OVARII
OLEH :
NPM : 081.02.0873
A. Definisi
Cystoma ovarri simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus,
kandungan)
Cystoma ovarri adalah katub tertutup yang normal / abnormal, berlais jaringan
eitel dan mengandung cairan/bahan setengah padat pada ovarium (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000)
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon
yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung
telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
B. Sifat Kista
1. Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja.
dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm,
dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan
hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi
karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista,
jangan takut dulu, karena mungkin kistanya bersifat fisiologis. Biasanya kista
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa
gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga
60-70% pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent
killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang
tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala
seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan.
Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang
terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini,
belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.Kista ganas yang
mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak
teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.
C. Jenis Kista
1. Kista Fungsional.
Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti
terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada
kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bilan.
2. Kista Dermoid.
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi
beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua
indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista
terpuntir/ pecah.
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi
melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid,
lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan
menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu
4. Kistadenoma.
Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini
juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya
Contoh Kistadenoma;
perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar
kista musinosum.
Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal,
musinosum.
Asal kista belum pasti. Menurut Meyer, kista ini berasal dari teratoma, pendapat
lain mengemukakan kista ini berasal dari epitel germinatifum atau mempunyai
asal yang sama dengan tumor Brener. Bentuk kista multilobuler, biasanya
sehingga timbul pelekatan kista dengan omentum, usus dan peritoneum parietal.
Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus
6. Cemas
E. Patofisiologi
Patogenesis :
Neoplastik
- Genetik Non Neoplastik
- Bahan - Peradang
karsinogik an
Menekan
Membentuk kista ovarium jaringan sekitar
ovarium blader,
usus
Menginvasi jaringan Bendungan darah dalam kista
sekitar ovarium
Obstruksi usus
F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
3. Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil : Dinding kista dilapisi oleh epitel, sitoplasma eosinofil dan inti sel yang
G. Penatalaksanaan
Masalah Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Nyeri
b. Cemas
kebutuhan pengobatan
2. Post Operasi
a. Nyeri
b. Resiko Infeksi
A. Pengkajian
a. Riwayat penyakit dahulu, pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya?
b. Riwayat penyakit keluarga, adakah anggota keluarga dengan riwayat penyakit
yang sama atau dengan kanker yang lain?
c. Wanita dengan faktor resiko, lingkungan, gaya hidup tidak sehat, kebiasaan
menggunakan talk pada vagina, obat-obatan perangsang ovulasi, obat-obatan
pelangsing tubuh yang menyebabkan deuretik?
d. Riwayat ginekologi, usia menarche, keluhan saat haid, siklus haid dan lamanya,
penggunaan kontrasepsi.
e. Respon psikososial klien:
- kecemasan
- ketakutan
- harga diri rendah
f. Data dasar pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
- Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas, berkeringat malam.
- Kelemahan atau keletihan.
- Keterbatasan latihan ( dalam berpartisipasi terhadap latihan ).
2) Sirkulasi.
- Palpilasi, nyeri dada, perubahan tekanan darah.
3) Integritas ego
- Faktor stres ( pekerjaan, keuangan, perubahan peran ), cara mengatasi
stres ( keyakinan, merokok, minum alkohol dan lain-lain ).
- Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk tubuh.
- Menyangkal, menarik diri, marah.
4) Eliminasi.
- Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.
- Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering
berkemih.
- Perubahan pada bising usus : distensi abdoment.
5) Makanan / cairan
- Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan
pengawet
- Anorexsia, mual-muntah.
- Intoleransi makanan.
- Perubahan berat badan.
- Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.
6) Neurosensori
- Pusing, sinkope
7) Nyeri
- Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat).
g. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Abdoment dan pelvis
- Inspeksi
Adanya penonjolan, penderita tampak sakit, mual, muntah, aktivitas
berkurang
- Auskultasi
Bising usus
- Palpasi
Nyeri tekan, nyeri lepas, gejala infeksi (peningkatan suhu tubuh). Diameter
tumor, massa dapat digerakkan atau tidak, unilateral atau multi, asites ada
atau tidak, konsistensi padat atau lunak.
1. Genetalia
- Pendarahan fangsun mixsi/ defekasi.
Diagnosa Yang Mungkin Muncul
penatalaksanaannya.
kurang adequat.
H. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
Intervensi :
penatalaksanaannya.
berkurang.
Intervensi :
selanjutnya )
penyakitnya
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu
3. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg kurang
adequat.
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa keperawatan. Ed.8. EGC. Jakarta
Sylvia Anderson. (2000). Patofisiologo penyakit, edisi 4, penerbit EGC buku kedokteran,
Jakarta.