Anda di halaman 1dari 48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 1 SETU


Mata pelajaran : Antropologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Penggolongan Sosial Berdasarkan Etnik
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Dalam pembelajaran
ini, peserta didik diharapkan menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif.

KI 3 : Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar KI 3 Kompetensi Dasar KI4


3.2 Mendeskripsikan penggolongan 4.2 Melakukan kajian lapangan, kajian literatur, dan
sosial dalam masyarakat Indonesia berdiskusi untuk mendeskripsikan penggolongan
berdasarkan kriteria tertentu sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan
(misalnya: agama, etnik, gender, kriteria tertentu (misalnya: agama, etnik, gender,
pekerjaan, desa-kota) dalam rangka pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari
menyadari bahwa masyarakat bahwa masyarakat Indonesia beraneka ragam
Indonesia beraneka ragam

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1 Mendeskripsikan penggolongan 4.2.1 Mengkaji literature untuk menjelaskan
social dalam masyarakat pengertian penggolongan sosial :
Indonesiaberdasarkan etnik/suku diferensiasi sosial dan stratifikasi social
bangsa dalam rangka menyadari 4.2.2 Mengkaji literature untuk menemukan
bahwa masyarakat Indonesia makna dan kriteria penggolongan
beraneka ragam masyarakat
3.2.2 Membandingkan kesamaan dan berdasarkan etnik dalam rangka menyadari
perbedaan etnik yang satu dengan bahwa masyarakat Indonesia beraneka
etnik yang lain dalam masyarakat ragam
Indonesia
3.2.3 Menganalisis untuk menemukan
perbedaan dan kesamaan antar 4.2.3 Mendiskusikan hasil temuan tentang
etnik dalam masyarakat perbedaan dan kesamaan antar etnik di
Indonesia Indonesia dalam rangka pembentukan sikap
3.2.4 Memprediksi dampak positif dan
negatif dari penggolongan sosial 4.2.4 Mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan
dalam masyarakat Indonesia yang akan muncul akibat perbedaan antar
berdasarkan kriteria etnik dalam etnik dalam masyarakat Indonesia
rangka menyadari bahwa 4.2.5 Mengusulkan jalan keluar untuk mengatasi
masyarakat Indonesia beraneka konflik dan mencatat hasil diskusi kelompok
ragam pada selembar kertas
3.2.5 Menganalisis konsekwensi yang 4.2.6 Mengkomunikasikan hasil temuan
muncul akibat adanya kelompok
penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria etnik dalam
rangka menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka
ragam
3.2.6 Memberi solusi akhibat adanya
penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria etnik dalam
rangka menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka
ragam

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian penggolongan sosial : diferensiasi sosial dan stratifikasi social
2. Mendeskripsikan penggolongan social dalam masyarakat Indonesia (misalnya: agama, etnik,
gender, pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam
3. Membandingkan, menganalisis untuk menemukan perbedaan dan kesamaan antar etnik
dalam masyarakat Indonesia
4. Menganalisis dan memprediksi dampak positif dan negative dari penggolongan sosial
dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: agama, etnik, gender,
pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
5. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan solusia terhadap persoalan-persoalan
yang muncul akhibat perbedaan-perbedaan
6. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan cara memelihara dan meningkatkan
kerjasama, toleransi, kepedulian Memberi solusi akhibat adanya penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: agama, etnik, gender,
pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
7. Meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dan bekerjasama dalam rangka kegiatan
ilmiah.
8. Menumbuhkan kesadaran dan sikap saling menghargai, menghormati, dan membangun
sikap toleransi, peduli pada sesama dan lingkungan dalam rangka keberagaman masyarakat
Indonesia.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengelompokan Masyarakat Indonesia berdasarkan Kriteria Etnik
2. Persamaan dan Perbedaan Etnik/Suku Bangsa di Indonesia
3. Pengaruh Penggolongan Masyarakat Indonesia
4. Manfaat Keberagaman Suku dan Budaya di Indonesia
5. Contoh Keberagaman Budaya Lokal di Masyarakat Setempat

E. Model dan Metode Pembelajaran


Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok dan presentasi

F. Media Pembelajaran
Media/Alat: Papan tulis, spidol, gambar, kertas, laptop, LCD.
G. Sumber BelajarSumber Belajar:
1. Buku Antropologi/Sosiologi SMA
2. Internet
3. Buku/ sumber lain yang relevan.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1 (3 ×45 menit)


Pendahuluan ( 20 menit)
1. Memberi salam
2. Menanyakan kehadiran peserta didik
3. Memotivasi tentang kontrak belajar dan mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
4. Mengingatkan siswa tentang kompetensi sebelumnya tentang penggolongan social dalam
masyarakat.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelumnya dan menghubungkannya dengan tujuan
pembelajaran hari ini: Siswa mampu mengidentifikasi dampak positif dan negative dari
penggolongan sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria etnik/suku
bangsa.
6. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran: Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok, masing-masing 3 s/d 5 orang.
7. Menyampaikan sikap yang perlu ditumbuhkan dalam proses pembelajaran ini: Komunikasi
yang santun, kerjasama, disiplin, terbuka dalam mengemukakan pendapat, saling
menghormati dan peduli satu sama lain.
8. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi penggolongan sosial dalam masyarakat di Indonesia

Kegiatan Inti (100 menit)


1. Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tempat duduk dengan
mempertimbangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi peserta dalam berdiskusi
dan menyampaikan hasil diskusi dalam presentasi. Kelompok kerja terdiri dari 3-5 orang.
2. Peserta didik memilih nama kelompok berdasarkan salah satu nilai yang dibutuhkan
dalam rangka mempersatukan kelompok masyarakat yang berbeda karena etnik/suku
bangsa.
Sintaks 1 : Memberikan Stimulus
3. Guru membagikan kertas yang berisi gambar-gambar sekelompok orang dari suku dan
pakaian adat tertentu dari beberapa suku bangsa di Indonesia. (Suku Aceh sampai Suku
Asmat di Papua, lihat lampiran).
Sintaks 2 : Mengidentifikasi Masalah
4. Peserta didik mengamati gambar dan membandingkan gambar suku yang satu dengan
suku yang lain untuk menemukan perbedaan kesamaan suku yang satu dengan suku yang
lain.
Sintaks 3 : Mengumpulkan Data
5. Peserta didik mengkaji literatur dan berdiskusi untuk menemukan perbedaan dan
kesamaan antar suku di Indonesia.
 Keterampilan untuk bekerja sama dan berkomunikasi
 Literasi dalam pembelajaran ketika siswa mampu memahami konsep dan
mengaitkan gambar dengan konsep
Sintaks 4 : Mengolah Data
6. Peserta didik menganalisis untuk memprediksi hal-hal positif dan negatif apa yang dapat
muncul akibat dari perbedaan dan kesamaan antar etnik/suku bangsa Indonesia.

 Keterampilan untuk bekerja sama, kreatif dan berpikir kritis


 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk mengelompokkan gambar
berdasarkan kriteria penggolongan sosial (HOTS)

7. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan solusi mengatasi masalah
yang muncul akibat perbedaan dan menemukan cara untuk memelihara persatuan antara
anggora masyarakat yang berbeda suku bangsa tetapi tetap bersatu dalam tangka NKRI.

 Keterampilan untuk bekerja sama, berkomunikasi dan berpikir kritis


 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk menyimpulkan penggolongan sosial
di Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (HOTS)
 Peserta didik secara kreatif menemukan solusi atas masalah dan menciptakan
cara memelihara persatuan antar suku bangsa.
 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu menyimpulkan
penggolongan sosial di Indonesia
8. Peserta didik menuliskan hasil diskusi untuk mengomunikasikannya dalam pertemuan
berikut.
 Keterampilan untuk membuat laporan
hasil temuan

9. Guru mengumpulkan hasil kerja kelompok.


Penutup (15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk mengungkapkan
pengalaman belajarnya dan menyimpulkan tentang pengertian penggolongan sosial di
Indonesia, dampak dan solusinya.
2. Guru memberikan apresiasi atas pengalaman belajar siswa
3. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu
mememferifikasi hasil temuan kelompok.
4. Memberi salam.

Pertemuan Ke-2 (3 ×45 menit)


Pendahuluan ( 15 menit)
1. Memberi salam
2. Menanyakan kehadiran peserta didik
3. Memotivasi dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
4. Mengingatkan aktivitas pada pertemuan sebelumnya yaitu diskusi tentang konsep
penggolongan sosial, pengelompokan berdasarkan kriteria etnik/suku, dampak positif dan
negative yang ditimbulkan.
5. Menyampaikan proses pembelajaran hari ini: Presentasi hasil kerja kelompok, verifikasi
hasil temuan kelompok dan penilaiannya.

Kegiatan Inti (100 menit)


1. Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tempat duduk sesuai dengan
pertemuan sebelumnya
2. Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok secara bergilir untuk
melaporkan hasil temuan.

 Keterampilan berpikir kritis dan


berkomunikasi

Sintaks 5 : Memverifikasi
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil. Pada akhir prresentasi kelompok diberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya untuk memverifikasi hasil temuan.

 Keterampilan untuk berkomunikasi dan berpikir kritis


 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk menilai/mengkritik hasil kerja antar
kelompok (HOTS)
 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu mengevaluasi hasil
kerja kelompok lain

4. Guru memberi apresiasi kepada masing-masing kelompok dan menggarisbawahi dan


menginventarisir masing-masing unsur positif dan negatif hasil temuan kelompok.

 Keterampilan untuk berkomunikasi, bekerja sama dan berpikir kritis


Sintaks 6 : Menyimpulkan
5. Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk menyimpulkan hasil temuan
bersama.

 Keterampilan untuk berkomunikasi dan berpikir kritis


 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu memahami,
menyimpulkan dan menyadari bahwa masyarakat di Indonesia
beranekaragam

Penutup (15 menit)


1. Guru memberikan kesempatan beberapa peserta didik untuk mengungkapkan
pengalaman belajarnya dan menyimpulkan tentang konsep penggolongan sosial di
Indonesia serta kriteria penggolongan sosial
2. Guru memberikan apresiasi atas pengalaman belajar siswa
3. Guru memberikan penguatan materi tentang penggolongan sosial di Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu: Etnik/suku bangsa.
4. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuan berikutnya yaitu tentang suku bangsa di Indonesia.
5. Memberi salam.

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan, test tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
2. Instrumen Penilaian (terlampir)

Catatan Kepala Sekolah


.........................................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................................................
Lampiran 1:
Materi Pertemuan
1. Penggolongan Masyarakat Indonesia berdasarkan Kriteria Tertentu

a. Definisi penggolongan sosial:


Penggolongan sosial adalah pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar, di mana
walaupun berbeda-beda tetapi tingkatannya sama antar semua orang.
b. Definisi keanekaragaman
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis seperti
halnyabinatang atau tumbuhan.Manusia sebagai makhluk Tuhan tetaplah berjenis satu.Keragaman
manusia yang dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.Perbedaan itu ada karena
manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan
hidup.Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan
hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan., misalnya dalam ras, suku, agama, budaya,
ekonomi, status sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan lain-lain. Hal yang demikian kita
katakana sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.
c. Etnis atau Suku bangsa:
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan
hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinunitas dan rasa identitas yang
mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
Menurut Narral mendefinisikan etnis adalah sejumlah orang atau penduduk yang memiliki
ciri-ciri (a) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan (b) mempunyai nilai-nilai
budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya (c) membentuk
jaringan komunikasi dan interaksi sendiri (d) menentukan u kelompoknya yang diterima oleh dan
dapat dibedakan dari kelompok lain.
Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang
besar.Mengenai jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia telah dikemukakan oleh para ahli.Esser,
Berg dan Sutan Takdir Alisyahbana memperkirakan ada 200-250 suku bangsa.MA, Jaspan
mengemukakan ada 366 suku bangsa.Koentjaraningrat memperkirakan ada 195 suku
bangsa.Hildred Geertz menyatakan lebih dari 300 suku bangsa dengan identitas budayanya
sendiri.William G. Skinner memperkirakan ada 35 suku bangsa dalam arti lingkungan hukum adat.
Di Indonesia, istilah kelompok etnis dapat disamaartikan dengan suku bangsa, di samping
ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnis. Misal : golongan etnis Tionghoa.Suku yang
berkembang di Indonesia ada yang memiliki tingkat peradaban yang telah maju dan mampu
berbaur dengan suku bangsa lain. Di samping itu juga masih dijumpai suku bangsa atau masyarakat
terasing.Masyarkat terasing merupakan suku bangsa yang terisolasi dan masih hidup dari berburu,
meramu atau berladang padi, umbi-umbian dengan system lading berpindah.Masyarakat ini
terhambat dari perubahan dan kemajuan karena isolasi geografi atau upaya yang disengaja untuk
menolak bentuk perubahan kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat, pengelompokan berbagai kelompok etnis di Indonesia umunnya
dilakukan dengan mengikuti sistem lingkaran hokum adat yang dibuat oleh Van Vollenhoven.
Menurut pembagian tersebut, di Indonesia ada 19 daerah kelompok etnis diantaranya :
1. Aceh 9. Gorontalo
2. Gayo 10. Toraja
2a. Nias dan Batu11. Sulawesi Selatan
3. Minangkabau 12. Ternate
3a. Mentawai13. Ambon dan Maluku
4. Sumatra selatan13a. Kepulauan Barat Daya
4a. Enggano 14. Irian
5. Melayu 15. Timor
6. Bangka Belitung16. Bali dan Lombok
7. Kalimantan 17. Jawa Tengah dan Jawa Timur
8. Minahasa 18. Surakarta dan Yogyakarta
8a. Sangir-Talaud 19. Jawa Barat
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran
suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di
Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat
terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-
lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan
matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya. Di bawah ini tabel persebaran suku
bangsa.
Tiap penduduk tinggal di lingkungan kebudayaan daerahnya masing-masing. Ini artinya, di
Indonesia terdapat banyak ragaman kebudayaan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:
a. cara berbicara
b. cara berpakaian
c. mata pencaharian
d. adat istiadat
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan
sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut.
Kehidupan masyarakat suku bangsa satu dengan lainnya memang terdapat perbedaan-perbedaan
namun Meskipun kehidupan suku bangsa di Indonesia memiliki perbedaan, tetapi di dalam
kehidupan suku-suku bangsa di Indonesia juga memiliki persamaan-persamaan.
Perbedaan dan persamaan suku bangsa di Indonesia secara garis besarnya adalah sebagai berikut

2. Persamaan dan Perbedaan Etnik/Suku Bangsa di Indonesia

Persamaan kehidupan suku bangsa di Indonesia:


1.berbahasa yang sama.
2.memiliki budaya yang sama.
3.mempunyai pahlawan pahlawan yang sama.
4.berada di daerah katulistiwa.
5.mempunyai nenek moyang yang sama.

Unsur-unsur kebudayaan
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaannya sendiri-sendiri. Unsur-unsur kebudayaan meliputi:
1) Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai
alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat
peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan
tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta
tubuh manusia.
3) Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota
dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan
mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata,
wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat
transportasi.
5) Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang
atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6) Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek
keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan
pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan,
dan upacara keagamaan.
7) Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau
estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan
kreatif.
Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan
bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Sumber: http://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/

Atas cara lain, berikut penjelasan secara detail tentang persamaan dan perbedaan kehidupan
suku bangsa di Indonesia

Persamaan kehidupan suku bangsa di Indonesia:


Meskipun kehidupan suku bangsa di Indonesia memiliki perbedaan, namun di dalam kehidupan
suku-suku bangsa di Indonesia juga memiliki persamaan-persamaan. Persamaan tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Menggunakan bahasa persatuan yang sama, yaitu bahasa Indonesia.
2. Memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang sama, ialah semuanya merasa : satu bangsa,
satu bahasa persatuan, dan satu tanah air yaitu Indonesia. Tidak ada satupun suku bangsa di
Indonesia yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
3. Memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila.
4. Memiliki dasar kehidupan religius yang kuat sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing. Sehingga dalam kehidupannya sehari-hari selalu diwarnai oleh pengamalan ajaran agam
dan kepercayaannya masing-masing, lebih-lebih hari-hari besar agama.
5. Memiliki jiwa dan semangat gotong-royong yang kuat, rasa solidaritas dan toleransi keagamaan
yang tinggi, sehingga mudah untuk mewujudkan kerukunan nasional dan kerukunan hidup umat
beragama.
6. Memiliki latar belakang sejarah perjuangan yang sama, yaitu masing-masing pernah dijajah dan
ditindas oleh bangsa asing (Eropa dan Jepang), sehingga mereka merasa senasib dan
sepenanggungan. kemudian berusaha bersama-sama membangun daerahnya masing-masing untuk
mencapai hidup bahagia.
Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan
kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi
bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman
kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi
nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan
nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita
kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan
kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan

3. Pengaruh Negatif Penggolongan Masyarakat Indonesia


Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku bangsa, ras dan agama dapat
dibagi atas pengaruh positif dan negatif.Pengaruh positifnya adalah terdapat keberagaman budaya
yang terjalin serasi dan harmonis, sehingga terwujud integrasi bangsa. Sedangkan pengaruh
negatifnya antara lain :
1) Primordial
Karena ada sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan kebiasaan di masa lalu bertahan
sampai kini.Sikap primordial yang berlebihan disebut etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi
di masyarakat maka akan timbul konflik, karena setiap anggota masyarakat akan mengukur
keadaan atau situasi berdasarkan nilai dan norma kelompoknya. Sikap ini menghambat terjadinya
intregasi social atau intregasi bangsa.Primordialisme harus diimbangi dengan tenggang rasa dan
toleransi.
2) Stereotip Etnik
Interaksi sosial dalam masyarakat majemuk sering diwarnai dengan stereotip etnik yaitu
pandangan umum suatu kelompok etnis terhadap kelompok etnis lain (Horton & Hunt).Cara
pandang stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua anggota kelompok etnis yang
distereoptikan, tanpa memperhatikan adanya perbedaan yang bersifat individual.Stereotip etnis
disalah tafsirkan dengan menguniversalkan beberapa ciri khusus dari beberapa anggota kelompok
etnis kepada ciri khusus seluruh anggota etnis.Dengan adanya beberapa orang dari sukubangsa A
yang tidak berpendidikan formal atau berpendidikan formal rendah, orang dari suku lain (B)
menganggap semua orang dari sukubangsa A berpendidikan rendah. Orang dari luar suku A
menganggap suku bangsanya yang paling baik dengan berpendidikan tinggi. Padahal anggapan itu
bisa saja keliru karena tidak semua orang dari sukubangsa di luar sukubangsa A berpendidikan
tinggi, banyak orang dari luar sukubangsa A yang berpendidikan rendah.

3) Etnosentrisme
Etnosentris adalah kecenderungan untuk melihat dunia melalui filter budaya sendiri. Istilah
ini sering dipandang negatif, yang didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk melihat orang lain
dengan cara diluar latar belakang budaya anda sendiri. Sebuah definisi terkait etnosentrisme
memiliki kecenderungan untuk menilai orang dari kelompok, masyarakat, atau gaya hidup yang
lain sesuai dengan standar dalam kelompok atau budaya sendiri, sering kali melihat kelompok
lainnya sebagai inferior (lebih rendah) (healey, 1998; Noel, 1968).
Pengertian etnosentrisme adanya sikap primodialisme yang ada dalam masyarakat melahirkan
sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan
menggunakan kebudayaan sendiri. Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang
menganggap cara hidup bangsa nya merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah, maka sikap
demikian akan menimbulkan konflik. Konflik tersebut misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan
yang didasari oleh Suku, Agama, Ras dan antar golongan. Dampak negatif yang lebih luas dari sikap
etnosentrisme antara lain :
a. Mengurangi ke objektifan ilmu pengetahuan
b. Menghambat pertukaran budaya
c. Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
d. Memacu timbulnya konflik sosial.

4) PotensiKonflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall (1940) adalah
kehidupanmasyarakatnya berkelompok-kelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi mereka
(secara essensi) terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri
mereka masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik tertentu.
Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan masyarakat majemuk ini adalah bahwa
perbedaan kebudayaan atau agama memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa.
Karena memang terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini, sistem
nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga berlainan
Furnivall sendiri sudah mensinyalir bahwa konflik pada masyarakat majemuk Indonesia
menemukan sifatnya yang sangat tajam, karena di samping berbeda secara horisontal, kelompok-
kelompok itu juga berbeda secara vertikal, menunjukkan adanya polarisasi.Artinya bahwa
disamping terdiferensiasi secara kelompok etnik agama dan ras juga ada ketimpangan dalam
penguasaan dan pemilikan sarana produksi dan kekayaan.Ada ras, etnik, atau penganut agama
tertentu yang akses dan kontrolnya pada sumber-sumber daya ekonomi lebih besar, sementara
kelompok yang lainnya sangat kurang.

4. Manfaat Keberagaman Suku dan Budaya di Indonesia


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia. Bermacam macam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggota anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan
kekuatan lain dalam masyarakat itu sendiri yang tidak terlalu baik baginya.
Manusia juga mempunyai banyak kebutuhan agar kehidupannya nyaman dan tentram. Dengan akal
manusia menghasilkan suatu kebudayaan yang dapat menjadi sarana untuk memenuhi
kebutuhannya serta untuk menghadapi berbagai macam kekuatan dalam kehidupannya.

Keberagaman budaya di Indonesia mempunyai berbagai manfaat bagi Indonesia sendiri, antara lain
sebagai berikut:

1. Dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia


2. Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata
3. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing masing daerah dapat pula
dijadikan acuan bagi masyarakat.
4. Jika difasilitasi dengan baik, maka keberagaman budaya dapat meingkatkan rasa persatuan
dan kesatuan bangsa.
5. Mendorong integrasi nasional.

5. Contoh Keberagaman Budaya Lokal di Masyarakat Setempat


1). Keberagaman Suku Bangsa
Suku bangsa Jawa merupakan komunitas terbesar dari penduduk di Indonesia, diikuti dengan suku
bangsa Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, Bali, Ambon, Dayak, dan sebagainya.

Menurut Van Vollenhoven suku bangsa Indonesia diklasifikasikan menjadi 19 daerah suku bangsa
yaitu Aceh, Gayo Alas dan Batak, Nias dan Batu, Minangkabau, Mentawai, Sumatera Selatan, Melayu,
angka dan Belitung, Kalimantan, Minahasa, Sangir dan Talaud, Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan,
Ternate, Ambon, Kepulauan Barat Daya, Irian, Timor, Bali dan Lombok, Jawa Tengah dan Jawa
TImur, Surakarta dan Yogyakarta dan Jawa Barat.

2). Keberagaman Bahasa


Di Indonesia ada sekitar 250 bahasa dan dialek yang dikelompokkan berdasarkan keompok suku
bangsa yang hidup tersebar di nusantara. Bahasa lokal atau bahasa daerah yang utama di Indonesia
antara lain bahasa Aceh, Batak, Betawi, Jawa, Sasak, Dayak, Minahasa, Toraja, Bugis, Ambon, Irian
dan bahasa bahasa daerah lainnya. Diantara bahasa bahasa daerah tersebut terdapat ragam dialek
yang berbeda beda. Bahasa nasional Indonesia diperkenalkan secara resmi sejak kemerdekaan
Indonesia dan diberi nama bahasa Indonesia. Struktur bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu
yang diperkaya oleh bahasa bahasa daerah Nusantara.

3). Keberagaman Agama


Di Indonesia para penduduknya megnantu beberapa agama, yaitu : Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan Konghuchu.
4) Keberagaman Kesenian
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki senian dan kebudayaan yang berbeda. Sebagai contoh
suku Jawa memiliki alat musik yang bernama gamelan, sedangkan suku Sunda memiliki alam musik
yang bernama angklung.

5) Keberagaman Tradisi

a. Tradisi Upacara Labuhan Merapi


Tradisi budaya ini dilaksanakan setiap tanggal 30 rajab sebagai serangkaian kegiatan upacara
penobatan Sri Sulttan Hamengkubowono X sebagai sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.

b. Tradisi Ngaben
Adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh para penganut agama Hindu Bali. Upacara
ini dilaksanakan antara bulan Juni-September yang merupakan kesempatan terakhir bagi keluarga
yang ditinggalkan untuk mengabdikan dirinya kepada orangtua yang sudah meninggal dan belum
sempat di-aben, tetapi telah dikubur.

c. Tradisi batapung tawar maayun


Adalah upacara menyiapkan menjadi seorang anak yang merupakan tradisi budaya masyakat
martapura, Amuntai, Kandangan dan Banjarmasin

d. Tradisi era era tu urau


Adalah upacara tindik telinga untuk gadis gadis yang menginjak dewasa, yang merupakan tradisi
budaya suku bangsa Waropen, Papua.

e. Tradisi adat Jawa


Beberapa tradisi masyarakat jawa diantaranya

1. Brokohan, yaitu upacara kelahiran bayi


2. Selapanan, yaitu upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir. Upacara ini
dilaksanakan pada hari ke 35 setelah kelahiran
3. Tedhak sinten, yaitu upacara bayi yang berusia antara 5-6 bulan pada saat pertama kali
turun tanah
4. Tetasan, yaitu upacara khitanan untuk puteri raja yang telah berusia 8 tahun
5. Supitan, yaitu upacara khitanan untuk putera bangsawan yang sudah berusia 14 tahun
6. Tarapan, yaitu upacara inisiasi haid pertama bagi anak perempuan

f. Tradisi Perkawinan Batak


Dalam proses perkawinan masyarakat suku batak memiliki beberapa tahapan yaitu

1. Tahap martandang, artinya mencari jodoh. Seorang laki laki bertandang ke rumah marga
ibu untuk mencari seorang gadis yang akan dijadikan istri
2. Tahap marhusip. Setelah terjadi kesepakatan, pihak laki laki mengirim utusan yang disebut
domu domu yang bertugas untuk menindaklanjuti keinginan pihak laki laki untuk
meminang gadis pilihannya.
3. Dialap jual. Pihak pengantin laki laki membawah jual (bahan makanan yang diusung di
kepala dan menjemput pengantin wanita). Upacara ini berlangsung di halaman rumah
pengantin wanita. Apabila upacara ini berlangsung di halaman rumah mempelai pria,
upacaranya disebut ditaruhon jual.
4. Pembagian jambar (hewan). Pihak mempelai pria menyerahkan seekor babi kepada pihak
mempelai wanita. Pada pembagian daging hewan ini harus disepakati bagian apa saja yang
harus diberikan kepada keluarga mempelai wanita.
5. Prosesi di gedung pertemuan adat. Kedua mempelai menuju pelaminan yang disambut
dengan tari tor tor sebagi pembukaan
6. Pemberian Ulos. Keluarga mempelai pria memberikan ulos kepada pihak mempelai wanita.
Manka dari upacara ini agar kedua mempelai selalu hidup bersama sama dalam suka
maupun duka.

g. Tradisi Dugderan di Kota Semarang


yaitu tradisi dalam rangka menyerakkan bulan puasa, dengan mengusung warak ngendog sebagai
ikonnya, yaitu binatang yang menyerupai persilangan naga dan kuda yang dilengkapi dengan
sebutir endhog (telur).

h. Kentrung (tradisi lisan)


yaitu tradisi seni tutur atau tradisi lisan yang berkembang di wilayah Jawa

dikutip dari LKS IPS Modul Mitra terbitan CV Media Citra Pratama
LAMPIRAN 2

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMAN 1 SETU


Mata pelajaran : Antropologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Penggolongan

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1 Membantu Sopan Positif - Diberi apresiaasi
memberi Santun, dan disampaikan
petunjuk Tanggung kepada Wali Kelas
kepada Andreas Jawab, sebagai data
bagaimana Kerjasama penilaian raport
caranya , Disiplin, mid-semester.
membuat PR Pro-aktif

2
3
4
5
LAMPIRAN 3.

INSTRUMEN UNJUK KERJA

No Nama INDIKATOR PENILAIAN Jumlah Nilai


Siswa KerjaSama Komunikasi KerjaKeras Disiplin Kreativitas Skor

RUBRIK PENILAIAN

Kriteria Skor Indikator


Kerja Sama 2 Mampu bekerja sama dengan baik dalam
kelompok
1 Kurang mampu bekerja sama dalam
kelompok
Komunikasi 2 Mampu berkomunikasi dengan baik dan
sopan di dalam kelompok maupun antar
kelompok
1 Kurang mampu berkomunikasi dengan baik
dan sopan di dalam kelompok maupun
antar kelompok
Kerja Keras 2 Mau bekerja keras dalam menyelesaikan
tugas
1 Kurang mau bekerja keras dalam
menyelesaikan tugas
Disiplin 2 Mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu
yang ditentukan
1 Tidak mampu menyelesaikan tugas sesuai
waktu yang ditentukan
Kreativitas 2 Sangat kreatif dan inovatif dalam
menemukan solusi
1 Kurang kreatif dan inovatif dalam
menemukan solusi
PENGISIAN LEMBAR PENILAIAN UNJUK KERJA/KETERAMPILAN (KI-4)

No Nama INDIKATOR PENILAIAN Jumlah Nilai


Siswa KerjaSama Komunikasi KerjaKeras Disiplin Kreativitas Skor
1. Dewi 1 1 2 2 2 8 80

Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)

Pada contoh di atas, skor maksimal = 2x5 = 10


Nilai tugas = Jumlah skor perolehan x 100
Jumlah skor maksimal

Contoh :
Jumlah skor keterampilan/unjuk kerja yang diperoleh Dewi adalah 10

Nilai tugas = 8 x 100 = 80


10

Lampiran 4

LEMBAR KERJA KELOMPOK:

Hari, Tgl : ………….………………


Kelas : ………………………….
Nama Kelompok : …………………….……

Langkah I: Mengamati dan mengidentifikasi masalah, dan pengumpulan data


1. Amatilah gambar-gambar masing-masing suku bangsa.
2. Perhatikanlah secara saksama unsur-unsur yang menonjol yang menarik pada gambar itu.
3. Bandingkanlah gambar dari suku bangsa yang satu dengan gambar dari suku bangsa yang
lain. Temukanlah:
a. Kesamaan-kesamaan unsur-unsurnya sebanyak mungkin
b. Perbedaan-perbedaannya unsur-unsurnya sebanyak mungkin

4. Lakukanlah kajian literatur untuk membahasakan hasil temuan kelompokmu.


5. Tulislah pada lembaran ini hasil temuanmu:
a. Unsur-unsur yang sama :
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………

b. Unsur-unsur yang berbeda:


1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………
Langkah II: Diskusi dan pengolahan data
1. Diskusikanlah dalam kelompokmu pengaruh yang dapat muncul karena perbedaan itu:
a. Pengaruh positif
b. Pengaruh negatif
2. Tulislah pada lembaran ini akibat-akibat dan masing-masing dengan alasannya:
a. Pengaruh-pengaruh positif:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………
b. Pengaruh-pengaruh negatif:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………

Langkah III: Memprediksi sebab dan akibat


Diskusikan dan ramalkan dalam kelompok anda:
1. Apakah yang alkan terjadi akibat pengaruh positif dari perbedaan-perbedaan itu?
2. Apakah yang akan terjadi akibat pengaruh negative dari perbedaan-perbedaan ?
3. Tulislah hasil diskusi kelompokmu pada lembaran ini:
a. Akibat positif:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………
b. Akibat negative:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)……………………………………………………………………………………………
Langkah IV: Kolaborasi dan solusi
Diskusikan dan temukan dalam kelompokmu:
1. Langkah apakah yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan yang muncul.
2. Langkah apakah yang dapat dilakukan untuk memelihara dan mengembangkan persatuan
antara suku bangsa yang berbeda dalam rangka NKRI.
3. Tulislah pada lembaran ini:
a. Solusi:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)………………………………………………………………………………………......
b. Pengembangan:
1)…..………………………………………………………………………………………
2)……………………………………..……………………………………………………
3)……..……………………………………………………………………………………
4)……..……………………………………………………………………………………
5)…..………………………………………………………………………………………
6)………………………………………………………………………………………......
Langkah V: Laporkan hasil dan komunikasi hasil temuan kelompok
1. Seorang anggota kelompok menyampaikannya di depan kelas.
2. Sikap yang dibutuhkan dalam bagian pembelajaran ini: sopan, menghormati, menghargai,
mendengarkan saat orang lain menyampaikan pikiran dan pendapat.

Motivasi: Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.


INSTRUMEN PENUGASAN

Sekolah : SMAN 1 SETU


Mata pelajaran : Antropologi
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Penggolongan Sosial Berdasarkan Etnik

Kompetensi dasar :
3.2 Mendeskripsikan penggolongan sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan
kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
3.2.1 Mendeskripsikan penggolongan social dalam masyarakat Indonesia berdasarkan
etnik/suku bangsa dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam
3.2.2 Membandingkan kesamaan dan perbedaan etnik yang satu dengan etnik yang lain
dalam masyarakat Indonesia
3.2.3 Menganalisis untuk menemukan perbedaan dan kesamaan antar etnik dalam
masyarakat Indonesia
3.2.4 Memprediksi dampak positif dan negatif dari penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka ragam
3.2.5 Menganalisis konsekwensi yang muncul akibat adanya penggolongan sosial
dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari
bahwa masyarakat Indonesia beraneka ragam
3.2.6 Memberi solusi akhibat adanya penggolongan sosial dalam masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam

Pertanyaan:
1. Dengan melihat dan membandingkan gambar etnik yang satu dengan etnik yang lain dan
mengkaji literature, kesamaan-kesamaan apakah yang anda temukan terdapat pada
etnik/suku bangsa di Indonesia?
2. Dengan membandingkan gambar etnik yang satu dengan etnik yang lain dan mengkaji
literature, perbedaan-perbedaan apakah yang anda temukan terdapat pada etnik/suku
bangsa di Indonesia?
3. Mencermati kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antar etnik tersebut,
pengaruh-pengaruh positif apakah yang bisa muncul akibat kesamaan dan perbedaan itu?
4. Mencermati kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antar etnik tersebut,
pengaruh-pengaruh negatif apakah yang bisa muncul akibat kesamaan dan perbedaan
itu?
5. Sebagai seorang calon pemimpin, solusi apakah yang anda lakukan dalam rangka
mengatasi konflik akibat perbedaan etnik/suku di daerah anda?
6. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatauan NKRI, program apakah yang dapat anda
usulkan untuk mempererat anggota masrakat yang terdiri dari etnik/suku bangsa yang
berbeda di daerahmu?
7. Berdasarkan hasil kajian anda, deskripsikanh apa yang dimaksud dengan penggolongan
masyarakat berdasarkan etnik?

Kunci Jawaban:
Jawaban setiap kelompok bersifat terbuka, namun berisi kata-kata kunci berikut:

1. Persamaan kehidupan suku bangsa di Indonesia:


1) Berbahasa yang sama.
2) memiliki budaya yang sama.
3) mempunyai pahlawan pahlawan yang sama.
4) berada di daerah katulistiwa.
5) mempunyai nenek moyang yang sama.
6) Lain-lain
2. Perbedaankehidupan suku bangsa di Indonesia:
1) mempunyai tempat tinggal yang berbeda.
2) mempunyai sifat - sifat yang berbeda.
3) mempunyai wajah yang berbeda.
4) mempunyai ciri khas yang berbeda.
5) mempunyai suara yang berbeda.
6) Lain-lain
3. Dampak Positif
1) Dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia
2) Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata
3) Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing masing daerah dapat pula
dijadikan acuan bagi masyarakat.
4) Jika difasilitasi dengan baik, maka keberagaman budaya dapat meingkatkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa.
5) Mendorong integrasi nasional.
6) Lain-lain
4. Dampak negative:
1) Primordialisme
2) Stereotip Etnik
3) Etnosentrisme
4) Potensi Konflik
5) Lain-lain
5. Solusi mengatasi konflik: Terbuka untuk 2 solusi atau lebih tergantung kreativitas siswa
6. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) pertukaran kesenian daerah
2) pembentukan organisasi kesenian daerah
3) penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat kabar serta majalah
4) penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
5) membentuk sanggar tari daerah
6) mengadakan pentas kebudayaan
7. Berdasarkan hasil kajaian siswa konsep kunci tentang etnik: adalahsekelompok orang yang
dipersatukan oleh kesamaan warisan sejarah, kebudayaan, aspirasi, cita-cita dan harapan,
tujuan, bahkan kecemasan dan ketakutan yang sama.

RUBRIK PENILAIAN

KRITERIA SKOR INDIKATOR: Berisi sejumlah kata kunci


Persamaan etnik/suku bangsa 4 4 lebih dari 4 kata kunci
Indonesia
2 3 atau kurang dari 3 kata kunci
Perbedaan etnik/suku bangsa 4 4 lebih dari 4 kata kunci
Indonesia
2 3 atau kurang dari 3 kata kunci
Dampak positif perbedaan 4 4 lebih dari 4 kata kunci
etnik/suku bangsa Indonesia
2 3 atau kurang dari 3 kata kunci
Dampak negative perbedaan 4 4 lebih dari 4 kata kunci
etnik/suku bangsa Indonesia
2 3 atau kurang dari 3 kata kunci
Solusi mentasi koflik 4 2 Solusi atau lebih
2 1 solusi
Usulan Program 4 4 lebih dari 4 kata kunci
Pengembangan
2 3 atau kurang dari 3 kata kunci
Menyimpulkan 4 Mengandung konsep kunci
2 Kurang mengandung konsep kunci

PENGISIAN LEMBAR PENILAIAN TUGAS/PENGETAHUAN (KI-3)

No Nama SKOR Jumlah Nilai


Kelompok Persamaan Perbedaan Positif Negatif Solusi Program Menyimpulkan Skor
1. Persatuan 4 4 2 4 2 2 2 16 71

Keterangan:

Nilai tugas = Jumlah skor perolehan x 100


Jumlah skor maksimal
Contoh :
Jumlah skor yang diperoleh kelompok Persatuan adalah 20
Nilai tugas = 20 x 100 = 71
28

Lampiran:

BEBERAPA SUKU DAN ETNIS DI INDONESIA


1. Suku Aceh

2. Suku Batak dari Sumatera Utara


3. Suku Minagkabaw Dari Sumatera Barat

4. Suku Musi dari Sumatera Selatan

5. Suku Malayu dari Bangka Belitung


6. Suku Betawi dari DKI

7. Suku Sunda dari Jawa Barat

8. Suku Baduy dari Banten


9. Suku Samin dari Jawa Tengah

10.Suku Jawa dari D.I. Yogyakarta

11.Suku Madura dari Jawa Timur


12.Suku Bali Aga dari Bali

13.Suku Sasak dari Nusa Tenggara Barat

14.Suku Bima dari Nusa Tenggara Timur


15.Suku Dayak dari Kalimantan Barat

16.Suku Banjar dari Kalimantan Selatan

17.Suku Minahasa dari Sulawesi Utara


18.Suku Buton dari Sulawesi Tenggara

19.Suku Bugis dari Sulawesi Selatan

20.Suku Buru dari Maluku


21.Suku Togutil dari Maluku Utara

22.Suku Dani dari Papua Barat


23.Suku Asmat dari Papua

Sumber: http://www.satujam.com/suku-dan-etnis-indonesia/ Sabtu 25-2-2017.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 1 SETU


Mata pelajaran : Antropologi
Kelas / Semester : X / Genap
Materi Pokok : Stratifikasi Sosial
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Dalam pembelajaran
ini, peserta didik diharapkan menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif.

KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4: Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


3.3 Mendeskripsikan strata sosial dalam 4.3 Melakukan kajian literatur, dan
masyarakat Indonesia berdasarkan berdiskusi untuk mendeskripsikan strata
kriteria tertentu (misalnya: sosial dalam masyarakat Indonesia
penghasilan, pendidikan, pangkat) berdasarkan kriteria tertentu (misalnya:
dalam rangka menyadari tentang penghasilan, pendidikan, pangkat) dalam
adanya pelapisan sosial dalam rangka menyadari tentang adanya
masyarakat Indonesia. pelapisan sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1 Menjelaskan pengaruh adanya strata 4.3.1 Melakukan kajian literatur tentang
sosial dalam masyarakat Indonesia. pengaruh adanya strata sosial dalam
3.3.2 Membedakan pengaruh positif dan masyarakat Indonesia.
pengaruh negatif adanya strata sosial 4.3.2 Melakukan diskusi kelompok tentang
dalam masyarakat Indonesia. pengaruh adanya strata sosial dalam
3.3.3 Menyimpulkan pengaruh adanya masyarakat Indonesia.
strata sosial dalam masyarakat 4.3.3 Membuat laporan hasil diskusi dalam
Indonesia. galeri kerja dan menyimpulkan tentang
pengaruh adanya strata sosial dalam
KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
masyarakat Indonesia.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat menjelaskan
pengaruh strata sosial dalam masyarakat Indonesia, dapat membedakan pengaruh positif dan
pengaruh negatif adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia, dalam menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka ragam, dengan rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,
toleran, santun, dan pro-aktif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengaruh positif strata sosial.
2. Pengaruh negatif strata sosial.

E. Model dan Metode Pembelajaran


Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, membuat galeri kerja, 1T4T (satu Tinggal, 4 Tamu),
presentasi

F. Media Pembelajaran
1. Media : LKPD (lembar kerja peserta didik), lembar penilaian, Power Point (Ppt),
tayangan video;
2. Alat : Papan tulis, spidol, kertas sukun warna, kertas post-it, kertas HVS,
gunting, lem, spidol, dan selotip, LCD, Laptop

G. Sumber Belajar
1. Buku Antropologi SMA Kemdikbud 2013 dan buku Antropologi lain yang relevan dan ber-
ISBN;
2. Internet, majalah, koran, dan lingkungan setempat.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (3 ×45 menit)
Pendahuluan (20 menit)
1. Memberi salam.
2. Menanyakan kehadiran peserta didik.
3. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Mendiskusikan kompetensi pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan
kompetensi yang akan dipelajari tentang stratasosial dalam masyarakat di
Indonesiaberdasarkan kriteria tertentu.
5. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Menyampaikan garis besar cakupan materi strata sosial dalam masyarakat di Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu.
7. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi strata sosial dalam masyarakat di Indonesia.

Kegiatan Inti (100 menit)


1. Guru mengelompokkan peserta didik secara acak. Kelompok kerja terdiri dari 4 (empat)
orang.
2. Peserta didik menentukan nama kelompok dengan nama kebudayaan di Indonesia.
Kelompok membuat yel-yel yang berkaitan dengan keberagaman masyarakat Indonesia.
3. Setiap kelompok mengambil dan mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, yaitu menyusun galeri kerja.

Fase 1 : Orientasi Peserta Didik Pada Masalah


4. Guru menampilkan video tentang upacara Ngaben di Bali. Video ini memperlihatkan
adanya pengaruh strata sosial yang ada pada masyarakat Bali (lihat di lampiran 3).

Fase 2 : Mengorganisasikan Peserta Didik Untuk Belajar


5. Membantu dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan kajian teori yang relevan
dengan masalah tersebut, yaitu tentang pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Fase 3 : Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok


6. Mendorong peserta didik melakukan kajian literatur dan berdiskusi di dalam kelompok
tentang pengaruh adanya strata sosial serta mengaitkan video dengan pengaruh positif
dan negatif. Uraian tentang pengaruh positif dan negatif dari adanya strata sosial tersebut
dibuat dalam bentuk galeri kerja.

 Keterampilan untuk bekerja sama dan berkomunikasi


 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu memahami
permasalahan dan mengaitkan video dengan permasalahan.

Fase 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


7. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah seperti merencanakan dan
menyiapkan laporan dalam bentuk galeri kerja, serta berdiskusi untuk membedakan
pengaruh positif dan pengaruh negatif dari adanya strata sosial.

 Keterampilan untuk bekerja sama, kreatif dan berpikir kritis.


 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk membedakan pengaruh positif dan
pengaruh negatif dari adanya strata sosial (HOTS).

8. Peserta didik berdiskusi dengan kelompok untuk menyimpulkan tentang pengaruh


adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia.

 Keterampilan untuk bekerja sama, berkomunikasi dan berpikir kritis.


 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk menyimpulkan pengaruh adanya
strata sosial dalam masyarakat Indonesia (HOTS).
 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu menyimpulkan
pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia.

9. Peserta didik menghias galeri kerja secara sederhana supaya terlihat lebih menarik.
 Keterampilan untuk bekerja sama dan kreatif.

10. Galeri kerja dikumpulkan di depan kelas dan disimpan oleh guru

Penutup (15 menit)


1. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk mengungkapkan
pengalaman belajarnya dan menyimpulkan tentang pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.
2. Guru memberikan apresiasi atas pengalaman belajar peserta didik.
3. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu
melakukan penilaian pada galeri kerja kelompok dan melakukan presentasi hasil kerja
4. Memberi salam.

Pertemuan Kedua (3 ×45 menit)


Pendahuluan ( 15 menit)
1. Memberi salam.
2. Menanyakan kehadiran peserta didik.
3. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Mengingatkan aktivitas pada pertemuan sebelumnya yaitu diskusi tentang pengaruh
adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia di galeri kerja.
5. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan

Kegiatan Inti (100 menit)


1. Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan tempat duduk sesuai dengan pertemuan
sebelumnya.
2. Setiap kelompok mengambil galeri kerja masing-masing.
3. Galeri kerja masing-masing kelompok ditempelkan di dinding kelas atau di tempat kosong
(misalnya papan tulis, pintu, jendela) menggunakan selotip.

Fase 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


4. Membantu peserta didik melakukan refleksi serta evaluasi terhadap penyelidikan peserta
didik dalam proses-proses yang dilakukan tentang pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.

5. Setiap kelompok yang terdiri dari empat orang, membagi anggotanya untuk dua orang
bertugas sebagai tamu atau dua orang yang tinggal dalam kelompoknya. Dua anggota
kelompok yang bertugas sebagai tamu, berkeliling untuk mengamati hasil galeri kerja
kelompok lain secara bergantian. Masing-masing kelompok dapat memberikan penilaian
berupa apresiasi, kritik atau pertanyaan pada hasil galeri kerja kelompok lain yang diamati
dengan menuliskan di post-it dan menempelkan di galeri kerja kelompok tersebut
 Keterampilan untuk berkomunikasi dan berpikir kritis.
 Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk menilai/mengkritik hasil kerja antar
kelompok (HOTS).
 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu mengevaluasi hasil
kerja kelompok lain.
6. Galeri kerja diambil kembali oleh kelompok masing-masing. Kertas post-it yang berisi
penilaian dari kelompok lain digabung menjadi satu di satu kertas HVS.
7. Kelompok berdiskusi menanggapi penilaian dari kelompok lain dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok lain

 Keterampilan untuk berkomunikasi, bekerja sama dan berpikir kritis.

8. Masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan galeri kerja.


Anggota kelompok memperkenalkan diri dan menggunakan yel-yel yang telah dibuat.
Galeri kerja dipresentasikan secara singkat dan jelas, serta menanggapi hasil penilaian
dari kelompok lain.

 Keterampilan untuk berkomunikasi dan berpikir kritis.


 Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu memahami,
menyimpulkan tentang pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Penutup (20 menit)


1. Guru memberikan kesempatan beberapa peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman
belajarnya dan menyimpulkan tentang pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.
2. Guru memberikan apresiasi atas pengalaman belajar peserta didik.
3. Guru memberikan penguatan materi tentang pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.
4. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dibahas pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya, untuk persiapan tes tulis penilain harian.
5. Memberi salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi dan jurnal.
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan, tes tertulis.
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/kinerja.

2. Instrumen Penilaian (terlampir)

LAMPIRAN 1.
MATERI PEMBELAJARAN

A. Strata sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa dan
prestise.

B. Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial. Kelas-
kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi, kelas sosial menengah, dan kelas sosial rendah. Yang
termasuk ke dalam kriteria stratifikasi sosial antara lain perbedaan penghasilan, pendidikan,
dan pangkat/jabatan.

a. Penghasilan b. Pendidikan c. Pangkat/jabatan

C. Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial


Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan
paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam
lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya
dalam berbelanja, serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati
lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran
kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam
masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya,
kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-
orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan
sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional,
biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada
masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,
doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.
D. Sistem Kasta Pada Masyarakat Bali
Orang Bali mengenal sistem kasta yang diwariskan dari zaman leluhur mereka, yang dahulu
mengindikasikan keistimewaan peran seseorang dalam masyarakat. Meskipun kini tidak lagi
diterapkan secara kaku sebagaimana pada masa lampau, dalam beberapa hal keistimewaan
tersebut masih dipertahankan, misalnya dalam upacara dan perkawinan adat Bali, masih
dikenal pembedaan berdasarkan garis keturunan leluhur. Sistem kasta itu pun masih
dipertahankan dalam tradisi penamaan orang Bali. Orang-orang dari kasta selain sudra
memiliki gelar kebangsawanan yang mengindikasikan kasta keluarga mereka, dan gelar ini
diwariskan turun temurun sekadar pengingat keistimewaan leluhur, meskipun mereka tidak
lagi menjabat profesi sesuai kasta mereka dalam masyarakat.

1. Keturunan dari kasta Brahmana biasanya diawali dengan gelar Ida Bagus untuk laki-laki,
dan Ida Ayu (disingkat Dayu) untuk perempuan. Pada masa lalu, kasta brahmana adalah
golongan rohaniwan atau pemuka agama, yaitu pendeta, pedanda, beserta keluarganya.
Mereka tinggal di suatu kompleks hunian yang disebut griya, diwariskan berdasarkan garis
keturunan leluhur mereka di masa lalu. Sekarang, tidak semua keturunan brahmana
berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka sudah masuk ke dalam berbagai lapangan
pekerjaan dan tidak semua keturunannya masih menetap di griya.
2. Keturunan dari kasta kesatria biasanya diawali dengan gelar Anak Agung (disingkat Gung),
Cokorda (disingkat Cok), atau Gusti. Mereka umumnya keturunan raja dan tinggal di puri
atau sekitar puri, yaitu kediaman leluhur mereka (bangsawan Bali) yang memerintah atau
mengabdi pada masa lalu. Bagaimanapun, ada sebagian golongan kesatria yang tinggal di
luar puri. Dalam kasta ini juga ada yang menggunakan gelar Dewa, atau Dewa Ayu dan
Desak untuk perempuan. Umumnya mereka adalah keturunan pejabat puri pada masa lalu.
Pada mulanya, kasta kesatria merupakan orang-orang dengan profesi di bidang
pemerintahan, baik sebagai raja, menteri, pejabat militer, bupati, maupun abdi keraton. Saat
ini, keturunan kasta kesatria bekerja dalam berbagai macam profesi dan jabatan.
3. Keturunan kasta Waisya biasanya diawali dengan gelar Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si.
Pada masa lalu, orang dari kasta ini bekerja di bidang niaga dan industri. Kini, sebagian
keturunan waisya tidak lagi menggunakan nama depannya, terkait banyaknya asimilasi
kelompok ini dengan kaum sudra di masa lalu. Di samping itu, sekarang keturunan waisya
tidak lagi mendominasi bidang niaga dan industri, sebagaimana profesi leluhur mereka di
masa lalu. Mereka kini bekerja di berbagai bidang.
4. Keturunan kasta Sudra dicirikan dengan nama tanpa gelar kebangsawanan sebagaimana
tersebut di atas, melainkan langsung mengacu pada urutan kelahiran sesuai tradisi Bali,
seperti: Wayan, Putu, Gede, Made, Kadek, Nengah, Nyoman, Komang, dan Ketut. Pada masa
lampau, golongan sudra terdiri dari buruh dan petani. Kini, golongan sudra sudah bekerja di
berbagai profesi, mulai dari pejabat negara hingga buruh kasar.
Orang Bali menggunakan tata cara penamaan yang mencirikan urutan kelahiran anak. Hal ini
menjadi ciri khas kebudayaan suku Bali yang tak dikenal di tempat lainnya.
1. Anak pertama diberi nama depan Wayan, berasal dari kata wayahan yang artinya "lebih
tua". Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga sering digunakan adalah Putu
dan Gede. Kata putu artinya "cucu", sedangkan gede artinya "besar". Nama Gede cenderung
digunakan kepada anak laki-laki saja, sementara untuk anak perempuan jarang digunakan.
Untuk anak perempuan, ditambahkan kata Luh pada nama "Gede". Pada umumnya,
keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan kata Wayan maupun Gede.
Mereka lebih memilih menggunakan nama Putu.
2. Anak kedua diberi nama depan Made (madé), berasal dari kata madya yang berarti
"tengah". Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga dapat diberi nama depan Nengah
yang juga diambil dari kata "tengah". Ada pula nama Kade atau Kadek, bentuk variasi dari
Made. Ada hipotesis bahwa Kade atau Kadek berasal dari kata adi yang bermakna "adik".
Pada umumnya, keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan nama Nengah
maupun Kadek. Mereka lebih memilih menggunakan kata Made atau Kade.
3. Anak ketiga diberi nama depan Nyoman atau Komang. Nama Nyoman ditenggarai berasal
dari kata anom yang berarti "muda" atau "kecil"; bentuk variasinya adalah nama Komang.
Ada hipotesis bahwa nama Nyoman diambil dari kata nyeman (artinya "lebih tawar" dalam
bahasa Bali), mengacu kepada perumpamaan tentang lapisan terakhir pohon pisang—
sebelum kulit terluar—yang rasanya cukup tawar. Ada pula dugaan bahwa nama Nyoman
dan Komang secara etimologi berasal dari kata uman yang berarti "sisa" atau "akhir" dalam
bahasa Bali.
4. Anak keempat diberi nama depan Ketut, berasal dari kata ketuwut yang bermakna
"mengikuti" atau "membuntuti". Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno kitut yang
berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.

E. Pengaruh Strata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat


Stratifikasi sosial memberikan pengaruh yang beragam dalam interaksi antarwarga
masyarakat, terutama bagi orang-orang yang berasal dari kelas sosial berbeda. Pengaruh
stratifikasi sosial tersebut sebagai berikut:
1. Terjadinya Kesenjangan Sosial
Hal ini dikarenakan dalam sistem stratifikasi memuat lapisan-lapisan sosial masyarakat
yang berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan. Karenanya di dalam masyarakat terdapat
penggolongan secara vertikal, yaitu kelompok masyarakat yang lebih tinggi atau lebih
rendah apabila dibandingkan dengan kelompok lain. Dengan kata lain, segolongan
kelompok orang-orang dalam suatu strata, jika dibandingkan dengan orang-orang dari
kelompok strata lain akan terlihat jelas perbedaan-perbedaan yang ada. Contoh: perbedaan
hak, penghasilan, pembatasan, dan kewajiban.
2. Munculnya Lambang-Lambang Status Sosial.
Simbol-simbol dari lapisan sosial dapat berupa seragam yang dikenakan. Misalnya, akan
berbeda antara seragam yang dikenakan siswa, pakaian loreng yang disandang tentara, dan
seragam para PNS. Setiap lapisan sosial itu biasanya memiliki berbagai kecenderungan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Simbol-simbol tersebut dapat juga berbentuk
perilaku. Sebagai contoh, Anda menyapa guru-guru sekolah yang dihormati.
3. Terjadinya Berbagai Hierarki Sosial.
Hierarki terjadi pada setiap strata sosial Itu sendiri. Misalnya, dalam struktur kepegawaian
ada penggolong-golongan tertentu.

4. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial dalam sosiologi merujuk pada bentuk perpindahan (gerak) status.
5. Penguasaan Segmen-Segmen Besar dalam Masyarakat
Dalam kacamata stratifikasi sosial, warga masyarakat terbagi dalam dua golongan atau
lebih. Golongan yang satu lebih tinggi kedudukannya dibanding yang lain. Termasuk juga
golongan yang satu seringkali ditentukan hak-hak dan kewajibannya oleh golongan yang
lain yang lebih tinggi kedudukannya.

Pengaruh Positif Strata Sosial Dalam Kehidupn Masyarakat :


1. Adanya motivasi/dorongan baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk
mengejar ketinggalan, untuk melakukan mobilitas sosial sehingga dia bisa menduduk status
sosial yang pantas.
2. Adanya perubahan sosial menuju arah yang lebih baik dapat berlangsung lebih cepat
dikarenakan telah adanya motivasi untuk memperbaiki hidup. Dimana akan semakin
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Setiap orang yang telah memiliki peranan sendiri tentu sadar akan hak dan kewajiban
masing-masing sehingga tidak terjadi pencampuran peranan sosial dan terciptanya
ketertiban sosial.

Pengaruh Negatif Strata Sosial Dalam Kehidupn Masyarakat :


1. Munculnya eksklusivitas, yaitu cara pandang yang menganggap diri sendiri sebagai sosok
yang terbaik dan spesial sehingga cenderung menganggap remeh orang lain, sikap ini dapat
kita lihat dimana muculnya golongan elit.
2. Munculnya konflik yang bisa dibagi menjadi konflik antar kelas sosial, konflik antar
kelompok sosial, serta konflik antar generasi. konflik merupakan hasil dari kecemburuan
hati dan rasa tidak puas pada apa yang telah terjadi.
LAMPIRAN 2.

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMAN 1 SETU


Tahun pelajaran : 2016/2017
Kelas/Semester : X Bahasa dan Budaya / Semester 2
Mata Pelajaran : Antropologi

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1 Tidak Sopan Negatif - Diberikan nasihat
mengerjakan Santun, oleh guru mata
tugas, membuat Tanggung pelajaran.
gaduh di dalam Jawab, - Menyelesaikan
kelas, Kerjasama, tugas yang
mengganggu Disiplin, diberikan
teman. Pro-aktif - Pembinaan khusus
contoh Contoh oleh Wali Kelas.

2
3
4
5
LAMPIRAN 3.
PENILAIAN PENGETAHUAN

Tes Soal Pilihan Ganda dan Uraian


Kompetensi Dasar:
3.3. Mendeskripsikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria
tertentu (misalnya: penghasilan,pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari
tentang adanya pelapisan sosial dalam masyarakat Indonesia.

BENTUK
No Indikator Rumusan Soal Skor
PENILAIAN

1 Menjelaskan Dalam kehidupan masyarakat dimanapun dan kapanpun, pasti


pengaruh terjadi penggolongan sosial secara hierarkhi/bertingkat yang
adanya strata dikenal dengan strata sosial. Baik pada masyarakat sejak jaman
sosial dalam pra-aksara maupun masyarakat pada abad 21. Pernyataan
masyarakat berikut yang merupakan pengaruh dari adanya strata sosial
Indonesia. dalam masyarakat Indonesia adalah …. PG
20
A. setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda-
beda. (KUNCI
B. antara masyarakat dan kebudayaan merupakan satu JAWABAN
kesatuan dalam sistem sosial budaya. C)
C. munculnya lambang-lambang atau simbol-simbol dalam
status sosial .
D. adanya sesuatu yang dihargai dalam kehidupan masyarakat.
E. setiap orang mempunyai status sosial dan peran sosial lebih
dari satu.

2 Membedakan Perhatikan pernyataan berikut :


pengaruh Ponggaba : yaitu orang yang bekerja normal terutama di instansi
positif dan kantor pemerintah. perjaji : yaitu orang yang bekerja dalam
negatif adanya lapisan teratas. Stratifikasi sosial di lingkungan masyarakat
strata sosial Agama/ pesantren : Keyae yaitu orang yang dikenal sebagai
dalam pemuka agama (ulama) karena mempunyai banyak ilmu agama 40
islam. Selain itu juga sebagai pembina, penerus, pengajar ajaran Uraian
masyarakat
nabi pada santri-santrinya. Bindarah yaitu orang yang telah
Indonesia.
mentamaatkan pendidikan di dalam pondok pesantren, dan
mempunyai ilmu yang banyak atau cukup tetapi tidak setara
dengan pengetahuan Keyae. Santre yaitu orang yang sedang
menuntut ilmu agama di sebuah pondok pesantren. Banne
santre yaitu orang yang tidak perna menuntut ilmu keagamaaan
di sebuah pondok pesantren. (Sumber:
http://www.kompasiana.com/gitaaidansofiana /stratifikasi-
sosial-masyarakat-madura)

Dari pernyataan di atas, berikan perbedaan pengaruh positif dan


pengaruh negatif dari adanya strata sosial pada masyarakat
Madura!

3 Menyimpulkan Perhatikan beberapa pernyataan di bawah ini:


adanya 1) Masyarakat Bali yang mengenal system kasta, status sosial
pengaruh strata berdasarkan keturunan.
BENTUK
No Indikator Rumusan Soal Skor
PENILAIAN

sosial dalam 2) Masyarakat pedesaan yang mayoritas bertani, status sosial


masyarakat berdasarkan atas kepemilikan lahan pertanian.
Indonesia.
Uraian 40
3) Masyarakat perkotaan mempunyai sifat strata yang
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk dapat
pindah ke lapisan yang lain berdasarkan skill dan
pendidikan.
4) Masyarakat industri, kekuasaan ada pada pemilik modal
perusahaan.

Dari beberapa pernyataan di atas, berikan kesimpulan tentang


pengaruh strata sosial dalam masyarakat Indonesia!

Jumlah skor 100

Keterangan :
Nilai= Jumlah skor perolehan X 100
Jumlah skor max
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Antropologi


Kelas/Semester : X / Genap
Kompetensi Dasar : 3.3.Mendeskripsikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: penghasilan,
pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya
pelapisan sosial dalam masyarakat Indonesia.
Indikator : 3.3.1 Menjelaskan pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.
3.3.2 Membedakan pengaruh positif dan pengaruh negatif adanya
strata sosial dalam masyarakat Indonesia.
3.3.3 Menyimpulkan pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Materi : Pengaruh Strata Sosial Dalam Masyarakat Indonesia

Petunjuk :
1. Perhatikan tayangan video!
2. Isilah tabel dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dalam diskusi kelompok!
3. Tulislah hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk galeri kerja!

N
DAFTAR PERTANYAAN TANGGAPAN
o
1 Sebutkan topik/tema dari penayangan …………………………………………………………
video tersebut! …………………………………………………………
2 Apakah merupakan suatu penggolongan …………………………………………………………
sosial dalam masyarakat? Sebutkan …………………………………………………………
alasannya!
3 Jelaskan tentang adanya strata sosial …………………………………………………………
dalam video tersebut! …………………………………………………………
4 Sebutkan pengaruh positif dan negatif …………………………………………………………
dari pelaksanaan upacara dalam tayangan …………………………………………………………
video!
5 Sebutkan upaya penyelesaian masalah …………………………………………………………
dari pengaruh adanya strata sosial dalam …………………………………………………………
masyarakat!
LAMPIRAN 4.
INSTRUMEN UNJUK KERJA

Mata Pelajaran : Antropologi


Kelas/Semester : X / Genap
Kompetensi Dasar : 3.3.Mendeskripsikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: penghasilan,
pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya
pelapisan sosial dalam masyarakat Indonesia.
Indikator : 3.3.1 Menjelaskan pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.
3.3.3 Membedakan pengaruh positif dan pengaruh negatif adanya
strata sosial dalam masyarakat Indonesia.
3.3.3 Menyimpulkan pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Materi : Pengaruh Strata Sosial Dalam Masyarakat Indonesia

No Nama INDIKATOR PENILAIAN Jumlah Nilai


Peserta Skor
didik KerjaSama Komunikasi KerjaKeras Disiplin Kreativitas

RUBRIK PENILAIAN

Kriteria Skor Indikator

Kerja Sama 2 Mampu bekerja sama dengan baik dalam


kelompok

1 Kurang mampu bekerja sama dalam kelompok

Komunikasi 2 Mampu berkomunikasi dengan baik dan sopan


di dalam kelompok maupun antar kelompok
Kriteria Skor Indikator

1 Kurang mampu berkomunikasi dengan baik dan


sopan di dalam kelompok maupun antar
kelompok

Kerja Keras 2 Mau bekerja keras dalam menyelesaikan tugas

1 Kurang mau bekerja keras dalam menyelesaikan


tugas

Disiplin 2 Mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu yang


ditentukan

1 Tidak mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu


yang ditentukan

Kreativitas 2 Sangat kreatif dan inovatif dalam menyusun


galeri kerja

1 Kurang kreatif dan inovatif dalam menyusun


galeri kerja

PENGISIAN LEMBAR PENILAIAN UNJUK KERJA/KETERAMPILAN (KI-4)

No Nama INDIKATOR PENILAIAN Jumlah Nilai


Peserta Skor
didik KerjaSama Komunikasi KerjaKeras Disiplin Kreativitas

1. Dewa 1 1 2 2 2 8 80

Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)

Pada contoh di atas, skor maksimal = 2x5 = 10

Nilai tugas = Jumlah skor perolehan x 100


Jumlah skor maksimal

Contoh :
Jumlah skor keterampilan/unjuk kerja yang diperoleh Dewa adalah 10
Nilai tugas = 8 x 100 = 80
10

Lampiran : VIDEO Upacara Ngaben

Mata Pelajaran : Antropologi


Kelas/Semester : X / Genap
Kompetensi Dasar : 3.3.Mendeskripsikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: penghasilan,
pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya
pelapisan sosial dalam masyarakat Indonesia.
Indikator : 3.3.1 Menjelaskan pengaruh adanya strata sosial dalam
masyarakat Indonesia.
3.3.4 Membedakan pengaruh positif dan pengaruh negatif adanya
strata sosial dalam masyarakat Indonesia.
3.3.3 Menyimpulkan pengaruh adanya strata sosial dalam masyarakat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai