Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN GERONTIK

SENAM LANTAI DAN SENAM KAKI PADA KLIEN DIABETES

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Oleh
Andini Zahrotul Fauziah
NIM 152310101163

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KEPERAWATAN GERONTIK

SENAM LANTAI DAN SENAM KAKI PADA KLIEN DIABETES


Diajukan guna memenuhi tugas laporan praktikum keperawatan gerontik
dengan dosen kelas Ns. Kholid Rosyidi MN., S.Kep., MNS.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Oleh
Andini Zahrotul Fauziah
NIM 152310101163

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
1. Judul Praktikum : Senam Lantai pada Klien Diabetes
2. Nama / NIM : Andini Zahrotul Fauziah / 152310101163
3. Kelompok: 2
4. Dosen Pengampu : Ns. Kholid Rosyidi MN., S.Kep., MNS.
5. Isi Praktikum (Hasil)
Sebelum praktikum Senam lantai yang ditujukan pada klien diabetes, kami
terlebih dahulu dijelaskan materi terkait. Setelah dijelaskan materi kurang lebih
selama 15 menit. Kami dianjurkan untuk mengganti seragam kuliah dengan kaos
longgar dan training agar memudahkan pergerakan saat senam. Setelah semua
selesai mengganti pakaian, maka kami dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan pembagian kelompok awal saat mengerjakan asuhan keperawatan saat TM
pertama. Tujuan dibagi kelompok ini adalah untuk dapat mendiskusikan apa yang
sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan saat beberapa teman
mempraktkkan senam lantai ini. Saat praktikum ini tidak semua mahasiswa
mempraktikkan senam lantai, hanya beberapa mahasiswa yang ditunjuk saja yang
akan mempraktikkan senam lantai ini. Dosen memberikan arahan kepada
mahasiswa tentang bagaimana cara melakukan Senam lantai yang baik dan benar
dan menuntut kita untuk serius. Ketika beberapa mahasiswa mempraktikkan
senam ini, maka mahasiswa yang lain harus memperhatikan dan mencari
kekurangan dari apa yang dipraktikkan.
Tujuan dari dilakukannya senam lantai ini adalah memperlancar aliran
darah di kaki, menguatakan otot perut, dan meregangkan serta mengendurkan
seluruh otot tubuh. Indikasi dilakukannya senam lantai ini adalah klien dengan
diabetes melituss. Sedangkan kontraindikasinya adalah klien DM dengan
hiperglikemia dan lien DM dengan hipoglikemia. Beberapa hal yang harus
disiapkan sebelum melakukan senam ini adalah klien memakai pakaian yang
cukup longgar dan dari bahan yang mudah menyerap keringat; memakai kaos kaki
cukup tebal dengan sepatu yang empuk dan pas di kaki, boleh tanpa alas kaki
asalkan lantai bersih dan aman; lakukan latihan sesuai kemampuan dan perhatikan
semua “alarm” tubuh; dan etaplah minum air putih sebelum dan sesudah latihan.
Setelah kami mengetahui tentang persiapan pasien dan hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam melakukan senam lantai ini lalu beberapa mahasiswa yang
ditunjuk mulai melakukan senam. Gerakan dalam senam lantai ini cukup
sederhana. Hanya ada 11 gerakan yang harus dilakukan, gerakan tersebut adalah:
a. Duduk telunjur dengan tangan menyangga. Gerakkan ujung kaki ke depan,
belakang, samping kanan dan kiri, putar ke luar-dalam
b. Posisi sama dengan latihan a, angkat lutut kanan-kiri bergantian
c. Posisi duduk dengan lutut dan telapak kaki saling berhadapan menyatu. Pijat
kedua telapak kaki sambil bungkukkan badan
d. Duduk dengan satu kaki ditekuk dan kaki yang lain telunjur. Julurkan kedua
tangan sepanjang kaki dengan membungkukkan badan kea rah kaki telunjur.
Lakukan juluran sejauh kemampuan dan bergantian kakan-kiri
e. Posisi tidur dengan kedua lutut ditekuk. Angkat satu kaki dan gerakkan ujung
kaki ke segala arah seperti pada latihan a. lakukan bergantian untuk kaki
kanan dan kiri
f. Posisi tidur dan angkat kedua kaki dengan lutut ditekuk. Lakukan gerakan
seperti mengauh sepeda di udara. Rasakan adanya kontraksi otot perut
g. Posisi tidur dengan kedua kaki menyilang di udara. Tarik kaki ke atas arah
badan. Rasakan peregangan di otot paha bagian belakang
h. Posisi tidur kedua lutut ditekuk. Bawa kaki kearah kaki yang berlawanan.
Rasakan adanya peregangan panggul.
i. Posisi tidur lutut ditekuk, regang seluruh tubuh, pertahankan beberapa saat dan
kendurkan beberapa saat. Ulangi gerakan ini beberapa kali. Akhiri dengan
relaksasi mengambil nafas dalam.
j. Kembali perlahan duduk dan pijit seluruh tubuh mulai dari wajah sampai kaki
k. Kembali perlahan ke sikap berdiri dan ambil nafas dengan menggerakkan
tangan ke atas.
Menurut saya beberapa mahasiswa yang mempraktikkan senam lantai
didepan sudah sesuai dengan SOP yang ada. Hanya saja mungkin urutan untuk
melakukan senam lantai ini masih harus melihat SOP agar runtut dan tidak
terbolak-balik. Setelah selesai melakukan senam lantai ini, dosen memberikan
masukan kepada mahasiswa tentang senam lantai yang telah dilakukannya.
6. Pembahasan
Menurut jurnal yang berjudul “effect of aerobic exercise on quality of life
in population with diabetic peripheral neuropathy in type 2 diabetes: a single
blind, randomized controlled trial” menyatakan bahwa latihan aerobik atau senam
lantai dengan intensitas sedang adalah landasan dalam meningkatkan kualitas
hidup individu dengan neuropati perifer pada diabetes tipe 2. Dimana program
yang dilakukan di jurnal dilakukan selama 8 minggu dengan ujicoba secara acak
dan hasilnya adalah bahwa senam lantai ini efektif dilakukan pada pasien dengan
Diabetes Melitus tipe 2.

7. Kendala
Beberapa kendala yang ada saat melakukan praktikum ini adalah:
a. Praktik senam lantai hanya dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang ditunjuk
sehingga tidak semua memiliki kesempatan untuk mempraktikkan langsung,
dan
b. Ruangan yang sedikit panas

8. Masukan
a. Terkait pelaksanaan praktikum
Dalam praktikum selanjutnya mungkin dapat dilaksanakan per kelompok atau
menunjuk beberapa kelompok untuk mempraktekkan dan pada praktikum
selanjutnya kelompok yang sudah praktik tidak perlu ditunjuk untuk maju dan
digantikan dengan kelompok lain yang belum maju. Sehingga setiap praktikum
bergantian kelompok yang maju. Karena ruangan yang terbatas jika digunakan
untuk praktikum serentak.
b. Terkait penerapan intervensi di Indonesia
Menurut saya intervensi ini sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia. Karena di
Indonesia sendiri angka kejadian Diabetes Melitus yang diketahui sangat tinggi
sehingga dengan senam lantai ini mungkin akan menjadi intervensi yang sangat
bermanfaat bagi para penderita DM untuk mencegah terjadinya luka kaki diabetik.
1. Judul Praktikum : Senam Kaki pada Klien Diabetes
2. Nama / NIM : Andini Zahrotul Fauziah / 152310101163
3. Kelompok: 2
4. Dosen Pengampu : Ns. Kholid Rosyidi MN., S.Kep., MNS.
5. Isi Praktikum (Hasil)
Sebelum praktikum Senam kaki yang ditujukan pada klien diabetes, kami
terlebih dahulu dijelaskan materi terkait. Setelah dijelaskan materi kurang lebih
selama 15 menit. Kami dianjurkan untuk mengganti seragam kuliah dengan kaos
longgar dan training agar memudahkan pergerakan saat senam. Setelah semua
selesai mengganti pakaian, maka kami dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan pembagian kelompok awal saat mengerjakan asuhan keperawatan saat TM
pertama. Tujuan dibagi kelompok ini adalah untuk dapat mendiskusikan apa yang
sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan saat beberapa teman
mempraktkkan senam lantai ini. Saat praktikum ini tidak semua mahasiswa
mempraktikkan senam kaki, hanya beberapa mahasiswa yang ditunjuk saja yang
akan mempraktikkan senam kaki ini. Dosen memberikan arahan kepada
mahasiswa tentang bagaimana cara melakukan Senamkaki yang baik dan benar
dan menuntut kita untuk serius. Ketika beberapa mahasiswa mempraktikkan
senam ini, maka mahasiswa yang lain harus memperhatikan dan mencari
kekurangan dari apa yang dipraktikkan.
Tujuan dari dilakukannya senam kaki ini adalah membantu melancarkan
sirkulasi darah; memperkuat otot-otot kecil kaki; mencegah terjadinya komplikasi
pada kaki; empercepat proses perawatan luka DM; dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki. Sedangkan kontraindikasinya adalah klien DM dengan
hiperglikemia dan lien DM dengan hipoglikemia. Beberapa hal yang harus
disiapkan sebelum melakukan senam ini adalah posisi rileks; memakai celana
yang tidak ketat/longgar; tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki; dan dilakukan
sesuai tahapan. Setelah kami mengetahui tentang persiapan pasien dan hal apa
saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam kaki ini beberapa
mahasiswa yang ditunjuk mulai melakukan senam. Gerakan dalam senam kaki ini
cukup sederhana lebih sederhana dari senam lantai. Hanya ada 8 gerakan yang
harus dilakukan, gerakan tersebut adalah:
a. Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakkan kaki di lantai
b. Letakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak 10 kali
c. Letakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas, kemudian jari-jari kaki
diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini diulangi
sebanyak 10 kali
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan buat
putaran 360 derajar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali
e. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat putaran 360 derajat
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
f. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Buat putaran 360 derajat
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
g. Lutut diluruskan lalu dibengkokkan kembali ke bawah sebanyak 10 kali.
Ulangi langkah ini untuk kaki yang sebelahnya
h. Letakkan sehelai kertas Koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
Menurut saya beberapa mahasiswa yang mempraktikkan senam kaki
didepan sudah sesuai dengan SOP yang ada. Hanya saja mungkin urutan untuk
melakukan senam kaki ini masih harus melihat SOP agar runtut dan tidak
terbolak-balik. Setelah selesai melakukan senam lantai ini, dosen memberikan
masukan kepada mahasiswa tentang senam kaki yang telah dilakukannya.

6. Pembahasan
Menurut jurnal yang berjudul “Effects of Strengthening, Streching and
Functional Training on Foot Function in Patients with Diabetic Neurophaty:
Result of A Randomized Controlled Trial” menyatakan bahwa luka pada kaki
jarang ditangani oleh obat-obatan meskipun prevalensinya tergolong cukup tinggi.
Dalam jurnal menyatakan bahwa latian tergolong efektif untuk dilakukan daripada
pengobatan. Kombinasi latihan peregangan, penguatan, dan latihan gerak
menunjukkan keterlibatan yang lebih baik dari seluruh kaki yang artinya kaki
dapat lebih bergerak secara menyeluruh. Perubahan ini menunjukkan pola yang
lebih fisiologis dan dinilai efektif untuk dilakukan. Untuk cara-cara yang
dilakukan hanya berbeda pada urutannya. Tidak ada kesenjangan dari jurnal
dengan SOP praktikum yang ada.

7. Kendala
Dalam melaksanakan praktikum sebenarnya tidak ada kendala, namun bahasa
yang dituliskan di SOP kurang efektif karena kurang mudah dipahami apabila
tidak ada gambar sehingga adanya gambar di SOP sangat membantu.

8. Masukan
a. Terkait pelaksanaan praktikum
Dalam praktikum selanjutnya mungkin dapat dilaksanakan per kelompok atau
menunjuk beberapa kelompok untuk mempraktekkan dan pada praktikum
selanjutnya kelompok yang sudah praktik tidak perlu ditunjuk untuk maju dan
digantikan dengan kelompok lain yang belum maju. Sehingga setiap
praktikum bergantian kelompok yang maju. Karena ruangan yang terbatas jika
digunakan untuk praktikum serentak.
b. Terkait penerapan intervensi di Indonesia
Menurut saya intervensi ini sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Karena di Indonesia sendiri angka kejadian Diabetes Melitus yang diketahui
sangat tinggi sehingga dengan senam lantai ini mungkin akan menjadi
intervensi yang sangat bermanfaat bagi para penderita DM untuk mencegah
terjadinya luka kaki diabetik
DAFTAR PUSTAKA
Dixit, Snehil., Maiya, Arun., & Barkur Shastry. (2014). Effect Of Aerobic
Exercise On Quality Of Life In Population With Diabetic Peripheral
Neuropathy In Type 2 Diabetes: A Single Blind, Randomized Controlled
Trial. Quality of Life Research. Volume 23, Issue 5, pp 1629–1640.
https://link.springer.com/article/10.1007/s11136-013-0602-7 (Diakses
pada 12 April 2018)
Sartor, et all. (2014). Effects of strengthening, stretching and functional training
on foot function in patients with diabetic neuropathy: results of a
randomized controlled trial.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24767584 (Diakses pada 12 April
2018)

Anda mungkin juga menyukai