Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kalau tidak
ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tentu akan tertinggal oleh
kemajuan zaman, dan tentunya bangsa kita akan kalah bersaing dengan bangsa
lainnya di dunia. Untuk itu kita harus dapat memanfaatkan arus informasi dan
komunikasi dengan Negara lain yang dalam teknologinya berada diatas negara
kita. Kita harus senantiasa mencari ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
dibutuhkan misalkan pengetahuan tentang teknologi bangunan secara umum
seperti bangunan gedung dan perkantoran, rumah sakit, pabrik, sekolah,
menara, dan lain-lain.
Pada umumnya bangunan umum tersebut terbuat dari material baja dan
beton. Dalam menghemat biaya pembangunan, pemerintah atau masyarakat
umum menggunakan suatu konstruksi yang kuat seperti konstruksi baja. Semua
pelaksanaan yang menyangkut struktur tidak luput dari material baja. Bentuk-
bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk batang-
batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam profil.
Bentuk baja profil umumnya banyak dipakai dalam konstruksi baja.Profil –
profil yang biasa digiling disemua negara yang umumnya produsen baja.
Ukuran-ukuran penampang profil dari berbagai negara asalnya kadang-kadang
berselisih sedikit.
Kita mengenal empat golongan besar dari profil yaitu :
- profil-profil Eropa-Barat ;
- profil-profil Eropa-Tengah ;
- profil-profil Inggris dan profil-profil Amerika.
- Profil–profil Eropa-Barat digiling di Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis
dan Belanda. Kebanyakan profil-profil ini adalah profil-profil Jerman
Normal. Dan Profil-profil Eropa-Tengah digiling di Austria, Hongaria, dan

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 1


Cekoslovakia, profil Inggris di Inggris dan profil Amerika di Amerika
Serikat dan Kanada.
Pada laporan ini penulis akan merencanakan perhitungan portal gable
berbahan material baja sebagai bahan utama, mulai dari merencanakan atap
hingga base plate.

1.2 Maksud dan Tujuan


- Maksud dari penyusunan laporan tugas ini adalah :
1. Merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
yang mengontrak mata kuliah Struktur Baja II.
2. Merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam
menyerap ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.
- Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh
mahasiswa dalam perkuliahan.
2. Untuk melatih mahasiswa membuat suatu perencanaan konstruksi
struktur baja yang lebih baik dengan cara membuat sistem perencanaan
yang efektif dan efisien.

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas ini meliputi


perencanaan struktur konstruksi portal baja gable. Adapun ruang lingkup
dalam perencanaan Konstruksi portal gable ini adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan trackstang
3. Perhitungan ikatan angin
4. Perhitungan pembebanan pada portal gable
5. Perhitungan gaya-gaya dalam
6. Perhitungan balok yang direncanakan
7. Perhitungan kolom
8. Perhitungan sambungan
9. Gambar Keluaran SAP

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 2


1.4 Pembatasan Masalah
Penulisan Laporan ini meliputi perencanaan konstruksi portal gable
berbahan konstruksi baja dengan perhitungan strukturnya dimulai dengan
analisa pembebanan sampai dengan pendimensiannya dan berntuk profil-profil
yang digunakan.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 3


BAB II
DASAR PERENCANAAN

2.1 Uraian Umum


Tujuan utama dari struktur adalah memberikan kekuatan pada suatu
bangunan .Struktur bangunan dipengaruhi oleh beban mati (deadload) berupa
berat sendiri, beban hidup (liveload) berupa beban akibat penggunaan ruangan
dan beban khusus seperti,beban angin,pengaruh temperatur dan beban akibat
gempa.
Suatu beban yang bertambah dan berkurang menurut waktus ecara berkala
disebut beban bergoyang,beban ini sangat berbahaya apabila periode
penggoyangannya berimpit dengan periode struktur dan apabila beban ini
diterapkan pada struktur selama kurun waktu yang cukup lama, dapat
menimbulkan lendutan. Lendutan yang melampaui batas yang direncanakan
dapat merusak struktur bangunan tersebut.

2.2 Peraturan Perencanaan


Apabila kita akan merencanakan suatu struktur bangunan sudah tentu kita
harus memperhatikan serta memperhitungkan segala aspek yang berhubungan
dengan bangunan tersebut.
Disamping segi teknis yang menjadi landasan utama dalam merencanakan
suatu struktur bangunan, segi-segi lainnya tidak bisa kita tinggalkan atau kita
abaikan begitusaja. Faktor fungsi,ekonomi, sosial,lingkungan,dan sebagainya
tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan segi teknis konstruksi dalam
perencanaan suatu bangunan.
Dengan kata lain,jika kita merencanakan suatu struktur bangunan, kita
dituntut dalam hal kesempurnaan struktur bangunan itu sendiri. Untuk
memenuhi hal tersebut, kita harus berpedoman pada syarat-syarat yang telah
ditentukan baik dari segi teknis itu sendiri maupun dari segi lainnya.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 4


2.3 Peraturan Perhitungan Konstruksi Portal Gable
Peraturan-peraturan dalam perhitungan konstruksi portal gable ini,
penulis mengacu pada peraturan yang telah ada, yaitu:
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI 1981)
c. SNI Baja 03-1729-2002

2.4 Tuntutan dan Ketentuan Umum Perencanaan


Adapun tuntutan atau ketentuan umum dalam perencanaan konstruksi portal
gable yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Konstruksi harusaman, kokoh,kuat,baik terhadap pengaruh cuaca,iklim
maupun terhadap pengaruh lainnya;
b. Konstruksi harus benar-benar dapat berfungsi menurut penggunaannya;
d. Ditinjau dari segi biaya ,konstruksi harus seekonomis mungkin dengan
catatan tidak boleh mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak
membahayakan bangunan dan keselamatan pengguna bangunan.

2.5 Metode Perhitungan


Perhitungan konstruksiportal gable dianalisa dengan menggunakan
bantuan program SAP untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada setiap
elemennya.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 5


BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Baja


Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan
ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu
baja banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama
bangunan bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan
bentangan panjang seperti gedung olahraga, hanggar, menara antena, jembatan,
penahan tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas
pantai, dinding perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa
penyaluran minyak, air, atau gas.
Struktur baja terbagi atas 3 kategori:

 Struktur rangka, dengan elemen-elemen tarik, tekan, dan lentur


 Struktur cangkang (elemen tarik dominan)
 Struktur tipe suspensi (elemen tarik dominan)

3.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifat baja, pemakaian
baja sebagai bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti
gedung bertingkat, bangunan air, dan bangunan jembatan. Keuntungan yang
diperoleh dari baja sebagai bahan struktur adalah:
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi
ini mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai
ukuran tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun
berat jenis baja tinggi.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang
cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga
pengawasan mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat
dipertanggungjawabkan.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 6


3. Struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja
dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama. Baja sebagai bahan struktur
mempunyai beberapa kelemahan/kekurangan, antara lain :
 Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
 Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.
 Bahaya tekuk ( buckling ) mudah terjadi.

3.3 Bentuk Profil Baja


Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil yang
sering dijumpai seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa, rel,
plat, dan kabel. Disamping itu, ada profil yang bentuknya serupa dengan profil
I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange).
Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:
 Kekuatan lenturnya cukup besar
 Mudah dilakukan penyambungan
Adanya kelebihan menjadikan wide flange sering digunakan sebagai
kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan
bangunan struktur lainnya. Khusus untuk wide flange dengan perbandingan
lebar sayap dan tinggi profil (b/h) sama dengan satu atau disebut juga profil H.
Profil H ini, sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.

3.4 Sifat-Sifat Baja


Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan
sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari
luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:

 Regangan (e) : besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)

 Tegangan (s) : gaya per satuan luas dalam satuan Mpa.

 Elongation : pertambahan panjang pada pengujian tarik (%).

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 7


 Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan
unutk mematahkan atau memutuskan benda uji.

 Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk


mencapai regangan plastis 0.2%.

 Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat
benda uji patah atau putus dalam satuan persen (%).

 Kekerasan (hardness) : ketahanan bahan terhadap penetrasi


dipermukaannya, yang dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell
(BHN), Vickers (DPH) dan atau kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung
berdasarkan luas daerah lekukan yang ditimbulkan, sedangkan R dihitung
berdasarkan dalamnya lekukan.
 Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran –
puntiran berulang – ulang yang diukur dari besarnya energi yang
diperlukan untuk mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam
satuan joule. Penilaian keuletan dilakukan dengan tes Charpy atau Izod.

3.4.1 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau
komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk
struktur rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat
tarik sebesar 400 MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari
500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high strength
steel).
Sifat–sifat baja yaitu kekakuan baja dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atau muatan bergantung dari :
 Cara peleburannya.
 Jenis dan banyaknya logam campuran.
 Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 8


Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk
dipergunakan sebagai bahan penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat
dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-
sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya
kurang kenyal.

3.5 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja


Semua material konstruksi pasti memiliki keuntungan dan kerugian
dalam pemakaian. Menurut Imelda dan Meidiani (2016: hlm. 95)
berpendapat bahwa:
A. Keuntungan Penggunaan Baja
a. Waktu pekerjaan lebih cepat;
b. Kekuatan lebih terjamin;
c. Tahan terhadap rayap;
d. Kuat terhadap patik;
e. Bentang bebas dapat sampai jarak yang jauh;
f. Struktur yang dihasilkan bersifat permanen;
g. Pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.
B. Kerugian Penggunaan Baja
a. Biaya relatif mahal;
b. Proses pabrikasi yang membutuhkan waktu yang lama;
c. Beban konstruksi lebih berat
d. Rentan terhadap buckling;
e. Biaya perlindungan terhadap kebakaran;
f. Tidak mampu mencegah terjadinya pergeseran horizontal;
g. Kekuatan berkurang pada temperatur tinggi.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 9


3.6 Jenis-Jenis Alat Penyambung Baja
a. Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
2. Jumlah plat yang akan disambung > 5d (d diameter baut)
3. Dipergunakan untuk pegangan sementara
4. Konstruksi dapat dibongkar pasang
b. Paku Keling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap.
Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh > 6 d (diameter paku
keling). Beberapa bentuk kepala paku keeling yaitu paku yang
dipergunakan pada tiap pertemuan minimal menggunakan 2 paku dan
maksimal 5 paku dalam satu baris. Penempatan paku pada plat ialah:
jarak dari tepi plat el.
c. Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1. Las tumpul
2. Las sudut

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 10


BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI PORTAL BAJA GABLE

4.1 Deskripsi Proyek


Data-data perhitungan yang di dapat dari bastek :
- Ukuran Bangunan : 12 x 18 meter
- Bentang Kuda-kuda : 12 meter
- Panjang Bangunan : 18 meter
- Tinggi Kolom (h) : 3,500 meter
- Jarak Kuda-kuda (L) : 3,750 meter
- Gording Direncanakan : Profil Baja Kanal
- Kemiringan Atap (𝛼) : 25°
- Bahan Penutup Atap : Asbes
- Alat Sambung : Las dan Bout
Data Beban :
- Atap Asbes : 11 kg/m2
- Tekanan Angin : 45 kg/m
- Beban Hidup : 100 kg

4.2 Perhitungan Konstruksi Atap Gable

Gambar 4.1 Potongan Konstruksi

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 11


4.1.1 Perhitungan Panjang Gording

25°Type equation here.


0

6000 mm

Gambar 4.1.1 Panjang Sisi Miring


𝐶𝐹 𝐸𝐹
𝐶𝑜𝑠 ∝= 𝑆𝑖𝑛 ∝ =
𝐶𝐸 𝐶𝐸

6𝑚
𝐶𝑜𝑠 25° = 𝐸𝐹 = 𝑆𝑖𝑛 25° . 𝐶𝐸
𝐶𝐸

6𝑚
𝐶𝐸 = 𝐸𝐹 = −0,1323518 . 6,62
𝐶𝑜𝑠 25°

CE = 6,62 m EF = 2,798 m

4.1.2 Perhitungan Gording

A. Perhitungan jumlah gording

𝐶𝐸
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = ( ) + 1
2

6,62
=( ) + 1 = 4,31 𝑏𝑢𝑎ℎ
2

∴ 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢, 4 𝑏𝑢𝑎ℎ

Maka dengan menggunakan 4 buah gording, didapat jarak antar


gording yang digunakan sebesar:

𝑪𝑬 𝟔,𝟔𝟐
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑔 = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒈−𝟏) = (𝟒−𝟏) = 2,21 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 12


B. Perhitungan dimensi gording

Untuk dimensi gording digunakan profil baja Kanal K-30 dengan


data sebagai berikut :

 q = 46,2 kg/m

 Ix = 8030 cm4

 Iy = 495 cm 4

 Wx = 535 cm3

 Wy = 67,8 cm3

Ketentuan:

 Jarak portal (l) = 12 m

 Kemiringan atap (α) = 25o

 Berat penutup atap = 11 kg/m2 (asbes )

 Jarak antar gording = 2,21 m

 Jumlah tackstang = 1 buah

C. Menghitung pembebanan

Pembebanan Pada Gording Terdiri Dari :


a. Beban Mati (Dead Load)
 Berat Penutup Atap
2,21 m x 11 kg/m2 = 24,31 kg/m
 Berat Sendiri Gording
= 46,2 kg/m
 Berat baut + traksrang (10% BSG)
= 4,62 kg/m +
q DL = 75,13 kg/m

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 13


Y X

q.sinα

q.cosα
α q

Gambar 4.3 Distribusi Beban Mati Pada Gording Atap

qx = q . sin 25 qy = q. cos 25
= 75,13. sin 25 = 75,13. cos 25
= 31,75 Kg/m = 68,09 Kg/m

 Momen akibat beban mati


Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa
tumpuan (continous beam) maka untuk memperoleh
perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan di
ujung
Mx1 = 1/8. qx . (l/2)2 Mx1 = 1/8. qx . (l)2 .
= 1/8 . 31,75 . (3,75/2)2 = 1/8.68,09.(3,75)2
= 13,95 Kg.m = 119,69 Kg.m
b. Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup dianggap sebagai beban terpusat, yang bekerja
di tengah-tengah bentang. Besarnya beban hidup diambil = 100
kg (PPURG 1987).

Y X

P.sinα

P.cos
α P α

Gambar 4.4 Distribusi Beban Hidup Pada Gording Atap

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 14


Px = Px .sin 25o Py = Py .cos 25o
= 100 .sin 25o = 100 .cos 25o
= 42,26 Kg = 90,63 Kg

 Momen akibat beban hidup


Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous
Beam

Mx2 = 1/4 .Px . (l/2) . My 2 = 1/4 .Py .l


= 1/4 . 42,26. (3,75/2) = 1/4. 90,63. 3,75
= 19,81 Kg m = 84,96 Kg m

c. Beban Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya
tekanan positif (tekan) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja
tegak lurus pada bidang atap. Dalam perencanaan ini, tekanan
angin 45 kg/m.

Wy
X

Wx = 0

α Y

Gambar 4.5 Distribusi Beban Angin Pada Gording Atap


 Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 .  ) -0,4
= (0,02 . 25).-0,4
= 0,1
 Beban angin tekan (W) =c.q.A
= 0,1 . 45 . 2,21
= 9,95 kg/m
 Koefisien angin hisap (c’) = - 0,4

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 15


 Beban angin hisap (W’) = Chsp .q . A
= -0,4 . 45 .2,21
= -39,78 kg/m
 Momen akibat beban angin
Wmax = 9,95 kg/m
Wx = 0 (karena gaya yang bekerja tegak lurus pada
bidang atap)
Wy = 9,95 kg/m

1 l 2
 𝑀𝑥3 = (8 x Wx x (2) )

1 3,75 2
= ( x 0x( ) ) = 0 kg. m
8 2
1
 𝑀𝑦3 = (8 x W𝑦 x(l)2 )
1
= ( x 9,95 x 3,752 ) = 17,49 kg m
8

d. Akibat Beban Air Hujan


qair = (40 – 0,8 (25) ) x A
= 40 – 20 x A
= 20 x 2,21 m
= 44,2 kg/m
 Menghitung beban akibat air hujan
qx = q sin 25 qy = q cos 25
= 44,2 sin 25 = 44,2 cos 25
= 18,68 kg/m = 40,06 kg/m

 Momen akibat beban air hujan


Mx1 = 1/8.qx.(l/2)2 My1 = 1/8 .qy . (l)2
= 1/8. 18,68.(3,75/2)2 = 1/8 . 40,06.(3,75)2
= 8,21 Kg.m = 70,42 Kg.m

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) 16


Tabel 4.1 Resume Pembebanan

P/q My
Beban Px (kg.m) Py (kg.m) Mx (kg.m)
(kg.m) / (kg) (kg.m)

Beban Mati 75,13 31,75 68,09 13,95 119,69

Beban Hidup 100 42,26 90,63 19,81 84,96

Beban Angin 45 0 9,95 0 17,49

Beban Air Hujan 44,2 18,68 40,06 8,21 70,42

4.1.3 PEMBEBANAN DENGAN METODE LRFD

1) Mu= 1,4 D

Mux = 1,4 x 13,95 = 19,53 kgm

Muy= 1,4 x 119,69 = 167,57 kgm

2) Mu= 1,2D + 0,5L

Mux= 1,2x 13,95 + 0,5 x (19,81) = 26,65 kgm

Muy= 1,2x 119,69+ 0,5 x (84,96)= 186,11 kgm

3) Mu= 1,2D + 1,6L

Mux= 1,2x (13,95) + 1,6 x (19,81) = 48,44 kgm

Muy= 1,2x (119,69) + 1,6 x (84,96)= 279,56 kgm

4) Mu= 1,2D + 1,6L + 0,8W

Mux= 1,2x (13,95) + 1,6 x (19,81) + 0,8x (0) = 48,44 kgm

Muy= 1,2x (119,69) + 1,6 x (84,96) + 0,8 x (17,49) = 293,56 kgm

5) Mu= 1,2D + 0,5L + 1,3W

Mux= 1,2x (13,95)+ 0,5 x (19,81) + 1,3x (0) = 26,65 kgm

Muy= 1,2x (119,69)+ 0,5 x (84,96) + 1,3 x (17,49) = 208,85 kgm

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


6) Mu= 0,9D + 1,3W

Mux= 0,9x (13,95) + 1,3 x (0) = 12,56 kgm

Muy= 0,9x (119,69) + 1,3 x (17,49)= 130,46 kgm

7) Mu= 0,9D - 1,3W

Mux= 0,9x (13,95) - 1,3x (0) = 12,56 kgm

Muy= 0,9x (119,69) - 1,3x (17,49) = 84,98 kgm

Jadi Mux= 48,44 kgm

Muy= 293,56 kgm

Asumsikan penampang kompak :

 Mnx= Zx x fy = 536x103(410) = 219760000 Nmm


 Mny= Zy x fy = 67,8x103(410) = 27798000 Nmm

1) KONTROL PUNTIR

Untuk mengantisipasi masalah puntir maka Mnx dapat dibagi 2


sehingga:

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
∅𝑥𝑀𝑛𝑥 ∅𝑥𝑀𝑛𝑦/2

48,44∗10000 293,56∗10000
+ 0,9𝑥27798000 = 0,1198 < 1 → OKE!
0,9𝑥219760000

2) KONTROL TEGANGAN

48,44 𝑥104 293,56 𝑥104 𝑁


𝑓= + = 12,62 ≤ 𝑓𝑦 = 410 → 𝑶𝑲𝑬
67,80𝑥103 536𝑥 103 𝑚2

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


3) KONTROL LENDUTAN

1 1
𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝐿= 𝑥375 = 0,915 𝑐𝑚
410 410

Sumbu X

5 𝑞𝐷𝑥 + 𝑞𝐿𝑥 1 𝑃𝑥
𝛿𝑥 = { 𝑥 𝑥(𝑙)4 } + { 𝑥 𝑥(𝑙)3 }
384 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦 48 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦

5 (31,75 + 42,26)𝑥10−2 1 42,26


𝛿𝑥 = { 𝑥 6
𝑥(375)4 } + { 𝑥 𝑥(375)3 }
384 2,1𝑥10 𝑥 495 48 2,1𝑥106 𝑥 495

𝜕𝑥 = 0,228 𝑐𝑚

Sumbu Y

5 𝑞𝐷𝑥 + 𝑞𝐿𝑥 1 𝑃𝑥
𝛿𝑥 = { 𝑥 𝑥(𝑙/2)4 } + { 𝑥 𝑥(𝑙/2)3 }
384 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦 48 𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑦

5 (68,09 + 90,63)𝑥10−2 1 90,63


𝛿𝑦 = { 𝑥 𝑥(375/2)4 + { 𝑥 𝑥(375/2)3 }
384 2,1𝑥106 𝑥 8030 48 2,1𝑥106 𝑥 8030

𝜕𝑦 = 0,017 𝑐𝑚

𝛿 = √𝛿𝑥 2 + 𝛿𝑦 2 ≤ 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛

𝜕 = √0,2282 + 0,0172 ≤ 𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛

𝜕 = √0,052 = 0,229 𝑐𝑚 ≤ 𝜕𝑖𝑗𝑖𝑛 = 0,915 𝑐𝑚 → 𝑶𝑲𝑬

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


4.2 Perhitungan Trackstang

Trackstang berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada sumbu arah


x (miring atap) dan sekaligus mengurangi tegangan lentur yang timbul pada
sumbu x, jumlah trackstang direncanakan 1 buah. Batang tarik menahan gaya
tarik yang disebabkan oleh beban mati (qx ) dan beban hidup ( Px ).
Tracktang

Gording

Kuda-kuda
2,21 m portal gable

3,75 m
m
Gambar 4.2 Tracktang

Diketahui : qx = Berat sendiri gording + Berat penutup atap

= 46,2 kg/m + 11 kg/m

= 57,2 kg/m

Px = 42,26 kg L =7m

Maka : q = qx x (L/2)

= 57,2 x (3,75/1)

= 214,5 kg

Pts = q + Px

= 214,5 + 42,26

= 256,76 kg

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Pts
 =    1600kg / cm 2
Fn

Karena trackstang dipasang 1 buah, jadi per batang tarik


(trackstang), maka didapat :

Pts
Fn =
Fn

256,76
=
1600

= 0,161 cm2

Fbr = 125 % Fn

= 1,25 x 0,161

= 0,201

Sedangkan

Fbr = ¼.  d2

4 xFbr
d =

4x 0,201
=
3,14

= 0,506 cm  5,06 mm = 5 mm

Jadi diameter minimal trackstang adalah 5 mm, tidak ada di pasaran,


maka diambil trackstang Ø8 mm.

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


4.3 Perhitungan Ikatan Angin
Pada perhitungan ikatan angin ini dipergunakan beban angin sebesar yaitu
beban angin kiri sebesar 45 kg/m2

Ikatan angin

3,75 m
Gording

Kuda-kuda
P Portal gable

2,21 m

P Nx

N
Ny

Gambar 4.3 Daerah ikatan angin

H  0
NX = P

Ncos  = P

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


P
N=
cos 

2,21
 = arctan  arctan 0,59  30,54
3,75

N 45
N=   52,25kg
Cos Cos30,54

N
=
Fn

N 52,25
Fn =   0,033 cm 2
 1600

Fbr = 125%. Fn

= 1,25 x 0,033

= 0,041cm 2

4.Fbr
d =
3,14

4x 0,041
=
3,14

= 0,0522 cm = diambil 1 cm = 10 mm

P 45
Kontrol :  = =  1363,64kg / cm 2  1600kg / cm 2 ….. Ok
Fn 0,033

Maka diameter digunakan untuk ikatan angin adalah  8 mm

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


4.4 Perhitungan Portal Gable

4.4.1 Pembebanan

P
P P
P P
P/2 P/2
3
2,798 m
b c
2  = 7o 4

a d 3,5 m

1 5
12 m

Gambar 4.4.1.1 Beban yang bekerja pada portal

Diketahui : Jarak gording = 2,21 m

Jarak kuda-kuda portal gable (L) = 3,75 m

Berat sendiri penutup atap ( g2 ) = 11 kg/m2

Beban hidup ( P ) = 100 kg

Beban angin ( W ) = 45 kg/m2

Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh


gording dengan bentang 3,75 m :

a. Akibat beban mati


 Berat sendiri penutup atap = Jarak Gording x g2 x L
= 2,21 x 11 x 1,875

= 45,58 kg

 Berat sendiri gording K-30 =gxL L = 2(L/2)


= 46,2 x 3,75

= 173,25 kg

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


 Berat KAP Portal (IWF 350x175x6X9) = Jarak Gording x g
= 2,21 x 41,4

= 91,50 kg

Berat total = (45,58 + 173,25 + 91,50) kg

= 310,32 kg

Maka berat total akibat beban mati :

[ G2-G7 = 310,32 Kg → 1 G =G1=G8 = 155,16 Kg ]


2

b. Akibat beban hidup


P = 100 kg

c. Akibat Beban Angin

(0,02 – 0,4) D - 0, 4
q3 q4
C =7 o E

q1 q2

+ 0, 9 - 0, 4
A B

Gambar 4.4.1.2 Pembebanan akibat angin

q1 = 0,9 x 45 x 25 = 1012,5 kg/m’

q2 = -0,4 x 45 x 25 = -450 kg/m’

q3 = (-0,02 x 25.-0,4) 45 x 25 = 225 kg/m’

q4 = -0,4 x 45 x 25 = -450 kg/m’

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


4.4.2 Perhitungan Momen
Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000
Nonlinear V.8.0.8 dimana untuk kombinasi pembebanannya yaitu ;

- Kombinasi 1 ( 1,2 DL + 1,6 LL )


- Kombinasi 2 ( 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8 WL )
Sebagaimana hasil output SAP yang terdapat dalam tabel dibawah
ini.

Hasil SAP dan tabel keluaran SAP akan diletakkan pada lampiran
laporan ini.

Tabel 4.4.2.1 Reaksi Tumpuan

JENIS REAKSI TUMPUAN REAKSI MAKSIMUM


PEMBEBANAN R1V R1H R5V R5H R1V R1H R5V R5H

KOMBINASI 1 -1862,11 -1222,08 -1863,57 -1222,08


-1862,11 2175,28 -1863,57 -2718,97
KOMBINASI 2 -1397,09 2175,28 -987,7 -2718,97

Tabel 4.4.2.2 Momen Maksimum

NO MOMEN MOMEN
BATANG KOMBINASI 1 KOMBINASI 2 MAKSIMUM
1 -2103,9 3103,25 3103,25
2 2173,38 451,02 2173,38
3 868,93 1424,84 1424,84
4 -2173,65 -2306,57 -2306,57
5 2103,63 5004,85 5004,85

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Tabel 4.4.2.3 Gaya Normal/Aksial

NO GAYA NORMAL MOMEN


KET.
BATANG KOMBINASI 1 KOMBINASI 2 MAKSIMUM
1 -1862,11 -1397,09 -1862,11 KOLOM A
2 -1782,35 -1099,36 -1782,35 BALOK A
3 -1782,97 -1650,5 -1782,97 BALOK B
4 -1863,57 -987,7 -1863,57 KOLOM B

Tabel 4.4.2.4 Gaya Lintang

NO GAYA LINTANG MOMEN


KET.
BATANG KOMBINASI 1 KOMBINASI 2 MAKSIMUM
1 -1222,08 2175,28 -1222,08 KOLOM A
2 -929,46 -705,72 -929,46 BALOK A
3 930,78 446,74 930,78 BALOK B
4 -1222,08 -2718,97 -2718,97 KOLOM B

4.4.3 Penetapan Dimensi Portal


Dipilih profil untuk balok dan kolom digunakan profil IWF 350 x 175 x 6 x 9

6 350

175

350 x 175 x 6 x 9

Gambar. 4.4.3 Profil IWF 30.175.6.9

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Diperoleh data-data dari tabel profil konstruksi baja :

q 41,4 kg/m Ix 11100 cm4

h 350 mm Iy 792 cm4

b 175 mm ix 14,5 cm

tb 6 mm iy 3,88 cm

ts 9 mm Wx 641 cm3

r 14 mm Wy 91 cm4

A 52,68 cm2

4.4.4 Kontrol Profil pada Balok ( Batang b dan c )


a. Kontrol stabilitas portal terhadap KIP
Profil balok yang digunakan adalah IWF 350 x 175x 6 x 9 dicek terlebih
dahulu apakah penampang berubah bentuk atau tidak.
L = 221 cm (jarak gording) gording ini berfungsi sebagai sokongan lateral
terhadap balok :

Cek keadaan profil


L b
1. ≥ 1,25
h ts
221 17,5
≥ 1,25
35 0,9
6,314  2,43….. Ok
h
2.  75
tb
350
 75
6
58,3  75 ….. Ok
Setelah di cek terhadap stabilitas balok-balok yang di bebani lentur
(KIP) maka balok tersebut tidak berubah bentuk.
L.h
C1 =
b.t s

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


221x35,0
C1 =
17,5 x0,9
C1 = 491,1
E
C2 = 0,63

(2,10.106 )
C2  0,63
1600
C2  826,88
Pada balok-balok statis tertentu dimana pada peletakan pelat badan
balok tidak di beri pengaku samping.
Karena C1 ≤ 350
__
Maka : didapat σ kip =  ( didapat dari PPBB1 1987 )
__
Jadi, σ kip =  = 1600 kg/cm2

b. Gaya Normal / Aksial


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah Pmaks = 7146,33 kg
P P
= = < 0,15
Py y.F
7146,33
= = 0,0911 < 0,15 ….. Ok
2400 x32,68

c. Gaya Geser / Lateral


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah Dmaks = 2637,20 kg
__
D = 1,27 . h . ts
= 1,27 x 250 x 8
= 2857,5 kg > Dmaks = 2637,20 kg ….. Ok

d. Cek kelangsingan batang / Penampang


 Pelat sayap
  p
b 175
   19,44
ts 9

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


1680 1680
p    106,25
fy 250
λ = 19,44 < λp = 106,25 ….. Ok
 Pelat badan
  p
h 350
   58,33
tb 6

1680 1680
p    106,25
fy 250
λ = 58,33 < λp = 106,25 ….. Ok

4.4.5 Kontrol Profil pada Kolom ( Batang a dan d )


a. Kontrol terhadap tekuk
Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan
berikut:

L/4

0,7L
KL = L KL = L/2
L

L
L/4

K = 1,0 K = 0,5 K = 0,7


Dimana
(a) nilai kc pada kolom (b) (c)sendi – sendi, K= 1
dengan asumsi ujung
Tinggi kolom = 1,75 m = 175 cm
Lk = 175 cm
 Kontrol tekuk terhadap sumbu x sumbu y
Lk 175
x =   12,06
ix 14,5

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Lk 175
y =   45,10
iy 3,88
 Kontrol terhadap syarat PPBBI padal 4.9.1 untuk portal yang dimana
ujungnya bergoyang.
N nx.Mx
1. x  0,85
A nx  1Wx
__
N nx.Mx
2. y  0,85 ≤
A nx  1Wx
__
N M
3.  x ≤ 
A Wx
Karena sumbu lentur (sumbu x) tegak lurus sumbu tekuk (sumbu y),
nx
maka faktor amplikasi 1
nx  1
 = diambil 1
Dari koefisien tekuk () baja Fe 360 diperoleh :
x = 12,06 1,000
y = 45,10 1,178
Syarat PPBBI
1863,57 5004,85
1) 1,000  0,85.1.1
52,68 641
35,38 + 6,64 = 42,02 kg /cm2  1600 kg/cm2
1863,57 5004,85
2) 1,178  0,85.1.1
52,68 641
41,67 + 6,64 = 48,31 kg /cm2  1600 kg/cm2
1863,57 5004,85
3)  1.
52,68 641
35,38 + 7,81 = 43,19 kg/cm2  1600 kg/cm2
Jadi profil IWF 350 x 175 x 6 x98 dapat digunakan dengan aman terhadap
tekuk.

b. Gaya normal / aksial


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah : Pmaks = 1863,57 kg
P P
= = < 0,15
Py  y. F

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


1863,57
= = 0,01 < 0,15 ….. Ok
2500 x 641

c. Gaya geser / lateral


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah : Dmaks = 2718,97 kg
__
D = 1,27 . h . ts
= 1,27 x 350 x 9
= 4000,5 kg > Dmaks = 2718,97 kg ….. Ok

e. Cek kelangsingan batang / Penampang


 Pelat sayap
  p
b 175
   19,44
ts 9
1680 1680
p    106,25
fy 250
λ = 19,44 < λp = 106,25 ….. Ok
 Pelat badan
  p
h 350
   58,33
tb 6

1680 1680
p    106,25
fy 250
λ = 58,33 < λp = 106,25 ….. Ok

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


4.4.6 Perhitungan Sambungan Las dan Bout
a. Perhitungan Sambungan Las untuk Join 2 dan 4

Pelat penyambung di las

tt
ttr
2
IWF 350 x 175 x 6 x 9
ts tc

n = 1000

Gambar 4.4.6.1

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Sambungan Las untuk Join 2 dan 4

 Flange :
n 100
= = 5,71
b 17,5
n
tt = ts ( 1 + 0,1 ( ) – 4)
b
= (9) x (1 + 0,1 (5,71- 4)
= 10,54 mm
tc = tt /Cos Ө
= 10,54 / Cos 250
= 11,63 mm
 Transfer Stiffners :
ttr = tc Sin 250
= 11,63 x 0,42
= 4,89 mm
b 175
17 = 17  10,29 mm
b
ttr < 17 ....................... Diambil ttr = 10,29 mm ~ 10 mm

tt = tc = 11,63 mm ~ 11 mm
 Diagonal Stiffner :
a). tt √2 – 0,82 (wh/b)
= 14 √2 – 0,82 ( 1,3 350/175)
= 17,68 mm
b). (1-tan Ө) t √2
= (1- 0,47) x (9) √2
= 6,75 mm
b 175
c). 17 =  10,29 mm
17
Ambil ts = 10 mm

b. Perhitungan Sambungan Sudut Join 3

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Pelat penyambung
dilas 3

Stiffners
ts

Pelat Pengaku
IWF 250 x 150 x 5 x 8

Gambar 4.4.6.2
Sambungan las untuk join 3

 Puncak :
Plat pengaku disini harus cukup kuat untuk meneruskan gaya flange
σy.As = 2 x σy x Af Sin Ө
b . tp = 2 x ts Sin Ө
= (2) x (9) x Sin 250
= 7,61 mm
Diambil ts = 8 mm

 Voute :
Diketahui :
M max = 5004,85 kgm
Geometry : Diambil sudut Ө = 150 (Minimum 120)
h = 300

Wp = b/tb x (h-t) + tp (h-2t)2


1,1
= (17,5 ) x (0,9) x ( 35 – 0,9 ) + ( 35 – 1,8 )2
4
= 840,19 cm4
Kontrol : Mh = 5004,85 kgm ~ 500485 tm
Mh 500485
=
y 2500

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


= 200,19 cm4 < 840,19 cm4 .......Ok

c. Perhitungan Pelat Landas/Perletakan Sendi untuk Join1


Perletakkan yang digunakan untuk portal ini adalah perletakkan Sendi.

KOLOM IWF 250.125.5,8

C C
CONCRETE GROUTING

BASE PLAT T = 20 MM
ANGKUR BAUT4 Ø19 mm

KOLOM 25 X 40 CM

400,0

Gambar 4.4.6.3 Perletakan portal


Pembebanan :
 Berat sendiri kolom ( 41,4 x 3,5 ) = 144,90 kg
 Beban Kolom = 1863,57 kg
Maka total ( P ) = 2008,47 kg

Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah :


Mmaks = 5004,85 kg m ~ 500485 kg cm
Pmaks = 1863,57 kg
Dimensi kolom IWF 350 x 175 x 6 x 9 luas plat dasar yang diambil = 40 x 25 cm

 Tegangan yang timbul :


P
b = Dimana : F = a x b
a..b
a x b = Ukuran Base Plate
1863,57
= = 1,86 kg/cm2 ~ 186 t/cm2
40 x 25

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


6,5

12 25

6,5

11 18 11
40
P
F
Gambar 4.4.6.4
Penampang base plate kolom
Jumlah baut angker tergantung dari besarnya reaksi base plate (H) jumlah baut angker
minimal 2 buah.
 Tegangan geser pada baut angker
Diambil 4 buah boat Ø 1 = 2,54 cm
1
Fqs = . .d 2 .n
4
1
= .3,14.2,54 2.2
4
= 10,13 cm
__ __
 ≤ 0,6.  = 0,6 x 1600 kg/cm2 = 960 kg/cm2

 Gaya tiap - tiap bout :


b
P=
2
1863,57
P =  931,79kg
2
P
1 =
1 / 4. .d 2

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


931,79

10,13
__
 91,98kg / cm  σ = 0,8 .  = 0,8 x 1600 = 1280 kg/cm2 ….. Ok

 Tegangan yang ditimbulkan akibat :


P P
V : σ1 = =
F a.b
1863,57
=
40 x 25
= 1,86 kg/cm2
M M 6.M
M : σ2 = = 2
=
W 1 / 6.bxa bxa 2
5004,85
=
25.40 2
= 0,13 kg/cm2

 Potongan kritis terletak pada potongan I-I :


q

s
a  b
q = .b
2
1600  1,86
= .40
2
= 32037,2 kg/cm2
M I-I =q.s.e
M I-I = 32037,2 x 10 x 6
M I-I = 1922232 kg

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


 Menetukan tebal plat :

6M I
t= __
b.

6.1922232
t=
40.1600
t = 13,4 ~ diambil tebal base plate 12,8 mm

Perhitungan las :
Las ditempatkan pada sekeliling profil harus sanggup menerima momen yang
bekerja untuk tebal las 1 cm. las-las itu mempunyai I las.

12

20
40

Gambar 4.4.6.5 Penampang las


1
I Las = 2. . 1 (20)3 + 2 (12) . 1 (½.40 + ½ .18)
12
= 2029,33 cm4
Gaya pada las yang menghubungkan flens dengan base plate :
M .Y
P = .1
I Las

2029,33 x 18
= .1 = 18 kg
2029,33
Alas = 2 (1) (12) + 2 . 1 . 18 = 60 cm2
18 .(12  12  20  20)
 las 
60
 19,2kg / cm 2
19,2
Tebal las =  0,020cm diambil tebal las = 0,6 cm
0,58.1600

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
“Perhitungan Konstruksi Baja Portal Gable”. Shalawat serta salam semoga
dilimpahka pada Nabi Muhammad SAW.

Dalam laporan ini membahas tentang hasil perhitungan dan perencanaan


konstruksi atap dengan menggunakan bahan bangunan baja, serta laporan ini
disusun untuk sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Struktur Baja 2.

Suka serta duka penulis dalam menyusun laporan ini yaitu kesulitan dalam
mengumpulkan sumber yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan laporan ini.
Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
laporan ini dapat terselesaikan.

Menyadari akan kemampuan dan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis, untuk


itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moriil dan materiil, serta
do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini;
2. Dr. Sudjani, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Struktur Baja 2;
3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Harapannya, semoga laporan ini dapat sedikit membantu dalam menambah


wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Namun, penulis menyadari bahwa
dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurnya. Karena, kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta
saran demi kemajuan bersama.

Bandung, 27 Agustus 2018

Penulis

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup Penulisan .......................................................... 2
1.4 Pembatasan Masalah ................................................................. 2
BAB II. DASAR PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum ........................................................................... 5
2.2 Peraturan Perencanaan .............................................................. 5
2.3 Peraturan Perhitungan Konstruksi Portal Gable ....................... 6
2.4 Tuntutan dan Ketentuan Umum Perencanaan .......................... 8
2.5 Metode Perhitungan .................................................................. 8
BAB III. LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Baja ....................................................................... 14
3.2 Baja Sebagai Bahan Struktur .................................................. 15
3.3 Bentuk Profil Baja .................................................................. 19
3.4 Sifat-Sifat Baja ....................................................................... 20
3.5 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Baja ......................... 21
3.6 Jenis-Jenis Alat Penyambung Baja ......................................... 23
3.7 Perhitungan Dimensionering Panjang Batang ........................ 24
BAB IV. PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA PORTAL GABLE
4.1 Deskripsi Proyek ...................................................................... 28
4.2 Perhitungan Konstruksi Atap Gable ....................................... 32
4.3 Perhitungan Trackstang ........................................................... 41
4.4 Perhitungan Ikatan Angin ....................................................... 42
4.5 Perhitungan Portal Gable ........................................................ 44

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i


BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 78
5.2 Saran ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80
LAMPIRAN

Jeremia MC. Lumban Batu (Pendidikan Teknik Bangunan 2016) i

Anda mungkin juga menyukai