Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HANG TUAH SURABAYA

PRE PLANNING

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA I DAN II (MMD I DAN II)

Bidang Studi : Keperawatan Komunitas

Topik : “Diskusi terbuka kesehatan dasar serta pemeriksaan tanda-


tanda vital melalui cangkruk sehat”

Sasaran : Remaja dan Karang Taruna RW 01

Tempat : Balai Kelurahan Kenjeran

Hari & Tanggal : Jumat, 21 September 2018

Waktu Pelaksanaan : 19.00-20.00

I. Latar Belakang
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat dan berkualitas. Berbagai kegiatan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan remaja telah dilakukan tetapi belum
menunjukan hasil yang signifikan yang ditandai dengan masih ada
permasalahan kesehatan yang ditemui pada remaja. Melihat hal tersebut
kami bermaksud mengadakan diskusi terbuka kesehatan dasar serta
pemeriksaan tanda-tanda vital yang sangat dibutuhkan. Ada beberapa
pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, nadi,
tekanan darah dan suhu. Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara
cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien atau mengindetifikasi
masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan.
Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang
memungkinkan disusunya rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan
tanda – tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu pengambilan
tergantung pada keadaan umum klien/ seseorang.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terbuka kesehatan dasar melalui cangkruk sehat selama
60 menit diharapkan bertambahnya pengetahuan remaja karang taruna
tentang melakukan kesehatan dasar secara mandiri dengan baik dan benar.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti Diskusi terbuka kesehatan dasar melalui cangkruk sehat
di Balai RW 01 Kelurahan Kenjeran Surabaya mampu:
1. Memahami tentang kesehatan dasar
2. Dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital secara mandiri

IV. Sasaran
Seluruh remaja karang taruna RW 01 Kelurahan Kenjeran Surabaya
V. Materi

1. Pengertian Kesehatan dasar


2. Pemeriksaan Kesehatan dasar
3. Pengertian TTV
4. Pemeriksaan TTV
VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. Media
1. Poster, Alat Peraga berupa Sphygmomanometer, Termometer
VIII. Evalusi pembelajaran
Bentuk : Tanya jawab
Cara : Menjawab pertanyaan yang diberikan fasilitator
Indikator : Peserta mampu menjawab pertanyaan

IX. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Kegiatan Klien


1 5 menit Pembukaan : Menjawab salam,
a. Memberi salam mendengarkan, dan
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
c. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 10 menit Pelaksanaan Menyimak dan
Menjelaskan materi secara berurutan dan memperhatikan
teratur.
Materi : 1. Pengertian Kesehatan dasar
2. Pemeriksaan Kesehatan dasar
3. Pengertian TTV
4. pemeriksaan TTV

3 10 menit Evaluasi Merespon dan


a. Memberi kesempatan kepada peserta bertanya
untuk bertanya
b. Memberi kesempatan kepada peserta Merespon dan
untuk menjawab pertanyaan yang menjawab
dilontarkan pertanyaan
4 5 menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
disampaikan.
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang diberikan
kepada penyuluh
c. Menyampaikan maaf apabila dalam
penyampaian penyuluhan ada
kesalahan
d. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
X. Setting Tempat

Keterangan Gambar
: Pembawa Acara : Observer

: Penyaji : Audience

: Fasilitator

XI. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Riza Krisna Putra, S.Kep
Moderator : Jaya Saputra M, S,Kep
Penyaji : Bintan Faiini R., S.Kep
Notulen : Nuril Maulani, S.Kep
Observer : Devi Indriasari, S.Kep
Dokumentasi : Aziz Fikri R., S.Kep
Fasilitator : Novita Patmasari, S.Kep
XII. Deskripsi Tugas
1. Moderator
- Memimpin jalannya acara
- Membuka pertemuan
- Mengatur setting tempat
- Menutup kegiatan penyuluhan
2. Penyaji
- Menjelaskan materi
- Mengganti posisi moderator bila diperlukan
3. Notulen
- Membuat catatan jalannya acara kegiatan
- Mencatat pertanyaan atau diskusi dari mulai pembukaan, pembahasan
masalah, sampai dengan pengambilan keputusan, serta penutupan
4. Observer
- Mengobservasi jalannya cara
- Memberi penilaian
- Mengevaluasi dan umpan balik kepada penyaji dan moderator
5. Fasilitator
- Sebagai pemandu jalannya acara
- Sebagai tempat bertanya penyaji dan moderator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
- Memberi petunjuk alam acara supaya berlangsung baik

XIII. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media : leaflet
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai desa Kelurahan
Kenjeran
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
- Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
- Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang remaja karang taruna
RW 01
3. Evaluasi Hasil
Remaja Karang Taruna dapat memahami:
1. Pengertian Kesehatan dasar
2. Pemeriksaan Kesehatan dasar
3. Pengertian TTV
4. pemeriksaan TTV

XIV. MATERI
1. Pemeriksaan Suhu
a. PENGERTIAN
Nilai hasil pemeriksaan suhu badan merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan
menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi
demikian bisa dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat,
hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas
meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat
pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu badan
dapat dilakukan secara oral, rectal, dan axilla.

b. CARA PENGUKURAN SUHU BADAN

1) Jelaskan prosedur pada pasien


2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Atur posisi pasien
5) Tentukan letak ketiak dan bersihkan daerah ketiak dengan menggunakan
tisu
6) Turunkan termometer dibawah suhu 340-350 C
7) Letakkan termometer pada daerah axilla dengan lengan pasien fleksi diatas
dada
8) Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya
9) Catat hasil
10) Bersihkan termometer dengan tisu
11) Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan
12) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

3. Pemeriksaan nadi/arteri
Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (dari ventrikel kiri) dan ke
paru (dari ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, darah disemburkan melalui
aorta dan kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai akibatnya,
timbullah suatu gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri dan dapat
dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat
diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit.
a. Prosedur pemeriksaan nadi/arteri radialis :
1. Penderita dapat dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam posisi bebas dan
rileks.
2. Periksalah denyut arteri radialis di pergelangan tangan dengan cara meletakkan
jari telunjuk dan jari tengah atau 3 jari (jari telunjuk, tengah dan manis) di atas
arteri radialis dan sedikit ditekan sampai teraba pulsasi yang kuat.
3. Penilaian nadi/arteri meliputi: frekuensi (jumlah) per menit, irama (teratur atau
tidaknya), pengisian, dan dibandingkan antara arteri radialis kanan dan kiri .
4. Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya terlihat normal dapat dilakukan
hitungan selama 15 detik kemudian dikalikan 4, tetapi bila iramanya tidak teratur
atau denyut nadinya terlalu lemah, terlalu pelan atau terlalu cepat, dihitung sampai
60 detik.
5. Apabila iramanya tidak teratur (irregular) harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan
auskultasi jantung (cardiac auscultation) pada apeks jantung.

Gambar 7. Pemeriksaan nadi arteri radialis

b. Pemeriksaan nadi/arteri karotis


Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tentang aktivitas pompa jantung
maupun keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang-kadang nadi lebih jelas jika diraba
pada pembuluh yang lebih besar, misalnya arteri karotis.

Catatan : pada pemeriksaan nadi/arteri karotis kanan dan kiri tidak boleh
bersamaan.

Gambar 8. Pemeriksaan nadi (arteri karotis)

c. Pemeriksaan nadi/arteri ekstremitas lainnya


Pemeriksaan nadi/arteri brachialis
(gambar 9a). ii. Pemeriksaan nadi/arteri
femoralis (gambar 9b). Pemeriksaan nadi/
arteri tibialis posterior (gambar 9c).
iv. Pemeriksaan nadi/arteri dorsalis pedis (gambar 9d).

Gambar 9a. Pemeriksaan pulsasi arteri brachialis pada orang dewasa


dan anak

Gambar 9b.
Pemeriksaan pulsasi
arteri femoralis

Gambar 9c. Pemeriksaan pulsasi Gambar 9d. Pemeriksaan pulsasi


arteri tibialis posterior arteri dorsalis pedis

Hasil pemeriksaan nadi/arteri :


• Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60-100 kali/menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/menit, sedangkan bradikardia bila frekuensi
nadi< 60 kali/menit

• Irama nadi: Normal irama teratur


• Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat, sangat kuat
• Kelenturan dinding arteri : elastis dan kaku
• Perbandingan nadi/arteri kanan dan kiri (Normal : nadi kanan dan kiri sama)
• Perbandingan antara frekuensi nadi/arteri dengan frekuensi denyut jantung (Normal :
tidak ada perbedaan).

Abnormalitas pemeriksaan nadi/arteri :


• Pulsus defisit: frekuensi nadi/arteri lebih rendah daripada frekuensi denyut jantung
(misalnya pada fibrilasi atrium).
• Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse, Corrigan's
pulse), disebabkan upstroke dan downstroke mencolok dari pulsus, misalnya pada
tirotoksikosis, regurgitasi aorta, hipertensi, Patent Ductus Arteriosus (PDA), fistula
arteriovenosus.
• Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upstroke dan downstroke yang
perlahan, misalnya pada stenosis katup aorta berat.
• Pulsus alternan : perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan
jantung, misalnya pada gagal jantung, kadang-kadang lebih nyata dengan auskultasi
saat mengukur tekanan darah.
• Pulsus bigeminus : nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama dimana nadi
kedua biasanya lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah tak teraba
sehingga seolah-olah merupakan suatu bradikardia atau pulsus defisit jika
dibandingkan denyut jantung.
• Pulsus paradoksus : melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi. Sering lebih nyata
pada auskultasi saat pengukuran tekanan darah, di mana pulsus terdengar melemah
saat inspirasi, dan biasanya tak melebihi 10 mmHg. Bisa pula disertai penurunan
tekanan vena jugularis saat inspirasi, misalnya pada gangguan restriksi pada effusi
perikardium, tamponade perikardium, konstriksi perikard, sindrom vena kava
superior, atau emfisema paru.

3. Pemeriksaan Pernafasan
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang
otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, Saat inspirasi, diafragma dan
otot-otot interkostalis berkontraksi, memperluas kavum thoraks dan mengembangkan
paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan
diafragma terdorong ke bawah. Saat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis,
diafragma naik secara pasif dan dinding dada kembali ke posisi semula.

Persiapan pemeriksaan :
1. Pasien dalam keadaan tenang, posisi tidur.
2. Dokter meminta ijin kepada pasien untuk membuka baju bagian atas.
Cara pemeriksaan pernapasan:
1. Pemeriksaan inspeksi : perhatikan gerakan pernafasan pasien secara
menyeluruh (lakukan inspeksi ini tanpa mempengaruhi psikis penderita).
Pada inspirasi, perhatikan : gerakan iga ke lateral, pelebaran sudut epigastrium,
adanya retraksi dinding dada (supraklavikuler, suprasternal, interkostal,
epigastrium), penggunaan otot-otot pernafasan aksesoria serta penambahan
ukuran anteroposterior rongga dada.

Pada ekspirasi, perhatikan : masuknya kembali iga, menyempitnya sudut


epigastrium dan pengurangan diameter anteroposterior rongga dada.
2. Pemeriksaan palpasi : pemeriksa meletakkan telapak tangan untuk
merasakan naik turunnya gerakan dinding dada.
3. Pemeriksaan auskultasi : menggunakan membran stetoskop diletakkan pada
dinding dada di luar lokasi bunyi jantung.
Interpretasi pemeriksaan pernapasan :
1. Frekuensi : Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit dengan inspeksi,
palpasi, atau dengan menggunakan stetoskop. Normalnya frekuensi nafas
orang dewasa sekitar 14 – 20 kali per menit dengan pola nafas yang teratur
dan tenang.
2. Irama pernapasan : reguler atau ireguler

Anda mungkin juga menyukai