswa dapat membuat pertanyaan tentang materi pembelajaran
Penutup yang sedang di kaji dan di amati untuk dilakukan tindak lanjut
pendalaman.
Guru dan Siswa menarik sebuah kesimpulan tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran, baik
secara konten, konteks dan proses pembelajaran.
Peserta didik mempresentasikan laporan dengan
menggunakan berbagai media.
Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai:
- Hal baru yang telah mereka pelajari.
- Hal menarik yang telah dipelajari selama proses kegiatan baik
materi maupun proses investigasi mereka.
Refleksi Peserta Didik dan
Guru memandu kegiatan diskusi atau presentasi peserta didik
Pendidik
mengenai kelahiran dan perkembangan sosiologi.
Guru memberikan feedback/ ulasan tentang presentasi peserta
didik bahwa kelahiran dan perkembangan sosiologi lahir dari
berbagai masalah akibat perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat. Hal ini juga dikaitkan dengan perkembangan
sosiologi konteks masyarakat Indonesia.
III. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Pengayaan dan Remedial
3. Bahan Bacaan Pendidik dan Peserta Didik
4. Glosarium
5. Daftar Pustaka
Jakarta, ……………………….2023
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
Aksi lanjutan: kalian dapat membuat kampanye tentang toleransi atas keragaman identitas sebagai
aksi untuk mengurangi bullying (perundungan), body shaming (perundungan fisik) dan lain
sebagainya melalui film poster, stiker di media social.
https://asset.kompas.com/crops/-pYnYf46vNl-_cO861vprBkG7BU=/0x0:0x0/750x500/data/photo/
2016/08/02/0929541reBPK-Penabur-2p.jpg
https://d18nu206jtfjv5.cloudfront.net/wp-content/uploads/2020/05/photo_2020-05-27_14-57-08.jpg
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Apa yang kalian pikirkan mengenai kedua gambar tersebut?
2. Identitas diri apa yang terdapat pada kedua gambar tersebut?
2 Marcia
5 Jenkis
6 Wendt
7 Taylor
Total
Keterangan:
Skor 1-4 dimana 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Baik, dan 4. Sangat Baik
Nilai : (Bobot x skor) x 25
Skor maksimal : 100
Skor minimal : 25
Penilaian Total Penilaian Kerja Mandiri = (Nilai konteks gambar + Nilai Tabel) : 2
Proses Asesmen
Guru melakukan pengamatan proses pembelajaran berlangsung dengan melihat tingkat partisipasi
siswa
Guru mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui tingkat ketercapaian pemahaman materi
pembelajaran sebelum pembelajaran berakhir
Guru mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk mengetahui tingkat ketercapaian pemahaman
materi pembelajaran di akhir pemberian materi
LAMPIRAN 2
REMEDIAL DAN PENGAYAAN
Pengayaan
Carilah jurnal penelitian tentang menganalisis keragaman identitas di lingkungan sekitar!
Buka kembali teori sosiologi dan berikan ulasanmu apakah teori tersebut masih relevan atau
tidak di era sekarang.
Carilah artikel berita dan analisilah bagaimana masalah sosial dilihat dari perspektif struktural
fungsional dan perspektif konflik tersebut!
Remedial
Mengerjakan kembali soal di atas.
Prinsip dari remedial adalah memberikan kesempatan peserta didik memperbaiki proses belajar
yang belum tercapai. Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) pembelajaran remedial adalah
proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan perbaikan yang terencana, sehingga diharapkan dapat
membantu ketuntasan belajar peserta didik. Remedial terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu;
faktor peserta didik yang terkait dengan kompleksitas masalah maupun kebutuhan peserta didik
(terutama untuk peserta didik berkebutuhan khusus), faktor penyampaian materi yang belum
optimal maupun faktor daya dukung dari sekolah dan orang tua. Beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan guru dalam remedial adalah:
Adaptif: menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, misalnya guru menggunakan
berbagai media untuk menfasilitasi kebutuhan pesertadidik.
Interaktif: guru melibatkan teman sebaya, orang tua, konselor sekolah untuk mendukung
peserta didik agar mencapai ketercapaian belajar secara optimal.
Fleksibel: guru meluangkan waktu secara fleksibel untuk mendukung ketercapaian peserta
didik.
LAMPIRAN 3
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Adapun aspek identitas diri menurut Marcia (1966) mencakup 4 konsep status identitas di antaranya,
1. Achievement Identity. Seorang individu dikatakan telah memiliki identitas, jika dirinya telah
mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan baik. Justru dengan
adanya krisis akan mendorong dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya
dengan baik. Walaupun kenyataannya ia harus mengalami kegagalan, tetapi bukanlah akhir dari upaya
untuk mewujudkan protes dirinya.
2. Foreclosure Identity. Identitas itu ditandai dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia memiliki
komitmen atau tekad. Sehingga individu sering kali berangan ‐angan tentang apa yang ingin dicapai
dalam hidupnya, tetapi sering kali tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya. Akibatnya, ketika
individu dihadapkan pada masalah realitas, tidak mampu menghadapi dengan baik. Bahkan kadang‐
kadang melakukan mekanisme pertahanan diri seperti; rasionalisasi, regresi pembentukan reaksi dan
sebagainya.
3. Moratorium Identity. Identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak memiliki kemauan kuat
(tekad) untuk menyelesaikannya masalah krisis tersebut. Ada dua kemungkinan tipe individu ini di
antaranya, individu yang menyadari adanya suatu krisis yang harus diselesaikan, tetapi ia tidak mau
menyelesaikannya. Orang yang memang tidak menyadari tugasnya, namun juga tidak memiliki
komitmen.
4. Diffusion Identity. Orang tipe ini, yaitu orang mengalami kebingungan dalam mencapai identitas. Ia
tidak memiliki krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk menyelesaikannya (Marcia, 1966).
Status Sosial
Status sosial atau kedudukan merupakan posisi seseorang secara umum dimasyarakat dalam
hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-
hak, dan kewajibannya. Secara abstrak, status/kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola
tertentu. Bahkan seseorang bisa mempunyai beberapa status/kedudukan karena memiliki beberapa
pola kehidupan. Contohnya, Pak Joko mempunyai kedudukan sebagai kepala sekolah, pak RT,
anggota majelis pengajian, dan ayah dari anak-anaknya.
Menurut Ralph Linton, ada tiga macam cara memperoleh status, yaitu :
1. Ascribed status, merupakan ststus seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa memperhatikan
perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut bisa diperoleh sejak lahir. Contoh, anak yang
lahir dari keluarga bangsawan dengan sendirinya langsung memperoleh status bangsawan.
2. Achieved status, merupakan status yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Status ini diperoleh atas dasar kemampuan individu dalam mencapai tujuan-tujuannya. Status ini
bersifat terbuka bagi siapa saja. Contoh, setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses asalkan
mempunyai kemampuan untuk mencapainya.
3. Assigned status, merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. Assigned status
mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status, suatu kelompok atau golongan
memberikan status yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa. Status ini diberikan karena
orang tersebut telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Contohnya, gelar pahlawan, siswa teladan, penghargaan kalpataru dan pemberian jasa
lainnya.
Beragam status yang dimiliki seseorang bisa mempunyai pertentangan atau konflik (status conflict).
Konflik status adalah konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat aadnya beberapa status yang
dimilikinya yang saling bertentangan. Contohnya, Pak Amir adalah seorang anggota polantas. Pada
saat razia di jalan, ternyata Andi, anaknya, ikut terjaring razia. Pak Amir bingung harus memilih
status mana yang harus ia lakukan, apakah seorang polantas ataukah seorang ayah.
Peran Sosial
Peranan sosial merupakan aspek yang timbul dari status/kedudukan. Peranan adalah perilaku yang
diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya.
Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena peranan selalu melekat sesuai dengan status yang
diembannya. Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena berfungsi untuk mengatur
perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku
orang disekitarnya.
- Konflik Peran
Jika seseorang dalam waktu bersamaan mempunyai status yang harus dipilih sehingga
mengakibatkan konflik status, maka dalam peranan pun demikian. Konfilk peranan adalah suatu
peranan yang harus dilakukan seseorang dalam waktu bersamaan, dalam hal ini peranan-peranan
yang terdapat dalam satu status. Contoh, Pak Lurah sedang menghadiri rapat penting dengan
perangkat desa, pada waktu bersamaan di ujung desa ada konflik antar warga. Saat itu terjadi
konflik peranan yang dialami pak lurah, apakah ia melanjutkan rapat penting tersebut ataukah
melerai warga yang bertikai.
Sosialisasi
Diakui atau tidak setiap kegiatan yang kita lakukan dengan lingkungan sosial sekitar dan melakukan
komunikasi dapat dikatakan sebagai sosialisasi. Proses ini dilakukan dengan tujuan mengenali
lingkungan dan mencari tahu posisi diri yang paling tepat di lingkungan masyarakat. Bahkan untuk
pembagian peran merupakan hasil dari proses sosialisasi. Disisi lain, agar seseorang atau kelompok
berperilaku yang dianggap sesuai dengan harapan masyarakat perlu dilakukan proses pengenalan atas
arti nilai dan norma sosial. Proses pengenalan nilai dan norma menunjukkan terjadinya sosialisasi.
Sosialisasi ini bisa dalam cara langsung dan tidak langsung.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang dialami seseorang atau kelompok untuk belajar mengenali
serta menghayati pola perilaku, sistem sosial terkait nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat,
tujuannya dengan sosialisasi yang terbentuk individu dapat berkembang menjadi pribadi yang diterima
oleh masyarakat.
Tahapan Sosialisasi
Adapun proses yang terjadi pada sosialisasi yang dilakukan oleh seseorang melalui beberapa tahapan.
Antara lain;
1. Persiapan (Preparatory Stage)
Tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang din sendiri. Pada tahap ini anak mulai
melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.
2. Meniru (Play Stage)
Play stage merupakan tahap sosialisasi yang terjadi pada seoarang anak untuk dapat menjiplak
secara keseluruhan mengenai berbagai perilaku yang dilakukan oleh orang dewasa.
3. Pada tahap proses sosialisasi meniru ini anak diharpkan menyadari tentang keberadaan dirinya dan
juga keberadaan mengenai orang-orang terdekatnya, selain itu juga anak dalam proses sosialiasasi
ini diharapkan dapat memahami peran-peran yang di dapatkannya.
4. Siap Bertindak (Game Stage)
Pada proses sosialisasi ini seorang anak melakukan peningkatan satu tahap, artinya anak mulai
menyadari tentang peran yang ada di dalam keluarga dan lingkungan masyaraktnya. Anak juga
diharan mampu mengakui tentang peraturan yang berlaku dalam Masyarakat
5. Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage)
Pada proses sosialisasi ini, seorang anak sudah sangat diharpkan mampu mencapai pada tahap
pendewasaan dan mengakui kehidupan lingkungan masyarakat yang sangat jelas. Anak juga
diharpkan untuk mampu memahami peran yang ada untuk dirinya dalam masyarakat
Tujuan Sosialisasi
Tujuan sosialisasi dalam masyarakat, antara lain;
- Memberikan wawasan yang memiliki keterkaitan dengan segala bentuk nilai dan juga norma
dalam masyarakat, yang sehingga tujuan ini bisa diaplikasikan dalam kegiatan sehari-harinya.
- Membantu setiap individu untuk bisa beradaptasi dengan Iingkungan sekitar.
- Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus.
- Mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
- Menciptakan integrasi masyarakat.
Bentuk Sosialisasi
Sosialisasi yang terjadi dalam masyarakat bisa terwujud dalam beberapa macam. Antara lain;
- Sosialisasi primer
merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima individu dalam Iingkungan keluarga.
- Sosialisasi sekunder
merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah, Iingkungan bermain, Iingkungan
kerja, dan interaksi melalui media massa.
- Sosialisasi represif
adalah salah satu bentuk yang ada dalam sosialisasi, sosialisasi ini memiliki tujuan untuk
meminimalisir terjadinya perilaku-prilaku yang menyimpang dalam masyarakat. Sosialisasi
represif sangat berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan juga pemberian hukuman
(punishment).
- Sosialisasi partisipatoris
adalah bentuk sosialisasi yang dilakukan untuk lebih mendahulukan peran aktif yang ada dalam
objek sosialisasi , peran aktif ini dalam bentuk-bentuk intemajisasi niiai dan norma.
Rasional Afektif Suatu tindakan yang sebagian besar tindakan dikuasai oleh
perasaan ataupun emosi, pertimbangan yang matang.
Rasionalitas nilai Tindakan ini punya sifat rasional yang memperhitungkan manfaat
apa yang akan diperoleh.
Rasionalitas Tradisional Tindakan ini dilakukan berdasarkan kebiasaan yang sudah berlaku
dalam masyarakat sejak dulu kala.
Tindakan sosial merupakan serangkaian kelakuan yang dijalani oleh individu atau
kelompok berdasarkan peranan nilai dan norma sosial yang
berlaku dalam sebuah masyarakat.
1 BSE Buku Guru Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPS_BS_Kelas_X_Rev.pdf
2 BSE Buku Siswa Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPA-BS-KLS_X_Rev.pdf
3 Sumber MateriTambahan
https://repositori.kemdikbud.go.id/21973/1/X_Sosiologi_KD-3.1_FINAL.pdf