Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam
usahamengetahui benda, dan gejala dengan cara menganalisis objek dan arah
tanpa adanya kontak langsung dengan benda dan objek yang dikaji.Pengambilan
data dalam pengindraan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan
sensor buatan. Tidak adanya kontak dengan objek yang dikaji maka pengindraan
dilakukan dari jarak jauh sehingga disebut pengindraan jauh.
Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang sering digunakan untuk
pengindraan jauh. Di negara Inggris, pengindraan jauh dikenal dengan remote
sensing, di negara Prancis dikenal dengan teledection, di negara Spanyol disebut
sensoria remote, di negara Jerman disebut femerkundung, dan di negara Rusia
disebut distansionaya. Di Indonesia pengindraan jauh juga lebih dikenal dengan
remote sensing.
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa
sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan
jumlah pengguna serta bidang penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya
telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah
beredar banyak jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika
Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun
dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti India dan Republik Rakyat
Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan itu menawarkan kemampuan
yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika)
hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika
Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika

1
Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk
pembangunan.
Dalam geologi pengindraan jauh ada mekanisme, kegunaan serta alat – alat
yang di gunakan dalam penginderaan jauh. Adapun akan di bahas dalam makalah
ini.

1.2 Perumusan

Penginderaan Jauh berkembang sangat pesat sejak empat Dasawarsa


terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan
pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaanya, alat dan analisa
data, dan jumlah penggunaanya serta bidang penggunaanya. Didalam
perkembangan yang pesat ini masih saja terdengar pertanyaan-pertanyaan
seperti antara lain:

1) Apa itu Konsep dasar pengindraan jauh


2) Apa itu Mekanisme penginderaan jauh
3) Apa itu kegunaan/manfaat dan jenis
4) Apa saja alat yang di gunakan dalam penginderaan jauh
5) Bagaimana cara menggunakan alat stereoskop

2
1.3 Tujuan

Penggunaan data satelit penginderaan jauh di bidang kebumian telah


banyak dilakukan di negara maju untuk keperluan pemetaan geologi,
eksplorasi mineral dan energi, bencana alam dan sebagainya. Di Indonesia
penggunaan dalam bidang kebumian belum sebanyak di luar negeri karena
berbagai kendala, diantaranya data satelit cukup mahal, memerlukan software
khusus dan paling utama adalah ketersediaan sumberdaya manusia yang
terampil sangat terbatas.

Dalam pembahasan kali ini akan lebih ditekankan pada perkembangan


teknologi penginderaan jauh dan juga membahas prinsip dasarnya secara
mendalam, selain itu membahas mengenai mengenai mekanisme dan
kegunaan alat penginderaan jauh

1.4 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a) Dapat memperoleh pengetahuan secara luas, baik dari dalam ataupun dari
luar jangkauan pendidikan secara umum khususnya pendidikan dalam
ilmu Penginderaan Jauh.
b) Meningkatkan kualitas keilmuan
c) Menghindari ketertinggalan informasi dalam ilmu-ilmu Geografi pada
umumnya.

2. Bagi Dosen

a) Membantu dan memperlancar jalannya Proses Belajar Mengajar.


b) Membantu pencarian materi secara cepat, tepat dan luas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 konsep dasar penginderaan jauh


1. Menurut Seelye Martin (2004) penginderaan jauh (remote sensing) adalah
penggunaan gelombang radiasi elektromagnetik untuk memperoleh informasi tentang
lautan, daratan dan atmosfer tanpa kontak langsung dengan objek, permukaan atau
fenomena yang dikaji. Konsep dasar penginderaan jauh terdiri dari beberapa
komponen:
a. Sumber Tenaga
Sistem penginderaan jauh membutuhkan sumber tenaga. Baik alamiah maupun
buatan. Tenaga yang dimaksud berupa spektrum elektromagnetik yang meliputi
spektra kosmis, gamma, sinar x, ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang
mikro, serta gelombang radio. Jumlah total seluruh spektrum disebut spektrum
elektromagnetik. Dalam dunia penginderaan jauh, terdapat 2 sistem tenaga pada
wahana yaitu sistem pasif dan sistem aktif (Tjokrosoewarno, 1979).
- Sistem Pasif
Pada wahana yang menggunakan sistem pasif, sumber tenaga utama yang dibutuhkan
oleh satelit berasal dari sumber lain yang tidak terintegrasi dalam wahana. Sumber
tenaga yang dimaksud biasanya berupa energi yang berasal dari matahari. Beberapa
wahana yang menggunakan sistem ini antara lain ASTER, SPOT, Landsat, NOAA,
MODIS, dan lainnya.
- Sistem aktif
Pada wahana yang menggunakan sistem aktif, sumber tenaga utama yang dibutuhkan
oleh wahana menggunakan tenaga elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sensor
radar (radio detecting and ranging ) yang terintegrasi pada wahana tersebut.
Beberapa wahana yang menggunakan sistem ini antara lain Radarsat, JERS, ADEOS,
dan lainnya.
b. Atmosfer

4
Semua sistem penginderaan jauh pastinya melalui atmosfer dengan jarak atau panjang
jalur tertentu. Pengaruh total atmosfer berbeda-beda sesuai dengan : jarak yang
dilalui, besarnya sinyal tenaga yang diindera, kondisi atmosfer, dan panjang
gelombang yang digunakan. Oleh karena itu pengaruh atmosfer sangat bervariasi
menurut panjang gelombang, waktu dan tempat.
c. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Sesuai dengan asas kekekalan energi, maka ada tiga interaksi apabila tenaga
mengenai suatu objek, yaitu dipantulkan, diserap atau diteruskan. Hubungan timbal
balik antara tiga interaksi tersebut merupakan fungsi panjang gelombang sebagai
berikut:
E(λ) = Ep(λ) + Es(λ) + Et(λ) ….………………………(1)
Dimana
E = tenaga yang mengenai benda
Ep = tenaga yang dipantulkan
Es = tenaga yang diserap
Et = tenaga yang diteruskan
l = panjang gelombang

Gambar 2.1.A Sistem Penginderaan Jauh (Sutanto, 1994)


d. Sensor Penginderaan Jauh
Sensor adalah alat perekam objek bumi. Sensor dipasang pada wahana (platform) dan
letaknya jauh dari objek yang diindera, maka diperlukan tenaga elektromagnetik yang
dipancarkan atau dipantulkan oleh objek tersebut. Sensor terbatas kemampuannya
untuk mengindera objek kecil. Batas kemampuan memisahkan setiap objek
dinamakan resolusi. Resolusi citra satelit merupakan indikator tentang kemampuan

5
sensor atau kualitas sensor dalam merekam objek. Resolusi satelit sendiri menurut
Purwadhi (2001), terbagi menjadi lima (5), yang biasa digunakan sebagai parameter
kemampuan sensor satelit adalah :
- Resolusi Spasial
yaitu ukuran obyek terkecil yang masih dapat disajikan, dibedakan dan dikenali pada
citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi
spasialnya.
- Resolusi Spektral
yaitu kemampuan sistem pencitraan atau sensor optik elektronik satelit untuk
membedakan informasi atau daya pisah obyek berdasarkan besarnya pantulan atau
pancaran spektral spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk perekaman data.
Semakin banyak kanal atau band spectral suatu sensor, semakin baik resolusi
spektralnya.
- Resolusi Radiometrik
yaitu kemampuan sistem sensor untuk mendeteksi perbedaan pantulan terkecil, atau
kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal untuk mengubah
intensitas pantulan atau pancaran menjadi angka digital (digital number). Semakin
kecil nilai digital number suatu objek, semakin tinggi radiometriknya.
- Resolusi Termal
yaitu keterbatasan sensor penginderaan jauh yang merekam pancaran tenaga termal
atau perbedaan suhu yang masih dapat dibedakan oleh sensor penginderaan jauh
secara termal.
- Resolusi Temporal
yaitu kemampuan sensor untuk merekam ulang objek yang sama. Semakin cepat suatu
sensor merekam ulang objek yang sama, semakin baik resolusi temporalnya

2. Everett dan Simonett memberikan batasan bahwa penginderaan jauh


adalah suatu ilmu karena di dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat
menganalisis informasi dari permukaan bumi. Ilmu ini harus dapat dipadukan dengan

6
beberapa ilmu lain, seperti geologi, geomorfologi, geodesi, meteorologi, tanah, dan
perkotaan.

3. Lillesand dan Kiefer (1994) mengemukakan bahwa penginderaan jauh


adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Alat yang dimaksud tidak
berhubungan langsung dengan objek, yaitu alat yang pada waktu perekaman objek
tidak ada di permukaan bumi, tetapi berada di angkasa maupun luar angkasa. Oleh
karena itu, dalam proses perekaman menggunakan wahana atau media pembantu
seperti satelit, pesawat udara, dan balon udara. Data hasil penginderaan jauh sering
dinamakan citra.

2.2 Mekanisme Penginderaan Jauh

Secara sederhananya, proses yang menjadi cara kerja dalam penginderaan


jauh (interpretasi citra) ada beragam tahapan yang harus dilakukan secara sistematis
guna mendapatkan hasil yang spesifik serta dapat dipertanggung jawabkan. Adapun
cara kerja tersebut dilakukan;

1. Deteksi

Tahapan pertama yang dijalankan dalam cara kerja penginderaan jauh ialah dengan
mendeteksi dari apa-apa yang diperoleh pada bidang penelitian. Termasuk di dalam
hal ini ialah tentang pengambilan objek photo mempergunakan alat-alat modern.

2. Identifikasi

Tahapan kedua dalam proses interpretasi dalam penginderaan jauh ialah identifikasi
dari hasil-hasil yang didapatkan dalam Indraja. Kecocokan dengan rumusan serta
penghitungan yang dilakukan manjadi salah satu unsur pentingnya langkah ini
dilakukan.

3. Analisis

Cara kerja yang terkhir dalam penginderaan jauh ialah deteksi atas hasil-hasil yang
didapatkan dalam keseluruhan Indraja. Pada proses ini dilakukan analisis tajam

7
dengan mengedepankan sumber literature serta literasi yang mendalam dari spesifik
ilmu yang dilakukan.

Gambar 2.2.A analisa mekanisme penginderaan jauh

2.3 kegunaan/Manfaat dan jenis

Tujuan utama dari sebuah sistem penginderaan jauh adalah untuk


mengumpulkan data pada obyek tertarget. Data dari penginderaan jauh dapat
diimplementasikan dalam bentuk data numerik (digital) dan data visual (manual).
Data visual dapat dibedakan lagi menjadi data citra yaitu merupakan gambaran
planimetriknya dan data non-citra yaitu dalam bentuk grafik yang mencerminkan
beda suku yang direkam disepanjang daerah penginderaan. Secara umum,
penginderaan jauh dapat sangat bermanfaat secara signifikan dalam mengurangi
kegiatan survey terestrial saat melakukan inventarisasi dan monitoring sumberdaya
alam dan lingkungan.

Dalam Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai


macam alasan diantaranya adalah karena:

1) dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh
melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan;

2) Dapat menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak


objek yang mirip dengan aktualnya, mencakupan daerah yang luas, gambar relatif
lengkap, dan sifat gambar yang permanen;

8
3) Dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan
stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menyajikan
model obyek yang jelas, pengukuran lereng dan pengukuran volume, memungkinkan
pengukuran beda tinggi, dan relief lebih jelas;

4) Dapat memvisualisasikan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan


pengenalanobyeknya.

Penginderaan jauh (Inderaja) memiliki manfaat yang sangat besar dalam


sistem informasi data dan pengelolaannya, antara lain untuk mendeteksi perubahan
data dan pengembangan model di berbagai kepentingan.

Di bawah ini disajikan beberapa manfaat penginderaan jauh dan jenis


jenisnya

1. Manfaat di berbagai bidang

a. Manfaat Inderaja di Bidang Meteorologi dan Klimatologi


Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi
memiliki acuan yang sangat luas. Output data dari inderaja sangat penting
diaplikasikan untuk mengetahui keadaan lingkungan atmosfer. Untuk memperoleh
data lingkungan tentang atmosfer melalui inderaja, wahana yang diperlukan adalah
satelit. Di antara satelit-satelit yang digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer
misalnya Synchronous Meteoroligical Satellite (SMS). Generasi ke-tiga dari satelit
tersebut diganti namanya menjadi Geosyncronous Operational Environment Satellite
(GOES). Aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi
antara lain sebagai berikut :

 Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang


pergerakan tekanan udara.
 Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan
kandungan air dalam udara.

9
 Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan
daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon.
 Mengamati sistem/pola angin permukaan.
 Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.

b. Manfaat Inderaja di Bidang Pemetaan


Pemanfaatan foto udara/citra hasil penginderaan untuk kegiatan pemetaan
merupakan kegiatan yang umum dilakukan pada saat sekarang. Informasi spasial
yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil
perekaman citra satelit secara kontinu.

Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan membuat


pola dengan menggunakan data inderaja yang diawali dengan penggabungan foto
udara dalam bentuk mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan.

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk kegiatan di bidang


pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah rawan banjir. Beberapa keunggulan
pemetaan menggunakan teknologi inderaja antara lain :

 Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas
dengan cepat, pemetaan manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan
daerah yang sangat sempit.
 Berbiaya lebih murah.
 Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus.
 Proses pembuatan lebih cepat.

10
c. Manfaat Inderaja di Bidang Kependudukan dan Perencanaan Wilayah
Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yan
berkenaan dengan bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil
pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan distribusi
spasial penduduk. Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja
juga dapat dimanfaatkan untuk meneliti dampak keberadaan manusia dalam
lingkungan hidup.

Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola distribusinya hanya dapat
diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola permukiman penduduk
atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat diketahui
dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya.

d. Manfaat Inderaja di Bidang Kehutanan


Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk
perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan
kembali, pengelolaa dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan
sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat
rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat
membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan
temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga
implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.

e. Manfaat Inderaja di Bidang Kelautan (Oseanografi)


Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah 1) Mengamati
sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak
(0-200 m), 2) Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan
frekwensi), 3) Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan, 4)
Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

11
Gambar 2.3.ACitra hasil penerapan teknologi penginderaan jauh.

f. Manfaat Inderaja di Bidang Ilmu Bumi dan Lingkungan


Manfaat penginderaan jauh di bidang ilmu bumi (geofisika, geologi, dan geodesi)
diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pemetaan permukaan, di samping
pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS; 2) Menentukan
struktur geologi dan macam batuan; 3) Melakukan pemantauan daerah bencana
(kebakaran), pemantauan aktivitasgunung berapi, dan pemantauan persebaran debu
vulkanik; 4) Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan
(lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak
bumi, dan batu bara); 5) Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak
di laut; 6) Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.

12
g. Manfaat Inderaja di Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah
pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun
daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi
lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi
dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan
salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan.
Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha
pertanian atau budidaya dan permukiman.

2. Jenis – jenisnya

Jenis pengideraan jauh yang umum ada 3 metoda, yaitu :

 Metoda foto udara.


 Metoda gelombang mikro.
 Metoda citra satelit (antariksa).

1. Metoda foto udara

Metoda foto udara berisi rekaman rinci kenampakan permukaan bumi pada
saat pemotretan. Dalam interpretasi foto udara, terdapat tujuh karakteristik dasar yang
harus dipertimbangkan, yaitu :

 Bentuk, adalah konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk beberapa objek
menunjukkan ciri tertentu sehingga citranya dapat diidentifikasi langsung
hanya berdasarkan kriteria ini.
 Ukuran objek, yang harus dipertimbangkan mengingat hubungannya dengan
skala foto yang digunakan.
 Pola, adalah hubungan susunan spasial objek.
 Bayangan, penting bagi penaksir dalam 2 hal yang saling bertentangan, yaitu:

13
 Bentuk atau kerangka bayangan dapat memberikan gambaran profil
suatu objek yang dapat membantu interpretasi.
 Objek di bawah bayangan hanya dapat sedikit memantulkan cahaya
dan sukar diamati pada foto, yang akhirnya dapat menghalangi
interpretasi.
 Rona, adalah warna atau kecerahan relatif objek pada foto.
 Tekstur, adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Tekstur
merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan ronanya.
 Situs atau lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain, sangat
berguna untuk membantu pengenalan suatu objek.Perlengkapan interpretasi
foto udara biasanya digunakan untuk tujuan :

 pengamatan foto,
 pengukuran kenampakan pada foto, dan
 memindahkan hasil interpretasi ke peta dasar.

Karakteristik medan utama yang dapat diperkirakan dengan interpretasi foto udara
yaitu jenis batuan, bentuk lahan (landform), tekstur tanah, kerentanan banjir, dan
tebal bahan lepas di atas batuan induknya.

Interpretasi foto udara untuk evaluasi medan didasarkan pada pengamatan sistematik,
dan evaluasi unsur kunci (key element) yang dianalisis secara stereoskopik. Hal ini
meliputi : topografi, pola aliran, tekstur, erosi, rona foto, vegetasi, dan penggunaan
lahan. Melalui analisis ini, penaksir foto dapat mengenali kondisi medan yang
berbeda-beda dan dapat menentukan batas-batasnya.

2 Metoda gelombang mikro

Terdapat dua kenampakan berbeda yang mencirikan tenaga gelombang mikro,


dipandang dari sudut penginderaan jauh, yaitu :

14
 Gelombang mikro dapat menembus atmosfer dalam berbagai keadaan,
tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Tenaga gelombang
mikro dapat menembus kabut tipis, hujan renyai dan salju, awan, asap, dan
lainnya.
 Pantulan dan emisi mikro dari material muka bumi tidak ada kaitan langsung
dengan pasangannya pada bagian spektrum tampak atau termal. Misal
permukaan yang tampak kasar pada spektrum, mungkin tampak halus pada
gelombang mikro.

a. Radar (Radio Detection and Ranging)

Radar merupakan sensor gelombang mikro aktif. Sesuai dengan namanya,


radar dikembangkan sebagai suatu cara yang menggunakan gelombang radio untuk
mendeteksi adanya suatu objek dan menentukan jarak (posisinya).

Prosesnya meliputi transmisi ledakan pendek atau pulsa tenaga gelombang mikro ke
arah yang dikehendaki dan merekam kekuatannya, serta asal gempa atau pantulan
yang diterima dari objek dalam sistem medan pandang. Sebagian besar radar
penginderaan jauh berwahana udara dilakukan dengan sistem yang menggunakan
antena yang dipasang pada bagian bawah pesawat dan diarahkan ke samping. Sistem
ini dinamakan SLR (Side Looking Radar) atau SLAR (Side Looking Airborne Radar).

b. SLAR (Side Looking Airborne Radar)

Sistem SLAR menghasilkan jalur citra yang berkesinambungan yang


menggambarkan daerah medan luas serta berdekatan dengan jalur terbang. SLAR
merupakan suatu sistem pengintaian kemiliteran yang ideal, tidak hanya memberikan
kemungkinan dapat diandalkan dalam segala cuaca tetapi juga merupakan sistem
aktif, sistem pencitraan siang malam.

Pada perkembangan selanjutnya, SLAR digunakan pula dalam bidang sipil, serta
termasuk alat yang baik untuk mendapatkan data sumber daya alam, seperti analisis

15
geologi, inventarisasi kayu, lokasi jalur transportasi, dan eksplorasi mineral. Selain
itu radar juga telah digunakan untuk memantau permukaan lautan untuk menentukan
kondisi angin, ombak, dan es. Asas pengoperasian Radar Pandang Samping Wahana
Udara (SLAR) dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan pada Gambar 2 menunjukkan
sistem pengoperasiannya.

Gambar 2.3.B Asas pengoperasian radar pandang samping wahana udara (SLAR)

Gambar 2.3.C Pengoperasian sistem radar pandang samping wahana udara (SLAR).

16
Selain sistem SLAR, juga terdapat sistem penginderaan Mikro Pasif. Sistem ini tidak
menggunakan tenaga penyinaran sendiri, tetapi penginderaan tenaga gelombang
mikro yang diperoleh secara alamiah dalam medan pandangnya.

Pengoperasian sistem ini hampir sama dengan radiometer termal. Teori radiasi benda
hitam merupakan inti bagi pemahaman konseptual penginderaan gelombang mikro
pasif, tetapi sensor gelombang mikro pasif lebih menekankan penggunaan antena,
bukan unsur deteksi. Sinyal gelombang mikro pada umumnya terdiri dari sejumlah
komponen sumber yang sebagian dipancarkan, sebagian dipantulkan, dan sebagian
ditransmisikan

Gambar 2.3.D Komponen sinyal gelombang mikro pasif

Intensitas gelombang radiasi mikro pasif yang diindera dari jarak jauh atas suatu
objek tertentu tidak hanya tergantung pada temperatur objek dan radiasi yang
mengenainya, tetapi juga tergantung pada sifat pancaran pantulan. Sifat ini
dipengaruhi oleh :

 sifat khas elektrik permukaan,


 sifat khas kimiawi dan sifat khas tekstur objek,
 paduan konfigurasi dan bentuk,
 serta sudut arah pengamatan.

17
Dalam sistem ini, terdapat beraneka ragam kemungkinan sumber dan sinyal yang
dihasilkan tenaga gelombang mikro pasif sangat lemah, sehingga interpretasi sinyal
ini jauh lebih rumit daripada sensor lain.

Kegunaan sistem gelombang mikro pasif berkisar dari pengukuran profil temperatur
atmosfer hingga analisis variasi tanah di bawah permukaan air, dan kandungan
mineral. Konfigurasi dasar sistem gelombang mikro pasif dapat dilihat pada

Gambar 2.3.E Diagram balok radiometer gelombang mikro pasif

Penginderaan gelombang mikro pasif bermanfaat sekali dalam bidang oceanografi.


Pemanfaatan ini berupa pengukuran daya pantul es laut, arus, dan angin, juga untuk
mendeteksi pencemaran minyak dan memperkirakan jumlahnya. Meskipun sedikit
penelitian yang berhubungan dengan penginderaan gelombang mikro pasif dalam
hidrologi, tapi potensinya besar untuk mendapatkan informasi tentang kondisi
pencairan salju, temperatur tanah, dan kelembaban tanah untuk daerah yang luas.

3 Metoda citra satelit (penginderaan jauh dari antariksa)

Satelit-satelit yang digunakan dalam metoda ini adalah :

 Satelit Landsat

18
 Sistem satelit sumber daya bumi, Seasat-1, pesawat antariksa ulang alik
(space shuttle), SPOT
 Satelit cuaca, satelit NOAA/TIROS, satelit GOES, satelit Nimbus, program
satelit cuaca pertahanan (Defense Meteorological Satellite
Program/DMSP)

a Satelit Landsat

Penginderaan jauh dari antariksa dengan Satelit Landsat terutama bertujuan untuk
pengamatan sumberdaya bumi. Satelit Landsat dimuati 2 sistem penginderaan jauh
pada wahananya, yaitu :

 Sistem Return Beam Vidicom (RBV) dengan 3 saluran.


 Sistem penyiam multispektral (MSS) dengan 4 saluran.

Konfigurasi pengoperasian sistem MSS ditunjukkan pada

Gambar 2.3.F Konfigurasi pengoperasian sistem MSS landsat

19
Gambar 2.3.G Konfigurasi sistem RBV pada landsat

Interpretasi terapan citra landsat telah dilakukan dalam berbagai disiplin ilmu seperti
pertanian, botani, kartografi, teknik sipil, lingkungan, geografi, kehutanan, geologi,
geofisika, analisis sumber daya lahan, perencanaan tata guna lahan, oceanografi, dan
analisis sumber daya air.

Skala citra dan luas daerah liputan per kerangka sangat berbeda antara citra landsat
dan foto udara konvensional. Sebagai contoh untuk meliput satu citra landsat
diperlukan lebih dari 1600 foto udara berskala 1 : 20.000 tanpa adanya overlap. Hasil
landsat bila dibandingkan dengan foto udara adalah :

 untuk suatu kenampakan geologi yang panjangnya ratusan kilometer akan


tampak lebih jelas pada citra landsat,
 untuk mengkaji suatu pemukiman, foto udara lebih efektif karena penelitian
dilakukan dengan ketinggian rendah, dan
 citra landsat hanya dapat dipelajari dalam 2 dimensi, sedangkan foto udara
sebagian besar dapat dilihat tiga dimensi.
 oleh sebab itu citra landsat harus dianggap sebagai alat interpretasi pelengkap
dan bukan sebagai pengganti foto udara berskala besar.

20
b Sistem satelit sumber daya bumi yang lain

Misi pemetaan kapasitas panas (HCMM) merupakan yang pertama di antara seri
Misi Peneliti Terapan (Application Explorer Missions/AEM) yang kecil dan relatif
tidak mahal biayanya. Satelit percobaan ini memiliki ketepatan orbit dan stabilitas
ketinggian yang kurang teliti bila dibandingkan dengan landsat yang lebih besar,
sehingga satelit ini diarahkan bagi percobaan kelayakan.

HCMM merupakan wahana antariksa pertama yang dibuat untuk menguji kelayakan
dalam melakukan pengukuran variasi termal kenampakan di muka bumi untuk
memperoleh identitas dan kondisinya. Data HCMM telah diterapkan pada berbagai
bidang seperti :

 Penggunaan pengukuran termal untuk membedakan jenis batuan dan lokasi


sumber daya mineral.
 Pengukuran temperatur tajuk tumbuhan pada interval waktu tertentu yang
sering digunakan untuk menentukan laju transpirasi tumbuhan dan tingkat
kesehatannya.
 Pengukuran parameter kelembaban tanah dengan pengamatan siklus
temperatur tanah.
 Pemetaan aliran termal alamiah.
 Perbaikan prakiraan aliran air oleh mencairnya salju.

Salah satu jenis sistem ini adalah penggunaan Satelit Seasat-1 yang merupakan seri
satelit pertama yang diusulkan untuk penelitian oceanografi. Jenis sistem yang lain
adalah Pesawat Ulang Alik yang memiliki kemampuan terbang ke antariksa pulang-
pergi secara berulang. Pesawat ini memiliki wahana 3 tahap (Gambar 7), yaitu :

 Sepasang roket pendorong berbahan bakar padat (Solid Propellant


Rockets).
 Satu tangki pendorong berbahan bakar cair.

21
 Wahana pengorbit.

Gambar 2.3.H Pesawat Ulang Alik

Sedangkan jenis SPOT-1 (Satellite Probobtoire Pour 1’Observation de la


Terre) merupakan satelit Perancis yang pertama. Sistem penginderaan yang diusulkan
untuk misi ini terdiri atas 2 scanner spektrum sinar tampak beresolusi tinggi (High
Resolution Visible/HRV).

c. Satelit cuaca

Satelit cuaca jenis NOAA mengorbit dekat kutub bumi dan sejajar dengan orbit
matahari, serupa dengan landsat. Pada satelit ini dilengkapi dengan suatu radiometer
pembuat profil temperatur vertikal (vertical
temperature profiling radiometer/VTPR), suatu sistem yang tidak menjadikan citra
VTPR mengukur profil temperatur atmosferik.

Sedangkan Satelit Meteorologi Selaras (Synchronous Meteorology


Satellite/MSS) atau Satelit Operasional Lingkungan Geostasioner (Geostationary

22
Operational Environmental Satellites/GOES) merupakan bagian jaringan global
satelit cuaca yang ditempatkan pada jarak sekitar 700 bujur di seluruh dunia.

Selain itu, untuk saat ini banyak unsur rancangbangun satelit cuaca yang
operasionalnya berpangkal dari pengujian awal Satelit Nimbus, misalnya Nimbus-7.
Satelit ini dilengkapi dengan sensor berupa radiometer termal multisaluran dan
radiometer gelombang mikro. Program Nimbus-7 bertujuan untuk penelitian
pemetaan : es di laut; sifat khas spektral; timbunan es; distribusi O3 (ozon), H2O,
NO2, dan HNO3; putaran radiasi bumi; profil temperatur vertikal; konsentrasi aerosol;
distribusi global CO, CH4, dan NH3.

Program Satelit DMSP membawa sejumlah sensor cuaca. Scanner yang dibawa
menghasilkan citra pada saluran sinar tampak dan inframerah pantulan, serta saluran
inframerah termal. Baik citra termal maupun citra tampak DMSP telah digunakan
untuk berbagai terapan di bidang teknik sipil seperti halnya pemetaan bentangan
salju. Pada masa mendatang satelit ini akan ditingkatkan resolusi dan jumlah
terapannya di bidang teknik sipil.

2.4 Alat penginderaan jauh


Dalam melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan kegiatan interpretasi
citra, digunakan berbagai alat yang meliputi alat pengamat, alat pengukur obyek pada
citra, alat pemindahan data intrepretasi Citra, serta alat Analisis digital. Proses
interpretasi foto udara secara khusus meliputi pengamatan stereoskopik untuk
menampilkan pandangan tiga dimensi dari suatu medan. Alat pengamat pada citra
meliputi alat pengamat nonstereoskopik (lensa pembesar, meja sinar, serta istrumen
pengamat optik dan elektronik) dan Alat pengamat stereoskopik.

23
Gambar 2.4.A dan contoh alat pengamatan jarak jauh
Sedangkan dalam perlengkapan interpretasi foto udara ada tiga tujuan pokok
penggunaan perlengkapan interpretasi foto udara yaitu:

1. Pengamatan foto
2. Pengukuran kenampakan/obyek pada foto
3. Memindahkan hasil interpretasi citra ke peta
Dengan terdiri dari beberapa peralatan, yaitu:

1. Stereoskop.
2. Meja.
3. Alat Pengukuran sederhana (grid titik, paralaks bar, skala keterbukaan
tajuk, skala rona, penggaris, planimeter).
4. Tabel-tabel bantu (volume pohon, kunci determinasi vegetasi)
5. Dll.

A. STEREOSKOPIS

Penglihatan stereoskopis secara khusus diperlukan pada proses interpretasi


foto udara. Orang yang memiliki penglihatan sangat lemah pd salah satu
matanya mungkin tdk dpt melihat secara stereoskopis. Efek ini
memungkinkan kita untuk melihat 3 dimensi. Diperoleh dengan melihat foto
udara yang bertampalan atau stereogram.

. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

a. Pasangan foto yg bertampalan atau stereogram

24
Pasangan foto yang bertampalan terdiri dari 2 foto yang berdekatan, yang
bertampalan (minimal 50% daerah yang sama) pada garis terbang yang sama.
Stereogram merupakan sepasang foto udara yang stereoskopis (pasangan foto
yang sudah diorientasikan secara benar yang mencakup daerah yang sama).

Gambar 2.4.B stereoskop saku

b. Stereoskop

Stereoskop adalah alat untuk pengamatan tiga dimensional atas foto udara
yang bertampalan. Inti dari stereoskop ini adalah terdiri dari lensa, atau
kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma. Dalam interpretasi citra,
stereoskop menjadi alat utama untuk foto udara atau citra tertentu lainnya
yang dapat menimbulkan perwujudan tiga dimensional.

Gambar 2.4.C stereoskop cermin

Beberapa tipe stereoskop yang ada menggunakan lensa atau paduan lensa,
cermin, dan prisma. Stereoskop lensa mudah dibawa, relatif kecil, dan murah.
Kaki-kakinya dpt dilipat. Jarak lensa dpt disesuaikan antara 45 – 75 mm

25
sesuai kemampuan akomodasi mata pengamat. Perbesaran yang dapat dilihat
adalah 2 hingga 4 kali. Foto udara yg diamati harus berdekatan dan daerah
yang dapat diamati amat terbatas.

c. Transparansi Film

Kertas atau transparansi film biasanya digunakan untuk menginterpretasi citra


udara. Kedua media ini dapat diamati dengan stereoskop. Cetak kertas dapat
dengan mudah ditulisi dan dibawa ke lapangan, sedangkan transparansi film
lebih mudah digunakan dan warna yang ditampilkan lebih mirip dengan
warna aslinya. Interpreter biasanya menggunakan stereoskop lensa sederhana
dan stereoskop cermin untuk menginterpretasi cetak kertas. Adapun
stereoskop zoom dipergunakan untuk menginterpretasi transparasi film
berwarna atau inframerah berwarna.

d. Meja sinar

Meja sinar dipergunakan sebagai media pembantu untuk mentransfer hasil


interpretasi yang telah dilakukan dalam film transparansi. Meja sinar sangat
diperlukan untuk menstransfer data hasil pengamatan karena sumber cahaya
harus datang dari belakang transparansi film. Meja sinar secara khusus
memiliki bola lampu dengan suhu warna ( color temperature ) sekitar 3.500°
K.

e. Paralaks bar

Adalah alat yang terdiri dari sebuah batang yang pada kedua ujungnya
terpasang masing-masing lensa. Pada kedua lensa tersebut terdapat tanda
berupa titik, silang atau lingkaran kecil yang disebut tanda apung ( floting
mark ) tanda dilensa sebelah kiri disebut fixed mark, karena pada batang
terdapat titik merah atau hitam, di mana orang yang akan menggunakannya

26
harus menentukan konstanta batang paralaks dengan memilih salah satu titik
tersebut.

f. Alat ukur

Pengukuran jarak dari sebuah citra udara dapat dilakukan dengan


menggunakan salah satu dari beberapa jenis alat ukur yang ada. Alat ukur
tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh harga, ketelitian, dan
ketersediaannya. Bagi Anda yang memerlukan pengukuran dengan ketelitian
rendah, Anda dapat menggunakan penggaris segitiga atau skala metrik. Akan
tetapi, apabila Anda memerlukan ketelitian yang tinggi dengan tetap
menggunakan penggaris segitiga tersebut, hasil perhitungannya dikoreksi
dengan menghitung nilai rata-rata dari beberapa pengukuran. Pengukuran
yang Anda lakukan akan semakin teliti apabila dibantu dengan lensa
pembesar. Penggaris sederhana dapat digunakan untuk mengukur luas
ketampakan dengan bentuk objek yang teratur, seperti bentuk lahan pertanian.

g. Pengamat warna aditif ( Color Additive Viewer )

Pengamat warna aditif menggunakan kode warna dan menumpangsusunkan


tiga citra multispektral untuk menghasilkan paduan warna yang lebih mudah
diinterpretasikan. Pengamat warna aditif dan Zoom Transfer Scope ( ZTS )
dapat digunakan secara terpadu sehingga interprestasi citra udara yang
dilakukan pada layar pengamat warna aditif dapat langsung dipindahkan pada
peta dasar yang berbeda skalanya.

ZTS secara optik dapat melakukan rotasi citra hingga 360° untuk
mempeergunakan orientasi antara foto dan peta. ZTS memiliki sistem lensa
khusus ( anomorphic )yang mampu memperbesar citra hingga 2x hanya pada
satu arah.
h. Penganalisis Citra Elektronik ( Electronic Image Analyzer )

27
Gambar 2.4.D Penganalisis Citra Elektronik

Pada dasarnya, alat ini merupakan sistem TV aliran tertutup ( Closed Circuit
TV/CCTV ). Citra tembus pandang ( biasanya citra hitam putih ) disinari pada
meja sinar dan diamati dengan kamera TV yang memiliki resolusi tinggi.
Sinyal video tersebut disalurkan ke dalam unit pengolahan dan kemudian
ditampilkan dalam layar TV setelah sebelumnya diproses.

2.5 cara penggunaan alat Stereoskop

gambar 2.5.A alat stereoskop

1. siapkan alat stereoskop


2. letakan 2 lembar foto yang bertampalan

28
3. susunlah kedua foto tersebut secara berurutan dengan melihat nomor
foto serta memperhatikan arah penerbangannya
4. carilah titik komplementer pada kedua foto
5. dengan mengamati melalui alat stereoskop kedua titik tersebut di
pertemukan sehingga akan tercapai gambaran yang stereoskopik
6. untuk lebih mendekati keakuratan sebaiknya digunakan dua titik
komplementer pada masing-masing foto.

29
BAB III

KESIMPULAN

Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam usahamengetahui
benda, dan gejala dengan cara menganalisis objek dan arah tanpa adanya kontak
langsung dengan benda dan objek yang dikaji.

Ada beberapa konsep dari para ahli tentang penginderaan jarak jauh salah satunya
yaitu . Menurut Seelye Martin (2004) penginderaan jauh (remote sensing) adalah
penggunaan gelombang radiasi elektromagnetik untuk memperoleh informasi tentang
lautan, daratan dan atmosfer tanpa kontak langsung dengan objek, permukaan atau
fenomena yang dikaji

Mekanisme penginderaan jauh Secara sederhananya, proses yang menjadi cara kerja
dalam penginderaan jauh (interpretasi citra) ada beragam tahapan yang harus
dilakukan secara sistematis guna mendapatkan hasil yang spesifik serta dapat
dipertanggung jawabkan. Adapun cara kerja tersebut dilakukan; deteksi,identifikasi
serta analisa

Kegunaan/manfaat dan jenis, manfaat penginderaan jarak jauh merupakan suatu


manfaat dari berbagai bidang salah satunya yaitu Manfaat Inderaja di Bidang
Kependudukan dan Perencanaan Wilayah. Dengan jenis yang umum di gunakan
yaitu Metoda foto udara,Metoda gelombang mikro serta Metoda citra satelit
(antariksa).

Alat penginderaan jarak jauh memiliki banyak alat yang di gunakan saat pengamatan
namun salah satunya alat yang sangat penting yaitu Stereoskop

30

Anda mungkin juga menyukai