Anda di halaman 1dari 6

Nemthelminthes

BY: NURUL AISYAH (E1A017056)


ACARA V

NEMTELMINTHES

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi struktur morfologi
dan anatomi Ascaris sp.
2. Hari, tanggal praktikum : Selasa, 11 Desember 2018
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi, Fkip, Universitas
Mataram.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan petri.
b. Mikroskop cahaya.
c. Mikroskop stereo.
d. Pinset.
2. Bahan
a. Preparat histologi Ascaris sp.

C. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum kali ini adalah yang pertama,
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kedua, mengambil preparat
histologi Ascaris sp. Ketiga atau yang terakhir, mengamati preparat histologi
Ascaris sp dengan menggunakan mikroskop cahaya dan dilanjutkan dengan
mengidentifikasi struktur dari Ascaris sp.

D. Hasil Pengamatan
1. Gambar preparat histologi Ascaris sp
Keterangan :

E. Deskripsi
Merujuk pada Jasin (1992) dalam buku Zoologi Invertebrata,
menyatakan bahwa nemathelminthes berasal dari Bahasa Yunani yaitu nema
yyang berarti benang dan helmin yang berarti cacing jadi dapat disebut
sebagai cacing yang seperti benag. Cacing ini disebut juga sebagai cacing
bulat tak beruas untuk membedakannya daric acing pipih. Cacing dari philum
ini memiliki siri yaitu panjanh dan ramping dengan permukaan tubuh yang
halus dan mengkilap dengan salah satu atau kedua ujung meruncinng.
Kelamin terpisah dan menghasilkan beribu-ribu telur. Permukaan tubuh
Nemathelminthes dilapisi oleh kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini
lebih kuat pada cacing yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.
Kutikula berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang ada
pada tubuh inang.
Merujuk pada Nurhadi dan Yanti (2018) dalam buku Taksonomi
Invertebrata mengatakan bahwa nemathelmintes dapat dikelompokkan
menjadi nematoda dan nematomorpha (Gordiacea). Nematoda memiliki ciri
umum yaitu bilateral simetris, tidak bersegmen dan tidak memiliki alat gerak
(extremitas), bentuk tubuh bulat Panjang, memiliki kutikula yang tebal dan
dinding tubuh yang tterdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan hyaline sebagai
lapisan kutikula noncellular, lapisan subcuticular atau epidermis atau sisteum
dan lapisan sel-sel otot (muscular), pada ujung anterior tubuh terdapat amphid
yang merupakan modifikasi dari kutikula. Amphid sangat peka terhadap
ransangan yang memiliki tiga bentuk yaitu cyathiform (kantong), spiral dan
circuler, tractus digestivus mulai dari mulut di ujung anterior dan anus di
posterior, belum memiliki system respirasi dan jaringan otot yang terdiri dari
serabut-serabut longitudinal (memanjang) dari anterior ke posterior.
Nematoda memiliki dua bentuk tubuh yaitu fusiform dengan bentuk bulat
memanjang, bagian tengah melebar dan meruncing kearah ujung-ujungnya
dan filiform dengan bentuk yang seperti benang dengan diameter seluruuh
tubuhnya sama. Nematoda hanya memiliki muscular longitudinalis dengan
kontarksi otot yang dapat memanjang dan memendek serta membelok.
Relaxsasi otot-otot ini dipengaruhi oleh kutikula yang bersifat elastis. Dengan
adanya relxsasi ini caciing dapat bergerak secara menggelombang atau ynag
dikenal sebagai undulasi. Salah satu spesies yang paling terkenal dalam filum
ini adalah Ascari lumricoides ynag mempunyai ciri morfologi berupa tubuh
fusiform dengan Panjang 12-24 cm dengan lapisan kutikula halus dan elastis
bewarna keputihan atau putih kekuningan. Seks terpisah, tubuh cacing jantan
lebih kecil daripada tubuh cacing betina. Pada cacing jantan dekat anusnya
terdapat tojolan yang disebut perial setae yang berfungsi untuk kawin.
Sedangkan pada betina terdapat porus genitalis dan vulva yang terletak pada
1/3 panjang tubuh posterior. Berturut-turut dari anterior ke posterior adalah
mulut, cavum bucalle (rongga mulut) yang kecil, pharynx pendek dan bersifat
muscular yang alat reproduksi betina terdapat ovarium, oviduct, uterus,
ovipar,vagina dan vulva. System syaraf terdiri dari cincin syaraf di dekat
pharynx sebagai pusat syaraf yang dikenal dengan nama cicncin circum
mesophageal dengan percabangannya ke anterior enam cabang bertemu
dengan cincin saraf posterior dengan bacak cabang atau serabut kearah
lateral. Ascaris lumbricoides yang telah dewasa dan hidup endoparasite di
dalam intestinum tenue manusia (manusia sebagai hospes defenitif dan
sebagai hospes tunggal) terjadi kopulasi di dalam intestinum dan ova dibuahi
didalam oviduct cacing betina. Tiap ovum dilapisi oleh kitin. Ovum yang
telah dibuahi dan mengandung zygot akan keluar Bersama-sama feses
hospes. Jika ovum sampai di air atau tanah yang kondisinya cocok atau
adaptif maka dalam waktu 2-3 minggu zygot dalam ovum akan menjadi
embrio dan jika ovum yang mengandung embrio tertelan oleh manusia
Bersama air atau makanan maka di dalam intestinum hospes ovum akan
menetas dan keluarlah larva dan larva akan berkembang menjadi cacing
dewasa di dalam intestinum. Ada larva yang menembus dinding usus dan ikut
dalam peredaran darah, masuk ke paru-paru dan naik ke pharynx kemudian
tertelan dan masuk ke esophagus dan kembali ke intestinum dan berkembang
menjadi cacing dewasa.
Merujuk pada Amaliah dan Azriful (2016), mengatakan bahwa
nematoda usus merupakan kelompok yang sangat penting bagi masyarakat
karena masih banyak yang mengidap cacing ini sehubungan dengan
banyaknya factor yang menunjang suburnya hidup cacing ini. Factor
penunjang antara lain factor alam berupa iklim, social ekonomi, Pendidikan,
kepadatan penduduk serta masih berkembangnya kebiasaan yang kurang
baik. Kebiasaan menggunakan alas kaki juga merupakan variable yang dapat
mempengaruhi tingkat infeksi cacingan terutama pada anak yang selalu
kontak dengan tanah. Tanah merupakan media penyebaran baik telur ataupun
larva cacing. Tanah yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung telur
ataupun larva cacing dapat menginveksi manusia melalui kulit dengan cara
etrasi langsung akibat kontak antara kaki dengan tanah.

F.Kesimpulan
Berdassarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
Ascaris mempunyai struktur tubuh berupa mulut, pharynx, usus, alat kelamin
dan anus serta tubuh Ascaris jantan yang lebih kecil dibandingkan dengan
yang betina,
DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Andi Tri Rezki., dan Azriful. 2016. Distribusi Sepasial Kasus
Kecacingan (Ascaris lumbricoides) Terhadap Personal Higiene Anak
Balita di Pulau Kodingareng Kecamatan Ujung Tanah Kota Makasar
Tahun 2016. Higiene. 2 (2): 74-80.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Nurhadi., dan Febri Yanti. 2018. Taksonomi Invertebrata. Deepublish:


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai