A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Dalam pembelajaran
ini, peserta didik diharapkan menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian penggolongan sosial : diferensiasi sosial dan stratifikasi social
2. Mendeskripsikan penggolongan social dalam masyarakat Indonesia (misalnya: agama, etnik,
gender, pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam
3. Membandingkan, menganalisis untuk menemukan perbedaan dan kesamaan antar etnik
dalam masyarakat Indonesia
4. Menganalisis dan memprediksi dampak positif dan negative dari penggolongan sosial
dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: agama, etnik, gender,
pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
5. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan solusia terhadap persoalan-persoalan
yang muncul akhibat perbedaan-perbedaan
6. Menumbuhkan kreativitas siswa dalam menemukan cara memelihara dan meningkatkan
kerjasama, toleransi, kepedulian Memberi solusi akhibat adanya penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: agama, etnik, gender,
pekerjaan, desa-kota) dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
7. Meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dan bekerjasama dalam rangka kegiatan
ilmiah.
8. Menumbuhkan kesadaran dan sikap saling menghargai, menghormati, dan membangun
sikap toleransi, peduli pada sesama dan lingkungan dalam rangka keberagaman masyarakat
Indonesia.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengelompokan Masyarakat Indonesia berdasarkan Kriteria Etnik
2. Persamaan dan Perbedaan Etnik/Suku Bangsa di Indonesia
3. Pengaruh Penggolongan Masyarakat Indonesia
4. Manfaat Keberagaman Suku dan Budaya di Indonesia
5. Contoh Keberagaman Budaya Lokal di Masyarakat Setempat
F. Media Pembelajaran
Media/Alat: Papan tulis, spidol, gambar, kertas, laptop, LCD.
G. Sumber BelajarSumber Belajar:
1. Buku Antropologi/Sosiologi SMA
2. Internet
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
7. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan solusi mengatasi masalah
yang muncul akibat perbedaan dan menemukan cara untuk memelihara persatuan antara
anggora masyarakat yang berbeda suku bangsa tetapi tetap bersatu dalam tangka NKRI.
Sintaks 5 : Memverifikasi
3. Setiap kelompok mempresentasikan hasil. Pada akhir prresentasi kelompok diberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya untuk memverifikasi hasil temuan.
1. Teknik penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan, test tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
Unsur-unsur kebudayaan
Setiap suku bangsa memiliki kebudayaannya sendiri-sendiri. Unsur-unsur kebudayaan meliputi:
1) Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai
alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat
peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan
tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta
tubuh manusia.
3) Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem
kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota
dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan
mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata,
wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat
transportasi.
5) Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang
atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6) Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek
keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan
pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan,
dan upacara keagamaan.
7) Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau
estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan
kreatif.
Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan
bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Sumber: http://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/
Atas cara lain, berikut penjelasan secara detail tentang persamaan dan perbedaan kehidupan
suku bangsa di Indonesia
3) Etnosentrisme
Etnosentris adalah kecenderungan untuk melihat dunia melalui filter budaya sendiri. Istilah
ini sering dipandang negatif, yang didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk melihat orang lain
dengan cara diluar latar belakang budaya anda sendiri. Sebuah definisi terkait etnosentrisme
memiliki kecenderungan untuk menilai orang dari kelompok, masyarakat, atau gaya hidup yang
lain sesuai dengan standar dalam kelompok atau budaya sendiri, sering kali melihat kelompok
lainnya sebagai inferior (lebih rendah) (healey, 1998; Noel, 1968).
Pengertian etnosentrisme adanya sikap primodialisme yang ada dalam masyarakat melahirkan
sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan
menggunakan kebudayaan sendiri. Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang
menganggap cara hidup bangsa nya merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah, maka sikap
demikian akan menimbulkan konflik. Konflik tersebut misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan
yang didasari oleh Suku, Agama, Ras dan antar golongan. Dampak negatif yang lebih luas dari sikap
etnosentrisme antara lain :
a. Mengurangi ke objektifan ilmu pengetahuan
b. Menghambat pertukaran budaya
c. Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
d. Memacu timbulnya konflik sosial.
4) PotensiKonflik
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnifall (1940) adalah
kehidupanmasyarakatnya berkelompok-kelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi mereka
(secara essensi) terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri
mereka masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik tertentu.
Mungkin pendekatan yang relevan untuk melihat persoalan masyarakat majemuk ini adalah bahwa
perbedaan kebudayaan atau agama memang potensial untuk mendestabilkan negara-bangsa.
Karena memang terdapat perbedaan dalam orientasi dan cara memandang kehidupan ini, sistem
nilai yang tidak sama, dan agama yang dianut masing-masing juga berlainan
Furnivall sendiri sudah mensinyalir bahwa konflik pada masyarakat majemuk Indonesia
menemukan sifatnya yang sangat tajam, karena di samping berbeda secara horisontal, kelompok-
kelompok itu juga berbeda secara vertikal, menunjukkan adanya polarisasi.Artinya bahwa
disamping terdiferensiasi secara kelompok etnik agama dan ras juga ada ketimpangan dalam
penguasaan dan pemilikan sarana produksi dan kekayaan.Ada ras, etnik, atau penganut agama
tertentu yang akses dan kontrolnya pada sumber-sumber daya ekonomi lebih besar, sementara
kelompok yang lainnya sangat kurang.
Keberagaman budaya di Indonesia mempunyai berbagai manfaat bagi Indonesia sendiri, antara lain
sebagai berikut:
Menurut Van Vollenhoven suku bangsa Indonesia diklasifikasikan menjadi 19 daerah suku bangsa
yaitu Aceh, Gayo Alas dan Batak, Nias dan Batu, Minangkabau, Mentawai, Sumatera Selatan, Melayu,
angka dan Belitung, Kalimantan, Minahasa, Sangir dan Talaud, Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan,
Ternate, Ambon, Kepulauan Barat Daya, Irian, Timor, Bali dan Lombok, Jawa Tengah dan Jawa
TImur, Surakarta dan Yogyakarta dan Jawa Barat.
5) Keberagaman Tradisi
b. Tradisi Ngaben
Adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh para penganut agama Hindu Bali. Upacara
ini dilaksanakan antara bulan Juni-September yang merupakan kesempatan terakhir bagi keluarga
yang ditinggalkan untuk mengabdikan dirinya kepada orangtua yang sudah meninggal dan belum
sempat di-aben, tetapi telah dikubur.
1. Tahap martandang, artinya mencari jodoh. Seorang laki laki bertandang ke rumah marga
ibu untuk mencari seorang gadis yang akan dijadikan istri
2. Tahap marhusip. Setelah terjadi kesepakatan, pihak laki laki mengirim utusan yang disebut
domu domu yang bertugas untuk menindaklanjuti keinginan pihak laki laki untuk
meminang gadis pilihannya.
3. Dialap jual. Pihak pengantin laki laki membawah jual (bahan makanan yang diusung di
kepala dan menjemput pengantin wanita). Upacara ini berlangsung di halaman rumah
pengantin wanita. Apabila upacara ini berlangsung di halaman rumah mempelai pria,
upacaranya disebut ditaruhon jual.
4. Pembagian jambar (hewan). Pihak mempelai pria menyerahkan seekor babi kepada pihak
mempelai wanita. Pada pembagian daging hewan ini harus disepakati bagian apa saja yang
harus diberikan kepada keluarga mempelai wanita.
5. Prosesi di gedung pertemuan adat. Kedua mempelai menuju pelaminan yang disambut
dengan tari tor tor sebagi pembukaan
6. Pemberian Ulos. Keluarga mempelai pria memberikan ulos kepada pihak mempelai wanita.
Manka dari upacara ini agar kedua mempelai selalu hidup bersama sama dalam suka
maupun duka.
dikutip dari LKS IPS Modul Mitra terbitan CV Media Citra Pratama
LAMPIRAN 2
2
3
4
5
LAMPIRAN 3.
RUBRIK PENILAIAN
Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)
Contoh :
Jumlah skor keterampilan/unjuk kerja yang diperoleh Dewi adalah 10
Lampiran 4
Kompetensi dasar :
3.2 Mendeskripsikan penggolongan sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan
kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia beraneka
ragam
3.2.1 Mendeskripsikan penggolongan social dalam masyarakat Indonesia berdasarkan
etnik/suku bangsa dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam
3.2.2 Membandingkan kesamaan dan perbedaan etnik yang satu dengan etnik yang lain
dalam masyarakat Indonesia
3.2.3 Menganalisis untuk menemukan perbedaan dan kesamaan antar etnik dalam
masyarakat Indonesia
3.2.4 Memprediksi dampak positif dan negatif dari penggolongan sosial dalam
masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka ragam
3.2.5 Menganalisis konsekwensi yang muncul akibat adanya penggolongan sosial
dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari
bahwa masyarakat Indonesia beraneka ragam
3.2.6 Memberi solusi akhibat adanya penggolongan sosial dalam masyarakat Indonesia
berdasarkan kriteria etnik dalam rangka menyadari bahwa masyarakat Indonesia
beraneka ragam
Pertanyaan:
1. Dengan melihat dan membandingkan gambar etnik yang satu dengan etnik yang lain dan
mengkaji literature, kesamaan-kesamaan apakah yang anda temukan terdapat pada
etnik/suku bangsa di Indonesia?
2. Dengan membandingkan gambar etnik yang satu dengan etnik yang lain dan mengkaji
literature, perbedaan-perbedaan apakah yang anda temukan terdapat pada etnik/suku
bangsa di Indonesia?
3. Mencermati kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antar etnik tersebut,
pengaruh-pengaruh positif apakah yang bisa muncul akibat kesamaan dan perbedaan itu?
4. Mencermati kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antar etnik tersebut,
pengaruh-pengaruh negatif apakah yang bisa muncul akibat kesamaan dan perbedaan
itu?
5. Sebagai seorang calon pemimpin, solusi apakah yang anda lakukan dalam rangka
mengatasi konflik akibat perbedaan etnik/suku di daerah anda?
6. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatauan NKRI, program apakah yang dapat anda
usulkan untuk mempererat anggota masrakat yang terdiri dari etnik/suku bangsa yang
berbeda di daerahmu?
7. Berdasarkan hasil kajian anda, deskripsikanh apa yang dimaksud dengan penggolongan
masyarakat berdasarkan etnik?
Kunci Jawaban:
Jawaban setiap kelompok bersifat terbuka, namun berisi kata-kata kunci berikut:
RUBRIK PENILAIAN
Keterangan:
Lampiran:
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Dalam pembelajaran
ini, peserta didik diharapkan menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat menjelaskan
pengaruh strata sosial dalam masyarakat Indonesia, dapat membedakan pengaruh positif dan
pengaruh negatif adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia, dalam menyadari bahwa
masyarakat Indonesia beraneka ragam, dengan rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,
toleran, santun, dan pro-aktif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengaruh positif strata sosial.
2. Pengaruh negatif strata sosial.
F. Media Pembelajaran
1. Media : LKPD (lembar kerja peserta didik), lembar penilaian, Power Point (Ppt),
tayangan video;
2. Alat : Papan tulis, spidol, kertas sukun warna, kertas post-it, kertas HVS,
gunting, lem, spidol, dan selotip, LCD, Laptop
G. Sumber Belajar
1. Buku Antropologi SMA Kemdikbud 2013 dan buku Antropologi lain yang relevan dan ber-
ISBN;
2. Internet, majalah, koran, dan lingkungan setempat.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 (3 ×45 menit)
Pendahuluan (20 menit)
1. Memberi salam.
2. Menanyakan kehadiran peserta didik.
3. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Mendiskusikan kompetensi pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan
kompetensi yang akan dipelajari tentang stratasosial dalam masyarakat di
Indonesiaberdasarkan kriteria tertentu.
5. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Menyampaikan garis besar cakupan materi strata sosial dalam masyarakat di Indonesia
berdasarkan kriteria tertentu.
7. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi strata sosial dalam masyarakat di Indonesia.
9. Peserta didik menghias galeri kerja secara sederhana supaya terlihat lebih menarik.
Keterampilan untuk bekerja sama dan kreatif.
10. Galeri kerja dikumpulkan di depan kelas dan disimpan oleh guru
5. Setiap kelompok yang terdiri dari empat orang, membagi anggotanya untuk dua orang
bertugas sebagai tamu atau dua orang yang tinggal dalam kelompoknya. Dua anggota
kelompok yang bertugas sebagai tamu, berkeliling untuk mengamati hasil galeri kerja
kelompok lain secara bergantian. Masing-masing kelompok dapat memberikan penilaian
berupa apresiasi, kritik atau pertanyaan pada hasil galeri kerja kelompok lain yang diamati
dengan menuliskan di post-it dan menempelkan di galeri kerja kelompok tersebut
Keterampilan untuk berkomunikasi dan berpikir kritis.
Peserta didik dituntut berpikir tinggi untuk menilai/mengkritik hasil kerja antar
kelompok (HOTS).
Literasi dalam pembelajaran ketika peserta didik mampu mengevaluasi hasil
kerja kelompok lain.
6. Galeri kerja diambil kembali oleh kelompok masing-masing. Kertas post-it yang berisi
penilaian dari kelompok lain digabung menjadi satu di satu kertas HVS.
7. Kelompok berdiskusi menanggapi penilaian dari kelompok lain dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok lain
LAMPIRAN 1.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Strata sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa dan
prestise.
B. Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial. Kelas-
kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi, kelas sosial menengah, dan kelas sosial rendah. Yang
termasuk ke dalam kriteria stratifikasi sosial antara lain perbedaan penghasilan, pendidikan,
dan pangkat/jabatan.
1. Keturunan dari kasta Brahmana biasanya diawali dengan gelar Ida Bagus untuk laki-laki,
dan Ida Ayu (disingkat Dayu) untuk perempuan. Pada masa lalu, kasta brahmana adalah
golongan rohaniwan atau pemuka agama, yaitu pendeta, pedanda, beserta keluarganya.
Mereka tinggal di suatu kompleks hunian yang disebut griya, diwariskan berdasarkan garis
keturunan leluhur mereka di masa lalu. Sekarang, tidak semua keturunan brahmana
berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka sudah masuk ke dalam berbagai lapangan
pekerjaan dan tidak semua keturunannya masih menetap di griya.
2. Keturunan dari kasta kesatria biasanya diawali dengan gelar Anak Agung (disingkat Gung),
Cokorda (disingkat Cok), atau Gusti. Mereka umumnya keturunan raja dan tinggal di puri
atau sekitar puri, yaitu kediaman leluhur mereka (bangsawan Bali) yang memerintah atau
mengabdi pada masa lalu. Bagaimanapun, ada sebagian golongan kesatria yang tinggal di
luar puri. Dalam kasta ini juga ada yang menggunakan gelar Dewa, atau Dewa Ayu dan
Desak untuk perempuan. Umumnya mereka adalah keturunan pejabat puri pada masa lalu.
Pada mulanya, kasta kesatria merupakan orang-orang dengan profesi di bidang
pemerintahan, baik sebagai raja, menteri, pejabat militer, bupati, maupun abdi keraton. Saat
ini, keturunan kasta kesatria bekerja dalam berbagai macam profesi dan jabatan.
3. Keturunan kasta Waisya biasanya diawali dengan gelar Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si.
Pada masa lalu, orang dari kasta ini bekerja di bidang niaga dan industri. Kini, sebagian
keturunan waisya tidak lagi menggunakan nama depannya, terkait banyaknya asimilasi
kelompok ini dengan kaum sudra di masa lalu. Di samping itu, sekarang keturunan waisya
tidak lagi mendominasi bidang niaga dan industri, sebagaimana profesi leluhur mereka di
masa lalu. Mereka kini bekerja di berbagai bidang.
4. Keturunan kasta Sudra dicirikan dengan nama tanpa gelar kebangsawanan sebagaimana
tersebut di atas, melainkan langsung mengacu pada urutan kelahiran sesuai tradisi Bali,
seperti: Wayan, Putu, Gede, Made, Kadek, Nengah, Nyoman, Komang, dan Ketut. Pada masa
lampau, golongan sudra terdiri dari buruh dan petani. Kini, golongan sudra sudah bekerja di
berbagai profesi, mulai dari pejabat negara hingga buruh kasar.
Orang Bali menggunakan tata cara penamaan yang mencirikan urutan kelahiran anak. Hal ini
menjadi ciri khas kebudayaan suku Bali yang tak dikenal di tempat lainnya.
1. Anak pertama diberi nama depan Wayan, berasal dari kata wayahan yang artinya "lebih
tua". Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga sering digunakan adalah Putu
dan Gede. Kata putu artinya "cucu", sedangkan gede artinya "besar". Nama Gede cenderung
digunakan kepada anak laki-laki saja, sementara untuk anak perempuan jarang digunakan.
Untuk anak perempuan, ditambahkan kata Luh pada nama "Gede". Pada umumnya,
keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan kata Wayan maupun Gede.
Mereka lebih memilih menggunakan nama Putu.
2. Anak kedua diberi nama depan Made (madé), berasal dari kata madya yang berarti
"tengah". Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga dapat diberi nama depan Nengah
yang juga diambil dari kata "tengah". Ada pula nama Kade atau Kadek, bentuk variasi dari
Made. Ada hipotesis bahwa Kade atau Kadek berasal dari kata adi yang bermakna "adik".
Pada umumnya, keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan nama Nengah
maupun Kadek. Mereka lebih memilih menggunakan kata Made atau Kade.
3. Anak ketiga diberi nama depan Nyoman atau Komang. Nama Nyoman ditenggarai berasal
dari kata anom yang berarti "muda" atau "kecil"; bentuk variasinya adalah nama Komang.
Ada hipotesis bahwa nama Nyoman diambil dari kata nyeman (artinya "lebih tawar" dalam
bahasa Bali), mengacu kepada perumpamaan tentang lapisan terakhir pohon pisang—
sebelum kulit terluar—yang rasanya cukup tawar. Ada pula dugaan bahwa nama Nyoman
dan Komang secara etimologi berasal dari kata uman yang berarti "sisa" atau "akhir" dalam
bahasa Bali.
4. Anak keempat diberi nama depan Ketut, berasal dari kata ketuwut yang bermakna
"mengikuti" atau "membuntuti". Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno kitut yang
berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.
4. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial dalam sosiologi merujuk pada bentuk perpindahan (gerak) status.
5. Penguasaan Segmen-Segmen Besar dalam Masyarakat
Dalam kacamata stratifikasi sosial, warga masyarakat terbagi dalam dua golongan atau
lebih. Golongan yang satu lebih tinggi kedudukannya dibanding yang lain. Termasuk juga
golongan yang satu seringkali ditentukan hak-hak dan kewajibannya oleh golongan yang
lain yang lebih tinggi kedudukannya.
2
3
4
5
LAMPIRAN 3.
PENILAIAN PENGETAHUAN
BENTUK
No Indikator Rumusan Soal Skor
PENILAIAN
Keterangan :
Nilai= Jumlah skor perolehan X 100
Jumlah skor max
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Petunjuk :
1. Perhatikan tayangan video!
2. Isilah tabel dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dalam diskusi kelompok!
3. Tulislah hasil diskusi kelompokmu dalam bentuk galeri kerja!
N
DAFTAR PERTANYAAN TANGGAPAN
o
1 Sebutkan topik/tema dari penayangan …………………………………………………………
video tersebut! …………………………………………………………
2 Apakah merupakan suatu penggolongan …………………………………………………………
sosial dalam masyarakat? Sebutkan …………………………………………………………
alasannya!
3 Jelaskan tentang adanya strata sosial …………………………………………………………
dalam video tersebut! …………………………………………………………
4 Sebutkan pengaruh positif dan negatif …………………………………………………………
dari pelaksanaan upacara dalam tayangan …………………………………………………………
video!
5 Sebutkan upaya penyelesaian masalah …………………………………………………………
dari pengaruh adanya strata sosial dalam …………………………………………………………
masyarakat!
LAMPIRAN 4.
INSTRUMEN UNJUK KERJA
RUBRIK PENILAIAN
1. Dewa 1 1 2 2 2 8 80
Keterangan:
Skor maksimal = (banyaknya kriteria) x (skor tertinggi setiap kriteria)
Contoh :
Jumlah skor keterampilan/unjuk kerja yang diperoleh Dewa adalah 10
Nilai tugas = 8 x 100 = 80
10