PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
MENGGUNAKAN 3D PAGE FLIP PROFESSIONAL PADA MATERI LARUTAN
PENYANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM Memasuki abad 21, kemajuan ilmu memahami materi kimia secara mandiri, pengetahuan dan teknologi informasi guru masih menggunakan metode diskusi membawa dampak yang sangat besar dan ceramah pada proses pembelajaran, terhadap perubahan pendidikan di dan siswa masih kesulitan dalam Indonesia terutama dalam proses mengerjakan soal yang membutuhkan pembelajaran. Muderawan (2011) berpikir tingkat tinggi. Hal ini didukung oleh menyatakan bahwa teknologi akan data nilai Ulangan Harian (UH) pada membantu mengembangkan semua jenis semester genap T.P 2017/2018 yang dapat keterampilan berpikir mulai dari tingkat yang dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. paling mendasar hingga tingkat Tabel 1.1 Persentase nilai UH Siswa kelas XI MIPA 1-XI MIPA 6 SMAN 5 Kota keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan Bengkulu Berdasakan Nilai KKM ≥78 “21st Century Partnership Learning Materi TL P L KKM KKM KKM Framework”, keterampilan berpikir kritis (%) (%) (%) merupakan salah satu kompetensi dan Asam Basa 28,60 30,15 44,37 keterampilan yang harus dimiliki oleh Larutan 42,65 29,46 40,47 Penyangga sumber daya manusia abad 21 (Ross, Hidrolisis 33,05 37,27 50,52 2007). Menurut Ngalimun (2014), berpikir Kelarutan dan 27,45 30,09 45,56 Hasil Kali kritis adalah kegiatan berpikir yang Kelarutan dilakukan dengan mengoperasikan potensi Koloid 20,27 26,19 55,80 Keterangan : intelektual untuk menganalisis, membuat TL KKM = Tidak lulus KKM ; P KKM = Pas pertimbangan, mengambil keputusan KKM ; L KKM = Lulus KKM secara tepat, dan melaksanakannya secara Berdasarkan tabel 1.1, persentase benar, serta adanya komunikasi dua arah siswa yang lulus KKM pada materi larutan dan prinsip saling memberi. penyangga yaitu hanya ada 40,47% siswa. Hasil angket kebutuhan belajar Angka ini merupakan persentase lulus KKM siswa kelas XI MIPA dan wawancara terkecil jika dibandingkan dengan materi dengan guru di SMA N 5 Bengkulu, lainnya. Menurut Subarkah dan Ade (2015), menunjukkan bahwa keterampilan berpikir larutan penyangga banyak berisi konsep kritis siswa kelas XI MIPA SMA N 5 yang bersifat abstrak dan memerlukan Bengkulu masih belum optimal. Sebagian pemahaman yang kuat untuk mengaitkan besar siswa belum mampu menemukan dan beberapa konsep tersebut, sehingga siswa ajar lain seperti bahan ajar elektronik seperti harus memiliki keterampilan berpikir kritis e-modul masih kurang dimanfaatkan, yang optimal. padahal persediaan buku paket di sekolah Hasil wawancara terhadap guru masih terbatas dan siswa belum memiliki kimia SMA N 5 Bengkulu menunjukkan pegangan buku paket sendiri. Penerapan e- bahwa penggunaan bahan ajar yang modul dapat dijadikan sebagai alternatif mendukung berpikir kritis siswa juga belum baru untuk mengubah bahan ajar berbasis diterapkan. Terbatasnya persediaan dan cetak menjadi bahan ajar berbasis kualitas bahan ajar yang dimiliki siswa elektronik. Pengembangan e-modul dapat mengakibatkan proses pembelajaran tidak dibuat dengan menggunakan aplikasi 3D berjalan secara maksimal. Penggunaan Page Flip Professional yang dapat didesain bahan ajar seperti modul dapat melibatkan secara menarik dalam bentuk multimedia secara maksimal seluruh kemampuan siswa seperti video dan animasi. Dengan untuk mencari dan menyelidiki secara kritis, demikian, bahan ajar yang tersedia lebih logis, dan analitis (Sukmadinata, 2013). interaktif dan dapat diakses secara online Menurut Anwar (2010), modul saat ini tidak ataupun offline menggunakan laptop atau hanya disajikan dalam bentuk cetak, namun smartphone. juga dalam bentuk elektronik atau sering Salah satu pembelajaran yang disebut e-modul. E-modul adalah bagian memanfaatkan teknologi untuk memperoleh dari electronic based e-learning yang sumber pengetahuan dan informasi yang pembelajarannya memanfaatkan teknologi dapat diakses dengan mudah oleh siswa informasi dan komunikasi, terutama dalam bentuk online ataupun offline yaitu perangkat berupa elektronik. pembelajaran flipped classroom Berdasarkan hasil angket kebutuhan (Rokhmania dan Kustijono, 2017). Flipped belajar siswa kelas XI MIPA SMA N 5 classroom merupakan model pembelajaran Bengkulu, diperoleh informasi bahwa dengan cara siswa membaca materi, beberapa siswa menggunakan perangkat melihat sumber belajar secara prodcast elektronik sebagai media untuk bermain (video, suara, gambar, maupun dokumen games dan media sosial di dunia maya, berupa pdf, doc, dll) sebelum mereka serta sumber belajar yang sering digunakan datang ke kelas dan mereka mulai dalam proses pembelajaran di kelas yaitu berdiskusi, bertukar pengetahuan, guru mata pelajaran dan bahan ajar menyelesaikan masalah dengan bantuan berbasis cetak seperti buku paket dari siswa lain maupun guru (Damayanti dan perpustakaan dan LKS. Penggunaan bahan Sutama, 2016). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengembangan E-Modul Kimia Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Menggunakan 3D Page Flip Professional Melalui Pembelajaran Flipped Classroom”