Anda di halaman 1dari 95

PENGETAHUAN DASAR

SUMBER BENIH

PELATIHAN PENILAI SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN


RUMPIN, JUNI 2019
• Nama : Kusdamayanti
• Jabatan : Kepala BDLHK Bogor
• Lahir : Pekanbaru, 15 Agustus 1967
• Pendidikan :
S1 Ilmu dan Teknologi Benih, IPB
S2 Ilmu Pengetahuan Kehutanan, IPB
S3 Ilmu Administrasi Publik, Unibra Malang
• Pelatihan:
ToT on Forestry Seed 2001
Forestry Seed Introduction 2003
Seed Sources Identification 2004
Magang di BPTH Sumatera dan Sulawesi 2013
• Pengalaman :
Widyaiswara 2001-Maret 2018
Ka BDLHK Bogor Maret 2018-sekarang
• Email: kusdamayanti@yahoo.com
• Hp : 081310369464 2
HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta
mampu menjelaskan
pengetahuan dasar
tentang sumber benih.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata pelatihan
ini, peserta dapat:
• Menjelaskan konsep dan prinsip
konservasi sumberdaya genetik
• Menjelaskan sumber benih dan
mutu benih
• Menjelaskan pembangunan dan
penunjukan sumber benih
• Menjelaskan pengelolaan sumber
benih
Pokok Bahasan
I. Pendahuluan
II. Konsep dan Prinsip
Konservasi Sumberdaya
Genetik
III. Sumber benih dan mutu
benih
IV. Pembangunan dan
Penunjukan Sumber Benih
V. Pengelolaan Sumber Benih
BAB I.
PENDAHULUAN
Apa yang sudah anda ketahui
tentang SUMBER BENIH???
Pengetahuan dasar

•Keragaman (variation)
•Basis genetik (genetic
base)
•Biologi benih
(pembungaan,
polinator, in-breeding)
Gen :
Unit terkecil dari materi
genetik.

Gen bertanggung jawab


untuk membawa sifat
yang diwariskan dari
induk kepada
keturunannya maupun
untuk diekspresikan
pada suatu individu
Allele :
Bentuk alternatif dari gen;
variasi bentuk dari gen.
individu dalam
spesies yang
sama dapat
berbeda
berdasarkan
penampakannya
• Populasi : Sekumpulan individu
dengan ciri yang sama (spesies
sama) yang hidup di lokasi
yang sama dan memiliki
kemampuan reproduksi
diantara sesamanya.
• Populasi merupakan
wadah/sarana pertukaran
allele yang dimiliki oleh
individu-individu anggotanya.
Tugas 1

• Diskusikan faktor-faktor yang


mempengaruhi penampakan
suatu tanaman
• Tuliskan dalam sebuah meta
card
• Waktu 5 menit
Iklim

Genus
Tanah

Spesies
Kerapatan
Tegakan
Provenan
Agen Lingkungan Genotipa
Biotis
Tegakan
Perlakuan
Silvikultur
Pohon
Ketinggian

Di dalam
pohon
Kelerengan
P = G + E + (G×E)
sedangkan G = A + NA

Phenotype = Genotype + Environment + Interaction


Genotype = Additive + Non Additive
Organisme berbeda disebabkan oleh:
• Perbedaan genetik antar individu
• Perbedaan lingkungan di mana individu tersebut
tumbuh’
• Interaksi antara genotipa dan lingkungan di mana
mereka berada
Sumber keragaman :
….terutama: perkembangan

Pohon tua

Pohon muda

Hutan tidak seumur dari satu spesies pada tapak seragam


Sumber keragaman :
….terutama: lingkungan
Angin

Tanah dangkal

Pohon tertekan

Drainase jelek
Hutan seumur dari satu spesies pada tapak bervariasi
Sumber keragaman
….terutama: genetik
Pohon plus
Melintir Bercabang
Menggarpu

Spesies A Spesies B

Hutan seumur dari dua spesies pada tapak seragam


Terutama
genetik
Apa pendapat saudara
tentang sumber
keragamannya?
Selain dapat diperkirakan
…………
Uji Provenansi

Variasi antar tegakan

 Trial GP080, Solomon


 Kanan depan
provenan SC4034,
India Utara-Timur
 Kiri belakang
provenan SC4017,
India Utara-Timur
(Danida, 1995)
Uji Keturunan

Bagaimana keragamannya?
Tugas 2
1. Buat kelompok yang terdiri dari 5 orang
2. Diskusikan:
Untuk Sumber Benih, Faktor apa yang penting?
• Genetik atau lingkungan?
• Bagaimana membedakan?
3. Waktu: 10 menit
•Dengan demikian, sumber benih
sebaiknya diidentifikasi atau
dibangun pada lokasi yang kondisi
lingkungan seragam…..
•Mengapa?
Ukuran Populasi dan
Struktur Genetik Hutan
Genetic drift
What is a bottleneck?

Leher botol dapat terjadi apabila terjadi


1400 Crash penurunan jumlah individu yang drastis,
1200 karena dampak perubahan lingkungan
1000
yang tiba-tiba maupun yang perlahan, atau
Recovery karena kolonialisasi secara alami maupun
800 buatan yang menyebabkan jumlah individu
N
600
dalam populasi menurun drastis. Pada
model ini, populasi mampu pulih seperti
400 sediakala.
200 Tidak semua populasi dapat pulih!
Bottleneck
Apakah saudara pernah menjumpai
0 fenomena ini?
Time
What is a bottleneck?

1400 Crash
Sebaliknya, ada populasi yang
mengalami kejadian leher botol
1200
tidak pernah pulih seperti
1000 sediakala. Bahkan jumlahnya
semakin menurun, dan mungkin
800 Insular or captive menuju kepunahan.
N
population Apakah saudara pernah
600
mengamati fenomena ini?
400 Bagaimana dengan jumlah pohon
Bottleneck pada sumber benih yang telah
200 diidentifikasi dan disertifikasi ?
0
Apa fenomena leher botol?

Populasi (termasuk pohon) dapat menurun bahkan


punah karena:
– perubahan lingkungan yang bertahap atau tiba-
tiba,
– Pengaruh kolonialisasi alami atau buatan.
– mengambil contoh yang relatif
kecil dari suatu populasi
Gambar ini
menunjukkan grafik
model tentang ukuran
populasi yang efektif.
Pada populasi yang
berukuran 20 individu,
keragaman setelah 10
generasi relatif stabil.
Keragaman genetik untuk tanaman hutan sangat penting! Karena apa?

Pertama, pohon ditanam pada


bentangan lahan yang sangat Kedua, pohon menghadapi
bervariasi kondisi lingkungan kondisi iklim yang berubah
(biotik maupun abiotiknya), selama siklus hidupnya.
sehingga pohon harus Ada beberapa spesies yang
mempunyai kemampuan berumur 100 tahun!
beradaptasi yang tinggi.

Keempat, sebab sebab


Ketiga, pohon tidak dapat
yang belum diketahui
berjalan satu langkahpun!
manusia.
Ingat: minimal 20 individu
yang tidak berkerabat!
STRUKTUR GENETIK HUTAN ALAM VS TANAMAN

Hutan alam
Generasi N

Sebaran benih

Hutan alam Hutan tanaman


Generasi N+1 Generasi N + 1

Tidak berkerabat
Berkerabat

Generasi N+2 Silang dalam Generasi N+2 Persilangan


Kelompok famili A Kelompok famili B Kelompok famili C

Gambar 1. Struktur Famili di Hutan Alam. Satu kelompok famili merupakan saudara tiri.
Sangat penting untuk mendapatkan minimal 25 kelompok famili di dalam sumber benih.
Direproduksi dari Eldridge, et. al. 1992.
• Sumber benih sebaiknya
diidentifikasi atau dibangun pada
atau dari tegakan pohon yang basis
genetiknya lebar (broad genetic-
base)
• Mengapa?
Polinator dan Silang Dalam
Di mana informasi genetik ditemukan?

Mayoritas informasi genetik Informasi genetik dipindahkan tanpa


disimpan dalam inti sel dan perubahan kepada pohon/tanaman
diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya

Diwariskan oleh kedua orangtuanya Diwariskan oleh satu orangtua


Pollination/Penyerbukan
proses perpindahan “pollen” dari kelamin jantan (anther)
ke kelamin betina (stigma-ovum)

• Oleh benda mati : Angin dan air


• Oleh mahluk hidup :
• Serangga (semut, kupu2, lebah dll)
• Burung
• Kelelawar
• Manusia
agents of pollination....
Ukuran populasi juga dipengaruhi oleh pola penyebaran
buah/benih

penyebaran buah/benih dapat menentukan apakah suatu


tegakan berkerabat (in-breeding) atau tidak....
menentukan jarak antar tanaman...
silang dalam vs silang luar
silang dalam
vs
silang luar
Bentuk sumber benih juga berpengaruh terhadap inbreeding...

Sketsa SB PBuaya di Buleleng 1:4000 Luas 5,75 Ha

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

-2

Sketsa SB SKecik di Buleleng 1:2000 Sketsa SB Mimba1 di Buleleng 1:3000 Luas 5,45 Ha
Luas 1,80 Ha

8
16

6
14

4
12

2
10

0
8
0 2 4 6 8 10 12

-2
6

4 -4

2 -6

0 -8
-2 0 2 4 6

-2 -10
Sketsa SB Mimba2 di Buleleng 1:4000 Luas 8,52 Ha Sketsa SB Mhoni di Buleleng 1:1000 Luas
0,54 Ha

10
4

8
2

6
0
0 2 4 6 8

4
-2

2
-4

0 -6
0 2 4 6 8 10 12

-2 -8

-4 -10

Bandingkan bentuk sumber benih di atas...


Apa pengaruh silang dalam (in breeding) terhadap benih?

X : silang dalam (inbreeding, perkawinan kerabat)


V : silang luar (outbreeding)
Ingat:
minimalkan atau hindari
perkawinan kerabat
(in-breeding)!
Cara praktis menghindari resiko “silang
dalam” adalah tidak mengumpulkan
benih dari:
• Populasi pohon yang berbunga sedikit
• Populasi pohon dengan basis genetik
sempit
• Beberapa pohon terisolasi
• Pohon-pohon berbunga di luar musim
• Sumber benih
diidentifikasi atau
dibangun pada
tegakan yang rendah
tingkat “silang
dalam” nya (in
breeding)
• Mengapa?
• Bagaimana? Sumber Benih Gmelina di Konawe
BAB II.
KONSERVASI
SUMBERDAYA GENETIK
• Areal Konservasi Sumberdaya
Genetik: Suatu areal/kawasan
yang di dalamnya terdapat
sumberdaya genetik (flora
dan/atau fauna) yang memiliki
nilai konservasi dan ditetapkan
untuk melindunginya dalam
jangka yang panjang.
Tujuan:
pembangunan,
pengelolaan dan
penetapan ASDG
dimaksudkan untuk
melindungi sebanyak
banyaknya gen/allele agar
jenis target dapat
berkembang biak secara
alami sehingga tidak
mengalami penurunan
kualitas genetiknya akibat
erosi genetik akibat kawin
kerabat (inbreeding).
ASDG Jabon
• Spesies target yang akan dilestarikan,
terlebih dahulu ditetapkan berdasarkan
skala prioritas dan disesuaikan dengan
target yang direncanakan.
• Pemilihan spesies dalam rangka
penetapan jenis prioritas untuk
dilakukan konservasi sumberdaya
genetik didasarkan pada beberapa
faktor, yaitu:
 status kelangkaan suatu spesies,
 kepentingan ekonomi,
 aksesibilitas lokasi, dan
 ketersediaan sarana dan prasarana
• Dalam penyusunan strategi
konservasi SDG juga
mempertimbangkan faktor lain
seperti :
 tingkat kerawanan lokasi
terhadap kebakaran,
 perambahan,
 illegal logging,
 banjir,
 longsor dan
 lain-lain.
Lokasi yang dipilih untuk konservasi sumberdaya genetik in situ pada
dasarnya dilakukan berdasarkan pertimbangan:
• Kelimpahan spesies prioritas di dalam lokasi
• Resiko dan tingkat ancaman yang rendah terhadap kelestarian
• Organisasi manajemen yang efisien
• Dukungan masyarakat lokal
• Sebaran tegakan yang kompak
Beberapa contoh kasus dalam pemilihan strategi
konservasi SDG adalah sebagai berikut :
a. Apabila populasi alami memiliki
keragaman yang sama pada beberapa
popu lasi/ kelompok, maka cukup dipilih
satu populasi yang memiliki tingkat
kerawanan paling rendah.
b. Apabila keragaman populasi tidak sama,
maka dipilih populasi/kelompok yang
memiliki keragaman paling tinnggi dan
dapat dilakukan pengkayaan allel yang
tidak dimiliki dari populasi/kelompok
lainnya.
c. Apabila keragaman populasi rendah
dan populasi tersebar luas, maka strategi
yang dipilih adalah konservasi in-situ
dengan cara mengumpulkan allel yang
ada pada satu populasi atau dengan
membangun tegakan baru sebagai areal
konservasi ek-situ.
d. Apabila potensi gangguan terhadap
populasi alami sangat tinggi dan
berpotensi punah, maka strategi yang
dipilih adalah konservasi ek-situ.
e. Pembangunan konservasi ek-situ juga
dapat dilakukan sebagai cadangan (back-
up) ketersediaan allel yang ada di
sebaran alami.
Konservasi Sumberdaya Genetik

1 2
Konservasi in situ Konservasi ex situ

Konservasi yang Konservasi yang


dilakukan terhadap dilakukan terhadap
spesies target yang spesies target yang
dilaksanakan di dalam dilaksanakan di luar
sebaran alaminya. sebaran alaminya
Kebun Benih Semai Uji Keturunan
(KBSUK) Jambon Merah di Desa
Belabori, Kecamatan Parangloe,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
(Sulsel).

• Pada umumnya upaya pembangunan konservasi ex situ


ditujukan untuk dua kepentingan, yaitu untuk
menunjang program pemuliaan (breeding) spesies target
dan program penyelamatan plasma nutfah (genetic
resources conservation).
• Konservasi untuk menunjang program pemuliaan dimulai
dengan pemilihan pohon induk spesies target yang
menekankan pada sifat fenotipik superior. Selanjutnya
pohon induk terseleksi tersebut digunakan untuk
mewujudkan beberapa elemen program pemuliaan
BAB III.
SUMBER BENIH
DAN MUTU BENIH
Tugas 3 (Pre test)
1. Benih adalah............
2. Bibit adalah..........
3. Sumber Benih adalah.......
4. Mutu benih ada 3 yaitu:
5. Sebutkan 7 kelas sumber benih tanaman hutan!
KONSEP MUTU BENIH
Definisi Benih
Benih : bahan tanaman yang berupa bahan generatif (biji)
atau bahan vegetatif yang digunakan untuk
pengembangbiakan tanaman hutan.
Konsep Mutu Benih
Mutu Fisik:
ukuran keutuhan, kebersihan &
keseragaman
Hasil kinerja pemrosesan benih
ekstraksi, pembersihan, sortasi
Mutu Fisiologis :
ukuran daya hidup(viabilitas) &
ketahanan (vigor)

Hasil kinerja penanganan benih


Mutu Genetis:
• menunjukkan keunggulan
sifat pohon
• menunjukkan tingkat
keterwakilan keragaman
genetik
• menunjukkan tingkat
perbaikan genetik dari
sumber benih

Hasil pemuliaan pohon,


pengelolaan sumber benih
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Benih

1. Mutu Fisik
- pemrosesan benih
2. Mutu Fisiologis
- keadaan pohon induk
- seluruh rangkaian penanganan benih
3. Mutu Genetis
- keunggulan sifat
- kelas sumber benih
PENINGKATAN MUTU BENIH MELALUI
SUMBER BENIH

Apakah peningkatan kelas sumber benih menjamin


peningkatan produksi tanaman?
Mutu Benih Vs Sumber Benih

Kualitas dan kuantitas tanaman hutan sangat


ditentukan oleh sifat genetik benih serta kondisi
lingkungan yang mempengaruhinya, dan dalam
ilmu pemuliaan dapat diformulasikan :

F = G + E +GE

Dimana : F = Fenotipe
G = Genotype
E = Enviroment
GE= Interaksi
Peningkatan produksi getah melalui pemuliaan

• Pada berbagai pinus (termasuk P. merkusii) produksi


getah pinus sangat kuat dikendalikan oleh faktor genetik,
jauh lebih kuat daripada pertumbuhan

• Seleksi genetik akan lebih efektif untuk meningkatkan


produksi getah

• Populasi untuk melakukan seleksi tersedia luas (tanaman


pinus di Jawa,Sulawesi dan materi infusi baru dari Aceh)
Bone Toraja

Blangkejeren KBS Jember


Strategi Pemuliaan Pinus merkusii

Uji Klon

Pohon
Plus

Tujuan:
- Produksi Kayu
- Bocor Getah
- Tahan Hama dan Penyakit
HASIL YANG DICAPAI
PEMULIAAN PINUS

• Perhutani memiliki KBS Pinus merkusii di 3


lokasi (Baturaden, Sempolan dan Sumedang),
luas 287,9 Ha, 22.236 pohon dan di dalamnya
terdapat 276 pohon kandidat bocor getah
•.

Kebun Benih Semai Pinus merkusii


Pemilihan Pohon Plus Bocor Getah s/d Tahun 2009
Produksi Getah
Calon Pohon Pohon Plus
No. Jenis Kegiatan Tahun Lokasi ((gr/ph/3 hr)
Plus Terpilih

Pemilhan Pohon Plus Tahap I 1. KBS Sempolan, Jember


1 2002 6.000 92 48,2 – 128,0
(Kerjasama dg Fak. Kehutanan UGM) 2. Sulawesi Selatan
1. 6 KPH di Unit II Jawa Timur 250
(Banyuwangi Barat, Jember, 48
252
Probolinggo, Bondowoso, Kediri dan 7.200
Pemilhan Pohon Plus Tahap II
2 2006 Lawu Ds.) 4.171
59,2 – 271,2
(Kerjasama dg Fak. Kehutanan UGM) 2. Popuasi Introduksi Aceh (KBS 6.200
Sempolan, Jember)
3. KBS Cijambu, Sumedang
6 KPH di Unit I Jawa Tengah Banyumas
Pemilhan Pohon Plus Tahap III
3 2007 Timur & Barat, Pekalongan Timur & 5.086 - -
(Kerjasama dg Unit I Jawa Tengah) Barat,Kedu Utara & Selatan)
1. 6 KPH di Unit I Jawa Tengah (lanjutan
Tahun 2007, Kerjasama dg Unit I
5.086 254 50  327
Jawa Tengah)
4 Pemilihan Pohon Plus Tahap IV 2008
1. KBS Baturraden, Banyumas Timur
(Mandiri Puslitbang Perhutani) 8.010 74 50  145

9 KPH di Unit III Jawa Barat


1.200 115 51 - 154
dan Banten :
Pemilhan Pohon Plus Tahap V
5 2009 (Sukabumi,Garut,Kuningan, Bogor,
(Kerjasama dg Unit III Jawa Barat ) Tasikmalaya, Purwakarta,Bandung Utara,
Sumedang, Ciamis).
Jumlah 1.085
UJI KETURUNAN PINUS BOCOR GETAH
Luas
No. Jenis Kegiatan Tahun Lokasi Asal Pohon Plus
(Ha)
Pembangunan Pertanaman Uji 1. KPH Banyuwangi Brt. 5
Keturunan Asal Benih Pohon 2. KPH Pekalongan Tmr. 5
Plus Tahun 2002 3. KPH Sukabumi 5
KBS Sempolan, Jember
1 2005
Sulawesi Selatan

Pembangunan Pertanaman Uji 6 KPH Unit II (Banyuwangi Brt,


Keturunan Asal Benih Pohon Bondowoso, Jember, Probolinggo,
2 2007 KPH Banyumas Barat 38.0
Plus Tahun 2006 Lawu Ds, Kediri), Luar Jawa
(Sulawesi)

Pembangunan Pertanaman Uji 6 KPH Unit II (Banyuwangi Brt,


Keturunan Asal Benih Pohon Bondowoso, Jember, Probolinggo,
3 2008 KPH Banyumas Barat 11.5
Plus Tahun 2006 Lawu Ds, Kediri), Luar Jawa
(Sulawesi)

6 KPH Unit I (Pekalongan Barat n


Pembangunan Pertanaman Uji
Timur, Banyumas Barat n Timur
Keturunan Asal Benih Pohon
4 2009 KPH Banyumas Barat 22.2 Kedu Utara n Selatan), KBS
Plus
Baturraden, KBS Sempolan, KBS
Cijambu.
J u m l a h 145.5
JENIS Pencapaian Hasil Progres
Pinus a. Program pemuliaan pinus 1976, tujuannya riap kayu. a. Rencana pengembangan pinus
- KBS di 3 lokasi Baturaden, Jember dan Cijambu. BCG seluas 49.355 ha.

- Produksi benih sekitar 5.000-6.000 kg/tahun b. Penyediaan bibit stek pucuk


pinus bocor getah.
b. Proses pemuliaan pinus bocor getah
Tujuanya pertumbuhan cepat, bocor getah dan tahan hama c. Tahun 2012 akan menanam stek
penyakit. pucuk seluas 2-5 ha sebagai uji
klon.
- Memiliki 1085 pohon plus (Jawa dan luar Jawa), produksi
getah > 50gr/3hari- 271gr/3 hari.

- Produksi benih pinus BCG 20 kg/tahun.

- Tahun 2009 mulai penelitian stek pucuk, hasilnya telah


ditemukan metode perbanyakannya.
PENGOLAHAN BENIH PINUS
Pinus merkusii

Konus Penjemuran
*Adalah buah dari Pinus merkusii, *Pengeringan Pemeraman
dimana setiap sayapnya berisi konus * Pematangan
benih (benih tua konus warna mempermudah konus yang masih
coklat, benih muda konus warna pengambilan benih muda
hijau)

Pengunduhan Benih
Pinus Mercusii
* Waktu pengunduhan benih
dilaksanakan sepanjang tahun,
dengan melihat kondisi buah
yang berubah menjadi warna
kecoklatan

Kemasan Benih Benih Pinus Seleksi benih


Pinus Mercusii * Setelah proses seleksi * Memilih benih yang baik
* 1 kemasan berisi 1 kg siap untuk dikemas secara fisik
benih Pinus Merkusii (benih utuh tidak berbelah)
(50.000 butir)
Produksi Benih pinus
No Tahun Produksi Benih (kg)
1 2005 895,8
2 2006 1.506,0
3 2007 1.797,0
4 2008 619,0
5 2009 198,6
6 2010 335,0
7 2011 675,3
Jumlah 6.026,7

Produksi benih Pinus BG sekitar 17-20


kg/tahun
PEMULIAAN JATI
STRATEGI PEMULIAAN JATI PERUM PERHUTANI

AREAL PRODUKSI BENIH


HUTAN ALAM HUTAN TANAMAN

POHON PLUS KONSERVASI


KEBUN PANGKAS SUMBERDAYA
BANK KLON
BELUM TERUJI GENETIK
KBS

Kultur jaringan
KEBUN BENIH KLON UJI KETURUNAN HALF
UJI KLON SIB

PENYERBUKAN TERKENDALI

UJI KETURUNAN FULL


SIB
KEBUN PANGKAS
TERUJI
KBS FULL SIB

HUTAN PRODUKSI SKALA LUAS


 Hasil Pemuliaan jati
1. KLON JATI PHT I SERTIFAKAT PVT NO :
00080/PPVT/T/2009

PHT I PHT I

2. KLON PHT II SERTIFIKAT PVT NO: 00081/PPVT/T/2009

PHT II PHT II
Pebandingan
Klon Unggul VS Lokal (APB) Umur 5 tahun

Rata-rata
Rata-rata tinggi
Diameter
(m)
(cm)
KPH
Klon Klon
Unggul APB Unggul APB
JPP JPP
Pemalang 16,0 13,0 15,4 13,4

Nganjuk 16,1 11,6 15,7 8,9

VOLUME PENINGKATAN
POHON BERDIRI HASIL PEMULIAAN
Rerata diameter 19 cm, Ngawi
Diameter terbesar 35 cm umur 7 tahun KPH (M3)
KLON APB = (KLON-
Kelas Sebaran Diameter
APB)/APB*100%
50
45 44
48 Pemalang 48,7 33,24 46,52 %
41
40
35 32
Nganjuk 53,53 23,50 127,78%
Prosentase

30
25
klon
20
15 APB
11
10 9
5 4 3
0
6-9 10-13 14-16 17-19 20-21
Kelas diameter (Cm)
 Hasil Pemuliaan kayu putih
Famili Rendemen (%) Kebun Benih Uji Keturunan benih berasal dari :
Pulau Ambon, Pulau Buru, Pulau Seram, Maluku,
KPU I 1,4
lokal Gundih dan Ponorogo.
KPU 2 1,3
KPU 3 1,2
Hasil uji rendemen MKP di KBUK berbeda nyata
KPU 4 1,2 pada taraf uji 5 %. Individu pohon yang diuji
KPU 5 1,2 sebanyak 306 pohon diperoleh variasi rendemen
KPU 6 1,2 MKP 0,13% sampai 1,4 %.
KPU 7 1,1
KPU 8 1,1
KPU 9 1,1
KPU 10 1,1
Diperoleh Kadar cineol 58% - 87%.
KPU 11 1,1
KPU 12 1,1
KPU 13 1,0
KPU 14 1,0 Individu pohon yang mempunyai rendemen di atas
KPU 15 1,0
0,8 %-1,0 % sebanyak 85 pohon, dan diatas 1,0 %
ada 25 pohon
KPU 16 1,0

Standart Perhutani : 0,78 %


• Program pemuliaan pohon telah mendapatkan
benih unggul.
• Benih unggul telah terbukti meningkatkan
produktivitas tegakan.
Tepat species dan provenan Silang luar

Mewarisi sifat unggul Dikumpulkan dari banyak pohon


Mutu benih

• Agar menghasilkan benih bermutu, maka identifikasi,


deskripsi dan sertifikasi sumber benih dilakukan
terhadap :
• Tegakan yang kondisi lingkungannya relatif seragam,
• Tegakan yang basis genetiknya lebar,
• Tegakan yang resiko “silang dalam” nya rendah.
• Apa anda sudah yakin???
Penanganan Mutu Benih
Tujuan: memperoleh benih dengan mutu
yg tetap baik pd saat penanaman

Kegiatan:
Mikro dilakukan bersamaan dgn
kegiatan penanganan benih
Makro sistem perbenihan tanaman
hutan
Siapa saja yang menjadi
stakeholder dalam pengadaan
benih bermutu?

Apa peran dan fungsi penilai


sumber benih dalam pengadaan
benih bermutu?
Skema Pengadaan Benih
Impor Sumber benih

Pengada

Pembina &
Pengedar Pengawas

Pengguna
Tiga lini perbenihan:
1. Penelitian Lembaga Penelitian
Melakukan pemuliaan & penelitian teknologi
perbenihan
2. Pengadaan Pengada & Pengedar Benih
Melakukan pengadaan dan penyaluran benih sampai
ke pengguna
3. Pengawasan Pemerintah / yang ditunjuk
Membuat peraturan & melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya

Anda mungkin juga menyukai