Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas pangan yang sangat
penting bagi Indonesia, dimana menjadi sumber makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk
Indonesia. Besarnya akan kebutuhan padi tersebut, mendorong petani untuk meningkatkan hasil
produksi padinya. Peningkatan produksi yang dibutuhkan tidak hanya dari segi kuantitas, namun
juga secara kualitas.
Peningkatan produksi padi dapat dilakukan dengan cara tindakan agronomi melalui
manipulasi genetik dan manipulasi lingkungan tumbuh. Manipulasi genetic melalui pemuliaan
adalah dengan cara memanfaatkan sumber keragaman genetic yang tersedia berupa varietas
lokal. Upaya perakitan terutama diarahkan untuk mendapatkan varietas unggul yang memiliki
potensi hasil tinggi, tahan kekeringan, kebanjiran, kerebahan, tahan terhadap suhu rendah,
keracunan atau defesiensi hara. Salah satu cara manipulasi lingkungan adalah dengan cara
pemupukan.
Pupuk merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan
produktivitas tanaman pangan. Nitrogen (N) merupakan unsur pokok pembentuk protein dan
penyusun utama protoplasma, khloroplas, dan enzim. Dalam kegiatan sehari-hari peran nitrogen
berhubungan dengan aktivitas fotosintesis, sehingga secara langsung atau tidak nitrogen sangat
penting dalam proses metabolisme dan respirasi. Pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar
daun dan jumlah gabah dipengaruhi oleh ketersediaan N. Begitu besarnya peranan N bagi
tanaman, maka perlu perhatian khusus dalam penyediaannya.
Rendahnya hasil tanaman padi di Indonesia terutama disebabkan karena varietas yang
sudah dibudidayakan tidak efisien dalam penyerapan unsur hara N. Berbagai studi telah
dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian untuk menghasilkan varietas yang berdaya hasil tinggi.
Namun demikian sumbangan varietas unggul dalam peningkatan produksi padi hanya terfokus
pada tingginya penggunaan input, dan kurangnya perhatian terhadap pelestarian sumber daya
alam.
Padi lokal merupakan plasma nuthfah yang mempunyai keragaman genetik yang tak
ternilai harganya. Sebagai langkah awal, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap varietas lokal
yang baik terhadap serapan nitrogen. Diharapkan dari evaluasi yang dilakukan diperoleh
informasi yang berguna untuk menunjang program pemuliaan padi, sehingga diperoleh varietas
yang efisien terhadap pemupukan N dan berdaya hasil tinggi.

1.2 Rumusan Maslaah


Dari pejelasan di atas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimanakah peranan Nitrogen dalam tanaman
2. Bagaimanakah tanaman padi dapat mengefisiensikan penggunaan N

1.3 Tujuan

Tujuannya yaitu :
1. Untuk Mengetahui bagaimana peranan Nitrogen dalam tanaman
2. Untuk mengetahui bagaimana tanaman padi dapat mengefisiensikan penggunaan N

1.3 Manfaat
Manfaatnya yaitu:
1. Dapat Mengetahui bagaimana peranan Nitrogen dalam tanaman
2. Dapat mengetahui bagaimana tanaman padi dapat mengefisiensikan penggunaan N

II. PEMBAHASAN

2.1 Peranan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Tidak dipungkiri bahwa pupuk N mampu membantu mewujud- kan keinginan petani dalam
men- capai hasil panen yang tinggi. Kon- tribusi pupuk N dalam dunia per- tanian semakin
meningkat setiap tahunnya. Kebutuhan dunia terha- dap pupuk N diprediksi akan men- capai 100 juta
ton per tahun (IFA- Int’l Fertilizer Industri Ascociation). Sayangnya, kontribusi pupuk N- anorganik
dalam meningkatkan performa hasil tanaman diikuti pula dengan pengaruh negatifnya terhadap
lingkungan, seperti pencemaran tanah, udara maupun air akibat “sisa” pupuk N berupa N2O yang
tidak terserap oleh tanaman.

Nitrat (NO3-) dan ion-ion amonium (NH4+) merupakan sumber nitrogen utama yang dapat diserap
oleh tanaman. Pada sistem budi daya tanaman, sumber N di alam dapat berasal dari tanah,
nitrogen hasil mineralisasi material organik dan sisa tanaman, fiksasi N oleh mikroflora di rizosfer,
penangkapan N dari atmosfer serta air irigasi.

Namun, secara keseluruhan hanya merepresentasikan 1-4% nitrogen total dalam tanah. Nitrogen
indigenous tersebut ditambah pemupukan N-organik berkontribusi penyedia N-pool di dalam tanah
yang tidak semuanya terserap oleh ta- naman. Sisa N yang tidak terserap akan dilepas ke atmosfer
atau hilang melalui volatilisasi, denitrifikasi maupun pencucian oleh hujan. Oleh karena itu, ada
sinyalemen, sektor pertanian dianggap bertanggung jawab sebagai penyumbang efek rumah kaca
(emisi GHG) terbesar kedua di dunia setelah sektor transportasi, di mana 1/3 dari emisi GHG tersebut
diproduksi oleh pupuk N.

Para peneliti berasumsi bahwa penyebab utama peningkatan signi- fikan nitro oksida adalah
nitrogen yang terkandung dalam pupuk, yang menstimulasi mikroba di ta- nah untuk
mengkonversi nitrogen menjadi nitro oksida lebih cepat dari biasanya. Asumsi ini tidak ber- maksud
mendiskriditkan pupuk nitrogen, tetapi menjadi langkah ke depan yang lebih bijak dalam pe- rubahan
penggunaan pupuk dan praktik pertanian yang akan mem- bantu memitigasi pelepasan nitro oksida
ke atmosfer. Pada lahan sa- wah, efisiensi serapan pupuk N oleh tanaman padi kurang dari 50%
meskipun dengan pengelolaan yang baik. Sisanya hilang akibat ter- volatilisasi dalam bentuk
amonia, pencucian, dan pengairan. Pada lapisan reduksi, pupuk N hilang menguap dalam bentuk gas
N2O karena proses nitrifikasi dan denitri- fikasi. Gas N2O juga dapat terbentuk melalui proses oksidasi
biologi.

Di tanah, nitrat dan ammonium adalah senyawa utama yang diha- silkan oleh pupuk N.
Senyawa ini masuk ke dalam akar dimediasi oleh minimal dua sistem transport ion. Begitu nitrat
masuk ke dalam sel tanaman, senyawa akan dire- duksi oleh enzim nitrat reduktase menjadi nitrit dan
ditransport ke plastid. Di dalam plastid, nitrit di- konversi menjadi amonium oleh nitri reduktase.
Amonium masuk dalam siklus glutamin dan glutamat sintase untuk menghasilkan gluta- min dan
glutamat. Golongan amino glutamat dapat ditransfer menjadi beragam asam amino oleh enzim
aminotransferase

Umumnya, usaha meningkat- kan efesiensi penggunaan N oleh tanaman dilakukan pada tahapan
awal serapan N dan metabolisme- nya, seperti memanupilasi enzim nitrat reduktase dan glutamin
sin- tase atau bagian nitrat transporter- nya. Overekspresi dari gen yang menyandikan glutamin sintase
pa- da jagung dan padi diketahui me- ningkatkan pertumbuhan, akumulasi N, dan pengisian bulir.
Faktor transkripsi Dof1 dari jagung juga diketahui mempunyai peran sangat penting dalam
pertumbuhan ta- naman pada kondisi kekurangan N. Misalnya, tanaman Arabidopsis yang membawa
gen ini mampu tumbuh baik pada kondisi N rendah.

Anda mungkin juga menyukai