Anda di halaman 1dari 17

BAB V

PERENCANAAN SISTEM
DISTRIBUSI AIR MINUM
5.1. Umum

Kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air minum ada dua


kategori yaitu :

• Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi


perpipaan sama sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.
• Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi
sebelumnya dan sifat perencanaan adalah mengembangkan
sistem yang sudah ada.

Secara umum perbedaan langkah langkah dalam perencanaan dari


kedua kategori tersebut adalah pada:perencanaan dimana sistem
sudah ada perencana harus mengevaluasi sistem yang sudah ada
terutama dari kapasitas, kemudian beranjak dari kapasitas yang ada
direncanakan pengembangannya.

Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem air
bersih yaitu :

− Kajian dari sisi kebutuhan air


− Kajian dari sisi Pasokkan Air

Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah


dirancang sistem distribusi yang optimal.

1
5.2. Tahapan Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Minum
Pada Green Area

Pada kondisi ini pelayanan air minum dengan perpipaan


diasumsikan belum ada sehingga perencana mempunyai
keleluasaan untuk membentuk jaringan pipa sesuai dengan
kebutuhan air dilapangan.

5.2.1. Kajian dari Sisi Kebutuhan Air


Tahapan menkaji kebutuhan air meliputi :
− Kajian terhadap Peta
− Pembuatan zone pelayanan
− Perhitungan kebutuhan air untuk zone pelayanan tersebut

A. Kajian terhadap Peta

Kajian terhadap topografi lokasi perencanaan, kajian ini dilakukan


dengan menggunakan peta skala kurang lebih 1:10.000 sampai
1:25.000.

Sumber peta dapat di peroleh di Bakosurtanal Sementara sampai


tahun 2004 baru sebagian dari Indonesia yang sudah dipetakan
dengan skala 1:25.000.

Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah;


− Lokasi pemukiman dan daerah
− Jarur jalan
− Elevasi tanah

2
B. Survei Pemetaan

Apabila data sekunder berupa peta tidak ada dan harus dilakukan
pemetaan maka harus dilakukan pengukuran di lapangan secara
terrestris meliputi keseluruhan unsur-unsur alami dan non alami baik
berupa jalan dan saluran air hujan (drainase).

Survey diawali dengan melakukan survei untuk menentukan titik


referensi yang akan digunakan dan batas areal pemetaan.

Pengukuran terestris diharapkan dapat membuat kerangka utama


sehingga dapat dipakai untuk menentukan posisi horizontal dan
vertkal yang akan digunakan sebagai dasar pemetaan oleh karena
itu kedua posisi ini harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, maka berarti baik buruknya peta
yabg dibuat ini juga tergantung dari kerangka utama tersebut.

3
KAJIAN KEBUTUHAN AIR
Peta daerah
pelayanan dg
skala1:5.000
sampai 1;25.000
Sumber
Sumber Air

Zone Pelayanan
φ50mm=180 SR
φ75mm=400 SR
φ100mm=700 SR
KAPASITAS
IPA
1 L/dt=
54 – 77 SR

PERENCANAAN PIPA
INDUK DAN SEKUNDER (TABEL 5.1.) , RESERVOIR DAN
POMPA UNTUK MELAYANI DAERAH PELAYANAN

Simulasi Hidrolis
Jaringan Pipa
Lihat (bab 2.4.)

Check Kriteria Hidrolis No OK


0,3<V<1,2
Sisa Tekan (H) induk>10m
Servicer >2m

OK

Gambar 5.1.

4
B. Pembuatan zone pelayanan

Setelah semua daerah pelayanan dikaji dengan baik daerah yang


dilayani di kelompokkan dalam kelompok yang dapat dilayani oleh
sebuah jalur pipa .

Misalnya sebuah daerah pelayanan seperti ditujukkan pada gambar


5.2. dengan deskripsi sebagai berikut:
− Daerah pelayanan dilayani oleh sumber mata air dengan elevasi
1330 m.
− Daerah pelayanan terletak pada elevasi 1250 m
− Total sambungan yang dilayani adalah 373
Bagaimana jaringan pipanya ?

Dari tabel 5.1 dapat diperoleh diamater pipa induk dari sumber ke
daerah pelayanan yang jumlahnya 373 sambungan dibutuhkan
diamater pipa 75 mm. Karena pipa ini perperan sebagai pipa induk
maka penyadapan/tapping pada pipa ini dibuat terbatas.

Sub zone 8, 9, 10, 11 dengan jumlah sambungan 126 dilayani oleh


dua jalur pipa berbentuk loop sehingga masing masing pipa dibebani
sambungan 64 sambungan. Untuk menjaga resiko pengaliran
terputus pada salah satu jalur maka pipa tersebut perlu dirancang
dengan beban sambungan 126 maka menurut tabel 5.1 dilayani
dengan pipa diamater 50 mm.

Sub zone 1,2,3,4,5,6,7 dengan jumlah sambungan 247 dilayani


dengan diameter pipa 75 mm.

5
Untuk pelayanan untuk masing masing subzone dengan jumlah
sambungan antara 10 sampai 30 sambungan digunakan pipa
diameter 25 mm atau 1 inchi.

Tabel 5.1. Diameter Pipa dan Jumlah Sambungan Dilayani


Head Loss
Debit (L/dt), Jumlah SR m/km
Diameter 170 L/o/h 120 L/o/h
Pipa UFW=25%, UFW=25%, HazenWilliam
SR=5 SR=5 C=120-160
V=0.8 V=1,2 Qp=1.5 Qp=1.5
m/dt m/dt v=0,8m/dt v=1,2m/dt
1 L/dt 54 77
25 mm 0.4 0.6 21.3 45.2 27.7 58.7
37.5 mm 0.9 1.3 47.9 101.7 17.3 36.6
50 mm 1.6 2.4 85.1 180.9 12.4 26.2
75 mm 3.5 5.3 191.5 406.9 9.9 20.9
100 mm 6.3 9.4 340.4 723.5 7.1 14.9
125 mm 9.8 14.7 532.0 1,130.4 5.4 11.5
150 mm 14.1 21.2 766.0 1,627.8 4.4 9.3
200 mm 25.1 37.7 1,361.8 2,893.8 3.1 6.7
250 mm 39.3 58.9 2,127.8 4,521.6 2.4 5.1
300 mm 56.5 84.8 3,064.0 6,511.1 2.6 5.5
350 mm 76.9 115.4 4,170.5 8,862.3 2.2 4.6
400 mm 100.5 150.7 5,447.2 11,575.3 1.9 3.9
450 mm 127.2 190.8 6,894.1 14,650.0 1.6 3.4
500 mm 157.0 235.5 8,511.2 18,086.4 1.4 3.0

5.2.2. Simulasi Hidrolis


Setelah perencanaan jaringan pipa dirancang dengan menggunakan
asumsi asumsi hidrolis, jaringan kemudian disimulasi secara hdrolis.
Maksud dari simulasi adalah membuat tiruan kondisi hidrolis diatas
kertas. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mencek apakah semua
kriteria hidrolis terpenuhi.

6
15
MATA AIR

MENDALE

100 200 300 400 m


0
13 3

0
132

22 SR
1
0

0
13 1

373 SR
1

30 SR

2
22 SR
2

3
0

21SR
00

0
129

1 31
0
13

22 SR
128
0
127

60 SR

4
3
260

9
1250

40SR
1

5
7
14

30 SR
6
40SR

6
13

7
35 SR

5
30SR
11

21SR
10

9
11
10

8
12

Simulasi dilakukan dengan menggunakan model matematika yang


telah dibahas di bab 2. Dalam perencanaan antara lain digunakan
program perangkat lunak (software) komputer sebagai berikut :
− Program Loop (1986) yang dikeluarkan oleh UNDP
− EPANET dikeluarkan oleh US EPA
Perhitungan dengan loop dapat dilihat pada tabel 5.2.a. dan tabel
5.2.b.

Dalam perhitungan ini yang diperhitungkan hanya sebatas pipa induk


yaitu pipa yang tidak mengalami penyadapan langsung oleh pemakai
air (sambungan rumah). Jumlah pipa antara node yang dimasukkan
dalam perhitungan adalah 16 dengan jumlah node 15 buah.
7
Pada tabel 5.2.a diperlihatkan simulasi kondisi hidrolis antar pipa.

Tabel 5.2.a.
Simulasi Hidrolis pada Pipa

No panjang diameter debit kec Head


dari ke
pipa pipa pipa C HW (L/dt) (m/dt) Loss (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 15 1 1350 75 120 7.00 1.58 63.51
2 1 2 500 75 120 3.02 0.68 4.98
3 2 3 280 75 120 2.52 0.57 2.00
4 3 4 265 75 120 2.02 0.46 1.26
5 4 5 750 75 120 1.52 0.34 2.10
6 5 6 240 75 120 1.02 0.23 0.32
7 6 7 200 75 120 0.52 0.12 0.08
8 7 8 150 75 120 0.02 0.01 0.00
9 9 8 100 75 120 0.48 0.11 0.03
10 1 9 830 75 120 3.48 0.79 10.70
11 9 10 600 75 120 1.44 0.33 1.51
12 9 14 320 50 120 1.06 0.54 3.31
13 14 13 200 50 120 0.56 0.29 0.64
14 13 12 950 50 120 0.06 0.03 0.05
15 11 12 250 50 120 0.44 0.22 0.50
16 10 11 240 50 120 .94 0.48 1.98
Sumber: hasil perhitungan dengan Loop

Pada tabel 5.2.a. ditunjukkan :

• Posisi pipa pada node kolom 1,2,3


• Kondisi fisik pipa yaitu panjang pipa dan diamater pipa, kolol 4,5
• Kondisi hdrolis dari pipa yaitu
− kekasaran pipa debit simulasi debit aliran pipa dalam L/dt
− kecepatan aliran m/dt
− kehilangan tekanan

8
Tabel 5.2.b.
Simulasi Hidrolis pada Node

Debit Elevasi Sisa


Elevasi
Node Tap Hidrolis Tekanan
(m)
(L/dt) (m) (m) Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 -0.5 1 258 1 286.49 28.49
2 -0.5 1 255 1 281.51 26.51
3 -0.5 1 252 1 279.52 27.52
4 -0.5 1 248 1 278.26 30.26
5 -0.5 1 250 1 276.16 26.16
6 -0.5 1 255 1 275.84 20.84
7 -0.5 1 250 1 275.76 25.76
8 -0.5 1 250 1 275.76 25.76
9 -0.5 1 250 1 275.79 25.79
10 -0.5 1 255 1 274.28 19.28
11 -0.5 1 247 1 272.30 25.30
12 -0.5 1 250 1 271.80 21.80
13 -0.5 1 248 1 271.85 23.85
14 -0.5 1 240 1 272.48 32.48
15 7 1 350 1 350.00 - reservoir
Sumber: hasil perhitungan dengan Loop

Pada tabel 5.2.b. ditunjukkan :

• Posisi node pada jaringan


• Kondisi fisik Node yaitu elevasi node , kolom 3
• Kondisi Hidrolis
− Asumsi penyadapan air dari node 2
− Perhitungan elevasi hidrolis 4
− Perhitungan Sisa tekanan pada masing masing node 5
• Node 15 adalah reservoir yang menjadi sumber pasokan air

9
Yang harus diperhatikan dari tabel ini adalah :

• Sisa tekanan dari tabel 5.2.b. Karena dengan sisa tekanan ini air
dapat dialirkan selanjutnya pada hirarki pipa yang lebih kecil
sampai ke kran air di rumah pemakai air.

• Kehilangan tekanan sepanjang pipa yang terlalu tinggi akan


menghasilkan sisa tekanan yang kecil oleh karena itu umumnya
dibatasi sampai 10 m/km atau sampai pada sisa tekanan yang
memungkinkan untuk pengaliran.

• Aspek hidrolis lainnya adalah kecepatan aliran :

• Kecepatan yang terlalu kecil dalam pipa <0,3 m/dt akan


rawan terhadap pengendapan sehingga harus dilengkapi
dengan penguras.

• Pada kecepatan yang tinggi akan terjadi turbulensi didalam


pipa dan selanjutnya akan menghaslikan pula kehilangan
tekanan yang tinggi.

Oleh sebab itu kecepatan aliran dibatasi sekitar 1,5 m/dt.


Setelah aspek hdrolis dirancang dengan baik maka kelengkapan
piap dan accessories pipa dapat dirancang lebih lanjut.

10
5.3. Tahapan Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Minum
Pada Daerah yang Sudah Terpasang Pipa

Secara garis besar tahapan perencanaan jaringan perpipaan air


minum dibagi beberapa tahapan pendekatan sebagai berikut :

• pengumpulan jaringan yang ada bedasarkan data sekunder dan


data primer atau survey,
• analisa jaringan yang ada
• perencanaan teknis rinci

Tahapn perencanaan ini sesuai dengan tata cara no........ yang


diawali dengan proses pengumpulan data.

Pengumpulan data yang dilakukan konsultan adalah data primer dan


data retikulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

5.3.1. Data Sekunder

Bahan yang dikumpulkan berasal dari dokumen-dokumen, buku-


buku literatur, diktat, laporan berkala yang terdapat di perpustakaan
atau instansi-instansi yang pengelolaan air bersih terutama di
pengelola sistem air minum/PDAM. Laporan laporan yang
dikumpulkan digunakan untuk mengetahui sejarah dari
pembangunan sistem perpipaan dimasa yang lalu. Dari sini dapat
diketahui umur pipa dan jenis pipa yang ditanam diwilayah
perencanaan.

Disamping itu literatur studi terdahulu dibutuhkan untuk dijadikan

11
sumber pendukung, supaya perencanaan dan pengembangan yang
akan dilakukan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Studi-studi
tidak tertutup hanya pada studi perpipaan air minum tetapi juga studi
pengairan dan studi tata ruang kota.

Adapun data yang dikumpulkan adalah :

Kondisi fisik kota


Kondisi fisik kota yang dibutuhkan adalah topografi, fisiografi,
hidrologi, geologi dan klimatologi.

Kondisi sosial ekonomi


Data sosial ekonomi yang dibutuhkan adalah kependudukan,
pendapatan daerah, kepadatan penduduk perkapita, kegiatan usaha
dan tingkat investasi.

Rencana pengembangan kota


Data rencana pengembangan kota didapat dari studi tata ruang
kota/kabupaten yang dikeluarkan oleh Bappeda, dimana terdapat
arah pengembangan kota, kawasan strategis (daerah industri,
daerah pariwisata, daerah perhubungan dan daerah pemukiman
skala besar).

Sistem penyediaan air bersih yang ada


Data siatem penyediaan air bersih yang dibutuhkan adalah :

A. Daerah Pelayanan
1. Daerah Pelayanan
2. Tingkat Pelayanan
3. Tingkat Kebocoran/ Kehilangan Air
12
4. Perkembangan Jumlah Sambungan

B. Instalasi Pengolahan/ Produksi Air Bersih


1. Sumber Air Baku
2. Karakteristik Sumber Air Baku
3. Proses Pengolahan
4. Perkembangan Jumlah Sambungan
5. Kualitas Ari Bersih

C. Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Serta


Bangunan Penunjang
1. Pipa Transmisi
2. Jaringan Pipa Distribusi
3. Reservoir Distribusi
4. Bangunan Penunjang Lainnya

D. Rencana Pengembangan / Program PDAM


1. Peningkatan Produksi
2. Peningkatan Daerah Pelayanan

5.3.2. Survey

Wawancara dan survey/pengamatan pengelola sistem air


minum/PDAM. Dengan mengadakan wawancara baik kepada
pimpinan puncak, manajer madya dan operasional maupun kepada
pemakai dan pengelola air bersih.

Sedangkan survey/pengamatan dilakukan di lapangan yang lebih


banyak merupakan data sekunder untuk berbagai fasilitas
penyediaan air bersih.

Informasi primer dikumpulkan melaui 2 pendekatan, yaitu survey


13
menggunakan kuistioner tersetruktur , interview serta survey
pemetaan lokasi.

5.3.3. Analisa Data

Analisis dilakukan dengan input dari hasil survei dalam bentuk


kepustakaan (data sekunder) dan data primer. Dari analisa didapat
pula sasaran dari perencanaan. Untuk perencanaan jangka panjang
umumnya 10-20 tahun untuk jangka menengah adalah 5-10 tahun
sedangkan untuk jangka pendek 2-5 tahun. Perencanaan ini
dilakukan dengan melakukan proyeksi kebutuhan sampai tahun
perencanaan yang akan dicapai.

Kemudian dilakukan analisa komparasi antara sasaran perancangan


dengan keadaan lapangan dan temuan-temuan lain dari hasil
survey. Dari sini dapat dilihat seberapa banyak pengembangan perlu
dilakukan.

Aspek yang di analisa yang berkaitan dengan sistem distribusi air


minum meliputi :

• Aspek Pelayanan
• Aspek perpipaan
• Aspek sambungan pelanggan
• Aspek Efisiensi pelayanan

Dari analisa dapat diketahui besarnya kapasitas pengembangan


yang akan dilakukan. Dari besaran ini dapat direncanakan sarana
fisik yang akan dibangun.

14

Kondisi Pipa
Transmisi & Distribusi  Pipa transmisi & distribusi
dalam keadaan baik / rusak

a. Kuantitas distribusi air :


 Distribusi air/k/h > std
konsumsi air/k/h

Kondisi
Kuantitas pelayanan b. Kontinuitas Distribusi air a;
Pelayanan  90 % plg menerima
distribusi air lebih dari 8
jam/hari
 jam distribusi air/h > 20 jam

c. Tekanan distribusi air


pada
Pelanggan terjauh >/= 0,2
Atm

 Kondisi pipa Dinas


Kondisi
 Kondisi Meter air
Sambungan Pelanggan
 Kondisi box Meter

Gambar 1.4. Diagram Analisa Kondisi Sistem Distribusi Yang Ada

5.3.4. Perencanaan Sistem Distribusi Air Minum

Dari hasil analisa dapat diketahui pelayanan yang ada dan sasaran
pelayanan. Dapat dihitung pula jumlah penduduk yang perlu dilayani
pada akhir tahun perencanaan dan pertambahan penduduk sampai

15
tahun perencanaan. Dengan demikian lebih lanjut dapat
direncanakan :

• Rencana jumlah sambungan


• Rencana kapasitas pelayanan
• Penambahan jaringan pipa
• Penambahan Volume reservoir

Tentunya perencanaan ini dilakukan tanpa mengesampingkan


kendala kendala yang ada pada kondisi yang ada yang antara lain
yang terpenting adalah kehilangan air dan kapasitas hidolis pipa
yang ada sebelum pengembangan.

Dalam perencanaan pengembangan jaringan pipa meng analisa


kondisi jaringan pipa yang telah ada adalah sangat penting. Analisa
dapat dilakukan secara simulasi ataupun analisa data pengukuran
debit dan tekanan dilapangan pada jaringan yang sudah ada.

Simulasi jaringan pipa telah dibahas pada bab 5.2.

Untuk survey jaringan pipa dapat dilakukan dengan

• Melakukan pengukuran tekanan pada node node dalam jaringan


pipa dengan menggunakan manometer.
• Melakukan pngukuran dbit air dijaringan pipa dengan
menggunakan alat ukur kecepatan air antara lain alat ukur
doppler.

16
Berdasarkan sisa tekanan yang ada dimasing masing node dan
dikombinasikan dengan perhitungan simulasi hidrolis dapat
dirancang pengembangan jaringan pipa.

17

Anda mungkin juga menyukai