Anda di halaman 1dari 11

HASIL LAPORAN WAWANCARA SUBJEK I

1. IDENTITAS
a. IDENTITAS SUBJEK
Nama Lengkap/Inisial : MHFM
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Surabaya/ 24 September 1997
Usia : 17 tahun
Suku bangsa : Madura
Agama : Islam
Alamat : Kendondong Kidul
Pendidikan : kelas 2 SMA
Pekerjaan : pelajar
Anak ke- : 1 dari 3 bersaudara

b. IDENTITAS KELUARGA
Identitas Orangtua Ayah Ibu
Nama DA S
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir Simpang/8 Agustus 1971 Surabaya/9 Oktober 1976
Usia 43 tahun 38 tahun
Anak ke- 3 dari 6 bersaudara 5 dari enam bersaudara
Alamat Kedondong Kidul Kedondong Kidul
Suku Bangsa Madura Madura
Agama Islam Islam
Pendidikan Terakhir SMP Kelas 3 SD
Pekerjaan Pedagang sate Ibu rumah tangga
Status Pernikahan Menikah Menikah
Pernikahan ke- 1 1
Usia saat menikah 25 tahun 19 tahun
Identitas Saudara Adik ke-1 Adik ke-2
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Usia
Anak ke-
Alamat
Suku Bangsa
Agama
Pendidikan saat ini
Pekerjaan
Status Pernikahan

2. KASUS
(Jabarkan kasus yang dialami oleh subjek)

3. RIWAYAT KASUS
(Jabarkan kronologi kasus subjek)
Berikut contoh dari cuplikan riwayat kasus:

Ibu subjek mengatakan bahwa perilaku subjek sudah mulai terlihat bermasalah sejak
kelas 3 SD. Subjek pernah ketahuan berkelahi dengan kakak kelasnya. Perilaku subjek pun
semakin dikhawatirkan oleh orangtuanya karena sering mengambil uang yang disimpan di laci
lemari saat subjek berada di kelas 5 SD. Subjek juga ketahuan dapat mengendarai sepeda motor
tanpa pernah diajari oleh orangtuanya. Subjek mengaku bahwa ia diajar oleh teman-temannya.
Subjek juga sering membolos saat kegiatan pengajian untuk pergi bermain becak-becakan
bersama teman-temannya.
Subjek pernah beberapa kali membolos sekolah serta berkelahi jika ada orang yang
menantangnya saat berada di SMP. Subjek sudah mulai merokok namun masih takut ketahuan
ayahnya sehingga perilaku merokoknya dilakukan sembunyi-sembunyi.
4. TUJUAN WAWANCARA
(Jabarkan tujuan kegiatan wawancara)

5. PROSEDUR WAWANCARA
(Jabarkan proses/tahapan wawancara)
Berikut adalah CONTOH pembuatan tahapan, ini adalah tahapan evaluasi psikologis
BUKAN tahapan wawancara. Hanya disertakan sebagai CONTOH FORMAT saja.

No. Tanggal/Waktu Jenis Evaluasi Durasi Lokasi


Pemeriksaan
1. 2 Oktober 2014 Intake interview dengan 2 jam Rumah subjek
19.30 – 21.30 subjek
2. 3 Oktober 2014 Intake interview dengan ibu 2 jam Rumah subjek
16.00 – 18.30 subjek
Wawancara dengan subjek 30 menit
3. 6 Oktober 2014 Asesmen grafis lengkap 10 menit Rumah subjek
16.30 – 18.05 Asesmen FSCT 25 menit
Wawancara dengan subjek 1 jam

4. 7 Oktober 2014 Wawancara dengan ibu 1 jam 30 menit Rumah subjek


16.30 – 19.15 subjek
Asesmen TAT 45 menit
Wawancara dengan subjek 30 menit

5. 8 Oktober 2014 Asesmen WAIS 1 jam 15 menit Rumah subjek


19.30 – 21.15 Wawancara dengan subjek 30 menit
6. 9 Oktober 2014 Asesmen CBCL 1 jam 30 menit Warung sate
11.30 – 13.00 Wawancara dengan ayah ayah subjek
subjek
6. STATUS PRAESENS
(Jabarkan karakteristik fisik dan psikis subjek saat ditemui oleh pewawancara.)
a. Status Fisik
Subjek adalah seorang remaja laki-laki yang memiliki tinggi badan sekitar 155 cm
dengan berat badan sekitar 47 kg. Subjek mempunyai warna kulit yang putih. Subjek memiliki
rambut hitam pendek yang pada bagian depannya biasa dibentuk menyerupai jambul yang naik
ke atas. Subjek juga biasa memakai topi yang diputar arahnya, sehingga bagian depan topi
berada di bagian belakang kepala.
Subjek memiliki alis yang tebal dan wajah yang cenderung berbentuk persegi serta
terdapat jerawat di bagian pipi subjek. Saat ditemui, subjek memakai atasan kaos yang
cenderung pas di badan dan bawahan celana yang panjangnya 3/4. Subjek juga memakaikan
pengharum tubuh di badannya sehingga aroma tubuhnya menjadi harum.

b. Status Psikis
Subjek menyapa dan memberi salaman sambil tersenyum dan berbicara dengan nada
yang sopan saat pertama kali bertemu dengan pemeriksa. Subjek berbicara menggunakan bahasa
Indonesia dan sedikit disertai dialek Jawa Timur dengan intonasi suara yang teratur, disesuaikan
dengan topik yang dibicarakan. Subjek berbicara dengan artikulasi yang jelas, menatap mata
lawan bicaranya, serta pada beberapa topik pembicaraan, subjek terkesan memantapkan
ucapannya.
Subjek awalnya agak pendiam namun setelah diberi pertanyaan-pertanyaan, subjek dapat
bercerita dan berbicara lebih banyak, serta memberi pertanyaan balik kepada penulis jika
didiamkan beberapa saat. Selama berbincang-bincang, subjek juga beberapa kali menawarkan
suguhan yang disediakannya untuk dimakan oleh penulis.
7. LATAR BELAKANG SUBJEK
(Jabarkan apapun latar belakang subjek dari berbagai aspek berdasarkan hasil yang dapat
diperoleh dari wawancara)
Berikut adalah CONTOH. Tulis apapun yang diperoleh jangan terpaku pada contoh.

a. Latar Belakang Keluarga


Subjek tinggal bersama ayah, ibu dan adik perempuannya di dalam rumah bertingkat dua
yang berukuran sekitar 3 meter x 8 meter. Rumah tersebut terdiri dari ruang depan, kamar
orangtua, dapur, dan kamar mandi di lantai satu. Dua kamar anak terdapat di lantai dua yang
lantainya tersusun dari papan. Adik laki-laki dari subjek saat ini dipondokkan di daerah
Kedinding sehingga baru akan berada di rumah saat masa liburan saja.
Ayah subjek setiap hari berjualan sate di area pusat kota Surabaya yang tempatnya tidak
terlalu jauh dari daerah rumahnya. Ayah subjek mulai berjualan mulai dari pagi sampai siang
hari. Ayah subjek biasa dibantu oleh sekitar 3-4 orang yang dipekerjakannya. Ibu subjek
melakukan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga. Selesai berjualan, ayah subjek pulang ke
rumah dan beristirahat sampai malam, yang pada jam-jam tertentu diselingi kegiatan keagamaan.
Sama halnya dengan ibu subjek, yang mendampingi ayah subjek jika sedang berada di rumah,
pada periode tertentu ibu subjek biasanya mengikuti kegiatan pengajian di kompleks rumahnya.
Subjek dan keluarganya jarang berkumpul bersama-sama karena subjek lebih suka
menghabiskan waktunya di luar rumah, bergaul dengan teman-temannya. Begitu pun dengan
adik perempuan subjek, yang jika tidak ada kegiatan di rumah maka ia akan bermain dengan
teman-teman sebayanya yang berada di sekitar rumah. Subjek cenderung menutup dirinya untuk
ikut terlibat komunikasi di dalam keluarganya saat waktu berkumpul bersama sambil menonton
televisi. Subjek lebih suka memainkan telepon genggamnya daripada ikut bercerita dengan
orangtua dan adiknya.
Ayah subjek mengatakan bahwa saat masih muda dulu dirinya juga bertingkah laku nakal
dan merasa telah menyakiti orangtuanya, sehingga ayah subjek berpikir bahwa perilaku subjek
saat ini merupakan akibat yang harus diterimanya karena perbuatannya yang telah
mengecewakan orangtuanya dulu.
b. Latar Belakang Pendidikan
Instansi Pendidikan Lokasi Tahun Keterangan
TK Mustajabah Surabaya 2002 – 2004 Tamat
SDN Tegalsari I Surabaya 2004 – 2010 Tamat
SMP Praja Mukti Surabaya 2010 – 2013 Tamat
SMAN 10 Surabaya 2013 – sekarang Kelas 2

Saat ini subjek duduk di kelas 2 IPS. Subjek memiliki prestasi akademik yang sesuai
dengan standar yang ada, sehingga tergolong rata-rata, tidak buruk dan juga tidak menonjol.
Subjek pernah tidak bersekolah selama 3 bulan yaitu pada bulan November 2013 sampai
bulan Februari 2014 karena berada dalam tahanan penjara di Medaeng akibat kasus perampasan
sepeda motor yang dilakukannya bersama temannya. Setelah dibebaskan dari tahanan, sekolah
subjek mau menerimanya kembali setelah melewati beberapa proses yang pada akhirnya ia dapat
berada di sekolah tersebut sampai sekarang.
Subjek pernah diikutkan kursus bahasa inggris oleh ayahnya waktu SD kelas 5 di
samping menjalani pendidikan formal, namun hanya bertahan sekitar 1 bulan karena subjek
sebenarnya tidak menginginkan ikut kursus tersebut. Subjek juga pernah mengikuti perkumpulan
atau klub sepak bola pada waktu SMP selama 3 tahun, yaitu klub Indonesia Muda selama 2
tahun lalu klub SFC selama 1 tahun. Subjek memiliki prestasi yang sangat baik di bidang
olahraga sepak bola sehingga subjek hampir selalu memenangkan pertandingan. Subjek pernah
memenangkan pertandingan tingkat kecamatan yang diwakilinya dan juga beberapa kali menang
saat ditandingkan dengan lawan-lawan dari tim sekolah atau klub lainnya. Sejak masuk SMA
subjek tidak menekuni olahraga ini lagi dan keluar dari klub karena sudah tidak berminat lagi.
Subjek merasa dirinya lebih cepat lelah dibandingkan dulu sehingga tidak dapat bermain sekuat
dulu lagi.

c. Riwayat Pengasuhan
Sejak dilahirkan, subjek diasuh sendiri oleh ayah dan ibunya. Menurut ibu subjek, subjek
lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya. Ibu subjek lebih sering memarahi subjek dalam pola
asuh sehari-hari, misalnya jika subjek bangun telat, membolos sekolah, atau jika subjek tidak
menuruti perintah ibunya. Ibu subjek tidak pernah menggunakan kekerasan secara fisik seperti
memukul subjek dalam memarahi subjek. Jika sudah sangat marah, ibu subjek akan diam dan
tidak mengajak subjek berbicara, atau mengomel sendiri di dekat subjek tanpa secara langsung
mengajak subjek berbicara.
Ayah subjek cenderung lebih sabar dalam kesehariannya, akan tetapi waktu subjek masih
berusia SD, ayah subjek sering menggunakan kekerasan fisik jika sedang marah terhadap subjek.
Ayah subjek pernah memukul subjek saat pertama kali mengetahui bahwa subjek telah beberapa
kali mengambil uang di dalam rumah sewaktu masih kelas 3 SD. Ayah subjek juga pernah
memarahi subjek dan mengucapkan kalimat yang meminta subjek keluar saja dari rumah yang
akhirnya menimbulkan pertengkaran hebat sehingga menyebabkan subjek berpikir untuk
minggat dari rumahnya sewaktu SMP, akan tetapi hal tersebut tidak pernah dilakukan subjek.
Sejak pertengkaran tersebut, ayah subjek sudah jarang menegur subjek karena merasa khawatir
jika perilaku subjek akan menjadi semakin parah karena kemarahannya. Saat ini ayah subjek
cenderung lebih mengabaikan sikap dan perilaku subjek karena merasa tidak sanggup lagi jika
terlalu banyak memikirkan sikap subjek tersebut. Ayah subjek hanya berpikir bahwa hal yang
penting adalah subjek selalu pulang ke rumah dengan selamat, tidak mengalami kecelakaan atau
luka fisik.
Ibu subjek suka mengajak subjek untuk bercerita dan menanyakan apa saja yang
dilakukan oleh subjek. Subjek jarang terbuka dengan ibunya dan baru akan menceritakan tentang
dirinya jika sedang ingin bercerita saja atau jika menginginkan sesuatu yang kebanyakan berupa
benda-benda, misalnya minta dibelikan handphone yang canggih. Ibu subjek cenderung menuruti
apa yang diinginkan subjek dengan harapan subjek dapat diam di rumah dan tidak melakukan
perbuatan yang nakal dan meninggalkan pergaulannya dengan teman-teman yang dirasa
memberi pengaruh negatif, seperti suka minum minuman keras dan pulang larut malam atau
bahkan tidak pulang ke rumah.
Orangtua subjek tidak mengajarkan aturan-aturan yang berkaitan dengan moral secara
khusus. Ibu subjek cenderung mengabaikan kenakalan kecil subjek saat subjek masih kecil,
belum sekolah. Ibu subjek juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengajarkan secara khusus
mengenai tata karma kepada subjek. Hal ini menyebabkan orangtua subjek cenderung memakai
hukuman atas perilaku-perilaku subjek yang tidak berkenan tanpa memberi tahu alasan dan
konsekuensi yang tepat atas perbuatan yang dilakukan oleh subjek. Ibu subjek mulai
mengeluhkan perilaku subjek saat subjek sudah menginjak usia sekolah dasar tanpa memberi
teguran dan konsekuensi yang tepat atas perbuatan subjek.

d. Riwayat Perkembangan dan Kesehatan Fisik


Subjek terlahir dengan berat badan 3,5 kg melalui proses persalinan normal. Subjek
minum ASI sampai usia 1,5 tahun. Subjek menunjukkan perkembangan yang normal seperti
anak-anak lain pada umumnya selama proses tumbuh kembangnya.
Subjek pernah dirawat di rumah sakit karena ada gangguan pada fungsi pencernaan di
lambung waktu masih usia sekitar hampir 1 tahun. Sampai saat ini pun subjek lebih sering
mengalami sakit pada bagian lambungnya, apalagi diperparah dengan kebiasaan subjek yang
suka merokok, meminum minuman keras dan minum obat-obat hasil racikan sendiri.
Subjek pernah sakit demam selama 2 minggu setelah keluar dari tahanan di Medaeng.
Hal ini membuat subjek harus banyak istirahat di rumah. Subjek dikatakan mengalami sakit tipes
saat diperiksakan ke dokter, akan tetapi subjek cenderung tidak mempedulikan hasil pemeriksaan
dokter tersebut melainkan lebih mempercayai perkataan ahli pengobatan alternatif yang juga
datang ke rumahnya untuk memeriksa keadaan subjek. Ahli pengobatan alternatif tersebut
mengatakan bahwa subjek sedang diguna-gunai oleh orang.
Subjek sering terlihat lelah karena kekurangan tidur akibat selalu pulang subuh akhir-
akhir ini. Subjek terkadang terlihat pucat dan kurang segar akibat kebiasaannya tersebut.

e. Riwayat Perkembangan Psikis


Menurut ibu subjek, subjek tidak memiliki perilaku yang bermasalah yang perlu
dikhawatirkan sejak dilahirkan sampai usia sekitar 5-6 tahun. Ibu subjek juga mengatakan bahwa
dirinya tidak secara khusus mengajarkan etika-etika atau aturan moral sehari-hari kepada sejak
dini. Ibu subjek mengatakan bahwa pada masa usia subjek tersebut ibu subjek juga mengurusi
adik-adik subjek sambil membantu ayah subjek berjualan. Hal tersebut membuat ibu subjek tidak
terlalu memperhatikan kondisi psikis subjek serta merasa tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
Subjek baru mulai disadari memiliki perilaku yang bermasalah saat berada di kelas satu
atau dua SD. Subjek pernah ketahuan mengambil uang milik orangtuanya jika ditaruh di meja.
Menginjak kelas 3 SD, subjek pernah beberapa kali mengambil uang milik orangtuanya yang
disimpan di laci lemari. Setelah kelas 5 SD, subjek sudah berani untuk berkelahi dengan kakak
kelasnya. Hal tersebut berlanjut sampai SMP, subjek pernah menantang anak di sekolahnya
karena ia tidak menyukainya akibat sikap anak tersebut yang kelihatan sombong bagi subjek.
Saat berbicara dengan orangtuanya, subjek tidak pernah menunjukkan sopan santun yang
seharusnya, dan lebih sering membantah perkataan orangtuanya. Subjek juga suka berbohong
dan mengutarakan berbagai alasan jika ditanyai oleh orangtuanya. Hal tersebut juga berlaku jika
berbicara dengan adik-adiknya. Subjek pernah tidak sengaja mengatakan “goblok” dengan kasar
kepada adik perempuannya karena adiknya memberi tempat pensil dengan cara melempar. Hal
ini terjadi saat penulis berada di rumah subjek.
Subjek awalnya masih memiliki perasaan takut dengan orangtuanya. Subjek masih
merasa takut untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh orangtuanya. Subjek mencoba
untuk merokok sembunyi-sembunyi karena takut merokok di depan ayahnya saat berada di
tingkay SMP. Hal tersebut mulai dilakukan secara terbuka saat subjek mulai memasuki SMA.
Subjek sudah mulai berani merokok di depan ayahnya. Sama halnya dengan saat diminta untuk
beribadah, subjek dulunya masih mau diminta untuk melakukan sholat, walaupun terkadang
sampai dipaksa orangtuanya. Kesadaran subjek untuk melakukan ibadahnya tersebut menjadi
hilang saat ini. Subjek sama sekali tidak mau melaksanakan ibadah tersebut.
Saat subjek bergaul dengan orang lain, subjek menunjukkan sikap yang ramah dan
menyenangkan sehingga subjek memiliki banyak teman dan orang yang mengenalnya dimana-
mana. Subjek memiliki kecenderungan suka dipuji, sehingga jika diberi pujian dari temannya
maka subjek akan menerima pergaulan tersebut.
Subjek tidak merasa takut jika berhadapan dengan orang. Hal tersebut terkadang
membuatnya terlibat dalam perkelahian maupun perilaku kejahatan seperti merampas sepeda
motor. Hal ini terkadang membuat subjek mendapatkan sesuatu yang positif seperti
memenangkan pertandingan sepak bola, karena subjek tidak gentar dihadapkan dengan lawan
apapun. Subjek juga pernah melerai dua kelompok yaitu kelompok dari sekolahnya dan dari
sekolah lain yang akan tawuran, sehingga mereka tidak jadi tawuran karena subjek yang
menghadapkan dirinya untuk menyelesaikan permasalahan saat itu juga.
Jika sedang menginginkan sesuatu, subjek merasa bahwa dirinya harus memperolehnya
saat itu juga. Hal ini membuat subjek sering merajuk dengan membujuk ibunya untuk memenuhi
permintaannya yang kebanyakan berupa barang, misalnya saat minta dibelikan sepeda motor.
Subjek meminta kepada ibunya untuk membelikan sepeda motor merk Kawasaki Ninja yang
merupakan kendaraan mahal yang sebenarnya tidak sanggup dibeli oleh orangtuanya., namun
pada akhirnya dibelikan karena subjek berjanji tidak akan nakal lagi dan diam di rumah, tidak
pulang larut malam. Subjek pun tidak dapat memenuhi janjinya tersebut. Subjek malah ditahan
di Medaeng selama tiga bulan tidak lama setelah dibelikan sepeda motor tersebut. Subjek ditahan
karena melakukan perampasan sepeda motor bersama temannya. Saat ini subjek sudah merasa
bosan dengan sepeda motornya tersebut dan meminta ibunya agar sepeda motor tersebut dijual
saja dan hasil uangnya digunakan sebagai uang muka untuk membeli mobil. Hal ini ditolak oleh
ibu subjek karena bagi ibu subjek hal tersebut sudah tidak sanggup lagi untuk dipenuhinya.
Subjek selalu memiliki perasaan tidak puas dan ingin memiliki lebih banyak lagi karena
melihat barang-barang yang dimiliki teman-teman sekolahnya yang menurutnya adalah berasal
dari kaum menengah atas. Kondisi tersebut membuat subjek merasa tidak percaya diri dengan
dirinya. Hal ini terungkap melalui pengakuan subjek ke teman-temannya yang tidak mau
mengatakan bahwa pekerjaan ayahnya adalah pedagang sate, melainkan bekerja di bidang
kuliner. Subjek juga akan mengatakan kepada teman-temannya bhwa ibunya bekerja di salon,
padahal ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Hal ini dilakukan subjek agar terlihat lebih
bergengsi di depan teman-temannya. Subjek juga meminta ibunya untuk mengatakan hal yang
serupa dengan dirinya jika ditanyai oleh teman-temannya.

f. Relasi Sosial
Subjek memiliki sikap yang ramah dan menyenangkan kepada orang lain sehingga
membuatnya memiliki banyak teman dimana-mana. Subjek memiliki teman dari sekolahnya,
teman yang berada di sekitar rumah, sampai warga atau preman dari daerah Kupang Segunting,
Banyu Urip, dan daerah sekitarnya pun dikenal oleh subjek. Menurut orangtua subjek, walaupun
subjek memiliki teman yang banyak, subjek tidak memiliki teman yang pergaulannya bersifat
positif. Subjek memiliki teman-teman yang semuanya memiliki pengaruh negatif, seperti suka
mengajak keluar malam dan meminum minuman keras. Hal tersebut juga membuat subjek sering
tidak pulang rumah saat akhir pekan.
Orangtua subjek mengatakan bahwa dalam menentukan teman, subjek tidak pernah
memikirkan dampak akibat pergaulan yang dilakukannya. Lama-kelamaan subjek semakin
berani melakukan perbuatan yang negatif, yaitu ikut mencuri sepeda motor, minum minuman
keras dan diduga sudah mengkonsumsi narkoba. Subjek juga sering pulang larut malam atau
bahkan tidak pulang sama sekali jika sedang akhir pekan, serta tidak pernah menuruti lagi
perkataan orangtua.
Ibu subjek mengatakan bahwa dirinya pernah didatangi oleh saudara jauhnya yang
merupakan seorang bandar narkoba. Saudara ibunya tersebut mengatakan bahwa subjek sudah
pernah berusaha mendatanginya untuk membeli obat, tetapi tidak diberikannya karena merasa
tidak tega untuk menjual obat tersebut pada orang yang masih memiliki hubungan keluarga
dengan dirinya. Saudara ibunya tidak ingin mencemari diri subjek dengan narkoba.
Ibu subjek juga pernah mengetahui cerita dari tetangganya yang mengatakan bahwa
subjek terkadang membeli spiritus dan obat-obatan di apotek. Tetangga tersebut pernah
menanyai subjek mengenai barang yang dibelinya itu namun subjek menjawabnya bahwa obat
tersebut untuk temannya yang sedang sakit sedangkan spiritus untuk keperluan praktikum di
sekolah. Subjek tidak mengakui hal ini di depan ibunya, oleh karena itu ibu subjek pun menduga
bahwa subjek telah mencemari dirinya dengan spiritus dan obat-obatan hasil racikan sendiri.
Paman subjek juga pernah memberi tahu kepada ibu subjek bahwa subjek pernah
membawa lawan jenisnya ke dalam kamar dan mengunci semua pintu rumah sewaktu ditinggal
pulang kampung oleh orangtuanya. Kejadian tersebut terjadi saat subjek masih SMP. Paman
subjek yang pada saat itu diminta untuk tinggal di rumah subjek segera menggedor-gedor pintu
rumah yang dikunci dan melihat bahwa perempuan tersebut dilarikan melalui jalan yang ada di
pintu belakang rumah oleh subjek. Saat ditanyai subjek mengatakan tidak ada siapa-siapa dan
dirinya tidak melakukan hal apapun sambil agak membentak.
Waktu berada di tahanan Medaeng selama 3 bulan, subjek sering memulai menganggu
orang-orang yang ada di penjara untuk melakukan tindakan agresi dengan memancing suasana
perkelahian. Hal ini menyebabkan sewaktu di penjara subjek sering mengalami luka-luka fisik.

8. ANALISA TEORI
(Beri ulasan hasil wawancara berdasarkan teori-teori patologi sosial maupun teori-teori di
dalam psikologi lainnya).

Beri daftar pustaka di akhir laporan.

Anda mungkin juga menyukai