Anda di halaman 1dari 16

LATAR BELAKANG PENYELENGGARAAN JPH

Untuk menjamin setiap pemeluk


agama untuk beribadah dan
UUD RI 1945 mengamanatkan
menjalankan ajaran agamanya,
negara menjamin kemerdekaan negara berkewajiban
tiap penduduk untuk memeluk memberikan perlindungan dan
agama dan beribadah menurut jaminan tentang kehalalan
agama dan kepercayaannya itu produk yang dikonsumsi dan
digunakan masyarakat

Sumber: UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH


LATAR BELAKANG PENETAPAN UU JPH

Pengaturan mengenai
kehalalan suatu produk Maka
belum menjamin ditetapkan UU
kepastian hukum dan
No. 33 Tahun
perlu diatur dalam
suatu peraturan
2014 tentang
perundang - Jaminan Produk regulasi

undangan; Halal

Sumber: UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH


PENTINGNYA KEHADIRAN UU JPH
Syariat Islam, mengatur umat agar
dari segi barang dan jasa agar
memakan atau menggunakan
bahan- bahan yang halal, baik, suci,
dan bersih

Masyarakat perlu Negara wajib memberikan


mengetahui informasi yang pelindungan & jaminan kpd
jelas tentang halal dan warga negara menjalankan
haram mengenai makanan, ajaran agamanya termasuk
minuman, obat, kosmetika, tentang kehalalan produk yang
produk kimia biologi dan dikonsumsi dan digunakan
rekayasa genetic, barang masyarakat
gunaan yang dipakai.

UU
JPH Sumber: UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH
TUJUAN PENYELENGGARAAN JAMINAN PRODUK HALAL (JPH)

Memberikan kenyamanan, Meningkatkan nilai


keamanan, keselamatan tambah bagi pelaku
dan kepastian usaha untuk
ketersediaan produk halal memproduksi atau
bagi yang mengonsumsi menjual produk
dan menggunakan produk

Sumber: UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH


PERAN REGULASI JPH DALAM MENGEMBANGKAN INDUSTRI PRODUK HALAL
Peran UU JPH
Meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan industri
produk halal yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Indonesia

Mendorong terbangunnya struktur ekonomi


produk halal yang kokoh

Sebagai pedoman bagi masyarakat dalam


membangun industri produk halal
SEPUTAR JAMINAN PRODUK HALAL

• Jaminan Produk Halal (JPH) • Sertifikat Halal adalah • Badan Penyelenggara


adalah kepastian hukum pengakuan kehalalan suatu Jaminan Produk Halal
terhadap kehalalan suatu Produk yang dikeluarkan (BPJPH) adalah badan
Produk yang dibuktikan oleh lembaga yang yang dibentuk oleh
dengan Sertifikat Halal berwenang Pemerintah untuk
menyelenggarakan JPH

Sertifikat
JPH BPJPH
halal

Sumber: UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH


Dalam pelaksanaan sertifikasi halal,
BPJPH bekerja sama dengan LPH dan MUI

LPH • Pemerintah dan masyarakat dapat


Lembaga mendirikan LPH
Pemeriksa • LPH membantu BPJPh melakukan
Halal pemeriksaan atau pengujian produk

MUI • Kerjasama MUI dengan BPJPH dalam


Majelis Ulama bentuk sertifikasi auditor halal,penetapan
kehalaln produk dan akreditasi LPH
Indonesia
PROSES SERTIFIKASI HALAL

Pelaku Usaha
MUI
Mendaftar sertifikasi halal kepada
BPJPH BPJPH Penetapan Kehalalan Produk

LPH
Melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian
terhadap produk dan menyampaikan hasilnya
kepada BPJPH
ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL
(Sebelum Undang-Undang No. 33 Tahun 2014)
ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL
(Setelah Undang-Undang No. 33 tahun 2014)
Kerjasama BPJPH
dengan MUI
Pasal 10 UU JPH

A. Sertifikasi Auditor Halal

B. Penetapan Kehalalan Produk; dan

C. Akreditasi LPH
PENETAPAN KEHALALAN PRODUK

Pasal 33 UU No 33 Tahun 2014 mengatuh hal-hal sebagai berikut:


ATURAN UU DALAM MASA TRANSISI
Pasal 60 UU No.33Th. 2014 tentang JPH
MUI tetap menjalankan tugasnya di bidang sertifikasi halal
sampai dengan BPJPH dibentuk

Pasal 64
BPJPH harus dibentuk paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 59 UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH Pasal 58 UU No. 33 Th. 2014 tentang JPH
Sebelum BPJPH dibentuk, pengajuan permohonan atau
Sertifikat halal yang telah ditetapkan oleh MUI sebelum
perpanjangan sertifikat halal dilakukan sesuai tata cara
memperoleh sertifikat halal yang berlaku sebelum undang-undang ini berlaku dinyatakan tetap berlaku
Undang-undang diundangkan sampai jangka waktu sertifikat halal tersebut berakhir.
LANJUTAN….ATURAN DLM MASA TRANSISI

Pasal 61 UU No.33Th.2014 tentang JPH


LPH yang sudah ada sebelum Undang-undang ini berlaku diakui sebagai LPH dan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Pasal 13 paling lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak BPJPH dibentuk

Pasal 62
Auditor halal yang sudah ada sebelum UU ini berlaku diakui sebagai Auditor Halal
dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Pasal 14 dan Pasal 15 paling lama 2
(dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 63
Penyelia Halal yang sudah ada sebelum UU ini berlaku diakui sebagai Penyelia Halal
dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Pasal 14dan Pasal 15paling lama 2
(dua) tahun terhitung sejak UU idni iundangkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai