Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Silinder Pusat (Stele)” dapat
terselesaikan, Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Stuktur Perkembangan Tumbuhan semester III di Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember.

Dalam penulisan makalah ini saya dalam penulisannya merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan-penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan, khusunya Bapak Arief Noor Akhmadi, Ir, M.P. selaku dosen Stuktur
Perkembangan Tumbuhan, hal tersebut dibutuhkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Jember, 17 November 2017

Hormat saya

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang ............................................................................................... ...1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

 Floem ............................................................................................................. ....4


a. Pembuluh ................................................................................................... .5
b. Sel pengiring.............................................................................................. .5
c. Parenkim Floem ........................................................................................ 5
d. Serabut Floem............................................................................................ 6
 Kambium ....................................................................................................... ...6
a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer) ................................................. ..6
b. Kambium Sekunder ....................................................................................6
 Unsur – Unsur Floem ..................................................................................... ..7
a. Unsur – Unsur Kribal..................................................................................8
b. Sel pengiring........................................................................................... .8
c. Sel Albumen ........................................................................................... 8
d. Parenkim Floem ..................................................................................... 8
e. Serat – Serat Floem ................................................................................ 8

BAB III RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Tumbuh tumbuhan yang ada di bumi tersusun atas banyak sel. Sel –sel itu terdapat
pada tempat tertentu dan membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang
mempunyai stuktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antar seldan membentuk
suatu kesatuan.

Berdasarkan tahap pperkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat


dibedakan menjadi beberapa macam,diantaranya adalah jaringan pengangkut. Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa jaringan pengangkut pada tumbuhan terbagi menjadi dua,yaitu
xilem dan floem. Xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tipis adalah bagian-
bagian dari jaringan pengangkut yang terdapat pada tumbuhan.

Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukanya atau letaknya


membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian tampak
bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-pembuluh di dalam
organ tumbuhan. Jadi, terwujudnya suatu sistem jaringan ini merupakan gabungan dari
berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan tersebutada yang telah sempurna dan ada
pula yang belum sempurna, ada yang bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun akan mencobba membahas


mengenai jaringan pengangkut pada tumbuhan. Baik mengenai pengertian, tipe jaringan
pengangkut maupun tentng cara terbentuknya jaringan pengangkut dan lain-lain, agar kita
lebih mengetahui dan memahami mengenai jaringan pengangkut.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

FLOEM

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe
yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid.Kadang-
kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar
getah.Fungsi floem sebagai jaringan trans lokasi bahan organik (asimilat) yang terutama
berisi karbohidrat.Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.

Seperti hal nya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan pro kambium
disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem
sekunder.Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan fungsinya
berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama. Meskipun pada
mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan
membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman).

Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu.Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :

a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel
tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapi santer letak di samping atau ujung sel,
terdapat pada tumbuhanPteridophyta dan Gymnospermae.Bentuk kedua adalah buluh tapisan,
terdapat pada Angiospermae, berupa berkassel-sel memanjang yang masing-masing
merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapi biasanya
terletak di ujung sel.

Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapi tanpa ada dinding sel nya, serta
terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus.Bidang tapi itu merupakan sekelompok
lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-
benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapi sanitu (semacam plasmodesma
pada saluran noktah).Lubang-lubang tapi sanitu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam

4
polimerglukose, sehingga lubangnya menjadi kecil.Kaloseini akan menipis (sehingga lubang
nya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.

Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya.Selain itu besarnya lubang tapi san juga bervariasi, umumnya yang besar
terdapat di ujung sel.

Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan
lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi
pada saat diferensiasi.Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain,
mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi
kedalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk benang-benang memanjang
sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang
tapisan.Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang
terdiri dari protein.

b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel
parenkim khusus yang disebut sel pengiring.Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama
dengan sel pembuluh. Sel inti itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak
sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding
bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh dengan
plasmodesmata.Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai nukleus
pada waktu dewasa.Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan
Pteridophyta dan juga tidak ada pataproto floem Dicotyledoneae.

c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan sel pengiring, floem juga mengandung sejumlah sel
parenkim yang fungsi nya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak
dan tepung.Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring.Bentuk sel
parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.

Seperti hal nya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk
parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-
jari).Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan

5
dinding.Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi
sklerenkim atau menjadi felogen.

d. Serabut Floem

Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder.Serabut ini segera
membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya.Umumnya
penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose.Noktah yang terjadi sederhana.Serabut ini
berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh
tidak berfungsi lagi.

KAMBIUM

Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif
membelah.Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem.

a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer).

Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae.Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang
tumbuhan Agave dan Pleomele.Kambium fasikuler kearah dalam membentuk Xilem dan
kearah luar membentuk floem.Sementara kesamping membentuk jaringan meristematis yang
berfungsi memperluas cambium.Pertumbuhan oleh cambium ini disebut pertumbuhan
sekunder.

b. Kambium Sekunder (Kambium gabus/ Kambium Felogen)

Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan
sekunder.Kambium gabus kearah luar membentuk sel gabus pengganti epidermis dan kearah
dalam membentuk selfeloderm hidup.Kambium ini lah yang menyebabkan terjadinya lingkar
tahun pada tumbuhan

Pembuluh tipis ini merupakan bagian dari jaringan pengangkut. Hanya pembuluh
tapis ini (floem) berbeda fungsinya dengan pembuluh kayu (xilem). Kalau xylem merupakan
bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan garam-garam tanah dari
bagian bawah (akar) ke bagian atas, sedangkan floem berfungsi mengangkut dan
menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke
bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya.

6
Floem mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, Terdiri dari beberapa
macam/bentuk sel dan di antara nya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-
sel yang telah mati. Unsur-unsur kribral merupakan unsur-unsur yang pokok yang mendasari
fungsinya sebagai alat pengangkut zat-zat makanan (hasil fotosintesis) tersebut. Unsur-unsur
kribral ini pada umumnya terdiri dari sel-sel yang masih hidup sel-sel tersebut berdinding
tipis, akan tetapi mengandung penebalan-penebalan dari selulos dan zat pektin.

Unsur-unsur Floem
Mengenai unsur-unsur phloem ini yang perlu kita perhatikan ialah: (a) unsur-unsur
kribralnya, (b) sel pengantar, (c) sel albumen, (d) parenkim pembuluh tapis, dan (e) serat-
serat pembuluh tapis.

a)Unsur-unsur kribral
Unsur-unsur kribral ini dapat pula disebut unsur-unsur tapis yang dalam bahasa asingnya
disebut “sieve elements”. Dalam unsure-unsur kribral kita mengenal 2 macam tapis, yaitu sel-
sel tapis atau “sieve cells”dan komponen buluh tapis atau “sieve tube elements” atau “sieve
tube members”. Kedua-duanya mempunyai daerah tapis. Pada daerah tapis ini terdapat alas
tapis atau papan tapis.

b) Sel Pengiring
“Companion sell’ atau sel pengantar atau lazim disebut dengan sel kawan adalah sel-sel yang
memang merupakan pengantar atau penggiring ataupun kawan dari unsur-unsur sieve tube
(buluh tapis). Sel-sel kawan biasanya merupakan untaian atau deretan-deretan yang
menyerupai sel-sel parenkim, biasanya terdapat pada tumbuhan golongan Monocotyledoneae
dan Dycotyledoneae, satu atau beberapa untaian.

c) Sel Albumen
Merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim pembuluh tapis (phloem) tertentu
dari golongan Conifer, yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Ciri-ciri sel albumen, yaitu :

1. Pewarnaan lebih kuat daripada sitoplasmanya


2. Kaya akan zat-zat putih telur
3. Sel-sel tegak, lebih tinggi, diameter pada penampang melintangnya lebih sempit
dibanding sel-sel jari-jari empulur radial

7
4. Termasuk sel-sel parenkim phloem, bentuknya sukar dibedakan.

d) Parenkim Floem
Sejumlah sel jaringan yang terdapat di bagian pembuluh tapis (floem), selainnya sel-sel
kawan dan sel-sel albumen yang terdapat pada bagian ini. Sel-sel jaringan (parenkim) pada
pembuluh tapis ini merupakan sel-sel yang hidup yang melakukan kegiatan-kegiatan tertentu,
antara lain menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik lainnya dan sebagai tempat
akumulasi zat seperti tannin dan resin.

Pada pembuluh tapis primer tampak seperti untaian sel yang memanjang ke arah longitudinal.
Pembuluh tapis sekunder terbentuk dengan dua cara, yaitu :

1. Parenkim secara aksial, merupakan sel-sel tunggal yang panjang atau dapat terdiri dari
untaian sel-sel pendek, letaknya memanjang dalam arah vertical
2. Parenkim secara radial, sel-sel yang datar dan tegak ini terletak pada bagian tepi dari jari
jari empulur.
e) Serat-serat Floem
Penyeratan-penyeratan terjadi pada pembuluh-pembuluh tapis primer dan sekunder.

1. Di dalam floem primer atau pembuluh tapis primer serat-serat itu baru akan terwujud
dalam alat-alat tumbuhan yang pertumbuhannya memanjang
2. Pada serat-serat floem sekunder terbentuk dari sel-sel kambium yang merupakan :
 Pembentuk fusiform
 Unsur-unsur secara vertical, tumbuh secara bebas pada bagian ujung-ujungnya, tampak
lebih pendek disbanding serat floem sekunder.
Setelah pertumbuhan alat-alat tumbuhan memanjang, baik serat-serat floem primer maupun
sekunder, biasanya membentuk atau melangsungkan penebalan-penebalan, pada beberapa
tumbuhan tertentu dilanjutkan dengan sklerifikasi (pengayuan). Serat-serat floem ini
memiliki sekat-sekat dan berlendir. Ahli botani beranggapan bahwa serat-serat floem tersebut
merupakan sel-sel jaringan yang telah mengayu.

8
BAB III

RANGKUMAN

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut zat-zat


mineral ( zat hara dan air ) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makan yang telah
dihasilkan pada daun untuk disalurkan kebagian-bagian lain untuk kelangsungan hidup
tumbuhan.

a. Xilem (pembuluh kayu) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk
melangsungkan pengangkutan air dari dan zat-zat mineral (unsur hara) dari dalam tanah
(melalui akar) ke daun.

b. Floem (pembuluh tapis) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk
mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan dari daun yang merupakan hasil fotosintesis
ke seluruh bagian-bagian tumbuhan.

c. Tipe berkas pengangkut pada jaringan ini terbagi menjadi tiga (3) tipe yaitu kollateral ,
konsentris, dan radial.

d. Cara terbentuknya berkas pengangkut dimulai dari titik primer,dimana titik tumbuh
primer tersusun oleh sel-sel yang berbentuk sama yang disebut prokambium, selanjutnya
prokambium ini nantinya akan membentuk berkas-berkas pengangkut.

Floem terdiri atas bulu tapis, unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut
floem.

a. Unsur-unsur tapis

Sel-sel tapis berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-lubang (poro-pori). Tabung
tapis membentuk saluran bersambung dari pangkal keujung tumbuhan dan berdekatan dengan
sel pengiring.

b. Sel pengiring

9
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis, berbentuk silinder, dan lebih besar
daripada sel-sel tapis. Sel pengiring bersifat hidup dan diduga berperan dalam keluar
masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.

c. Serabut floem

Serabut floem berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang saling berimpit. Dinding sel
serabut floem tebal dan berfungsi sebagai penguat floem.

d. Parenkim floem

Parenkim floem merupkan selhidup yang memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang
disebut noktah. Parenkimfloem berisi tepung, damar(getah) atau kristal. Floem berfungsi
mangangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.

Berdasarkan posisi xilem dan floem berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :

1. Tipe kolateral: floem dan xilem letaknya berdampingan, umumnya floem di sebelah luar
xilem.

a. Kolateral tertutup : bila xilem dan floem berdampngan langsung dan berkas itu dikelilingi
oleh serabut. Misalnya pada batang graminae

b. Kolateral terbuka : bila antara xilem dan floem terdapat kambium ini kearah dalam
membentuk xilem sekunder dan kearah luar membentuk floem sekunder ,umumnya terdapat
pada batang dicotyledoneae.

2. Tipe Konsentris: xilem mengelilingi /membungkus floem atau sebaliknya.

a. Konsentris amfikibral, bila floem mengelilingi xilem, terdapat misalnya pada batang
tumbuhan pteridophyta.

b. Konsentris amfivasal, bila xilem mengelilingi floem, terdapat pada batang tumbuhan
monocotyledoneae yang berkambium misalnya agave, aloe.

3. Tipe Radial: xilem dan floem tidak membentuk berkas yang sesungguhnya, karena
meskipun xilem dan floem berdampingan tetapi berbeda pada jari-jari tubuh yang berbeda
dipisahkan oleh jaringan dasar sehingga dapat disebut tersusun radial. Susunan seperti ini
hanya terdapat pada akar sewaktu xilem dan floem berada dalam keadan primer.

10
4. Tipe Bikolateral: pada dasarnya serupa kolateral (xylem dan floem berdampngan )tetapi di
sisi dalam xilem terdapat lagi floem, jadi urutanmya: floem dalam , xilem , kambium dan
floem luar. Terdapat pada batang beberapa keluarga tumbuhan dicotyledoneae misalnya
cucurbitaceae, solanaceae.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar,Salman.2004.Biologi:Grafindo

Mulyani,Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta:Kausius

Syamsuni.2009.Materi Pokok Anatomi Tumbuhan.Indramayu: UNWIR

Syamsuri, Istamar.2007.Biologi Jilid 2A untuk SMA kelas XI,Semester 1.Jakarta:Erlangga

http://gurumuda.com/bse/jaringan-tumbuhan

12

Anda mungkin juga menyukai