Anda di halaman 1dari 13

Referat kecil

SISTEM KAROTIS

Oleh:
Bayu Pratama Putra Pribadi
NIM. 1708435973

Pembimbing:
dr. Riki Sukiandra, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
SISTEM KAROTIS

1. Peredaran Darah Arteri


Sistem peredaran darah menuju ke otak yang di pompa oleh jantung mengalir
melalui arkus aorta. Arkus aorta merupakan saluran pembuluh darah arteri besar
yang terletak dibelakang manubrium sterni. Arkus aorta mempunyai tiga cabang,
yaitu trunkus brakhiosefalika, arteri karotis komunis sinistra dan arteri subklavia
sinistra. Trunkus brakhiosefalika selanjutnya bercabang menjadi arteri karotis
komunis dekstra dan arteri subklavia dekstra. Masing-masing arteri karotis
komunis sinistra dan dekstra kemudian bercabang menjadi arteri karotis interna
dan eksterna. Arteri subklavia dekstra dan sinistra masing-masing membentuk
percabangan, yaitu trunkus thyroservikalis, trunkus kostoservikalis dan arteri
vertebralis.
Aliran darah ke otak yang melalui arteri karotis interna beserta cabang-cabangnya
disebut sistem karotis dan yang melalui arteri vertebralis berserta cabang-
cabangnya disebut sistem vertebrobasiler.1,2 Berikut gambar peredaran darah arteri
dari arcus aorta hingga ke arteri karotis dan arteri vertebralis. 3

1
Gambar 1. Cabang arkus aorta.3
2. Sistem karotis
Otak diperdarahi oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis, empat
arteri ini berada dalam ruang subaraknoid.4,5 Arteri karotis interna di kedua sisi
memberikan darah ke otak melalui cabang-cabang utamanya yaitu arteri serebri
media dan arteri serebri anterior. Arteri karotis interna disebut juga sebagai
sirkulasi anterior karena memperdarahi struktur pada bagian fossa kranial anterior
dan media.4 Sistem karotis terutama memperdarahi kedua hemisfer otak. Sistem
karotis juga memperdarahi mata, ganglia basalis, sebagian besar hipotalamus, dan
lobus frontalis, lobus parietalis, serta sebagian besar lobus temporal serebrum.6
Kedua arteri vertebralis bersatu di garis tengah pada perbatasan kaudal pons untuk
membentuk arteri basilar yang memberikan darah ke batang otak dan serebellum
serta bagian dari hemisfer serebri melalui arteri serebri posterior. Karena arteri
vertebralis memperdarahai fossa kranial posterior dan hemisfer serebral posterior
maka disebut sebagai sirkulasi posterior.5 Sirkulasi anterior dan posterior
berhubungan melalui sistem anastomosis yaitu sirkulus arteri Willisi.4
2
Arteri karotis interna mulai dari percabangan arteri karotis komunis. Arteri ini
naik di leher dan menembus dasar tengkorak melalui kanalis carotis os
temporal.4,5 Pada perjalanan menuju kanalis karotis, arteri ini memberikan
cabang-cabang kecil pada lantai telinga tengah, duramater dari klivus, ganglion
semilunar saraf trigeminus dan kelenjar hipofisis.4 Kemudian berjalan horizontal
kedepan melalui prosessus klinoideus anterior dengan menembus duramater dan
masuk ke ruang subaraknoid serta berputar ke belakang kearah substansia
perforata otak pada bagian ujung medial sulkus serebri lateralis. Disini bercabang
menjadi arteri serebri media dan arteri serebri anterior.5

a.

b.

3
b

Gambar 2. a dan b Perjalanan arteri karotis interna.4,5


Cabang – cabang bagian serebral arteri karotis interna:5
a. Arteri oftalmika
Arteri oftalmika merupakan cabang arteri karotis interna saat memasuki rongga
subaraknoid. Masuk ke rongga mata melalui kanalis optikus bawah dan lateral
terhadap nervus optikus. Arteri ini memperdarahi seluruh struktur orbita seperti
mukosa sinus sfenoid, sinus ethmoidalis dan dorsum nasi. Cabang-cabangnya
memperdarahi daerah frontal kulit kepala, pangkal hidung, kelopak mata dan
beranastomosis dengan arteri maksilaris interna dan arteri fasialis (cabang dari
arteri karotis interna).4,5
b. Arteri komunikan posterior
Pembuluh kecil yang berasal dari arteri karotis interna yang berdekatan dengan
cabang-cabang terakhir. Arteri komunikans posterior berjalan posterior dari
nervus okulomotorius. Arteri ini berhubungan dengan segmen proksimal arteri
serebri posterior membentuk kompenen sirkulus Willisi yang menghubungkan
arteri karotis interna dengan arteri vertebralis.4,5 Arteri komunikan posterior
memperdarahi tuber sinereum, talamus, subtalamus dan kapsula interna.4

4
c. Arteri koroidalis anterior
Cabang kecil yang berasal dari arteri karotis interna yang berjalan ke posterior
berdekatan dengan traktus optikus masuk ke kornu inferior ventrikulus lateral dan
berakhir pada pleksus koroideus dan memperdarahi pleksus koroideus. Arteri ini
memberikan cabang-cabang kecil mengelilingi sususnan yang meliputi krus
serebri, korpus genikulatum lateral, traktus optikus dan kapsula interna.4,5
d. Arteri serebri anterior
Merupakan cabang akhir yang kecil dari arteri karotis interna. Arteri ini berjalan
ke depan mediosuperior nervus optikus dan masuk ke fissura longitudinalis
serebri. Arteri ini melengkung ke belakang mengikuti korpus kallosum dan
akhirnya beranastomosis dengan arteri serebri posterior. Cabang arteri serebri
anterior yaitu orbital (I), frontopolar (II), perikallosal (III), lallosomarginal (IV)
dan parietal internal (V). Arteri ini memberikan cabang kecil yang memperdarahi
basal ganglia, diensefalon, kapsula interna, korpus kallosum, bagian medial
hemisfer serebri untuk motorik dan sensorik primer ekstremitas inferior.4
e. Arteri serebri media
Merupakan cabang besar arteri karotis interna berjalan ke lateral dalam sulkus
serebri lateral. Cabang sentral memperdarahi ganglia basalis dan kapsula
interna.4,5 Cabang utama arteri serebral medial adalah sebagai berikut;
orbitofrontal (I), prerolandik (II), rolandik (III), parietalis anterior (IV), parietalis
posterior (V) angularis (VI) temporalis posterior (VII) dan temporal anterior
(VIII). Arteri serebri media memperdarahi daerah motorik ekstremitas superior
dan sensorik primer, Broca dan Wernicke, korteks pendengaran dan pengecapan
primer. Jadi, arteri serebri media memperdarahi daerah frontal, parietal dan
temporal.4

5
Gambar 3. Cabang arteri serebri anterior.4

Gambar 4. Cabang arteri serebri media.4

6
Gambar 5. Arteri pada basis otak.7

7
Gambar 6. Aliran darah arteri pada bagian interior otak. a.potongan koronal dan
b. potongan horizontal.4

8
3. Sistem Anastomose (Sirkulus arteriosus Willisi)
Sirkulus arteriosus Willisi berasal dari karotis interna dan sistem arteri vertebralis.
Arteri karotis interna mernberikan cabang arteri komunikans posterior, yang
bergabung dengan tunggul proksimal dari arteri serebri posterior dan membentuk
bersama dengan arteri ini dan arteri basilaris rostral, arkus posterior dari sirkulus
Willisi. Karotis interna juga memberi cabang arteri koroidalis anterior sebelum
karotis berakhir dan terbagi menjadi arteri serebri anterior dan media. Tunggul
dari arteri serebri anterior segera mencembung ke garis tengah dan saling
berhubungan melalui arteri komunikans anterior. Jadi, arkus anterior dari sirkulus
Willisi tertutup.4,5

Gambar 7. Sirkulus Arteri Willisi.7

9
4. Gangguan yang ditimbulkan akibat insufisiensi arteri karotis interna
Berikut ini merupakan kelainan-kelainan yang dapat ditimbulkan akibat sumbatan
pada cabang-cabang arteri karotis interna :
a. Arteri oftalmika
Emboli kecil dapat melewati arteri oftalmika dan menyangkut di arteri sentralis
retina yang menyebabkan iskemia retina dan menimbulkan amourosis fugax.
Amaurosis fugax merupakan kondisi transien yang disebabkan emboli yang
mengalami lisis spontan.4
b. Arteri komunikans posterior
Emboli yang memasuki arteri komunikans posterior menyebabkan iskemik pada
tentori arteri serebri posterior atau talamus yang bermanifestasi klinis berupa
hemianopsia homonim kontralateral dan defisit talamik.4
c. Arteri koroidalis anterior
Manifestasi klinis iskemia pada daerah yang diperdarahi oleh arteri koroidea
anterior adalah hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral serta hemianopsia
homonim kontralateral. Iskemia bagian medial lobus temporalis merupakan tanda
pasti gangguan arteri koroidalis anterior.4
d. Arteri serebri media
Emboli arteri serebri media merupakan penyebab tersering iskemik serebri.
Manifestasi klinik tergantung pada lokasi oklusi arteri. Di dalam fisura sylvii,
arteri serebri media terbagi menjadi cabang utama yang menyuplai sebagian besar
lobus frontal, parietal dan temporalis. Oklusi cabang utama arteri serebri media
menyebabkan hemiparesis dan hemihipestesia kontralateral dan hemianopsia
homonim kontralateral dan gejala lain seperti afasia motorik dan sensorik, agrafia
dan apraksia motorik jika lesi terdapat pada hemisfer dominan.4
e. Arteri serebri anterior
Infark unilateral arteri serebri anterior tidak menunjukkan gejala klinis. Infark

10
jarang terjadi di bagian ujung rostral tentori arteri ini karena banyak hubungan
anastomosis antara pembuluh darah di kedua hemisfer. Namun, jauh ke arah
belakang, tentori kedua serebri anterior dipisahkan oleh falk serebri sehingga
salah satu sisi tidak bisa mendapatkan sirkulasi kolateral dari sisi lain. Manifestasi
klinis berupa hemiparesis yang terutama mengenai tungkai dan paraparesis (jika
infark bilateral). Namun defisit ini biasanya hanya sementara karena terjadinya
restitusi aliran darah melalui sirkulasi kolateral dari arteri serebri posterior.
Kerusakan unilateral aspek medial lobus frontalis tidak menimbulkan defisit yang
berat tetapi kerusakan bilateral menyebabkan gangguan mental seperti apraksia,
inkontinesia dan refleks primitif.4

DAFTAR PUSTAKA
11
1. Netter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of Neuroanatomy and
Neurophysiology special edition. USA : ComTan; 2002.

2. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke. Bandung: Universitas Padjajaran;


1986. 22-45

3. Normal and anomalous origins of common carotid and vertebral arteries –


netter medical images. [accessed January, 2019]. available
at:http://www.netterimages.com/images/vpv/000/000/013/139220550x0475.jpg

4. Baehr, M. Frotscher,M. Duus Topical Diagnosis in Neurology 4th


Completely Revised Edition. New York : Thieme; 2005. 418-466

5. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi 1. Jakarta: EGC; 1996. 539-549.

6. Toole JF. Cerebrovascular Disorder 3th Edition. New York : Raven Press;
1984. 1-17, 57-75.

7. Felten DL. Shetty AN. Netter’s atlas of neuroscience. Second edition.


Philadelphia: Elsevier; 2012. 75-87.

12

Anda mungkin juga menyukai