PENDAHULUAN
1
Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk
pembangunan.
Dalam geologi pengindraan jauh ada mekanisme, kegunaan serta alat – alat
yang di gunakan dalam penginderaan jauh. Adapun akan di bahas dalam makalah
ini.
1.2 Perumusan
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat memperoleh pengetahuan secara luas, baik dari dalam ataupun dari
luar jangkauan pendidikan secara umum khususnya pendidikan dalam
ilmu Penginderaan Jauh.
b) Meningkatkan kualitas keilmuan
c) Menghindari ketertinggalan informasi dalam ilmu-ilmu Geografi pada
umumnya.
2. Bagi Dosen
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Semua sistem penginderaan jauh pastinya melalui atmosfer dengan jarak atau panjang
jalur tertentu. Pengaruh total atmosfer berbeda-beda sesuai dengan : jarak yang
dilalui, besarnya sinyal tenaga yang diindera, kondisi atmosfer, dan panjang
gelombang yang digunakan. Oleh karena itu pengaruh atmosfer sangat bervariasi
menurut panjang gelombang, waktu dan tempat.
c. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Sesuai dengan asas kekekalan energi, maka ada tiga interaksi apabila tenaga
mengenai suatu objek, yaitu dipantulkan, diserap atau diteruskan. Hubungan timbal
balik antara tiga interaksi tersebut merupakan fungsi panjang gelombang sebagai
berikut:
E(λ) = Ep(λ) + Es(λ) + Et(λ) ….………………………(1)
Dimana
E = tenaga yang mengenai benda
Ep = tenaga yang dipantulkan
Es = tenaga yang diserap
Et = tenaga yang diteruskan
l = panjang gelombang
5
sensor atau kualitas sensor dalam merekam objek. Resolusi satelit sendiri menurut
Purwadhi (2001), terbagi menjadi lima (5), yang biasa digunakan sebagai parameter
kemampuan sensor satelit adalah :
- Resolusi Spasial
yaitu ukuran obyek terkecil yang masih dapat disajikan, dibedakan dan dikenali pada
citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi
spasialnya.
- Resolusi Spektral
yaitu kemampuan sistem pencitraan atau sensor optik elektronik satelit untuk
membedakan informasi atau daya pisah obyek berdasarkan besarnya pantulan atau
pancaran spektral spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk perekaman data.
Semakin banyak kanal atau band spectral suatu sensor, semakin baik resolusi
spektralnya.
- Resolusi Radiometrik
yaitu kemampuan sistem sensor untuk mendeteksi perbedaan pantulan terkecil, atau
kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal untuk mengubah
intensitas pantulan atau pancaran menjadi angka digital (digital number). Semakin
kecil nilai digital number suatu objek, semakin tinggi radiometriknya.
- Resolusi Termal
yaitu keterbatasan sensor penginderaan jauh yang merekam pancaran tenaga termal
atau perbedaan suhu yang masih dapat dibedakan oleh sensor penginderaan jauh
secara termal.
- Resolusi Temporal
yaitu kemampuan sensor untuk merekam ulang objek yang sama. Semakin cepat suatu
sensor merekam ulang objek yang sama, semakin baik resolusi temporalnya
6
beberapa ilmu lain, seperti geologi, geomorfologi, geodesi, meteorologi, tanah, dan
perkotaan.
1. Deteksi
Tahapan pertama yang dijalankan dalam cara kerja penginderaan jauh ialah dengan
mendeteksi dari apa-apa yang diperoleh pada bidang penelitian. Termasuk di dalam
hal ini ialah tentang pengambilan objek photo mempergunakan alat-alat modern.
2. Identifikasi
Tahapan kedua dalam proses interpretasi dalam penginderaan jauh ialah identifikasi
dari hasil-hasil yang didapatkan dalam Indraja. Kecocokan dengan rumusan serta
penghitungan yang dilakukan manjadi salah satu unsur pentingnya langkah ini
dilakukan.
3. Analisis
Cara kerja yang terkhir dalam penginderaan jauh ialah deteksi atas hasil-hasil yang
didapatkan dalam keseluruhan Indraja. Pada proses ini dilakukan analisis tajam
7
dengan mengedepankan sumber literature serta literasi yang mendalam dari spesifik
ilmu yang dilakukan.
1) dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan;
8
3) Dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan
stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menyajikan
model obyek yang jelas, pengukuran lereng dan pengukuran volume, memungkinkan
pengukuran beda tinggi, dan relief lebih jelas;
9
Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
Mengamati sistem/pola angin permukaan.
Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas
dengan cepat, pemetaan manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan
daerah yang sangat sempit.
Berbiaya lebih murah.
Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus.
Proses pembuatan lebih cepat.
10
c. Manfaat Inderaja di Bidang Kependudukan dan Perencanaan Wilayah
Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yan
berkenaan dengan bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil
pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan distribusi
spasial penduduk. Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja
juga dapat dimanfaatkan untuk meneliti dampak keberadaan manusia dalam
lingkungan hidup.
Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola distribusinya hanya dapat
diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola permukiman penduduk
atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat diketahui
dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya.
11
Gambar 2.3.ACitra hasil penerapan teknologi penginderaan jauh.
12
g. Manfaat Inderaja di Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah
pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun
daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi
lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi
dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan
salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan.
Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha
pertanian atau budidaya dan permukiman.
2. Jenis – jenisnya
Metoda foto udara berisi rekaman rinci kenampakan permukaan bumi pada
saat pemotretan. Dalam interpretasi foto udara, terdapat tujuh karakteristik dasar yang
harus dipertimbangkan, yaitu :
Bentuk, adalah konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk beberapa objek
menunjukkan ciri tertentu sehingga citranya dapat diidentifikasi langsung
hanya berdasarkan kriteria ini.
Ukuran objek, yang harus dipertimbangkan mengingat hubungannya dengan
skala foto yang digunakan.
Pola, adalah hubungan susunan spasial objek.
Bayangan, penting bagi penaksir dalam 2 hal yang saling bertentangan, yaitu:
13
Bentuk atau kerangka bayangan dapat memberikan gambaran profil
suatu objek yang dapat membantu interpretasi.
Objek di bawah bayangan hanya dapat sedikit memantulkan cahaya
dan sukar diamati pada foto, yang akhirnya dapat menghalangi
interpretasi.
Rona, adalah warna atau kecerahan relatif objek pada foto.
Tekstur, adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Tekstur
merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan ronanya.
Situs atau lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain, sangat
berguna untuk membantu pengenalan suatu objek.Perlengkapan interpretasi
foto udara biasanya digunakan untuk tujuan :
pengamatan foto,
pengukuran kenampakan pada foto, dan
memindahkan hasil interpretasi ke peta dasar.
Karakteristik medan utama yang dapat diperkirakan dengan interpretasi foto udara
yaitu jenis batuan, bentuk lahan (landform), tekstur tanah, kerentanan banjir, dan
tebal bahan lepas di atas batuan induknya.
Interpretasi foto udara untuk evaluasi medan didasarkan pada pengamatan sistematik,
dan evaluasi unsur kunci (key element) yang dianalisis secara stereoskopik. Hal ini
meliputi : topografi, pola aliran, tekstur, erosi, rona foto, vegetasi, dan penggunaan
lahan. Melalui analisis ini, penaksir foto dapat mengenali kondisi medan yang
berbeda-beda dan dapat menentukan batas-batasnya.
14
Gelombang mikro dapat menembus atmosfer dalam berbagai keadaan,
tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Tenaga gelombang
mikro dapat menembus kabut tipis, hujan renyai dan salju, awan, asap, dan
lainnya.
Pantulan dan emisi mikro dari material muka bumi tidak ada kaitan langsung
dengan pasangannya pada bagian spektrum tampak atau termal. Misal
permukaan yang tampak kasar pada spektrum, mungkin tampak halus pada
gelombang mikro.
Prosesnya meliputi transmisi ledakan pendek atau pulsa tenaga gelombang mikro ke
arah yang dikehendaki dan merekam kekuatannya, serta asal gempa atau pantulan
yang diterima dari objek dalam sistem medan pandang. Sebagian besar radar
penginderaan jauh berwahana udara dilakukan dengan sistem yang menggunakan
antena yang dipasang pada bagian bawah pesawat dan diarahkan ke samping. Sistem
ini dinamakan SLR (Side Looking Radar) atau SLAR (Side Looking Airborne Radar).
Pada perkembangan selanjutnya, SLAR digunakan pula dalam bidang sipil, serta
termasuk alat yang baik untuk mendapatkan data sumber daya alam, seperti analisis
15
geologi, inventarisasi kayu, lokasi jalur transportasi, dan eksplorasi mineral. Selain
itu radar juga telah digunakan untuk memantau permukaan lautan untuk menentukan
kondisi angin, ombak, dan es. Asas pengoperasian Radar Pandang Samping Wahana
Udara (SLAR) dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan pada Gambar 2 menunjukkan
sistem pengoperasiannya.
Gambar 2.3.B Asas pengoperasian radar pandang samping wahana udara (SLAR)
Gambar 2.3.C Pengoperasian sistem radar pandang samping wahana udara (SLAR).
16
Selain sistem SLAR, juga terdapat sistem penginderaan Mikro Pasif. Sistem ini tidak
menggunakan tenaga penyinaran sendiri, tetapi penginderaan tenaga gelombang
mikro yang diperoleh secara alamiah dalam medan pandangnya.
Pengoperasian sistem ini hampir sama dengan radiometer termal. Teori radiasi benda
hitam merupakan inti bagi pemahaman konseptual penginderaan gelombang mikro
pasif, tetapi sensor gelombang mikro pasif lebih menekankan penggunaan antena,
bukan unsur deteksi. Sinyal gelombang mikro pada umumnya terdiri dari sejumlah
komponen sumber yang sebagian dipancarkan, sebagian dipantulkan, dan sebagian
ditransmisikan
Intensitas gelombang radiasi mikro pasif yang diindera dari jarak jauh atas suatu
objek tertentu tidak hanya tergantung pada temperatur objek dan radiasi yang
mengenainya, tetapi juga tergantung pada sifat pancaran pantulan. Sifat ini
dipengaruhi oleh :
17
Dalam sistem ini, terdapat beraneka ragam kemungkinan sumber dan sinyal yang
dihasilkan tenaga gelombang mikro pasif sangat lemah, sehingga interpretasi sinyal
ini jauh lebih rumit daripada sensor lain.
Kegunaan sistem gelombang mikro pasif berkisar dari pengukuran profil temperatur
atmosfer hingga analisis variasi tanah di bawah permukaan air, dan kandungan
mineral. Konfigurasi dasar sistem gelombang mikro pasif dapat dilihat pada
Satelit Landsat
18
Sistem satelit sumber daya bumi, Seasat-1, pesawat antariksa ulang alik
(space shuttle), SPOT
Satelit cuaca, satelit NOAA/TIROS, satelit GOES, satelit Nimbus, program
satelit cuaca pertahanan (Defense Meteorological Satellite
Program/DMSP)
a Satelit Landsat
Penginderaan jauh dari antariksa dengan Satelit Landsat terutama bertujuan untuk
pengamatan sumberdaya bumi. Satelit Landsat dimuati 2 sistem penginderaan jauh
pada wahananya, yaitu :
19
Gambar 2.3.G Konfigurasi sistem RBV pada landsat
Interpretasi terapan citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu seperti
pertanian, botani, kartografi, teknik sipil, lingkungan, geografi, kehutanan, geologi,
geofisika, analisis sumber daya lahan, perencanaan tata guna lahan, oceanografi, dan
analisis sumber daya air.
Skala citra dan luas daerah liputan per kerangka sangat berbeda antara citra landsat
dan foto udara konvensional. Sebagai contoh untuk meliput satu citra landsat
diperlukan lebih dari 1600 foto udara berskala 1 : 20.000 tanpa adanya overlap. Hasil
landsat bila dibandingkan dengan foto udara adalah :
20
b Sistem satelit sumber daya bumi yang lain
Misi pemetaan kapasitas panas (HCMM) merupakan yang pertama di antara seri
Misi Peneliti Terapan (Application Explorer Missions/AEM) yang kecil dan relatif
tidak mahal biayanya. Satelit percobaan ini memiliki ketepatan orbit dan stabilitas
ketinggian yang kurang teliti bila dibandingkan dengan landsat yang lebih besar,
sehingga satelit ini diarahkan bagi percobaan kelayakan.
HCMM merupakan wahana antariksa pertama yang dibuat untuk menguji kelayakan
dalam melakukan pengukuran variasi termal kenampakan di muka bumi untuk
memperoleh identitas dan kondisinya. Data HCMM telah diterapkan pada berbagai
bidang seperti :
Salah satu jenis sistem ini adalah penggunaan Satelit Seasat-1 yang merupakan seri
satelit pertama yang diusulkan untuk penelitian oceanografi. Jenis sistem yang lain
adalah Pesawat Ulang Alik yang memiliki kemampuan terbang ke antariksa pulang-
pergi secara berulang. Pesawat ini memiliki wahana 3 tahap (Gambar 7), yaitu :
21
Wahana pengorbit.
c. Satelit cuaca
Satelit cuaca jenis NOAA mengorbit dekat kutub bumi dan sejajar dengan orbit
matahari, serupa dengan landsat. Pada satelit ini dilengkapi dengan suatu radiometer
pembuat profil temperatur vertikal (vertical
temperature profiling radiometer/VTPR), suatu sistem yang tidak menjadikan citra
VTPR mengukur profil temperatur atmosferik.
22
Operational Environmental Satellites/GOES) merupakan bagian jaringan global
satelit cuaca yang ditempatkan pada jarak sekitar 700 bujur di seluruh dunia.
Selain itu, untuk saat ini banyak unsur rancangbangun satelit cuaca yang
operasionalnya berpangkal dari pengujian awal Satelit Nimbus, misalnya Nimbus-7.
Satelit ini dilengkapi dengan sensor berupa radiometer termal multisaluran dan
radiometer gelombang mikro. Program Nimbus-7 bertujuan untuk penelitian
pemetaan : es di laut; sifat khas spektral; timbunan es; distribusi O3 (ozon), H2O,
NO2, dan HNO3; putaran radiasi bumi; profil temperatur vertikal; konsentrasi aerosol;
distribusi global CO, CH4, dan NH3.
Program Satelit DMSP membawa sejumlah sensor cuaca. Scanner yang dibawa
menghasilkan citra pada saluran sinar tampak dan inframerah pantulan, serta saluran
inframerah termal. Baik citra termal maupun citra tampak DMSP telah digunakan
untuk berbagai terapan di bidang teknik sipil seperti halnya pemetaan bentangan
salju. Pada masa mendatang satelit ini akan ditingkatkan resolusi dan jumlah
terapannya di bidang teknik sipil.
23
Gambar 2.4.A dan contoh alat pengamatan jarak jauh
Sedangkan dalam perlengkapan interpretasi foto udara ada tiga tujuan pokok
penggunaan perlengkapan interpretasi foto udara yaitu:
1. Pengamatan foto
2. Pengukuran kenampakan/obyek pada foto
3. Memindahkan hasil interpretasi citra ke peta
Dengan terdiri dari beberapa peralatan, yaitu:
1. Stereoskop.
2. Meja.
3. Alat Pengukuran sederhana (grid titik, paralaks bar, skala keterbukaan
tajuk, skala rona, penggaris, planimeter).
4. Tabel-tabel bantu (volume pohon, kunci determinasi vegetasi)
5. Dll.
A. STEREOSKOPIS
24
Pasangan foto yang bertampalan terdiri dari 2 foto yang berdekatan, yang
bertampalan (minimal 50% daerah yang sama) pada garis terbang yang sama.
Stereogram merupakan sepasang foto udara yang stereoskopis (pasangan foto
yang sudah diorientasikan secara benar yang mencakup daerah yang sama).
b. Stereoskop
Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara
yang bertampalan. Inti dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau
kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma. Dalam interpretasi citra,
stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu lainnya
yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional.
Beberapa tipe stereoskop yang ada menggunakan lensa atau paduan lensa,
cermin, dan prisma. Stereoskop lensa mudah dibawa, relatif kecil, dan murah.
Kaki-kakinya dpt dilipat. Jarak lensa dpt disesuaikan antara 45 – 75 mm
25
sesuai kemampuan akomodasi mata pengamat. Perbesaran yang dapat dilihat
adalah 2 hingga 4 kali. Foto udara yg diamati harus berdekatan dan daerah
yang dapat diamati amat terbatas.
c. Transparansi Film
d. Meja sinar
e. Paralaks bar
Adalah alat yang terdiri dari sebuah batang yang pada kedua ujungnya
terpasang masing-masing lensa. Pada kedua lensa tersebut terdapat tanda
berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang disebut tanda apung ( floting
mark ) tanda dilensa sebelah kiri disebut fixed mark, karena pada batang
terdapat titik merah atau hitam, di mana orang yang akan menggunakannya
26
harus menentukan konstanta batang paralaks dengan memilih salah satu titik
tersebut.
f. Alat ukur
ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 360° untuk
mempeergunakan orientasi antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa
khusus ( anomorphic )yang mampu memperbesar citra hingga 2x hanya pada
satu arah.
h. Penganalisis Citra Elektronik ( Electronic Image Analyzer )
27
Gambar 2.4.D Penganalisis Citra Elektronik
Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup ( Closed Circuit
TV/CCTV ). Citra tembus pandang ( biasanya citra hitam putih ) disinari pada
meja sinar dan diamati dengan kamera TV yang memiliki resolusi tinggi.
Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan kemudian
ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.
28
3. susunlah kedua foto tersebut secara berurutan dengan melihat nomor
foto serta memperhatikan arah penerbangannya
4. carilah titik komplementer pada kedua foto
5. dengan mengamati melalui alat stereoskop kedua titik tersebut di
pertemukan sehingga akan tercapai gambaran yang stereoskopik
6. untuk lebih mendekati keakuratan sebaiknya digunakan dua titik
komplementer pada masing-masing foto.
29
BAB III
KESIMPULAN
Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam usahamengetahui
benda, dan gejala dengan cara menganalisis objek dan arah tanpa adanya kontak
langsung dengan benda dan objek yang dikaji.
Ada beberapa konsep dari para ahli tentang penginderaan jarak jauh salah satunya
yaitu . Menurut Seelye Martin (2004) penginderaan jauh (remote sensing) adalah
penggunaan gelombang radiasi elektromagnetik untuk memperoleh informasi tentang
lautan, daratan dan atmosfer tanpa kontak langsung dengan objek, permukaan atau
fenomena yang dikaji
Mekanisme penginderaan jauh Secara sederhananya, proses yang menjadi cara kerja
dalam penginderaan jauh (interpretasi citra) ada beragam tahapan yang harus
dilakukan secara sistematis guna mendapatkan hasil yang spesifik serta dapat
dipertanggung jawabkan. Adapun cara kerja tersebut dilakukan; deteksi,identifikasi
serta analisa
Alat penginderaan jarak jauh memiliki banyak alat yang di gunakan saat pengamatan
namun salah satunya alat yang sangat penting yaitu Stereoskop
30