0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan4 halaman
Bab 1 pendahuluan membahas latar belakang peritonitis sebagai kondisi darurat abdomen yang disebabkan oleh kegawatan di rongga perut dan membutuhkan tindakan bedah segera. Juga membahas epidemiologi peritonitis, definisi masalah, tujuan penelitian untuk memahami anatomi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada pasien peritonitis, serta manfaat penelitian bagi peneliti, masyarakat dan profes
Bab 1 pendahuluan membahas latar belakang peritonitis sebagai kondisi darurat abdomen yang disebabkan oleh kegawatan di rongga perut dan membutuhkan tindakan bedah segera. Juga membahas epidemiologi peritonitis, definisi masalah, tujuan penelitian untuk memahami anatomi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada pasien peritonitis, serta manfaat penelitian bagi peneliti, masyarakat dan profes
Bab 1 pendahuluan membahas latar belakang peritonitis sebagai kondisi darurat abdomen yang disebabkan oleh kegawatan di rongga perut dan membutuhkan tindakan bedah segera. Juga membahas epidemiologi peritonitis, definisi masalah, tujuan penelitian untuk memahami anatomi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada pasien peritonitis, serta manfaat penelitian bagi peneliti, masyarakat dan profes
Gawat abdomen menggambarkan keadaan klinik akibat kegawatan di
rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada perforasi, perdarahan intraabdomen, infeksi, obstruksi dan strangulasi jalan cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal, ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen. Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita sebanyak 1.661 penderita. Hasil survey pada tahun 2008 angka kejadian peritonitis di sebagian wilayah Indonesia sehingga ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang menderita penyakit peritonitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 179.000 orang (Depkes RI, 2008). Hasil survei di Jawa Tengah tahun 2009, jumlah kasus peritonitis dilaporkan sebanyak 5980 dan 177 diantaranya menyebabkan kematian. jumlah penderita peritonitis tertinggi ada dikota semarang, yakni 170 orang (Dinkes Jateng, 2009). Tindakan pembedahan atau yang sering disebut laparatomi sering kali membuat pasien mengeluh nyeri akibat adanya luka operasi. Nyeri akut timbul karena adanya trauma atau luka pembedahan. Nyeri akut biasanya berlangsung secara singkat yaitu kurang dari 6 bulan. Nyeri akut biasanya terjadi pada nyeri patah tulang atau pembedahan abdomen. Nyeri akut mengidentifikasi bahwa kerusakan atau cidera telah terjadi dan akan menurun kualitasnya seiring dengan adanya penyembuhan. Nyeri akut biasanya akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak kembali pulih (Potter&Perry, 2012)..
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi peritonitis ?
2. Bagaimana patofisiologi dari peritonitis ? 3. Apa saja etiologi dari peritonitis ? 4. Apa saja klasifikasi dari peritonitis ? 5. Apa sja tanda dan gejala dari peritonitis ? 6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada peritonitis ? 7. Bagaimana penatalaksanaaan pada peritonitis ? 8. Apa saja komplikasi dari peritonitis ? 9. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan peritonitis?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui anatomi dari organ peritoneum.
2. Untuk mengetahui definisi peritonitis. 3. Untuk mengetahui etiologi peritonitis. 4. Untuk mengetahui klasifikasi dari peritonitis. 5. Untuk mengetahui patofisiologi dari peritonitis. 6. Untuk mengetahui manifestasi Klinis pada peritonitis. 7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic pada peritonitis. 8. Untuk mengetahui penatalaksanaaan pada peritonitis. 9. Untuk mengetahui komplikasi pada peritonitis. 10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan peritonitis. 1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kejadian
peritonitis, yaitu meliputi: definisi, etiologi, kalsifikasi, patofisiologi, tanda dan
gejala, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi, dan asuham
kepeawatan pada pasien peritonitis.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Peneliti
Mampu sebagai media penerapan ilmu tentang keperawatan gawat darurat
yang telah diperoleh dalam perkuliahan dan dapat mengetahui konsep peritonitis
sampai dengn asuhan keperawatan pada pasien peritonitis.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan informasi bagi masyarakat mengenai penyakit peritonitis
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai masukan dalam rangka pengembangan ilmu dan sebagai bahan
referensi yang berguna bagi profesi keperawatan khususnya dalam ilmu
pengetahuan tentang keperawatan gawat darurat mengenai penyakit peritonitis.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
untuk terus mempromosikan atau memberikan informasi serta memberikan
pendidikan kesehatan serta menggencarkan program penunjang tentang penyakit