Anda di halaman 1dari 10

Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

TELAAH KURIKULUM

1. Orientasi
 Pengembangan kurikulum didasari
o Kesadaran perkembangan IPTEKS
o Semangat + isi kurikulum mendorong peserta didik menyesuaian jaman
o Bersifat futuristik
 Konselor adalah pakar cepat berbasis solusi
 Kurikulum kepentingan nasional dan daerah, bersemangat bhineka tunggal ika dalam
membangun kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat
 Hakekatnya
o Yunani “Curir” pelari, “curere” tempat berpacu
o Kurikulum: jarak yang harus ditempuh seorang pelari
o Program sekolah dimana semua orang terlibat didalamnya berisi mata pelajaran yag
harus ditempuh peserta didik selama kurun waktu tertentu
o Mapel= kumpulan warisan budaya dan pengalaman masa lalu yg mengandung nilai
positif disampaikan ke generasi penerus dengan tujuan pembentukan kepribadian
 Terminologisnya
{konsep tradisional}
o Sejumlah mapel
o Harus ditempuh peserta didik di sekolah
o Mengejar ijazah
o Telah mempelajari= STTB
o Telah menguasai=ijazah
{konsep modern}
o semua kegiatan pengalaman potensial (isi/materi)
o disusun secara ilmiah (silabus)
o dilaksanakan di dalam/diluar kelas
o atas tanggungjawab sekolah
o untuk mencapai tujuan pendidikan
 penyusuann penataan kembali kurikulum disebut pengembangan kurikulum.
 Mengikuti tuntutan lokal (kebudayaan dan masyarakat sekitar), nasional (memiliki daya saing),
regional (profesional se asean dan harus jadi orang baik) dan internasional (berorientasi ipteks)
 Kurikulum didesain untuk 4 tahun kedepan. Bukan sekarang. Justru salah jika pendidikan hanya
untuk mempersiapkan masa kini.
 Maju boleh, kepribadian harus tetap kuat.
 K13 scientific= pengamatan, baik dalam dan luar sekolah, keaktifan bertanya.
 Implikasi baru= kurikulum bukan semata mapel, tapi juga semua kegiatan pengalaman.
 Keg luar= pr, obervasi,wawancara
 Guru memakai berbagai pendekatan dan strategi, sumber belajar variasi
 Hidden curikulum: fasilitas, sarpras, kerjasama, suasana harmonis, media dan sumber belajar, komunitas
dan organisasi
2. Berbagai macam kurikulum di indonesia
3. model kurikulum
a. zais
b. ralph w tyler
c. beauchamp
d. olivia
e. demonstrasi
f. taba
g. rogrs interpersonal realtion model
h. emeging technical model
4. landasan falsafat
 landasan adalah: pondasi
 falsafat: mari berpikir secara filsafat. Sasaran dari pengembangan kurikulum adalah membentuk individu
yang lebih baik. Sehingga hubungan peserta didik, masyarakat dan lingkungan alam menjadi acuan.
o Dari apa, setelah dikenai kurikulum ini diharapkan menjadi generasi emas.
 Selanjutnya bertolak dari falsafah bangsa= Pancasila, yang membawahi tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa mengembangkan potensi pd beriman bertakwa kepada tuhan,
berakhlak, cakap dan bertanggung jawab ke negara dan pasal. Uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas.
o Harus berakar pada kebudayaan Indonesia yang berkiblat pada masa kini.
o kurikulum harus sejalan dg pancasila dan uud.
o Dalam pembentukan kepribadian generasi penerus bangsa tidak boleh menyeleweng
atau meninggalkan nilai nilai yang dicita citakan filsafah negara.
 Manusia dapat diubah
 Manusia pada dasarnya baik
Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

o Pendidikan adalah sebuah transformasi


o Antisipatif
o holistik
5. landasan paedagogis
 pendidikan harus normatif
 bersifat kasih sayang
 Pendidikan itu pemberdayaan dan pembudayaan
6. landasan psikologis
 pendidikan diharapkan relevan dg peserta didik terkait materi, penyampaian
 psikologi perkembangan pd berkesempatan mengembangkan bakat. Memandang kesiapan pd dalam
menerima pelajaran yang dirancang oleh kruikulum.
 psikologi belajar teori disiplin daya, behaviorisme dan cognitiv gestlat field (manusia melakukan timbal
balik dg lingkkungan)
 pendidikan berhasil didukung berbagai faktor. Menjadi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum
7. landasan yuridis
 dalam pengembangan kurikulum kembali menengok pada aturan aturan adakah yang mengamanatkan ttg
pendidikan khususnya kurikulum.
 Jaman sekarang adanya kurikulum sekolah yang mengacu pada kurikulum nasional agar dapat
dilaksanakan di seluruh indonesia.
8. UTS
[1a] Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 mengalami beberapa kali perubahan yaitu
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan tahun 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi dan
implikasi dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan perkembangan iptek.
Leer Plan
Kurikulum pertama yang lahir pada setelah Indonesia merdeka disebut rencana pelajaran atau dalam
bahasa leer plan. Perubahan orientasi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda kepada
kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dengan mengurangi pendidikan kecerdasan intelektual.
Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum selanjutnya adalah Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing para guru
dalam kegiatan mengajar di sekolah dasar. Didalamnya tercantum jenis-jenis pelajaran yang harus menjadi kegiatan
murid dalam belajar di sekolah. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Kurikulum 1964.
Kurikulum 1964 memiliki pokok-pokok pikiran yang menjadi ciri-ciri dari kurikulum ini adalah ahwa
pemerintahan mempunyai keinginan agar rakyat dapat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD, shingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Harmalik, 2014 dalam Hidayat,
2013:3)
Kurikulum 1968.
Kurikulum 1968 sebagai perubahan dari kurikulum 1964 dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari
pemerintahan rezim orde lama ke rezim pemerintaha orde baru. Kurikulum 1968 melakukan perubahan struktur
kurikulum dari pancawardhana dan menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1975/1976.
Kurikulum 1975 diterbitkan untuk SD/SMP dan SMA sedangkan kurikulum 1976 diterbitkan untuk
Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menegah Kejuruan.
Kurikulum 1984 Kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Kurikulum 1984 mengusung porcess skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proes tapi faktor
tujuan tetap penting. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati seuatu, mengelompokkan
mendiskusikan hingga melaporkan.
Kurikulum 1994, suolemen kurikulum 1999.

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, u=yaitu dengan mengubah dari sistem semeter
ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banual. Tujuan
pengaajran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesiakan soal dan pemecahan masalah.
Kurikulum 2004, KBK
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan
kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dan
pengembangan pembelajaran
Kurikulum KTSP 2006
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayah 15, KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan. Jadi penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP.
Disamping itu pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan potensi karakteristik
daerah dan peserta didik.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan modivikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya.
(Hidayat 2013:1-7)

Pendapat saya

Kurikulum memang diharapkan sebagai “jarak”yang harus ditempuh dan dipersiapkan agar anak bangsa yang saat ini
belajar setelah lulus menjadi pribadi yang siap. Hal ini tidak bisa lepas dari perkembangan zaman. Hal inilah yang
tercermin dari adanya sejarah pengembangan kurikulum yang dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan agar tetap
selalu sesuai dengan zaman dan bersifat futuristik.

[1b] perbedaan kurikulum tradisional dan modern adalah sebagai berikut:

1) Kurikulum arti sempit atau tradisional

Carter V Good mengemukakan pengertian kurikulum adalah merupakan sekumpulan mata pelajaran yang
bersifat sistematis yang dperlukan untuk lulus atau mendapat ijazah dalam bindag studi pokok tertentu.

2) Kurikulum dalam arti luas atau modern.

Kurikulum dalam pengertian ini bukan sekedar sejumlah mata pelajaran, tetapi mempunyai cakupan
pengertian yang lebih luas. Takni sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan. Ronald Doll mengemukakan
bahwa kurikulum adalah meliputi semua pengalaman yang disajikan kepada murid dibawah bantuan atau bimbingan
sekolah. Dan horald Spears memberikan batasan kurikulum bahwa kurikulum tersusund ari semua pengalaman
murid yang bersifat aktual dibawah bimbingan sekolah, mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari program
kurikulum. (Syarif, 1998:3-7)

Pendapat saya.

Kesadaran bahwa pendidikan atau pembelajaran tidak semata mengejar ijazah, sertifikat, tapi lebih berfokus pada aspek
psikologis berupa pengalaman, saya sangat setuju dengan sudut pandang ini. Karena melalui hal ini peserta didik tidak
hanya diajak mengerti “apa” , tapi mampu merasakan mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi. Memberikan bekal
pemikiran yang lebih matang.

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

[2a] dalam pengembangan kurikulum ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan, yang disebutkan dalam
Sukmadinata (1997:158-169) antara lain adalah sebagai berikut:
1) faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, terdiri dari:
a) perguruan tinggi

Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama dari pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum dan kedua dari oegembangan ilmu
pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru guru di perguruan tinggi keguruan (LPTK)

b) Masyarakat

Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarkat
sekitarnya. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum sebab
sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha.

c) sistem nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya, maupun
nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggungjawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-
nilai.
2) Artikulasi dan hambatan pengembangan kurikulum

Masih dalam Sukmadinata (1997), yang dimaksud artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan
dan kordinasi segala pengalaman belajar”. Sehingga untuk mereliasasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti
kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi
metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Untuk menyusun artikulasi
kurikulum diperlukan kerjasama dari berabagi pihak: para administrator sekolah, kepala sekolah, TK sampai rektor
universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat.

Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum yang
disebabkan karena kurang waktu, kekurangsesuaian pendapat, kemampuan dan pengetahuan guru. Hambatan
selanjutnya datang dari masyarakat dan biaya.

3) Model-model pengembangan kurikulum


Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan
kebaikannya serta kemunginan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu dosesiaolam deham sistem
pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.
Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda
dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikuulm yang sifatnya subjek akademis berbeda
dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.

Pendapat saya

Kurikulum adalah urusan yang sangat luas. Melibatkan orang banyak dari berbagai posisi struktural yang ada dalam
bidang kependidikan dan/atau keguruan. Sehingga dalam pengembangannya memperlukan pertimbangan yang banyak
seperti faktor faktor yang mempengaruhi mulai dari bagaimana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
perguruan tingg, kondisi masyarakat, sistem nilai yang dianut. Lalu kesatupaduan dari berbagai jenjang, kemudian
hambatan seperti jumlah dan pengetahuan guru, dukungan dari masyarakat pun termasuk masalah biaya. Lalu yang tidak
kalah penting adalah model pengembangan kurikulum juga mempengaruhi proses pengembangan kurikulum itu sendiri.
Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

[2b] Landasan landasan yang mendasari pengembangan adalah sebagai berikut.


1) Landasan Filosofi

Menurut Donald Butler, filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan
praktik pendidikan memberikan bahan bahan bagi pertimbangan pertimbangan filosofis.

Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu ebrbubah, mengalir. Dewey sangat
menghargai peranan pengalaman, merupakan dasar pengetahuan dan kebijaan.

Pendidikan merupakan reorganisasi dan rekonstruksi yang konstan dari pengalaman. Pendidikan tidak
memilliki tujuan. Yang memiliki tujuan adalah orang tua, guru dan masyarakat

Belajar dari pengalaman berarti menghubungkan kemunduran dan kemajuan dalam perbuatan kita, yakni
kita merasakan kesenangan ata penderitaan sebagai suatu akibat atau hasil. Belajar dair pengalaman berarti
mempergunakan daya pikir reflektif.

2) Landasan Psikologis

Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial
budaya, juga karena perbedaan tahap faktor faktor yang dibawa dari kelahirannya. Interaksi yang tercipta dalam
situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya. Tugas
utama pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal

3) Landasan Sosial Budaya

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Pendidikan bukan hanya suatu pendidikan
tapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai
perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal
maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Dengan demikian
kita tidak mengharapkan muncul manusia manusia yang asing terhadap masyarakat.

4) Landasan Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Masa setelah abad pertengahan
sering disebut zaman modern. Perkembangan masa ini banyak disasari oleh penemuan dan hasil pemikira para filsuf
purba seperti Thales, Phythagoras, Leucipus, Demokritos, Socrates, Plato, Aristoteles. Sampai pada Al-Khawarism
yang hidup pada abad ke 9. Perkembangan keilmuan tidak lepas dari ilmuwan muslim. Mulai akhir abad ke-13 ada
kemunduran di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di negara negara Islam. Setelah perang antara negara Islam
dengan Eropa, terjadi pergeseran perkembangan ilmu dari Timur Tengah ke Eropa.

Sedangkan dalam perkembangan teknologi, sesungguhnya dari awal manusia hidup sudah memakai
teknologi. Penemuan teknologi pertama yang cukup penting adalah penemuan teknologi api. Penemuan teknologi
selanjutnya yang cukup penting adalah penemuan teknologi pertanian, lalu industri. (Sukmadinata, 1997:38-66)

Pendapat saya.

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

Ketika kita sudah sependapat untuk terus mengembangkan kurikulum, ada beberapa hal yang harus dilihat, yang menjadi
pedoman dalam menentukan arah pengembangannya. Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari aspek yang sudah
disebutkan diatas. Secara pola pandang kita harus memiliki landasan filosofi, sebagai manusia yang berpikir dan belajar
bertolak dari bidang psikologis, menjadi manusia yang hidup dan berkembang di masyarakat harus menengok aspek
sosiobudaya, bahkan IT.

[3a] Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesaian


program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. Gerakan
reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi keadilan dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tuntutan tersebut menyangkut
pembaharuan sistem pendiidkan, diantaranya pembaharuan kurikulum yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani
peserta didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara profesional
penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi
setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara
profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip prinsip
pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta
penyelenggaraan [endidikan dengan sistem terbuka dan multimakna. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi
penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintahan dan pendidikan yang dikelola masyarakat,
serta pemberdayaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Dikutip dari Penjelasan UU No 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas.

Pendapat saya.
Seperti yang diamanatkan UUD 1945 yang disebutkan dalam bagian pembukaan bahwa menjadi tugas negara untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentu kita sepakat salah sayu jalannya adalah dari pendidikan. Dalam hal ini
penyusunan dan pengembangan kurikulum. Pun mengingat bahwa kondisi geologis Indonesia yang luar biasa luas dan
sangat beragam karakter, tentu harus ada prinsip yang menjembatani dua hal besar yang mendasar ini. Yang berusaha
menjalankan amanat mencerdaskan anak bangsa, tanpa diskriminasi, dengan catatan dapat disesuaikan kondisi sekolah,
daerah, dan peserta didik. Sekalipun ada sedikit perbedaan dengan daerah terpelosok setidaknya ada unsur motivasi atau
dorongan untuk mengejar ketertinggalan.

[3b] Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.

1) Prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum yaitu relevan ke luar dan
relevan di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan isi dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum juga
harus memiliki relevansi di dalam yaitu kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu
antara tujuan, isi, porses penyampaian dan penilaian

2) prinsip fleksibilitas. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang
disini dan di tempat lain bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.

3) prinsip kontinuitas. Perkembangan dan porses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan,
tidak terputus-putus ata terhenti. Oleh karena itu pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya.

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

4) Prinsip Praktis. Prinsip ini juga disebut dengan prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idelisnya suatu
kurikulum kalau menuntut keahlian keahlian dalam peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanaya, maka
kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.

5) prinsip efektifitas. Walaupun kurikulum tersebut harus murah sederhana dan murah tetapi
keberhasilannya harus tetap diperhatikan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitas.
(Sukmadinata, 2009: 150-151)

Pendapat saya.

Dalam proses pengembangan kurikulum harus berpegangan pada prinsip relevansi agar ada kesesuaian antara yang
dipelajari dengan kehidupan nyata, harus fleksibel dapat menjadi bekal kapanpun dan dimanapun, harus ada konitunitas,
praktis dan efektifitas.

[4a]
Aspek Kurikulum 2004 Kurikulum 2006
Pelaksanaan kurikulum Keputusan Dirjen Dikdasmen No. Peraturan Mendiknas RI No 24/2006
399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun tentang Pelaksanaan Peraturan
2004 Menteri No 22 tetang SI dan No 23
tentang SKL
Sifat Kurikulum disusun rinci oleh Tim Kurikulum merupakan kerangka
Pusat (Ditjen dasar dari BSNP
Dikmenum/Dikmenjur dan
Puskur)
Pendekatan Berbasis kompetensi Berbasis Kompetensi
Terdiri atas SK, KD, MP dan Hanya terdiri atas SK dan KD.
Indikator Pencapaian Kompetensi lain dikembangkan oleh
guru
Struktur Berubah relatif hanya Penambahan mata pelajaran untuk
dibandingkan kurikulum Mulok dan Pengembangan diri untuk
sebelumnya (1994 suplemen semua jenjang sekolah
1999) Ada pengurangan pelajaran (misal
Ada perubahan nama mata TIK di SD)
pelajaran Ada perubahan nama mata pelajaran
Ada penambahan mata pelajaran KN dan IPS di SD dipisah lagi
(TIK) atau penggabungan mata Ada perubahan jumlah jam pelajaran
pelajaran (KN dan PS di SD) setiap mata pelajaran
Guru membuat silabus atas dasar Guru harus membuat Rencana
Kurikulum Nasional dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RP/Skenario Pembelajaran
Dikutip dari http://dokumen.tips/documents/perbedaan-kurikulum-2004-dan-2006.html

Pendapat saya.

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

Mengingat KTSP memang kurikulum yang memberikan “otonomi” kepada setiap satuan pendidikan, tentu menuntut
adanya perbedaan dari kurikulum sebelumnya. Yang diharapkan perubahan yang terjadi menunjang tujuan baru yang
dibawa kurikulum 2006 KTSP

[4b] “beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan
maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus limapuluh)
peserta per tahub pada satu tahun atau lebih satuan pendidikan” Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008
pasal 54 ayat 6 tentang Guru.

Pendapat saya.

Pada era KTSP, muncul PP tersebut diatas berusaha memberikan upaya pemberian layanan yang maskimal mengingat
jumlah peserta didik dengan jumlah pembimbing atau konselor. Sayangnya, papda kenyataannya hal ini masih tidak
berjalan dengan tepat. Masih banyak sekolah-sekolah yang kekurangan konselor yang mumpuni, bahkan secara kuantitas
saja banyak sekolah nusantara yang kekurangan konselor.

[5a] Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Kemendikbud dalam E Mulyasa, 1999:5,
dalam E Mulyasa, 2006: 273)
Kurikulum muatan lokal merupakan suatu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan dari kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan suatu pendidikan nasional, sehingga
pengembangan dan implemetasi kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi KTSP

Pendapat saya.

Dengan adanya muatan lokal memang menjadi nafas baru yang sesuai dengan perjuangan KTSP untuk “memberikan
hak/otonomi” pada setiap satuan pendidikan berkembang. Ketika sekolah merasa perlu bahasa Inggris dan bahasa Jepang
mereka bisa melaksanakannya. Merasa perlu unsur budaya kedaerahan, mereka memiliki wewenang untuk
melaksanakannya.”

[5b] Pengembangan diri merupakan salah satu komponen KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
mennegah baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan, mauoun pendidikan khusus. Meskipun demikian
pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh leh guru, tetapi bisa juga difasilitasi oleh
konselor, atau tenaga kependidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan peserta didik SMK/MAK
terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir. (Mulyasa, 20: 283)

Pendapat saya.

Funsgi pengembangan diri sangat krusial pada tahun-tahun perkembangan (usia anak masih sekolah) sangat patut
diperhatikan dalam kurikulum. Sekalipun kurikulum terus berkembang, fungsi pengembangan diri harus tetap dijaga
bahkan dikembangkan. Pemaksimalan ini dapat dilihat terjadi pada KTSP, sebisanya pengembangan diri dapat
dilaksanakan tenaga kependidikan lain, misal guru dan kepala sekolah. Tapi untuk yang lebih tepatnya memang perlu
dampingan dalam layanan BK.

9.
10. KTSP
Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

 Disusun dan dialksanakan oleh masing masing lembaga pelaksanaan.


 Prinsip
 Pusat perkembangan potensi kebutuhan dan kepentingan PD
 Tanggap ipteks
 Seimbang penting nas dan daerah
 Relevan dg kepentingan kehidupan
 Menyeluruh semua aspek kognitif dan berkesinambungan antar jenjang
 Belajar sepanjang hayat, beragam dan terpadu
 Acuan pengembangan
 Ipteks
 Imtaq kepribadian
 Ragam potensi, karakter daerah
 Tuntutan pembangunan nas daerah
 Oeningkatan intelegensi sesuai keampuan siswa
 Tuntutan dunia kerja
 Karkater satuan pendidikan
 Persatuan nas
 Kond sos bud mas tau harapan masy
 Dinamika perkembangan global
Kesetaraan gender pengembangan kurikulum tidak stereotip
 Agama
 Komponen
 Visi misi
 Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan= meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan
keprinadia
 Struktur dan muatan= mapel, mulok, pengembangan diri, pengaturan ebbean beajar
 Kalender = kegaitan dalam satu tahun pelajaran
 Silabus= penjabaran standar kompetensi dan potensi dalam keg belajar, rencana pengaturan
kelas
 Rpp=penjabaran isi silabus mengarah kan kegiata demi mencapai kompetensi dasar

#notes_

Satuan pendidikan adalah semua lembaga yang menyelenggarakan pendidikan. Bahkan yang dikenai pun ke sekolah yg non
formal. Keterampilan kerja, kewanitaan, keremajaan.

Informal: keluarga, lilngkungan, pendidikan usia dini.

Sd disupeprvisi dinas pendidikan kota kabupaten

Menengah yang supervisi provinsi

Konselor memiliki peran dalam penyusunan kur

Silabus adalah rencana pembelajaran atas sekumpulan mata pelajaran yang mencakup 8 poin

Bk tidak membuat silabus. Tapi program bk yang di breakdown lagi menjadi rpl bk

Dari 8 point itu bk masuk di bagian indikator pencapaian kompetensi yaitu memasukkan nilai nilai sikap pada tiap mata
pelajaran. Sehingga kegiatan mata pelaharan dibuat oleh guru mengandung unsur nilai makna karakter

Pengembangan silabus dapat dikembangkan oleh guru. Jika guru sudah mampu maka dapat membuat silabus sendiri. Tapi jika
guru baru seringnya adalah dibuat oleh guru secara kelompok sesuai mata pelajarannya sehingga ada kesinambungan
antartingkat kelas secara mandiri, kelompok, MGMP, PKG dan dinas pendidikan

Isi silabus sama yaitu 8 komponen tadi tapi format bisa berbeda beda.

Silabus rpp/rpl lengkap, ada programnya. Sehingga akreditasi baik tiap 3 tahun. Supervisi tiap tahun dari diknas. Bk supervisi
seringkali di akhir. Karena surveyor bk masih kurang

Alur penilaian

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!
Hanna Permata Hanifa – 1301415032 BK FIP UNNES smt 03_2016

Komdas

Materi pokok dan kegiatan pembelajaran

Silahkan dicopy buat belajar ya.. jangan dibawa buat contekan, nanti kagak berkah.. kalo dicopy
footernya jangan dihapus loo... semangat... counseling !! yes (waiting for) weekend !!!

Anda mungkin juga menyukai