Anda di halaman 1dari 14

BAB 3 ANALISIS KETERSEDIAAN AIR DAN

KEBUTUHAN AIR

3.1 Penentuan Batas Daerah Hujan

Dalam menentukan batas daerah tangkapan hujan untuk Sungai Kalis, digunakan sumber peta dari
peta RBI skala 1:25.000 dan peta hasil analisa GIS dari Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu.

Berdasarkan hasil analisa spasial, luas tangkapan hujan untuk Sungai Kalis sampai ke muara di
Sungai Batang Mandai adalah 385,88 Km 2 dengan panjang sungai : 75.154,13 m atau 75,15 Km.

Sedangkan luas tangkapan hujan Sungai Kalis sampai pada Rencana Bendung adalah sebesar 247,94
Km2 dengan panjang sungai 49.584,57 m atau 49,58 Km.
Berikut ini peta daerah tangkapan hujan untuk Sungai Kalis yang dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-1
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Gambar 3-1 Peta Daerah Tangkapan Hujan Sungai Kalis

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-2
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

3.2 Analisis Ketersediaan Air (Debit Andalan Sungai)

Karena tidak tersedia data debit sungai hasil pengamatan di Sungai Kalis, maka untuk perhitungan
ketersediaan air digunakan data curah hujan dan data klimatologi dengan model hujan limpasan yaitu
model F.J. Mock. Dari analisa pemodel ini akan diperoleh informasi besarnya aliran debit andalan
pada setiap sumber air.

evapotranspirasi

presipitasi

SM Soil
Max moisture surplus

Direct run off

iInfiltrasi

base flow Run off

Volume
tampungan
Groundwater
storage

Gambar 3-2 Skema Model Analisa Ketersediaan Air Dasar Menurut F.J. Mock

Dasar asumsi dari model analisa ketersediaan air tersebut secara skematis disajikan dalam Gambar
3.2 dan dijelaskan sebagai berikut:
1. Curah hujan yang jatuh pada watershed sebagian akan jatuh pada permukaan tanah dan
sebagian lagi akan mengalami evapotranspirasi.
2. Surplus hujan terjadi bila kelembaban tanah (soil moisture) telah mencapai harga maksimum.
3. Dari air surplus, sebagian akan menjadi Direct Run Off dan sebagian lagi akan meresap ke
dalam tanah sebagai infiltrasi.
4. Dari air yang mengalami proses infiltrasi sebagian akan mengalir sebagai aliran dasar (Base
Flow) dan sebagian lagi akan mengubah tampungan air tanah sehingga menaikkan storage
air tanah.
5. Selanjutnya air tanah yang mengalir sebagai Base Flow akan bergabung dengan Direct Run
Off.

Dari 22 tahun data hujan yang dianalisa (tahun 1991 – 2012) beserta data pendukung seperti
evaporasi bulanan, jumlah hari hujan, koefisien infiltrasi, koefisien resesi, dan lain-lain, didapat debit
andalan Sungai Kalis berdasarkan FJ. Mock adalah sebagai berikut.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Tabel 3-1 Debit Andalan Sungai Kalis berdasarkan Perhitungan F.J Mock untuk series
Tahun 1991 s.d 2012

Debit Andalan Sungai Kalis (m3/dt)


Tahun
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1991 11.40 14.83 12.01 12.99 13.05 6.78 4.27 3.57 6.50 21.33 19.64 39.03
1992 34.80 15.33 14.88 11.04 22.00 19.93 20.54 13.68 19.43 27.81 1.20 24.12
1993 17.39 6.11 35.72 11.80 10.23 8.59 12.00 5.49 16.12 21.81 21.17 19.37
1994 9.75 30.46 37.82 20.30 22.56 12.02 6.52 9.06 4.67 11.75 18.94 18.50
1995 40.00 68.99 34.85 33.47 19.30 11.94 18.29 30.67 19.57 37.22 34.37 17.86
1996 22.14 19.34 19.11 22.78 7.58 21.19 25.77 30.74 21.21 39.64 27.93 38.10
1997 12.58 30.36 8.02 4.38 19.42 5.46 16.59 9.03 3.50 3.54 26.19 64.42
1998 10.14 34.04 10.00 17.23 15.95 37.63 22.66 28.16 24.98 25.71 22.19 8.29
1999 17.33 13.92 34.54 19.04 22.34 9.46 18.86 17.26 21.43 73.11 20.65 15.26
2000 5.79 20.00 14.92 22.44 7.87 10.81 9.52 17.99 13.27 33.80 19.24 2.06
2001 12.32 23.51 12.04 19.91 10.37 9.50 10.00 16.09 21.70 17.85 28.33 9.64
2002 9.55 13.78 8.26 14.89 19.50 20.70 7.99 9.56 4.66 25.02 30.85 15.58
2003 15.02 5.79 15.05 27.16 11.88 14.14 15.73 10.87 16.75 19.62 26.94 32.57
2004 6.65 9.40 12.47 9.90 16.70 3.37 15.37 4.57 17.74 11.97 22.61 31.65
2005 19.57 32.41 12.11 19.75 16.00 13.59 10.52 9.92 17.43 25.79 13.13 16.45
2006 17.13 17.38 9.92 21.87 17.59 23.11 6.55 4.94 13.68 13.93 31.85 21.01
2007 12.85 29.23 25.52 31.14 15.20 14.33 18.46 30.63 15.37 19.51 17.03 29.21
2008 15.75 33.93 18.80 22.27 10.42 15.91 19.19 14.84 11.61 26.34 13.58 27.88
2009 9.55 19.89 26.28 30.17 7.98 9.56 8.27 4.71 9.85 21.54 30.61 46.77
2010 11.86 23.65 31.12 32.26 27.82 19.63 31.11 24.89 31.35 26.76 24.38 21.35
2011 13.90 14.11 14.54 14.11 11.38 7.86 10.28 4.35 9.03 22.82 15.08 51.35
2012 4.37 26.04 18.53 11.09 6.67 3.36 9.71 14.59 3.91 10.52 11.33 39.25
Sumber : Hasil Analisa
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian diambil debit andalan 80% atau Q80, yaitu debit dengan
kemungkinan 80% terjadi, dengan cara mengurutkan nilai debit dari nilai terkecil ke nilai terbesar
yang kemudian dicari pada baris (n/5)+1 di mana n merupakan jumlah tahun. Pada kajian ini nilai
debit andalan 80% berada pada urutan baris ke 5. Berikut ini debit andalan 80% hasil dari analisa
F.J. Mock
Tabel 3-2 Debit Andalan 80% / Q80 pada Sungai Kalis hasil Analisa Metoda F.J. Mock

Urutan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 4.37 5.79 8.02 4.38 6.67 3.36 4.27 3.57 3.50 3.54 1.20 2.06
2 5.79 6.11 8.26 9.90 7.58 3.37 6.52 4.35 3.91 10.52 11.33 8.29
3 6.65 9.40 9.92 11.04 7.87 5.46 6.55 4.57 4.66 11.75 13.13 9.64
4 9.55 13.78 10.00 11.09 7.98 6.78 7.99 4.71 4.67 11.97 13.58 15.26
5 9.55 13.92 12.01 11.80 10.23 7.86 8.27 4.94 6.50 13.93 15.08 15.58
6 9.75 14.11 12.04 12.99 10.37 8.59 9.52 5.49 9.03 17.85 17.03 16.45
7 10.14 14.83 12.11 14.11 10.42 9.46 9.71 9.03 9.85 19.51 18.94 17.86
8 11.40 15.33 12.47 14.89 11.38 9.50 10.00 9.06 11.61 19.62 19.24 18.50
9 11.86 17.38 14.54 17.23 11.88 9.56 10.28 9.56 13.27 21.33 19.64 19.37
10 12.32 19.34 14.88 19.04 13.05 10.81 10.52 9.92 13.68 21.54 20.65 21.01
11 12.58 19.89 14.92 19.75 15.20 11.94 12.00 10.87 15.37 21.81 21.17 21.35
12 12.85 20.00 15.05 19.91 15.95 12.02 15.37 13.68 16.12 22.82 22.19 24.12
13 13.90 23.51 18.53 20.30 16.00 13.59 15.73 14.59 16.75 25.02 22.61 27.88
14 15.02 23.65 18.80 21.87 16.70 14.14 16.59 14.84 17.43 25.71 24.38 29.21
15 15.75 26.04 19.11 22.27 17.59 14.33 18.29 16.09 17.74 25.79 26.19 31.65
16 17.13 29.23 25.52 22.44 19.30 15.91 18.46 17.26 19.43 26.34 26.94 32.57
17 17.33 30.36 26.28 22.78 19.42 19.63 18.86 17.99 19.57 26.76 27.93 38.10
18 17.39 30.46 31.12 27.16 19.50 19.93 19.19 24.89 21.21 27.81 28.33 39.03
19 19.57 32.41 34.54 30.17 22.00 20.70 20.54 28.16 21.43 33.80 30.61 39.25
20 22.14 33.93 34.85 31.14 22.34 21.19 22.66 30.63 21.70 37.22 30.85 46.77
21 34.80 34.04 35.72 32.26 22.56 23.11 25.77 30.67 24.98 39.64 31.85 51.35
22 40.00 68.99 37.82 33.47 27.82 37.63 31.11 30.74 31.35 73.11 34.37 64.42
n 22
( n/5)+1 5
Q80 9.55 13.92 12.01 11.80 10.23 7.86 8.27 4.94 6.50 13.93 15.08 15.58
Sumber : Hasil Analisa

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-4
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Dari hasil analisa, debit andalan 80% terbesar terjadi di bulan Oktober sebesar 15,58 m3/dt dan
terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 4,94 m3/dt.

Berikut ini perbandingan debit andalan rata-rata hasil analisa sekarang dan hasil analisa oleh PT.
Isuda Parama pada tahun 1993/1994.

Tabel 3-3 Perbandingan Debit Andalan 80% / Q80

Debit Andalan 80% / Q80 (m3/dt)


Item
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Analisa Sekarang PT. Aditya Engineering Consultant
Luas DAS S Kalis (Km2) 247.94
Analisa Debit Andalan 9.80 14.15 12.17 13.20 10.53 9.52 10.31 9.13 11.80 19.69 19.12 16.43
Analisa Terdahulu dari PT. Isuda Parama
Luas DAS S Kalis (Km2) 354
Analisa Debit Andalan 27.81 16.97 20.76 30.41 18.9 14.15 7.44 5.41 15.52 24.55 29.08 23.96

Berdasarkan tabel di atas, terdapat perbedaan debit andalan Sungai Kalis di rencana Bendung. Hal ini
disebabkan berbedanya luasan tangkapan hujan pada lokasi rencana bendung.

Perhitungan analisa debit andalan setiap tahun dapat dilihat pada Lampiran B Perhitungan Debit
Andalan Sungai Kalis.

3.3 Analisa Kebutuhan Air Irigasi

Perhitungan banyaknya air yang dibutuhkan terhadap macam tanaman dihitung terhadap tanaman
padi dan palawija. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh adalah sebagai berikut :
1. Pola Tanam
2. Evapotranspirasi
3. Penyiapan Lahan (Land Preparation)
4. Penggunaan Konsumtif
5. Laju Perlokasi
6. Penggantian Lapisan Air (WLR)
7. Curah Hujan Efektif
8. Efisiensi Irigasi

11.. PPO
OLLAA TTAAN
NAAM
M
Pola Tanam yang diusulkan adalah Padi – Padi – Palawija. Jenis padi yang ditanam disarankan
menggunakan varietas padi unggul. Untuk palawija, disesuaikan dengan kebiasaan para petani
yang sudah berjalan selama ini, yaitu : tomat, ketimun, cabe, jagung, kedelai, sayuran dan lain-
lain yang ditanam pada musim kemarau.
Kalender awal tanam yaitu MT. I akan disesuaikan dengan kebiasaan petani setempat dan hasil
analisis kebutuhan air berdasarkan beberapa alternatif musim tanam.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-5
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS
22.. EEVVAAPPO
OTTR
RAAN
NSSPPIIR
RAASSII
Evapotranspirasi adalah faktor utama yang mempengaruhi produksi, karena itu merupakan salah
satu penentu, sehingga tafsiran mengenai besarnya evapotranspirasi yang mendekati kenyataan
sangat penting dalam menentukan kebutuhan air untuk tanaman.
Evapotranspirasi telah dihitung pada sub Bab 3.2.3.

33.. PPEEN
NYYIIAAPPAAN
N LLAAH
HAAN
N
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya untuk menentukan kebutuhan maksimum air
irigasi pada suatu daerah, dimana pekerjaan ini merupakan bagian pertama dari berbagai tahap
menanam, waktu serta kualitas pekerjaan tanah dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman padi.
Pada tahap ini diperlukan paling banyak air irigasi. Kelambatan pekerjaan tanah akan
mengundurkan seluruh jadwal penanaman, namun demikian memperpanjang waktu pengerjaan
juga mengganggu sistem irigasi dalam pengertian jumlah air yang digunakan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk
penyiapan lahan adalah :
 Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan
 Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan
 Kebutuhan air untuk pengolahan dan persemaian

Dalam perhitungan untuk daerah irigasi ini, penyiapan lahan diambil lamanya waktu adalah 30
hari dengan penjenuhan ditambah lapisan air setebal 250 mm, dan selanjutnya besar kebutuhan
air untuk penyiapan lahan dihitung berdasarkan rumus van de Goor dan Ziljstra (1986), yaitu
sebagai berikut :

M . ek
LP =
ek - 1
Dimana :
LP = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti / mengkompensasi kehilangan air
akibat evaporasi dan perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan.
e = Konstanta = 2,718

M = Eo + P (mm/hari)

Dimana :
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan
(mm/hari)

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-6
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

P = Perkolasi, untuk daerah irigiasi ini, perkolasi diambil sebesar 3,00


mm/hr.

K = MT/S

Dimana :
T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari), diambil 30 hari.
S = Kebutuhan air, untuk kejenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm, 200
+ 50 = 250 mm untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah
transplantasi selesai.

44.. PPEEN
NGGG
GUUN
NAAAAN
N AAIIR
RKKO
ONNSSU
UMMTTIIFF
Penggunaan air konsumtif oleh tanaman diperkirakan berdasarkan metoda perkiraan empiris,
dengan menggunakan data iklim dan koefisien tanah pada tahap pertumbuhan seperti dinyatakan
dalam persamaan berikut ini :

ETc = Kc x Eto

Dimana :
Kc = Koefisien Tanam
ETo = Evapotransporasi (mm/hari), dihitung menggunakan metoda Penman.

Koefisien Tanaman (Kc) diambil berdasarkan tabel yang sesuai dengan Buku Petunjuk
Perencanaan Irigasi : Bagian Penunjang untuk Standar Perencanaan Irigasi.

Tabel 3-4 Harga-harga Koefisien Tanaman Padi dan Palawija

F.A.O
BULAN Varitas
Varitas Biasa Palawija
Unggul
0.5 1.10 1.10 0.50
1.0 1.10 1.10 0.75
1.5 1.10 1.05 1.00
2.0 1.10 1.05 1.00
2.5 1.10 0.95 0.82
3.0 1.05 0.00 0.45
3.5 0.95
4.0 0.00
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi : Bagian Penunjang untuk Standar Perencanaan Irigasi

55.. LLAAJJU
U PPEER
RKKO
OLLAASSII
Besarnya Laju Perkolasi tergantung kepada sifat-sifat tanah, antara lain :
 Keadaan tekstur tanah
 Kedalaman air tanah
 Kedalaman lapisan kedap air

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-7
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

 Periode pertumbuhan
 Topografi
 Cara bercocok tanam
Untuk daerah irigasi ini, perkiraan laju perkolasi untuk perhitungan diambil sebesar 3.00 mm/hr.

66.. PPEEN
NGGG
GAAN
NTTIIAAN
N LLAAPPIISSAAN
N AAIIR
R ((W
WLLR
R))
Penggantian Lapisan Air (WLR) diasumsikan sebesar 3,3 mm/hari selama setengah bulan,
masing-masing 1 bulan dan 2 bulan setelah transplantasi.

77.. CCU
URRAAH
HHHU
UJJAAN
N EEFFEEK
KTTIIFF
Curah hujan effektif padi adalah tergantung kepada persentasi curah hujan setengah bulanan
dari curah hujan yang mempunyai kemungkinan 80% (R80) terjadi selama periode pengamatan
yang ditinjau. Untuk padi dipakai waktu setengah bulanan dengan kenungkinan 50% terpenuhi.

Curah hujan effektif untuk padi dihitung berdasarkan R 80 dan % Efektif padi seperti pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3-5 Curah Hujan Efektif untuk Padi sebagai Prosentase Curah Hujan Setengah
Bulanan R80

Setengah Bulan R80


% Efektif
( mm )
< 10 0
10 s/d 20 80
21 s/d 100 70
101 s/d 150 60
> 150 50
Sumber : KP.01 – Kriteria Perencanaan : Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi

88.. EEFFIISSIIEEN
NSSII IIR
RIIG
GAASSII
Untuk tujuan perencanaan, dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air yang
diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan
eksploitasi, evaporasi dan rembesan. Kehilangan akibat evaporasi dan rembesan umumnya kecil
jika dibandingkan dengan jumlah kehilangan akibat kegiatan eksploitasi, sehingga pemberian air
harus lebih besar dari kebutuhan sebenarnya. Maka harga efisiensi irigasi dibutuhkan untuk
menutupi kehilangan air tersebut di atas.
Nilai efisiensi irigasi untuk daerah irigasi adalah sebagai berikut :
Jaringan Tersier : 80 %
Jaringan Sekunder : 90 %
Jaringan Primer : 90 %
Total : 65 %

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-8
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS
99.. K
KEEBBU
UTTU
UHHAAN
N BBEER
RSSIIH
H AAIIR
RDDII SSAAW
WAAH
H
Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi digunakan persamaan di bawah ini :

NFR = Etc + P – Re + WLR

NFR
THR =
0,80
NFR
SDR =
0,72
NFR
DR =
0,65

Dimana :
Etc = penggunaan konsumtif (mm/hari)
P = kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)

Kalender pola tanam dihitung dengan 6 alternatif untuk setiap 2 minggu dengan alternatif I pada
awal Bulan Oktober dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija.

Berikut ini hasil perhitungan kebutuhan air irigasi untuk alternatif I yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Untuk alternatif lainnya dapat dilihat pada Lampiran C : Analisa Kebutuhan Air Irigasi.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-9
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Tabel 3.6 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Alternatif I

DAERAH IRIGASI NANGA KALIS - KABUPATEN KAPUAS HULU


POLA TANAM : PADI - PADI - PALAWIJA / MULAI TANAM : AWAL OKTOBER
P = 30 Hari S = 250

Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
BULAN
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Evapotran / ETo ( mm/hr ) 4.04 4.04 4.10 4.10 4.06 4.06 4.43 4.43 3.97 3.97 4.05 4.05 3.86 3.86 4.27 4.27 4.51 4.51 3.59 3.59 4.18 4.18 3.92 3.92
Perkolasi / P (mm/hr ) 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50 2.50
H Efektif / Re (mm/hr) Padi 4.48 4.56 5.84 5.50 4.56 5.72 4.92 4.24 4.43 2.89 4.15 4.52 3.92 4.32 4.90 2.01 2.94 1.45 2.24 1.91 2.15 2.47 2.19 2.94
R Efektif / Re (mm/hr) Palawija 6.00 4.73 6.00 6.63 6.77 5.67 6.57 5.97 5.27 4.07 5.43 5.67 4.47 5.20 4.87 3.40 3.87 2.30 3.47 3.57 4.17 3.40 4.00 4.00

Pola Tanam PADI VARIETAS UNGGUL PADI VARIETAS UNGGUL PALAWIJA

Koefisien Tanaman
C.1 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - - - LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 - -
C.2 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - - LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45 -
C.3 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 - 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45
C rata-rata LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.32 - LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.42 0.15

IR ( mm / hr ) 12.28 12.28 12.33 12.23 12.29 12.29

WLR.1 - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - - - -


WLR.2 - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - - -
WLR.3 - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - 3.30 - 3.30 - - - - - - -
WLR rata-rata ( mm / hr ) - - - 1.10 1.10 2.20 1.10 1.10 - - - - 1.10 1.10 2.20 1.10 1.10 - - - - - - -

ETc ( mm / hr ) 12.28 12.28 12.33 4.45 4.33 4.13 2.96 1.40 - 12.23 12.29 12.29 4.18 4.12 4.34 2.85 2.18 1.88 2.69 3.29 3.93 3.17 1.66 0.59

Kebutuhan Air
NFR ( mm / hr ) 7.80 7.72 6.49 2.55 3.37 3.11 1.64 0.76 (1.93) 9.34 8.14 7.77 3.86 3.40 4.14 4.44 2.84 2.08 1.73 2.23 2.27 2.27 0.16 (0.91)
NFR ( lt / dt / ha ) 0.90 0.89 0.75 0.29 0.39 0.36 0.19 0.09 (0.22) 1.08 0.94 0.90 0.45 0.39 0.48 0.51 0.33 0.24 0.20 0.26 0.26 0.26 0.02 (0.11)
THR { e = 0,80 } ( lt / dt / ha ) 1.13 1.12 0.94 0.37 0.49 0.45 0.24 0.11 (0.28) 1.35 1.18 1.12 0.56 0.49 0.60 0.64 0.41 0.30 0.25 0.32 0.33 0.33 0.02 (0.13)
SDR { e = 0,72 } ( lt / dt / ha ) 1.25 1.24 1.04 0.41 0.54 0.50 0.26 0.12 (0.31) 1.50 1.31 1.25 0.62 0.55 0.67 0.71 0.46 0.33 0.28 0.36 0.36 0.36 0.03 (0.15)
DR { e = 0,65 } ( lt / dt / ha ) 1.39 1.38 1.16 0.45 0.60 0.55 0.29 0.14 (0.34) 1.66 1.45 1.38 0.69 0.61 0.74 0.79 0.51 0.37 0.31 0.40 0.40 0.40 0.03 (0.16)

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-10
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

3.4 Analisis Neraca Air

Berdasarkan hasil analisa maksimum areal yang dapat terairi, yang membandingkan antara debit
andalan dengan kebutuhan air irigasi, dihasilkan jumlah minimum areal yang dapat terairi pada MT.I
dan MT.II adalah pada alternatif 1 dengan MT.1 : Oktober-1 dan pola tanam Padi-Padi-Palawija.
Pada MT.I areal minimum yang dapat diairi adalah 13.667 Ha dan pada MT.II areal minimum yang
dapat diairi adalah 7.993 Ha.

Kebutuhan air irigasi untuk perencanaan diambil dari hasil perhitungan kebutuhan air dengan
alternatif terpilih dan dibandingkan dengan perhitungan terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.7 Kebutuhan Air Irigasi DI Nanga Kalis

No Jenis Kebutuhan Air Hasil Analisa Sekarang Hasil Analisa


Terdahulu
1 Kebutuhan Air Irigasi Bersih di Sawah (NFR) 1,07 lt/dt/ha 0,97 lt/dt/ha
2 Kebutuhan Air Irigasi di Petak Tersier (THR) 1,34 lt/dt/ha 1,22 lt/dt/ha
3 Kebutuhan Air Irigasi di Saluran Sekunder 1,49 lt/dt/ha 1,35 lt/dt/ha
(SOR)
4 Kebutuhan Air Irigasi di Saluran Primer (DR) 1,65 lt/dt/ha 1,50 lt/dt/ha

Berikut ini hasil analisa maksimum areal yang dapat terairi pada DI. Nanga Kalis yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Tabel 3.8 Perhitungan Maksimum Areal Yang Dapat Diairi DI. Nanga Kalis

Q Andalan Luas Yang Dapat Diairi ( Ha )


Kebutuhan Air / DR ( l / dt / ha )
BULAN (m3/dt) Alt - I Alt - II Alt - III Alt-IV Alt-V Alt-VI KET
FJ Mock Alt - I Alt - II Alt - III Alt - IV Alt - V Alt - VI FJ Mock FJ Mock FJ Mock FJ Mock FJ Mock FJ Mock
Okt 1 19.686 1.251 0.546 0.740 0.977 1.107 1.091 15742 36064 26597 20147 17776 18046

PALAWIJA
Okt 2 19.686 1.440 1.440 0.240 0.434 0.671 0.802 13667 13667 81963 45308 29319 24553
Nov 1 19.116 1.302 1.302 1.302 0.298 0.494 0.734 14680 14680 14680 64209 38688 26058
Nov 2 19.116 0.422 1.189 1.189 1.189 (0.308) (0.111) 45273 16072 16072 16072 Minus Minus
Des 1 16.432 0.804 0.816 1.581 1.581 1.575 (0.502) 20432 20129 10397 10397 10432 Minus
Des 2 16.432 0.792 0.632 0.644 1.408 1.403 1.403 20756 25995 25507 11667 11712 11712
Jan 1 9.797 0.289 0.759 0.603 0.616 1.316 1.761 33958 12904 16257 15911 7446 5563
Jan 2 9.797 0.135 0.410 0.880 0.724 0.737 1.882 72719 23919 11129 13537 13297 5206

PADI MT.I
Feb 1 14.148 (0.303) 0.112 0.353 0.791 0.629 0.641 Minus 126619 40044 17892 22478 22075
Feb 2 14.148 1.652 (0.070) 0.344 0.586 1.023 0.862 8566 Minus 41080 24144 13824 16412
Mar 1 12.167 1.522 1.522 (0.211) 0.209 0.456 0.900 7993 7993 Minus 58337 26674 13525
Mar 2 12.167 1.348 1.348 1.348 (0.386) 0.034 0.282 9027 9027 9027 Minus 357222 43201
Apr 1 13.198 0.555 1.341 1.341 1.341 - 0.041 23777 9842 9842 9842 319782
Apr 2 13.198 0.622 0.633 1.419 1.419 1.445 (0.288) 21210 20836 9299 9299 9133 Minus
Mei 1 10.525 0.726 0.567 0.580 1.335 1.280 1.280 14507 18560 18160 7883 8221 8221
Mei 2 10.525 0.791 1.249 1.091 1.103 1.804 1.804 13304 8427 9651 9542 5835 5835
Juni 1 9.521 0.504 0.650 1.126 0.970 0.983 1.684 18903 14644 8458 9818 9685 5653

PADI MT.II
Juni 2 9.521 0.695 0.770 0.916 1.392 1.236 1.249 13700 12371 10393 6842 7705 7623
Juli 1 10.310 0.831 0.627 0.564 0.676 1.087 0.922 12405 16454 18292 15249 9487 11188
Juli 2 10.310 0.990 0.888 0.683 0.730 0.842 1.253 10417 11617 15096 14127 12240 8229
Agu 1 9.134 1.140 1.123 1.000 0.753 0.998 1.134 8010 8134 9136 12126 9148 8055
Agu 2 9.134 1.005 1.140 1.123 1.000 0.753 0.998 9091 8010 8134 9136 12126 9148
Sept 1 11.797 0.735 0.964 1.090 1.074 0.959 0.731 16040 12236 10825 10986 12295 16140
Sept 2 11.797 0.548 0.735 0.964 1.090 1.074 0.959 21526 16040 12236 10825 10986 12295 PALAWIJA
Minimum Padi Rendeng Yang Bisa Diairi = 13,667 12,904 10,397 10,397 7,446 5,206
Minimum Padi Gadu Yang Bisa Diairi = 7,993 7,993 8,458 6,842 5,835 5,653
KESIMPULAN : Areal Yang Dapat Diairi yang paling besar 13,667 (Terjadi Pada Alternatif I, MT.I pada Awal Oktober dan MT.II Tengah Februari)

Kebutuhan Air Irigasi Terpilih NFR = 1.074 lt/dt/Ha


THR = 1.342 lt/dt/Ha
SDR = 1.491 lt/dt/Ha
DR = 1.652 lt/dt/Ha

Sumber : Hasil Analisis

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-12
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

21,000

20,000

19,686

19,686
19,000

19,116

19,116
18,000

17,000

16,000 Debit Andalan F.J. Mock

16,432

16,432
15,000 Kebutuhan Air

14,000

14,148

14,148
13,000

13,198

13,198
12,000

12,167

12,167

11,797

11,797
11,000

10,000

10,525

10,525

10,310

10,310
9,797

9,797
9,000

9,521

9,521

9,134

9,134
8,000

7,000

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

URAIAN OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Debit Andalan (F.J. Mock) ( l/dt ) 19,686 19,686 19,116 19,116 16,432 16,432 9,797 9,797 14,148 14,148 12,167 12,167 13,198 13,198 10,525 10,525 9,521 9,521 10,310 10,310 9,134 9,134 11,797 11,797

Debit Kebutuhan DR ( l / dt) 8703 5277 3883 0 12378 11026 10340 7846 4946 8043 3585 268 0 11356 10062 14175 7725 9710 8540 6619 7846 5919 7540 8438

Keseimbangan Air ( l/dt ) 10,983 14,409 15,233 19,116 4,054 5,406 (543) 1,951 9,202 6,106 8,582 11,899 13,198 1,841 464 (3,650) 1,796 (189) 1,770 3,691 1,288 3,214 4,257 3,358

Gambar 3-3 Neraca Keseimbangan Air DI. Nanga Kalis di Rencana Bendung Nanga Kalis pada Alternatif I (Rencana Areal Irigasi 7.858 Ha)

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-13
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s
LAPORAN HIDROLOGI/HIDROMETRI DETAIL DESAIN DAERAH IRIGASI KALIS (LANJUTAN)
DAN UJI MODEL BENDUNG DAERAH IRIGASI KALIS

Berdasarkan grafik neraca keseimbangan dan perhitungan simulasi areal yang dapat diairi, dapat
disimpulkan bahwa :
 Berdasarkan perhitungan areal maksimum yang dapat diairi, didapatkan minimum areal yang
dapat diairi adalah seluas 7.000 Ha. Dan neraca air pada luas rencana ini dihasilkan bahwa pada
MT.1 ketersediaan air bisa mencukupi kebutuhan air di sawah, sedangkan pada akhir MT.II,
ketersediaan air relatif kurang. Kekurangan yang terjadi hanya berlangsung selama 2 minggu
yaitu pada pertengahan bulan Mei.
 Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air di Sungai Kalis dapat mencukupi kebutuhan air irigasi
DI. Nanga Kalis untuk luas areal 7.000 Ha.

pt. ADITYA Engineering Consultant


PT. Aditya Engineering Consultant 3-14
Eng
ineer
inga
ndMa
nag
ement Ser
vic
e s

Anda mungkin juga menyukai