PRE PLANNING
I. Latar Belakang
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat dan berkualitas. Berbagai kegiatan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan remaja telah dilakukan tetapi belum
menunjukan hasil yang signifikan yang ditandai dengan masih ada
permasalahan kesehatan yang ditemui pada remaja. Melihat hal tersebut
kami bermaksud mengadakan diskusi terbuka kesehatan dasar serta
pemeriksaan tanda-tanda vital yang sangat dibutuhkan. Ada beberapa
pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan, nadi,
tekanan darah dan suhu. Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara
cepat dan efisien dalam memantau kondisi klien atau mengindetifikasi
masalah dan mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan.
Data ini juga memberikan sebagian keterangan pokok yang
memungkinkan disusunya rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan
tanda – tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu pengambilan
tergantung pada keadaan umum klien/ seseorang.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terbuka kesehatan dasar melalui cangkruk sehat selama
60 menit diharapkan bertambahnya pengetahuan remaja karang taruna
tentang melakukan kesehatan dasar secara mandiri dengan baik dan benar.
IV. Sasaran
Seluruh remaja karang taruna RW 01 Kelurahan Kenjeran Surabaya
V. Materi
Keterangan Gambar
: Pembawa Acara : Observer
: Penyaji : Audience
: Fasilitator
XI. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Riza Krisna Putra, S.Kep
Moderator : Jaya Saputra M, S,Kep
Penyaji : Bintan Faiini R., S.Kep
Notulen : Nuril Maulani, S.Kep
Observer : Devi Indriasari, S.Kep
Dokumentasi : Aziz Fikri R., S.Kep
Fasilitator : Novita Patmasari, S.Kep
XII. Deskripsi Tugas
1. Moderator
- Memimpin jalannya acara
- Membuka pertemuan
- Mengatur setting tempat
- Menutup kegiatan penyuluhan
2. Penyaji
- Menjelaskan materi
- Mengganti posisi moderator bila diperlukan
3. Notulen
- Membuat catatan jalannya acara kegiatan
- Mencatat pertanyaan atau diskusi dari mulai pembukaan, pembahasan
masalah, sampai dengan pengambilan keputusan, serta penutupan
4. Observer
- Mengobservasi jalannya cara
- Memberi penilaian
- Mengevaluasi dan umpan balik kepada penyaji dan moderator
5. Fasilitator
- Sebagai pemandu jalannya acara
- Sebagai tempat bertanya penyaji dan moderator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
- Memberi petunjuk alam acara supaya berlangsung baik
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media : leaflet
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai desa Kelurahan
Kenjeran
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
- Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
- Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang remaja karang taruna
RW 01
3. Evaluasi Hasil
Remaja Karang Taruna dapat memahami:
1. Pengertian Kesehatan dasar
2. Pemeriksaan Kesehatan dasar
3. Pengertian TTV
4. pemeriksaan TTV
XIV. MATERI
1. Pemeriksaan Suhu
a. PENGERTIAN
Nilai hasil pemeriksaan suhu badan merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan
menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi
demikian bisa dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat,
hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas
meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat
pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu badan
dapat dilakukan secara oral, rectal, dan axilla.
3. Pemeriksaan nadi/arteri
Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (dari ventrikel kiri) dan ke
paru (dari ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, darah disemburkan melalui
aorta dan kemudian diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Sebagai akibatnya,
timbullah suatu gelombang tekanan yang bergerak cepat pada arteri dan dapat
dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut nadi, dapat
diketahui frekuensi denyut jantung dalam 1 menit.
a. Prosedur pemeriksaan nadi/arteri radialis :
1. Penderita dapat dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam posisi bebas dan
rileks.
2. Periksalah denyut arteri radialis di pergelangan tangan dengan cara meletakkan
jari telunjuk dan jari tengah atau 3 jari (jari telunjuk, tengah dan manis) di atas
arteri radialis dan sedikit ditekan sampai teraba pulsasi yang kuat.
3. Penilaian nadi/arteri meliputi: frekuensi (jumlah) per menit, irama (teratur atau
tidaknya), pengisian, dan dibandingkan antara arteri radialis kanan dan kiri .
4. Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya terlihat normal dapat dilakukan
hitungan selama 15 detik kemudian dikalikan 4, tetapi bila iramanya tidak teratur
atau denyut nadinya terlalu lemah, terlalu pelan atau terlalu cepat, dihitung sampai
60 detik.
5. Apabila iramanya tidak teratur (irregular) harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan
auskultasi jantung (cardiac auscultation) pada apeks jantung.
Catatan : pada pemeriksaan nadi/arteri karotis kanan dan kiri tidak boleh
bersamaan.
Gambar 9b.
Pemeriksaan pulsasi
arteri femoralis
3. Pemeriksaan Pernafasan
Bernafas adalah suatu tindakan involunter (tidak disadari), diatur oleh batang
otak dan dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan, Saat inspirasi, diafragma dan
otot-otot interkostalis berkontraksi, memperluas kavum thoraks dan mengembangkan
paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas, ke depan dan ke lateral, sedangkan
diafragma terdorong ke bawah. Saat inspirasi berhenti, paru-paru kembali mengempis,
diafragma naik secara pasif dan dinding dada kembali ke posisi semula.
Persiapan pemeriksaan :
1. Pasien dalam keadaan tenang, posisi tidur.
2. Dokter meminta ijin kepada pasien untuk membuka baju bagian atas.
Cara pemeriksaan pernapasan:
1. Pemeriksaan inspeksi : perhatikan gerakan pernafasan pasien secara
menyeluruh (lakukan inspeksi ini tanpa mempengaruhi psikis penderita).
Pada inspirasi, perhatikan : gerakan iga ke lateral, pelebaran sudut epigastrium,
adanya retraksi dinding dada (supraklavikuler, suprasternal, interkostal,
epigastrium), penggunaan otot-otot pernafasan aksesoria serta penambahan
ukuran anteroposterior rongga dada.