Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NEFROTIK SINDROM

DI SUSUN OLEH :

Amalia Nur Fahima (141.0009)

Dewa Ayu Kartika O.D (141.0033)

Edwin Yuri Widjanarko (141.0037)

Raditya Ajeng Kurnia (1410079)

Yuni Andika Fitria S. (141.0109)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016-2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Nefrotik Sindrom


Satuan : Pasien, keluarga pasien dan pengunjung
Tempat : Ruang Penyuluhan Ruang tunggu Hemodialisa
Hari : Jumat, 30 Mei 2014
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa STIKES Hang Tuah

A. LATAR BELAKANG
Nefrotik Sindrom adalah suatu jenis gangguan yang menyerang organ ginjal
terutama pada nefron-nefron ginjal yang menjadi pertanda bahwa organ ginjal tidak
berfungsi dengan normal. Nefrotik Sindrom merupakan suatu jenis gangguan pada organ
ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urin
karena pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, seperti menyaring limbah dan kelebihan air dari
dalam darah. Oleh karena itu, kadar protein dalam urin dan kadar kolestrol menjadi
tinggi, sedangkan kadar Protein dalam darah menjadi rendah (Sudoyo, Aru, Dkk. 2006).
Angka kejadian NS di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak
berusia di bawah 18 tahun per tahun. Sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000
anak per tahun, dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1. Di Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, sindrom nefrotik merupakan penyebab
kunjungan sebagian besar pasien di poliklinik khusus Nefrologi, dan merupakan
penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 2000-2008.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk memberikan penyuluhan
mengenai Nefrotik Sindrom.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dan pengunjung dapat
mengerti dan memahami tentang Nefrotik Sindrom.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Nefrotik Sindrom, keluarga pasien dan
pengunjung dapat :
1. Menjelaskan pengertian Nefrotik Sindrom
2. Menjelaskan penyebab Nefrotik Sindrom
3. Menyebutkan klasifikasi Nefrotik Sindrom
4. Menyebutkan tanda dan gejala Nefrotik Sindrom
5. Menyebutkan penatalaksanaan Nefrotik Sindrom
6. Menyebutkan komplikasi dari Nefrotik Sindrom

D. SASARAN
Keluarga pasien dan pengunjung.

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD dan Laptop

G. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam Pembuka 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
dilakukan penyuluhan
4. Menanyakan kepada peerta sejauh 4. Menjawab
mana pemahaman tentang materi Pertanyaan
yang akan disampaikan penyuluh
2. 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian Nefrotik 1. Memperhatikan
Sindrom
2. Menjelaskan penyebab Nefrotik 2. Memperhatikan
Sindrom
3. Menyebutkan klasifikasi Nefrotik 3. Memperhatikan
Sindrom
4. Menyebutkan tanda dan gejala 4. Memperhatikan
Nefrotik Sindrom
5. Menyebutkan penatalaksanaan 5. Memperhatikan
Nefrotik Sindrom
6. Menyebutkan komplikasi dari 6. Memperhatikan
Nefrotik Sindrom
3. 10 Menit Penutup :
1. Menggali pengetahuan peserta 1. Menjelaskan
tentang materi yang telah tentang materi
disampaikan. Nefrotik Sindrom
2. Menyimpulkan hasil kegiatan yang telah
penyuluhan disampaikan.
3. Mengucapkan salam dan Penutup 2. Mendengarkan
3. Menjawab salam

H. PENGORGANISASIAN
 Pembawa Acara : Dewa Ayu Kartika
 Pembicara : Amalia Nur Fahima
 Fasilitator : Raditya Ajeng, Edwin Yuri W
 Observer : Yuni Andika Fitria S
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri 5 peserta.
b. Media yang digunakan adalah leaflet, lcd dan laptop.
c. Waktu penyuluhan selama 30 menit.
d. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruang penyuluhan Hemodialisa
RSAL Dr.Ramelan.
e. Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
f. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum
penyuluhan.
g. Seluruh peserta hadir mengikuti penyuluhan dan tidak ada yang
meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilakukan.
h. Diharapkan semua peserta aktif dan antusias mengikuti proses.
i. penyuluhan sampai kegiatan penyuluhan selesai.

J. EVALUASI HASIL
1. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Nefrotik Sindrom diharapkan beberapa
peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian Nefrotik Sindrom
b. Menjelaskan penyebab Nefrotik Sindrom
c. Menyebutkan klasifikasi Nefrotik Sindrom
d. Menyebutkan tanda dan gejala Nefrotik Sindrom
e. Menjelaskan penatalaksanaan Nefrotik Sindrom
f. Menyebutkan komplikasi dari Nefrotik Sindrom
2. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Nefrotik Sindrom diharapkan
a. Keluarga pasien dan pengunjung mengerti dan memahami tentang.
b. Nefrotik Sindrom serta diharapkan dapat melakukan perubahan perilaku
hidup yang lebih sehat untuk mencegah terjadinya Nefrotik Sindrom.
NEFROTIK SINDROM

A. Pengertian Nefrotik Sindrom


Sindrom Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan
glomerulus. Peningkatan pearmabilitas glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan
proteinuria, hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema (Betz dan Sowden, 2009)
Nefrotik Sindrom adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh
adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik mulai dari
proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi,
2006)
Sindroma nefrotik adalah suatu sindroma yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya
faktor yang menyebabkan premeabilitas glomerulus. (Hidayat, A.Aziz, 2011)

B. Penyebab Nefrotik Sindrom


Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, namun akhir-akhir
ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-
antibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya
adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap
semua pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan
ginjal pada masa neonatus namun biasanya tidak berhasil. Prognosis buruk dan
biasanya penderita meninggal dalam bulanbulan pertama kehidupannya.
2. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh:
a. Malaria kuartana atau parasit lain.
b. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura
anafilaktoid.
c. Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis.
d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas,
sengatan lebah, racun oak, dan air raksa.
e. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis
membranoproliferatif hipokomplementemik.
3. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )
Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan
mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan
yaitu: kelainan minimal, nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan
glomerulosklerosis fokal segmental.
C. Klasifikasi Nefrotik Sindrom
Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:
1. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome).
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah. Anak
dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila
dilihat dengan mikroskop cahaya.
2. Sindrom Nefrotik Sekunder.
Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus sistemik,
purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system endokarditis, bakterialis dan
neoplasma limfoproliferatif.
3. Sindrom Nefrotik Kongenital.
Faktor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi
yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah
edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan
kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi jika tidak
dilakukan dialysis.
D. Tanda dan Gejala Nefrotis Sindrom
Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami Sindrom nefrotik adalah:
(Ngastiyah, 2005)
1. Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital.
2. Proteinuria dan albuminemia.
3. Hipoproteinemi dan albuminemia.
4. Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.
5. Lipid uria.
6. Mual, anoreksia, diare.
7. Anemia, pasien mengalami edema paru.

E. Penatalaksaan Nefrotik Sindrom


1. Tirah baring
Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan
keadaan tidak berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk
mempertahankan tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan
yang cepat.
2. Diit
Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200
ml/hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi
diuresis dan edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan
masukan protein yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif
nitrogen yang persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan
protein. Diit harus mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak
yang mengalami anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan
yang adekuat.
3. Perawatan kulit
Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma terhadap
kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus
dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan
lembut, menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan. Daerah
popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong dengan
popok yang tidak menimbulkan kontriksi, serta hindarkan menggosok kulit.
4. Perawatan mata
Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan untuk
mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
5. Penatalaksanaan krisis hipovolemik
Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin juga muntah dan
pingsan. Terapinya adalah dengan memberikan infus plasma intravena, serta
monitor nadi dan tekanan darah.
6. Pencegahan infeksi
Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung mengalami infeksi
dengan pneumokokus, kendatipun infeksi virus juga merupakan hal yang
menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.
7. Perawatan spesifik
Meliputi mempertahankan grafik cairan yang tepat, penimbangan harian,
pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus. Dukungan bagi orang tua
dan anak Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan penampilan anak.
Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang penting. Penyakit ini
menimbulkan tegangan yang berat pada keluarga dengan masa remisi, eksaserbasi
dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini harus diterangkan pada orang
tua sehingga mereka mereka dapat mengerti perjalanan penyakit ini. Keadaan
depresi dan frustasi akan timbul pada mereka karena mengalami relaps yang
memaksa perawatan di Rumah Sakit.

F. Komplikasi Nefrotis Sindrom


1. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat
hipoalbuminemia.
2. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang
menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
3. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi
peninggian fibrinogen plasma.
4. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.
(Rauf, .2002 : .27-28).
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.


Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan Jakarta:
Salemba Medika.
Suriadi .2006. Asuhan Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: CV Sagung.
Sudoyo, Aru, Dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Depertemen Ilmu penyakit
Dalam FKUI.
DAFTAR HADIR PESERTA

NO NAMA TTD

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

Anda mungkin juga menyukai