Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

MANAJEMEN PROYEK

CRASHING PROJECT

Fakultas Program Studi Online Kode MK DisusunOleh

12
Ekonomi & Bisnis Manajemen P311710004 H.A.Iwan Mulyanto, Dr., MM.

Abstract Kompetensi
lead time dan lagging
Modul ini menjelaskan tentang Mampu mengaplikasikan konsep jaringan kerja
kemudian melakukan crashing yang memperhitungkan lead time dan lagging
kemudian melakukan crashing kembali dalam
mengelola proyek

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Predecessor Dalam Penjadwalan Project

Hubungan Antar Tugas

Terkadang dalam penjadwalan proyek terdapat kasus dimana saat pengerjaan


proyek, dipertengahan jalan ada kendala yang mengharuskan terjadinya keterlambatan
kerja sebuah susunan kerja proyek yang sudah disusun sebelumnya. Tentu saja jika hal
itu terjadi akan berpengaruh pada aktifitas kerja lainnya yang saling berhubungan. Akan
sangat merepotkan jika dalam satu proyek ada banyak aktifitas-aktifitas yang saling
berhubungan. Tapi tenang, semua yang tampaknya repot itu dapat kita selesaikan dengan
menggunakan predecessor dalam Microsoft Project (software standard dalam
penjadwalan kerja proyek).

Apa itu predecessor? predecessor adalah hubungan antar tugas/aktifitas dalam


satu proyek, yang artinya jika satu tugas/aktifitas mengalami perubahan waktu maka
otomatis tugas/aktifitas yang lainnya juga akan ikut berubah. Jadi, kita tidak perlu repot
merubah satu persatu waktu tugas yang saling berhubungan. Baiklah tanpa perlu panjang
lebar saya akan jelaskan satu persatu paramater yang ada dalam predecessor di Ms
Project.

Ada 4 macam hubungan antar tugas dalam Ms Project dan dalam management project
secara umum :

 FS : Finish to Start. ==> Pekerjaan '2' bisa dimulai setelah pekerjaan '1' selesai.
 FF : Finish to Finish. ==> Pekerjaan '1' dan '2' selesai secara bersamaan.
 SS : Start to Start. ==> Pekerjaan '1' dan '2' dimulai secara bersamaan.
 SF : Start to Finish. ==> Pekerjaan '1' baru bisa selesai jika pekerjaan '2' sudah
dimulai.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Lag & Lead Time

Dalam pengerjaan sebuah proyek terkadang ada jeda waktu antar satu tugas ke
tugas berikutnya, bisa jadi jeda waktu atau overlap. Contoh pekerjaan pengecoran lantai
dengan pemasangan keramik, tidak mungkin setelah dicor langsung dilakukan
pemasangan keramik, untuk itu diperlukan jeda waktu antara pengecoran dengan
pemasangan keramik.

Contoh kasus : Pekerjaan A berdurasi 8 hari, Pekerjaan B berdurasi 4 hari.

Lag Time

Jeda waktu antara pekerjaan A dengan pekerjaan B. Misalnya pekerjaan B dimulai


setelah 3 hari pekerjaan A selesai, maka pada kolom predecessor pekerjaan B kita isi
dengan "1FS+3" (1 adalah posisi baris pekerjaan A di Ms Project, FS untuk notasi Finish
to Start, +3 adalah untuk meletakan jeda waktu antara pekerjaan A dengan B dalam kasus
ini berarti 3hari).

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Lead Time

Overlap waktu antara pekerjaan A dengan pekerjaan B. Misal pekerjaan B dimulai


2 hari sebelum pekerjaan A selesai, maka pada kolom predecessor pekerjaan B kita isi
dengan "1FS-3" (-3 adalah notasi untuk overlap 3 hari, atau tanggal selesai A dikurangi
3hari).

Crashing Project

Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan


pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan
lebih banyak sumber daya (diukur dalam satuan mata uang), bagi aktivitas yang
akan dikurangi waktunya.
Crashing Project merupakan suatu metode untuk mempersingkat
lamanya waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktivitas
proyek yang penting menjadi kurang dari waktu normal aktivitas.
Crashing Project merupakan tindakan untuk mengurangi durasi
keseluruhan proyek setelah menganalisa alternatif-alternatif yang ada (dari
jaringan kerja). Bertujuan untuk mengoptimalisasikan waktu kerja dengan biaya
terendah. Seringkali dalam crashing terjadi “trade-off”, yaitu pertukaran waktu
dengan biaya.

Pertukaran (Trade-Off) Waktu dan Biaya


Dapat digambarkan dalam bentuk grafik waktu–biaya (seperti pada
Gambar 1). Digunakan untuk membandingkan alternatif tambahan biaya untuk
manfaatnya. Yang paling sulit untuk membuat grafik ini adalah mencari total
biaya langsung untuk lama proyek tertentu dalam jangka waktu yang relevan.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Grafik Waktu–Biaya

Terdapat 3 (tiga) langkah yang diperlukan untuk mengkonstruksikan


grafik waktu– biaya, yaitu:
1) Cari total biaya langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh: biaya
pegawai dan peralatan.
2) Cari total biaya tidak langsung untuk lama proyek yang telah dipilih, contoh:
biaya konsultansi dan administrasi.
3) Jumlahkan biaya langsung dan tidak langsung untuk lama proyek yang telah
dipilih tersebut.

Komponen Waktu
Dalam crashing project, terdapat dua komponen waktu, yaitu:
 Waktu Normal (Normal Time), yaitu penyelesaian aktivitas dalam kondisi
normal.
 Waktu Akselerasi (Crash Time), yaitu waktu terpendek yang paling mungkin
untuk menyelesaikan aktivitas.
Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Waktu Akselerasi, dengan
persamaan:

Komponen Biaya
Dalam crashing project, terdapat tiga komponen biaya, yaitu:
 Biaya Normal (Normal Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan
aktivitas pada kondisi normal.
 Biaya Akselerasi (Crash Cost), yaitu biaya langsung untuk menyelesaikan

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
aktivitas pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu terpendek yang
paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas).
Dari dua komponen tersebut dapat diperoleh Total Biaya Akselerasi, dengan
persamaan:

 Biaya Akselerasi per Unit Waktu (Slope), yaitu biaya langsung untuk
menyelesaikan aktivitas pada kondisi akselerasi/crash (pada kondisi waktu
terpendek yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas) dalam satuan
waktu terkecil yang ditentukan, dengan menggunakan persamaan:

Grafik Linear Waktu–Biaya


Dari komponen waktu dan biaya tersebut terdapat hubungan linear
seperti yang digambarkan dalam grafik berikut ini.

Gambar 2. Grafik Linear Waktu–Biaya

Langkah Crashing Project


Untuk melakukan crashing pada sebuh proyek, terdapat langkah-langkah
untuk menyelesaikannya, yaitu:
1) Gambar diagram jaringan untuk setiap kejadian

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
2) Hitung total waktu akselerasi, total biaya akselerasi, dan biaya akselerasi per
unit waktu untuk setiap kejadian.
3) Tentukan garis edar kritis dan lamanya waktu proyek.
4) Pilih aktivitas pada garis edar kritis yang memiliki biaya akselerasi minimal,
dan kurangi waktu aktivitas tersebut semaksimal mungkin.
Catatan:
 Jika hanya ada satu jalur kritis, pilihlah aktivitas yang:
a) Masih bisa dilakukan crash, dan
b) Mempunyai biaya crash terkecil per satuan waktu.
 Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, maka pilih satu aktivitas
sedemikian rupa sehingga:
a) Setiap aktivitas yang dipilih masih bisa dilakukan crash, dan
b) Biaya crash total per satuan waktu dari semua aktivitas yang dipilih
merupakan yang terkecil.
5) Perbaharui semua waktu kegiatan, jika batas waktu yang di inginkan telah
tercapai, maka berhenti. Jika tidak, ulangi langkah 3

Contoh
Tabel 1. Soal Crashing Project

Waktu Waktu Biaya Biaya


Aktivitas Normal Akselerasi Normal Akselerasi
(Minggu) (Minggu) ($) ($)
1→2 12 7 3.000 5.000
2→3 8 5 2.000 3.500
2→4 4 3 4.000 7.000
3→4 0 0 0 0
4→5 4 1 500 1.100
4→6 12 9 50.000 71.000
5→6 4 1 500 1.100
6→7 4 3 15.000 22.000
75.000 110.700
Sesuai tabel di atas (Tabel 1), tentukan biaya tambahan jika ingin proyek selesai
dalam waktu 30 minggu.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Jawaban
Gambar Diagran Jaringan
Dari Tabel 1, diagram jaringan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Jaringan Untuk Tabel 1

Penentuan Total Waktu Akselerasi, Total Biaya Akselerasi, dan Biaya Akselerasi Per
Unit Waktu
Hasil perhitungan total waktu akselerasi, total biaya akselerasi, dan biaya
akselerasi per unit waktu dapat diihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Akselerasi
Total Waktu Akselerasi Total Biaya Biaya Akselerasi per
Aktivitas
(Minggu) Akselerasi ($) Minggu ($)
1→2 5 2.000 400
2→3 3 1.500 500
2→4 1 3.000 3000
3→4 0 0 0
4→5 3 600 200
4→6 3 21.000 7.000
5→6 3 600 200
6→7 1 7.000 7.000
35.700 18.300

Penentuan Garis Edar Kritis Dan Lama Waktu Proyek


Dengan menggunakan CPM, garis edar dan waktu proyek dapat diketahui.
Hasil perhitungan CPM dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4. Hasil Perhitungan CPM

Dari Gambar 4 dapat diketahui garis edar kritis terjadi pada kejadian 1–
2–3–4–6–7, dengan lama waktu proyek adalah 36 minggu.

Penentuan Aktivitas Yang Akan di Crash


Sebelum kita melakukan pemilihan pada aktivitas yang akan di crash,
terlebih dahulu kita kelompokkan perhitungan akselerasi dari aktivitas pada
garis edar kritis, yang hasilnya terdapat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Akselerasi Garis Edar Kritis
Total Waktu Akselerasi Total Biaya Biaya Akselerasi per
Aktivitas
(Minggu) Akselerasi ($) Minggu ($)
1→2 5 2.000 400
2→3 3 1.500 500
3→4 0 0 0
4→6 3 21.000 7.000
6→7 1 7.000 7.000
12 31.500 14.900

Untuk penentuan aktivitas yang akan dilakukan crash, pilih aktivitas pada
garis edar kritis yang memiliki biaya akselerasi minimal, dan kurangi waktu
aktivitas tersebut semaksimal mungkin.
2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Dari Tabel 3, aktivitas 1–2 merupakan aktivitas yang memiliki biaya
akselerasi per minggu terkecil, sehingga akan dilakukan crash pada aktivitas ini,
dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
 Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar $400, sehingga merupakan
aktivitas dengan biaya paling minimal.
 Dapat dipercepat dengan total waktu 5 minggu, sehingga:
– Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 12 – 5 = 7 minggu
– Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 36 – 5 = 31 minggu
– Biaya tambahan setelah akselerasi
= Biaya akselerasi per minggu x Waktu Akselerasi Digunakan
= 400 x 5 = $2.000

Perbaharui Waktu Kegiatan


Dengan telah dilakukan crash pada aktivitas 1–2, maka waktu aktivitas 1–
2 mengalami perubahan dari 12 minggu menjadi 7 minggu. Sehingga diagram
jaringan akan menjadi seperti gambar berikut.

Gambar 5. Diagram Jaringan Setelah Crash 1–2

Lama waktu proyek juga mengalami perubahan, dari 36 minggu menjadi


31 minggu. Karena waktu proyek yang diharapkan adalah 30 minggu, maka akan
dilakukan crash kembali.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Penentuan Kembali Garis Edar Kritis Dan Lama Waktu Proyek
Hasil perhitungan CPM dengan menggunakan waktu aktivitas 1–2 yang
baru dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6. Hasil Perhitungan CPM Dengan Aktivitas 1–2 Yang Baru

Dari Gambar 6 dapat diketahui garis edar kritis terjadi pada kejadian 1–
2–3–4–6–7, dengan lama waktu proyek adalah 31 minggu.

Penentuan Kembali Aktivitas Yang Akan di Crash


Dengan menggunakan Tabel 3, pilih aktivitas pada garis edar kritis yang
memiliki biaya akselerasi minimal, dan kurangi waktu aktivitas tersebut
semaksimal mungkin terkecuali untuk aktivitas 1–2 yang telah dilakukan crash.
Dari Tabel 3, aktivitas 2–3 merupakan aktivitas berikutnya yang memiliki
biaya akselerasi per minggu terkecil, sehingga akan dilakukan crash pada
aktivitas ini, dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
 Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar $500, sehingga merupakan
aktivitas ke-2 dengan biaya paling minimal.
 Dapat dipercepat dengan total waktu 3 minggu, sehingga:
– Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 8 – 3 = 5 minggu
– Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 31 – 3 = 28 minggu
 Jika waktu akselerasi 2–3 digunakan secara maksimal (3 minggu), maka lama
waktu proyek menjadi 28 minggu, lebih cepat dari waktu proyek yang

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
diharapkan yaitu 30 minggu. Berarti waktu akselerasi dapat dikurangi (tidak
digunakan secara maksimal).
 Jika aktivitas 2–3 dipercepat hanya 1 minggu, maka:
– Waktu aktivitas setelah akselerasi
= Waktu normal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 8 – 1 = 7 minggu
– Lama waktu proyek setelah akselerasi
= Waktu proyek awal – Waktu Akselerasi Digunakan
= 31 – 1 = 30 minggu (sesuai dengan waktu yang diharapkan)
– Biaya tambahan setelah akselerasi
= Biaya akselerasi per minggu x Waktu Akselerasi Digunakan
= 500 x 1 = $500

Perbaharui Kembali Waktu Kegiatan


Dengan telah dilakukan crash pada dua aktivitas, maka waktu aktivitas
mengalami perubahan sebagai berikut.
Tabel 4. Waktu Aktivitas Setelah Crash
Waktu Akselerasi
Kejadian Waktu Normal Waktu Sekarang
Yang Digunakan
1–2 12 5 7
2–3 8 1 7

Sehingga diagram jaringan akan menjadi seperti gambar berikut.

Gambar 7. Diagram Jaringan Setelah Crash 1–2 dan 2–3


Untuk lama waktu proyek juga mengalami perubahan seperti
pada tabel berikut.

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 5. Waktu Proyek Setelah Crash (Waktu
proyek Awal = 36)
Waktu Akselerasi Yang Waktu Proyek Setelah
Kejadian
Digunakan Akselerasi
1–2 5 31
2–3 1 30

Karena waktu proyek sudah sama dengan waktu yang diharapkan maka
crash berhenti.
Sehingga total biaya tambahan untuk mempercepat waktu menjadi 30
minggu adalah sebesar $2.500, seperti diuraikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya Tambahan Setelah Crash Manjadi 30 Minggu
Waktu Akselerasi Biaya Akselerasi per Jumlah
Kejadian
Yang Digunakan Minggu ($) Biaya
(Minggu) Akselerasi
($)
1–2 5 400 2.000
2–3 1 500 500
Total Biaya Tambahan Setelah Akselerasi 2.500
=

Referensi
Jay Heizer and Barry Render, Operation Management, 10th Ed., Pearson Prentice
Hall, 2011
Roger G. Schroeder and Susan Meyer Goldstein, Operations Management:
Contemporary Concepts and Cases, McGraw Hill, 2011
Taylor III, Bernard W. “Intorduction to Management Sicience (Sains
Manajemen)”. Edisi Delapan. Salemba Empat. 2008
Lena Ellitan dan Lina Anatan, Manajemen Operasi: Konsep dan Aplikasi, Refika
Aditama, 2008
Sobarsa Kosasih, Manajemen Operasi, Mitra Wacana Media, 2009
Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE Yogyakarta, 2000

2019 Manajemen Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 H.A.IWAN MULYANTO. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai