Anda di halaman 1dari 22

BAB V

MULTIVIBRATOR
A. Pendahuluan

1. Deskripsi

Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca


khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep
dasar Multivibrator. Konsep dasar multivibrator meliputi pengertian
multivibrator, jenis-jenis multivibrator, cara kerja multivibrator,
karakteristik multivibrator dan aplikasi multivibrator dalam
elektronika digita.

2. Manfaat

Multivibrator merupakan salah satu komponen penting dalam sistem


elektronika digital. Multivibrator dapat digunakan untuk penyusunan
berbagai macam sistem dan rangkaian elektronika digital, misalnya
untuk menyusun counter, register, flip-flop dan pembangkit
gelombang. Dengan memahami cara kerja dan karakteristik
multivibrator, mahasiswa akan lebih mudah memahami rangkaian
elektronika yang lebih kompleks.

3. Kemampuan yang diharapkan

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswadiharapkan dapat


menjelaskan cara kerja multivibrator dan penerapannya dalam sebuah
sistem digital.
4. Petunjuk Belajar

Disarankan kepada para mahasiswa agar memahami kompetensi dasar


yang akan dicapai pada bab ini dan menjadikan kompetensi dasar
tersebut sebagai pedoman atau arah dalam mempelajari materi.
Langkah berikutnya adalah mencoba mengkaji materi pada bab ini
melalui bagian demi bagian dengan mengacu pada kompetensi dasar.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menandai (menggarisbawahi,
memberi warna dengan stabilo, dll.). Mahasiswa juga dapat
menambahkan catatan-catatan penting pada bagian-bagian tertentu,
atau mencatat kesulitan-kesulitan yang ditemukan untuk didiskusikan
dengan teman atau ditanyakan kepada dosen pengampu. Untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
dipelajari, mahasiswa dituntut melaksanakan tugas-tugas maupun
perintah yang terdapat pada bab ini, termasuk mengerjakan latihan
maupun soal-soal yang ada. Selanjutnya, mencocokan pekerjaan
dengan kunci jawab yang tersedia. Langkah terakhir yang perlu
dilakukan mahasiswa adalah memperdalam materi pada bab ini
dengan menghubungkan buku-buku sumber lain yang relevan

5. Prasyarat

Agar dapat tercapai tujuan pembelajaran dan pembaca mampu


menguasai kompetensi dasar yang diharapkan, pembaca diharapkan
sudah memiliki pengetahuan dan kompetensi dasar sebagai prasyarat
sebagai berikut :
a. Telah memahami dan mengerti konsep dasar teknik digital
b. Telah memahami dan mengerti konsep dasar gerbang-gerbang
logika dasar dan aplikasinya dalam rangkaian elektronika digital
c. Telah memahami dan mengerti konsep dasar komponen
elektronika analog : Op-Amp, Kapasitor, Resistor dan Resistor
B. Penyajian

1. Konsep Dasar

Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan


untuk menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang
dapat menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai
pewaktu (timer) dari rangkaian-rangkaian sekuensial.

Multivibrator beroperasi sebagai osilator, yaitu sebagai sebuah


rangkaian pembangkit sinyal, di mana sinyal yang dihasilkan pada
keluaran akan berbentuk gelombang persegi (square wave).

Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu


keadaan stabil dan keadaan tak stabil

a. Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf amplitudo sinyal keluaran


adalah tetap/stagnan pada suatu nilai tertentu.

b. Keadaan tak stabil adalah keadaan di mana taraf ampiltudo sinyal


selalu berubah-ubah mengikuti denyut tegangan pada komponen aktif.

Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju pengisian/pengosongan


kapasitor yang besarnya ditentukan dari kapasitas kapasitor.

2. Prinsip Kerja Multivibrator

Rangkaian multivibrator terdiri dari komponen penguat aktif yang dikopel


silang dengan komponen-komponen pasif (resistor dan kapasitor).

Prinsip kerja dari sebuah rangkaian multivibrator dapat dijelaskan dengan


model pengisian dan pengosongan kapasitor yang berulang-ulang.
Gambar 1 Prinsip Kerja Multivibrator

Keterangan : a. Rangkaian dasar RC saat pengisian dan pengosongan


tegangan kapasitor
c. Kurva pengisian kapasitor
d. Kurva pengosongan kapasitor

Fungsi resistor pada rangkaian multivibrator adalah sebagai sumber arus


bagi pengisian muatan kapasitor, sedangkan kapasitor berfungsi sebagai
kopel yang akan menentukan besar tegangan dari komponen penguat yang
aktif.

Persamaan. 1 Persamaan perubahan tegangan kapasitor

dimana:
Δv = perubahan tegangan kapasitor.
E = perbedaan tegangan antara tegangan kapasitor yang pertama dan
tegangan total.
e = ketetapan yang bernilailog (2,718)
t = waktu saat pengisian kapasitor
R = resistansi, ohm
C = kapasitansi, farad

Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan transistor bipolar (bipolar


junction transistor, BJT), FET dan penguat operasional (operational
ampilfier, op-amp), yang mana bentuk rangkaian untuk setiap komponen
aktif perlu disesuaikan dengan karakteristik dari setiap komponen aktif
tersebut.

Karena cara kerja FET lebih rumit dari cara kerja BJT, rangkaian
multivibrator pada umumnya dibuat dengan rangkaian BJT.

3. Jenis-Jenis Multivibrator

Berdasarkan bentuk sinyal keluaran (output), multivibrator dapat dibagi ke


dalam 3 jenis, yaitu:

a. Multivibrator astabil (astable multivibrator)


b. Multivibrator monostabil (monostable multivibrator)
c. Multivibrator bistabil (bistable multivibrator)
a. Multivibrator Astabil
Multivibrator astabil adalah multivibrator yang bersifat free-
running, yaitu tidak memiliki keadaan stabil yang permanen pada
suatu periode tertentu, oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu
masukan (input).

Waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada waktu


pengisian dan pengosongan kapasitor pada rangkaian.

Catatan:
C =C
1 2
R =R
2 3

Gambar 2 Multivibrator astabil menggunakan komponen


transistor BJT

Cara Kerja:

1. Keadaan 1
a. Q1 menahan tegangan kaki R1 dan C1 yang terhubung pada
kolektor di 0 V.

b. Kapasitor C1 diisi melalui R2 hingga tegangan basis Q2


mencapai 0,6 V.

c. R3 menaikkan tegangan basis-emitor Q1, tetapi dioda basis-


emitor Q1 menahan tegangan basis pada taraf 0,7 V.

d. R4 mengisi muatan C2 hingga mencapai tegangan sumber (VCC),


yang waktu pengisiannya lebih cepat dari waktu pengisian C1.

e. Karena tegangan basis-emitor mencapai 0,7 V, maka Q2 aktif,


dan menahan tegangan kaki R4 dan C2 yang terhubung pada
kolektor Q2 di 0 V.

f. Tegangan basis-emitor Q1 akan menurun kurang dari 0 V, yang


mengakibatkan Q1 nonaktif

g. R1 dan R2 akan mengisi muatan kapasitor hingga mencapai


tegangan sumber (VCC), akan tetapi dioda basis-emitor Q2
menahan tegangan basis-emitor pada taraf 0,7 V

2. Keadaan 2

Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1, di mana pada


keadaan awal Q1 nonaktif, sedangkan Q2 aktif. Siklus pengisian dan
pengosongan akan berulang jika tegangan basis transistor mencapai
0,6 V.
Gambar 3 Rangkaian Multivibrator Astabil
(Op-Amp)

Cara Kerja

1. Keadaan 1 (output op-amp bernilai 1)

Tegangan yang melalui kapasitor C1 akan meningkat karena


adanya arus yang melalui R3 dari nilai awal t = 0 hingga keadaan t,
yang menyebabkan output op-amp menjadi bernilai 0.

2. Keadaan 2

Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1, di mana terjadi


pengosongan kapasitor hingga waktu t sehingga output op-amp berubah
dari nilai 0 kembali pada nilai 1.

Pada aplikasi praktis, multivibrator dapat dibangun dari sebuah IC 555.


Dengan menggunakan IC, kita hanya memerlukan tambahan rankaian
RC sebagai pengatur variable waktu pengisian dan pengosongan
kapasitor,Selebihnya, bentuk gelombang akan dihasilkan dari IC
tersebut.

Gambar 4 Blok diagram dari IC pewaktu 555 dengan komponen


eksternal

IC pewaktu 555 sudah banyak dikenal sebagai suatu IC pewaktu yang


general purpose. 555 berasal dari tiga buah resistor yang terdapat pada
rangkaian tersebut yang masing-masing nilainya adalah 5 KΩ.
Resistor ini akan membentuk rantai pembagi tegangan dari VCC ke
ground. Ada tegangan sebesar 1/3 VCC pada komparator 1 yang
melewati resistor 5 KΩ yang pertama. Dan tegangan 2/3 VCC pada
komparator 2 yang melewati resistor 5 KO yang kedua. Komparator
disini berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya output
berdasarkan perbandingan level tegangan analog pada input. Jika
input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan
bernilai tinggi. Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input
negatif maka outputnya akan bernilai rendah.

Gambar 5 Grafik Tegangan pada IC 555

Untuk menentukan waktu pengosongan kapasitor ( tLO ) dapat


digunakan persamaan berikut:

Untuk menentukan waktu pengisian kapasitor ( tHI ) dapat digunakan


persamaan berikut:

Sedangkan duty cycle dan frekuensi, ergantung pada parameter diatas:


b. Multivibrator Monostabil
Multivibrator monostabil adalah multivibrator yang memiliki satu
kondisi stabil dan satu kondisi tak stabil. Mempunyai satu buah
masukan denyut pemicu (input trigger pulse) untuk mengubah keadaan
stabil dan tak stabil. Keadaan stabil akan menjadi tak stabil apabila
diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada
komponen penguat yang sedang aktif. Jika suatu denyut masukan
berulang-ulang yang diterapkan pada rangkaian dapat
mempertahankan kondisi tak stabil, maka rangkaian tersebut disebut
retriggerable monostable. Sebaliknya jika suatu denyut masukan
berulang-ulang yang diterapkan pada rangkaian tidak mempengaruhi
periode kondisi tak stabil, maka rangkaian tersebut disebut
nonretriggerable monostable.

Gambar 6 Rangkaian Multivibrator Monostabil (BJT)


1. Keadaan stabil (Q2 aktif)

a. Jika diberi suatu denyut masukan pada basis Q2, maka


kapasitor C1 akan mengosongkan muatan karena tegangan pada
titik sambungan R3 dan R4 adalah 0 V, sehingga tegangan basis
dari Q2 berada di bawah tegangan ground (0 V), yang
menyebabkan Q2 berada dalam daerah cut-off sehingga Q2
nonaktif.

b. Arus basis Q1 akan naik dengan cepat mencapai nilai 0,7 V


akibat tidak adanya kapasitor pada R3 , sehingga Q1 berada
dalam daerah aktif dalam waktu yang relatif singkat, dan
keadaan ini merupakan keadaan tak stabil.

2. Keadaan tak stabil

a. Kapasitor C1 akan diisi muatannya oleh R1 & R2, sehingga arus


basis Q2 akan naik mencapai 0,7 V , dan akibatnya Q2 berada
dalam daerah aktif, yang menandakan bahwa multivibrator
dalam keadaan stabil.

b. Saat C2 berada dalam keadaan jenuh, jika ada suatu denyut


masukan pada basis Q2, maka siklus pengosongan dimulai
kembali hingga Q1 kembali aktif.
Gambar 7 Multivibrator Monostabil (Op-Amp)

Cara Kerja

1. Keadaan stabil

Dioda D1 akan menahan (clamp) tegangan pada titik


sambungan masukan negatif pada op-amp sebesar 0,6 V, yang
menyebabkan output op-amp tetap.

2. Keadaan tak stabil

Jika diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative


trigger pulse) pada C2, maka pada titik sambungan dioda D2
dengan masukan positif op-amp akan timbul denyut dengan
amplitudo cukup besar yang menyebabkan output op-amp menjadi
kebalikan dari keadaan sebelumnya.
c. Multivibrator Bistabil
Multivibrator bistabil adalah multivibrator yang memiliki dua
keadaan stabil. Tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena
tidak memiliki kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat
diatur oleh pemicu (trigger) eksternal. Memiliki dua keadaan ‘set’ dan
‘reset’ yang menyebabkan pada keadaan awal komponen-komponen
aktif menghantar.

Gambar 8 Rangkaian Multivibrator Bistabil (BJT)

Cara Kerja

a. Pada awal rangkaian diaktifkan, kedua transistor berada dalam


keadaan aktif karena tak adanya kapasitor.
b. Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal ‘set’, maka Q1 akan
berada pada daerah aktif, sedangkan Q2 akan berada pada daerah
cut-off.

c. Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal ‘reset’, maka Q2


akan berada pada daerah aktif, sedangkan Q1 akan berada pada
daerah cut-off.

Gambar 9 Rangkaian Multivibrator Bistabil


(Op-Amp)

Cara Kerja

Ada/tidaknya denyut masukan dari terminal VIN mempengaruhi


nilai keluaran (output) dari op-amp, di mana jika ada sinyal
masukan pada terminal masukan negatif op-amp, maka akan
timbul nilai ‘1’ pada terminal keluaran dan begitu juga sebaliknya
untuk nilai ‘0’ pada keluaran diperoleh dengan meniadakan sinyal
masukan pada terminal masukan negatif.
4. Karakteristik Multivibrator

a. Karakteristik Multivibrator Astabil


Multivibrator astabil memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki waktu tunda pengisian dan pengosongan kapasitor.

2. Tidak memiliki masukan (input) karena keadaan ditentukan


oleh besarnya tegangan pada komponen penguat aktif.

3. Periode waktu osilasi

T  t1  t 2
t1  VBE R1C3
t 2  VBE R2C2

4. Frekuensi osilasi

1 1
f  
T 2VBE RC

5. Bentuk gelombang multivibrator astabil


Gambar 10 Bentuk gelombang multivibrator astabil

b. Karakteristik Multivibrator Monostabil


Multivibrator monostabil memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Keadaan tak stabil dicapai dengan menerapkan sinyal pemicu


ujung negatif (negative edge triggering).

2. Memiliki 1 buah masukan pada salah satu komponen kopel


yang mengatur keadaan stabil dan tak stabil.

3. Periode waktu osilasi adalah selang waktu yang dibutuhkan


untuk mengubah keadaan rangkaian dari keadaan stabil
menjadi tak stabil, yang dirumuskan dengan:

  VBE RC

4. Bentuk Gelombang Multivibrator Monistabil


Gambar 11 Bentuk Gelombang Multivibrator Monistabil

5. Aplikasi Multivibrator

a. Aplikasi Multivibrator astabil


Kegunaan dari multivibrator astabil antara lain:

1. Sebagai pembangkit sinyal yang menghasilkan gelombang


keluaran dengan periode tetap.

2. Sebagai rangkaian pembangkit denyut lonceng (clock pulse)


untuk rangkaian pencacah (counter), penghitung waktu (timer),
modulator dan rangkaian logika digital lainnya.

b. Aplikasi Multivibrator monostabil


Kegunaan dari multivibrator monostabil antara lain:

1. Peregangan periode waktu terhadap denyut sinyal keluaran


(pulse stretching).
2. Sebagai rangkaian pendeteksi ujung jatuh pada denyut
rangkaian flip-flop.

c. Karakteristik Multivibrator bistabil


Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain:

1. Membangkitkan dan memproses sinyal-sinyal denyut.

2. Melakukan operasi-operasi seperti penyimpanan bit data dan


operasi logika (aljabar Boole)

3. Pembentuk sistem memori dalam bentuk flip-flop RS atau JK.

C. Penutup

1. Rangkuman

Pada pkok bahasan ini dipelajari mengenai multivibrator. Terdapat 3 jenis


multivibrator yaitu :

a. Multivibrator astabil,
b. Multivibrator monostabil
c. Multivibrator bistabil.

Multivibrator dibangun menggunakan pronsip pengosongan dan pengisian


tegangan pada rangkaian RC. Pada prakteknya, multivibrator dapat
dibangun menggunakan transistor, op-amp dan yang paling mudah
menggunakan IC pewaktu 555.

Pada multivibrator astabil sebagai pembangkit gelombang kotak, frekuensi


dan dutycycle dapat ditentukang menggunakan komponen eksternal yang
terdiri atas rangkaian RC.
2. Evaluasi

a. Soal

1. Berdasarkan gambar diatas,anggap bahwa mulanya tegangan pada


kapasitor berisi sebesar 1 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
setelah saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 1 dan tegangan
kapasitor menuju 3 V.
2. Berdasarkan gambar yang sama, anggap bahwa mulanya tegangan
kapasitor berisi sebesar 4,2 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
jika saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 3 dan menyebabkan
tegangan pada kapasitor drop menjadi 1,5 V.

b. Kunci Test Formatif


1. Jawaban soal 1

∆v = 3 V −1 V
=2V
E = 5 V −1 V
= 4 V,
Kemudian gunakan persamaan
1
T = RC ln ( ∆𝑉 )
1− ⁄𝐸
1
=10 KΩ ∙ 0,047 µF ∙ (1−2⁄ )
4
=0,326 µs
2. Jawaban soal 2

Soal ini merupakan prinsip laju pengosongan tegangan pda


kapasitor:

∆v = 4,2 V −1,5 V
= 2,7 V
E = 4,2 V −0 V
= 4,2 V

Kemudian gunakan persamaan perhitungan pengosongan kapasitor:


1
T = RC ln ( ∆𝑉 )
1− ⁄𝐸
1
=10 KΩ ∙ 0,047 µF ∙ ( )
1−2,7⁄4,2
=0,484 µs

Bentuk grasik pada pengosongan kapasitor tersebut:


D. Daftar Pustaka

E. Senerai

Anda mungkin juga menyukai