Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENGARUH AIR TANAH TERHADAP

KESTABILAN LERENG TAMBANG TERBUKA


METODE KESETIMBANGAN BATAS

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

Dibuat untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa


Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya

Oleh
Kevin Akbar Adi Cahya
03021181520031

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul : Analisis Pengaruh Air Tanah Terhadap Kestabilan


Lereng Tambang Terbuka Metode Kesetimbangan Batas
2. Pengusul
a. Nama : Kevin Akbar Adi Cahya
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 03021181520031
d. Semester : VII (Tujuh)
e. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan
f. Alamat e-mail : kevinakbaradicahya@gmail.com
g. Contact Person : 08996966510
3. Waktu Pelaksanaan : 27 Agustus 2018 – 29 Oktober 2018
4. Lokasi Penelitian : Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung, Jawa Barat

Indralaya, Agustus 2018


Pembimbing Proposal, Pengusul,

Prof. Dr. Ir. H. M. Taufik Toha, DEA. Kevin Akbar Adi Cahya
NIP. 195308141985031000 NIM. 03021181520031
Menyetujui:
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Dr. Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani S.T., M.T.


NIP.196902091997032001
A. JUDUL
Analisis Pengaruh Air Tanah Terhadap Kestabilan Lereng Tambang
Terbuka Metode Kesetimbangan Batas.

B. LOKASI PENELITIAN
Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
dan Batubara, Bandung, Jawa Barat

C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

D. LATAR BELAKANG
Kestabilan lereng baik lereng alami maupun lereng buatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai gaya –
gaya penahan dan gaya – gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap
kestabilan lereng tersebut. Kondisi dimana keadaan gaya penahan terhadap
longsoran lebih besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut akan
berada dalam keadaan yang mantap atau stabil. Tetapi apabila gaya penahan
menjadi lebih kecil dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut menjadi
tidak stabil dan longsoran akan terjadi.
Longsoran dapat terjadi karena pengaruh air tanah. Air hujan yang
memgalami infiltrasi ke dalam tanah akan membuat tanah menjadi jenuh
sehingga bertambahnya berat jenis tanah yang akan menambah beban lereng
mengakibatkan meningkatnya gaya dorong material untuk longsoran ,
kemudian adanya tekanan air pori akan menimbulkan gaya angkat air dan
melemahkan kohesi antar butir tanah tersebut sehingga mengurangi kuat
geser material badan lereng untuk menahan longsoran.
Gangguan terhadap keamanan lereng maupun bukaan lainya akan
menganggu kelancaran pelaksanaan penambangan dan keselamatan kerja,
sehingga dalam menentukan keamanan lereng dikenal istilah faktor
keamanan (FK). Faktor keamanan adalah perbandingan antara gaya penahan
dan gaya penggerak yang bekerja pada suatu bidang miring. Hasil analisis
dari faktor keamanan akan memberikan penilaian terhadap kondisi suatu
lereng yang dinyatakan stabil atau tidak stabil.
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Air Tanah Terhadap Kestabilan Lereng Tambang
Terbuka Metode Kesetimbangan Batas”.

E. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng tambang
terbuka?;
2. Bagaimana faktor keamanan dari tambang terbuka untuk kondisi jenuh
(Undrained dan drained) dan kondisi tak jenuh (Unsaturated) yang aman
dan ideal?;

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada
kajian sebagai berikut :
1. Data yang digunakan untuk menentukan parameter dalam analisis
kestabilan lereng merupakan data hasil penyelidikan geoteknik yang
dilakukan Puslitbang Tekmira;
2. Perhitungan faktor keamanan lereng dalam keadaan jenuh (tidak
teralirkan (Undrained), teralirkan (Drained) dan Tak jenuh
(Unsaturated).

G. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng;
2. Menghitung faktor keamanan faktor keamanan lereng dalam keadaan
jenuh (tidak teralirkan (Undrained), teralirkan (Drained) dan Tak jenuh
(Unsaturated).

H. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengaruh air tanah dan parameter kestabilan lereng;
2. Dapat mengetahui faktor keamanan lereng dalam keadaan jenuh (tidak
teralirkan (Undrained), teralirkan (Drained) dan Tak jenuh (Unsaturated)
yabg aman dan ideal.

I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Geoteknik dan Geometri Lereng
Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan
atau desain tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan
kewaspadaan dan dengan asumsi-asumsi serta batasan yang ada untuk
dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan (Yadi, Z., 2015).
Menurut Syafar, dkk. (2016) menjelaskan bahwa geometri lereng
merupakan kenampakan visual lereng di lapangan. Pengukuran geometri
lereng dilakukan dengan menggunakan Total Station untuk mengetahui
tinggi lereng. Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi
kemantapannya. Semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng maka
kemantapannya semakin kecil.

2. Kemantapan Lereng Tambang Terbuka


Lereng didefinisikan sebagai suatu permukaan tanah yang berdiri
tegak pada sudut tertentu dari bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk
secara alami maupun buatan. Setiap lereng masing-masing memiliki
karakteristik tanah atau batuan dan geometri dimana akan menunjukan
ketahanan suatu lereng terhadap gravitasi atau longsor. Kelongsoran
lereng biasanya terjadi secara perlahan atau secara tiba-tiba tanpa
gangguan. Longsoran ini biasanya dimulai dari tension crack yang
merambat pada lapisan tanah (Das, 1994 dalam Peterson, 1999).
Sumber: Naghadehi, M. dkk., 2013
Gambar 1.1. Komponen desain lereng tambang terbuka

Ada tiga komponen utama dalam mendesain sutau lereng tambang


terbuka seperti terlihat pada gambar diatas. Komponen pertama yang sudut
kemiringan pit secara keseluruhan (Overall slope angle) dari puncak
(crest) hingga kaki (toe) serta gabungan dari beberapa bench dan ramp. Ini
memungkinkan kemiringan lereng dapat bervariasi sekitar pit serta
terdapat perbedaan kondisi geologi, komponen kedua yaitu inter-ramp
angle atau sudut kemirigan antara dua ramp. Komponen yang ketiga yaitu
bench face angle yang merupakan sudut yang dibuat beberapa bench
antara bench width dan bench height yang sering kali disebut sebagai
lereng tunggal (Wyllie dan Mah, 2004). Lereng tambang highwall
merupakan lereng terjal yang arah kemiringannya memotong atau tegak
lurus dari bidang perlapisan batubara (Swana, dkk., 2012).
Beberapa faktor yang mempengaruhi desain suatu lereng yaitu
geometri lereng berupa tinggi dan sudut lereng (angle of slope), kondisi
geologi, kekuatn batuan, tekanan air tanah, getaran alat berat, serta
kerusakan akibat aktivitas peledakan. Kemantapan lereng, baik lereng
alami maupun lereng buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
dinyatakan secara sederhana sebagai gaya-gaya penahan dan gaya-gaya
penggerak yang bertangggung jawab terhadap kemantapan lereng tersebut
(Wyllie dan Mah, 2004)
Kondisi dimana keadaan gaya penahan terhadap longsoran lebih
besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut akan berada dalam
keadaan yang mantap atau stabil. Tetapi apabila gaya penahan menjadi
lebih kecil dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut menjadi tidak
mantap dan longsoran akan terjadi. Sebenarnya longsoran tersebut
merupakan suatu proses alami untuk mendapatkan kondisi kemantapan
yang baru (kesetimbangan baru) dimana gaya penahan lebih besar dari
gaya penggeraknya (Wyllie dan Mah, 2004).
Untuk menyatakan atau memberikan bobot (tingkat) kemantapan
suatu lereng dikenal apa yang disebut dengan faktor keamanan (safety
factor) yang merupakan perbandingan antara besarnya gaya penahan
dengan gaya penggerak longsoran dan dinyatakan pada persamaan (1.1)
sebagai berikut (Steffen, dkk., 2008):

∑𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛
Fk = .....(1.1)
∑𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

Apabila harga FK untuk suatu lereng > 1,0 yang artinya gaya
penahan lebih besar dari pada gaya penggerak maka lereng tersebut berada
dalam keadaan mantap atau aman. Tetapi apabila harga FK < 1,0 dimana
gaya penahan lebih kecil dari pada gaya penggerak, maka lereng tersebut
berada dalam kondisi tidak mantap dan mungkin akan terjadi longsoran
pada lereng yang bersangkutan (Steffen, dkk., 2008).
Kondisi dimana nilai FK = 1,0 bermakna bahwa besarnya gaya
penahan sama dengan besarnya gaya penggerak maka lereng tersebut
berada dalam keadaan kritis. Kondisi seperti ini (FK = 1,0) tetap tidak
dikehendaki karena apabila terjadi pengurangan gaya perubahan atau
penambahan gaya penggerak sekecil apapaun lereng akan menjadi tidak
mantap dan longsoran segera terjadi. Karena itu nilai faktor kemanan FK
selalu dibuat lebih dari 1,0 (untuk lereng sementara atau front
penambangan Fk = 1,3 untuk lereng permanen 1,5) (Steffen, dkk., 2008).

3. Air Tanah
Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi
kita dan terdapat di dalam tanah. Air tanah pada umumnya terdapat dalam
lapisan tanah baik dari yang dekat dengan permukaan tanah sampai dengan
yang jauh dari permukaan tanah. Ait tanah ini merupakan salah satu
sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih tetapi terkadang keruh sampai
kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih.
Air tanah yang jernih ini umumnya terdapat di daerah pegungungan
dan jauh dari daerah industri, sehingga biasanya penduduk dapat langsung
mengkonsumsi air ini, sedangkan air tanah yang terdapat di daerah industri
sering kali tercemar, jika pihak industri kurang peduli akan lingkungan,
dan air tanah yang terdapat di daerah perkotaan pada umumnya masih baik,
tetapi tidak dapat langsung dikonsumsi. Air tanah yang tercemar umumnya
diakibatkan oleh ulah masusia yang kurang bahkan tidak perduli akan
lingkungan sekitar.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemantapan Lereng


4.1 Faktor Pembentuk Gaya Penahan
a. Jenis Batuan
Batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf tetrtentu yang
masih segera dan belum mengalami proses pelapukan umumnya
memberikan kemantapan yang baik, terutama kalau batuan tersebut luas
(monolitologi). Batuan beku umumnya terdiri dari mineral-mineral
kristalin yang tersusun sedemikian rupa sehingga batuan tersebut kuat
dan kompak karena kristal-kristalnya terikat satu sama lainya dengan
baik. Kuat tekan maupun kuat tarik batuan ini umumnya sangat tinggi
(Hudson dan Harrison, 1997).
Batuan sedimen yang terkonsoliadai dengan baik, sehingga ikatan
antara masing-masing butirnya kuat juga mempunyai kekuatan batuan
yang tinggi. Tetapi sedimen yang belum terkonsolidasi (lepas) tidak
mempunyai kekuatan batuan yang tinggi. Kekuatan batuan sedimen juga
dipengaruhi oleh kekuatan mineral-mineral penyusunnya (Hudson dan
Harrison, 1997).
Batuan metamorf yang terdiri dari satu macam mineral yang kuat
dan mempunyai ukuran-ukuran butiran yang homogen juga mempunyai
kekuatan yang tinggi (kuarsit, marmer). Sedangkan batuan metamorf yang
bertekstur schiss atau gneiss mempunyai kekuatan yang tidak sama pada
arah-arah yang berbeda (anisotrop) karena dipengaruhi oleh orientasi
kristal (Hudson dan Harrison, 1997).
b. Kekuatan batuan
Batuan utuh (intack rock) yang mempunyai kuat tekan uniaksial
compressive strength tinggi dan mempunyai sudut geser dalam (ɵ) yang
tinggi merupakan batuan yang sangat stabil terhadap longsoran. Batuan
dengan kekuatan yang tinggi seperti ini, umumnya adalah batuan beku
yaitu granit, andesit, basalt, dan lain-lain, beberapa janis batuan sedimen
yaitu batupasir, breksi, dan lain-lain, dan batuan metamorf yaitu kuarsit,
batumarmer dan lain-lain. Untuk batuan-batuan tersebut di atas umumnya
tidak mempunyai masalah mengenai kemntapan lerengnya kecuali kalau
batuan tersebut tidak utuh dengan adanya bidang-bidang lemah (massa
batuan). Sudut lereng pada batuan yang kuat tersebut bisa mencapai 900
atau bahkan lebih dari 900 dan dengan tinggi lereng yang besar (Hudson
dan Harrison, 1997).
Kekuatan batuan dinyatakan oleh sifat-sifat mekaniknya yang
berupa parameter-parameter kuat tekan uniaxial (UCS, kohesi (c) dan
sudut geser dalam (ɵ). Dalam analisis kemantapan lereng parameter-
parameter yag penting adalah harga-harga c dan ɵ yang merupakan sifat
asli kekuatan batuan (Hudson dan Harrison, 1997).

4.2 Faktor-Faktor Pembentuk Gaya Penggerak


Gaya penggerak umumnya dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga
berat dari beban atau bagian lereng bersangkutan adalah merupakan salah
satu gaya penggerak yang memacu terjadinya longsoran. Parameter-
parameter yang penting pembentuk gaya penggerak adalah: (Hudson dan
Harrison, 1997)
a. Bobot Isi
Batuan dengan bobot isi yang besar akan memberikan beban atau
gaya yang lebih besar pada lereng.
b. Kandungan air tanah
Keberadaan air sebagai moisture tanah maupun air pori atanah pada
lereng yang bersangkutan akan memberikana tambahan beban yang besar
pada lereng.
c. Sudut lereng dan tinggi lereng
Sudut dan tinggi lereng yang besar akan emberikan volume materal
besar, yang akan membuan beabn lereng yang lebih besar.
.
4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Penahan
a. Proses pelapukan
Pelapukan kimia terjadi dimana-mana. Terutama di daerah tropis
dimana temperatur udara dan kelembaman relatif tinggi. Pelapukan yang
terjadi pada batuan megubah komposisi mineralogi batuan yang
bersangkutan seperti sistem kristal, keras, dan tekstur, karena berubahnya
sebagian atau seluruh mineral yang ada menjadi mieral lain sebagai akibat
dari reaksi kimia dengan air, asam, udara dan gas-gas lainnya. sehingga
kekuatan batuan akan berkurang secara drastis. Karena proses pelapukan
maka baik sifat fsik maupun sifat mekanin batuan akan berubah dan
umumnya mengakibatkan pengurangan kekuatan batuan atau kuat geser
batuan (Hudson dan Harrrison, 1997).
b. Bidang lemah
Proses alamiah seperti tektonik, perubahan temperatur atau
pengurangan beban vertikal dapat mengakibatkan perubahan struktur pada
batuan dan mengasilkan bidang-bidang lemah yang berupa sesar, kekar
atau retakan-retakan lainnya. Dengan munculnya bidang lemah tersebut
maka batuan yang tadinya utuh akan berubah menjadi massa batuan
dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dari sebelumnya. Selain itu beban
yang diterima oleh massa batuan juga akan diteruskan secara anisotrop ke
sekitarnya, sehingga dengan demikian maka kestabilan juga akan menurun
(Hudson dan Harrison, 1997).
c. Aktivitas manusia
Dalam usaha-usaha unuk memenui kebutuhannya, manusia
cenderung melakukan aktivtas yang akan mempengaruhi kesetimbangan
alami yang ada di muka ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Aktivitas manusia yang langsung mempengaruhi kesetimbangan muka
bumi dalam hal ini kemantapan lereng antara lain adalah penggalian dan
penimbuan (tambang, jalan raya, saluran air, dan bangunan-bangunanan
sipil lainya). Dengan adanya aktivitas-aktivitas penggalian dan
penimbunan maka geometi muka bumi berubah dan terjadi pengurangan
penyanggaan atau penambahan beban yang mengakibatkan perubahan
kesetimbangan tanah atau lereng. Untuk timbunan, juga terjadi perubahan
pada parameter-paramterer kekuatan batuan, yaitu berubahnya harga-
harga kohesi (c) dan sudut geser dalam (ɵ) sebagai akibat dari
penghancuran atau perubahan tekstur tanah atau batuan (Hudson dan
Harrison, 1997).

4.4 Faktor-Faktor yang Memperbesar Gaya Penggerak


a. Aktivitas Tektonik
Terjadinya pengangkutan atau penuruanan muka bumi
akanmegakibatkan terjadinya perubahan arah dan besar gaya-gaya yang
bekerja pada suatu titik Selain pengurangan kuat geser kekuatan batuan,
penambahan beban atau gaya penggerak juga dapat membuat lereng yagg
tadinya mantap menjadi tidak mantap. Penambahan ini juga dapat terjadi
secara alamiah maupun karena aktivitas manusia langsung maupun tidak
langsung (Hudosn dan Harrison, 1997).
tertentu di kulit bumi ini. Misalnya di suatu daerah dengan morfologi
datar atau landai, terjadi proses pengangkatan atau penurunan akan
mengubah morfologi daerah tersebut menjadi terjal. Akibatnya rona muka
bumi akan berubah dari beban pada lereng-lereng yang baru akan lebih
besar sehinngga menghasilkan ketidakmantapan lereng.
b. Penambahan beban akibat penimbunan
Timbunan material tanah atau batu maupun bangunan di atas suatu
lereng akan memperbesar gaya penggerak dan dapat mengakibatkan
longsoran pda lereng tersebut.
c. Penambahan air tanah
Penambahan air tanah pada pori-pori atau celah-celah tanah atau
batuan jelas akan memperbesar gaya penggerak yang dapat
mengakibatkan longsoran. Pertambahan air tanah dapat terjadi karena
alam yaitu hujan dan banjir maupun karena aktivias manusia irigasi,
drainase, dan lain-lain.
Kenaikan muka air tanah juga memperbesar debit air tanah dan
meningkatkan erosi di bawah permukaan (subaqueous erosion).
Akibatnya lebih banyak fraksi halus (lanau) dari masa tanah yan
dihanyutkan, ketahanan massa tanah akan menurun (Bell, 1984 dalam
Hirmawan 1993).

J. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Pangemanan., (2014) menggunakan metode
Fellenius, analisis kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari
bidang longsor yang potensial, yaitu dengan menghitung besarnya kekuatan geser
untuk mempertahankan kestabilan lereng dan menghitung kekuatan geser yang
menyebabkan kelongsoran kemudian keduanya dibandingkan. Dari perbandingan
yang ada didapat nilai Faktor Keamanan yang merupakan nilai kestabilan lereng
yang dinyatakan dalam angka. Dari analisis yang dilakukan di Kawasan Citraland
Manado didapat nilai Faktor Keamanan yaitu 0,193 yang menunjukkan bahwa
keadaan lereng tersebut tidak stabil. Kemudian dilakukan perbaikan dengan
menggunakan soil nail. Soil nail adalah salah satu cara perbaikan lereng dengan
cara memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Sehingga dapat
diperoleh nilai Faktor Keamanan 1,926 yang menunjukkan kondisi lereng dalam
keadaan stabil.
Penelitian yang dilakukan oleh Djamaludin, dkk., (2016) Dalam sistem
penambangan terbuka pengambilan ore nikel erat kaitannya dengan kestabilan
lereng atau bench pada area penambangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui nilai faktor keamanan dan memberikan rekomendasi desain bagi lereng
yang tidak stabil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
bishop dengan dengan standar nilai keamanannya adalah ≥1,3. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data geometri lereng , kohesi, berat jenis,
dan fraction angle. Dari 7 lereng yang analisis yang dilakukan terdapat lereng A, C,
D dan F digolongkan stabil dengan nilai faktor keamanan 2,19; 2,51; 2,11 dan 2,45
dan tiga lereng yang tidak stabil dalam kondisi jenuh yaitu lereng B, E dan G dengan
nilai faktor keamanan 0,845; 1,20 dan 1,11. Untuk ketiga lereng tersebut dilakukan
desain ulang dengan menambah jarak datar maka diperoleh nilai faktor
keamanannya menjadi 1,317; 1,317 dan 1,302. Dari penelitian yang dilakukan
semua lereng digolongkan stabil dengan nilai faktor keamanan 1,44-1,89 kecuali
lereng B, E dan G tidak stabil dengan nilai faktor keamanannya 0,804-1,20 dan
harus dilakukan perancangan ulang lereng dengan metode cut back yaitu
menambah jarak datarnya sehingga nilai faktor keamanannya menjadi 1,309-1,379.

K. METODE PENELITIAN
Tahapan – tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan menganalisis data yang meliputi
pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan pokok
pembahasan
2. Pengambilan data, data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data Laboratorium Puslitbang Tekmira berupa :
a. Hasil penyelidikan geoteknik lapangan seperti data log bor
(standard penetration test).
b. Pengujian laboratorium, Pengujian lab yang dilakukan berupa :
1. Uji sifat fisik
• Berat Jenis (Spesific Gravity)
Untuk menentukan berat jenis tanah.
• Kadar Air (Moisture Content)
Pemeriksaan kadar air untuk mengetahui persentasi kadar air
yang terkandung dalam tanah yang diuji.
• Analisis Ukuran Partikel (Particle Size Analysis)
Untuk menentukan distribusi ukuran butir dan klasifikasi pada
tanah.
• Batas Atterberg (Atterberg Limits)
Penentuan kadar air tanah pada keadaan batas cair. Tanah
berubah dari keadaan cair menjadi plastis (penentuan batas cair).
Penentuan kadar air tanah pada keadaan batas plastis yaitu kadar
air minimum dimana tanah masih dalam keadaan plastis
(penentuan batas plastis). Selisih batas cair dan batas plastis.
2. Uji sifat mekanik
Uji Triaxial (Triaxial Unconsolidated-Undrained (UU) Test)
untuk mengetahui kohesi tanah (c) dan sudur geser dalam (ϕ)
dari material. Parameter ini digunakan untuk analisis kestabilan
lereng.

3. Pengolahan Data dan Analisi Data, untuk mendapat data input analisis
kestabilan lereng, maka dilakukan evaluasi terhadap data primer dan
sekunder yang telah didapat. Pengolahan data ini meliputi:
a. Analisis hasil uji lab akan menghasilkan parameter berupa kohesi
(c), sudut geser dalam (ϕ) dan density.
b. Bersamaan dengan nilai parameter – parameter hasil pengujian
dilapangan dan uji lab sehingga didapatkan nilai faktor keamananya.
4. Analisis Kestabilan Lereng, melakukan kajian kestabilan lereng
5. Pembuatan Laporan.
Secara keseluruhan proses penyelesaian masalah pada penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 1.2. Bagan alir penelitian
Analisis Pengaruh Air Tanah Terhadap Kestabilan Lereng
Tambang Terbuka Metode Kesetimbangan Batas

Persiapan

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil Analisis

Faktor Keamanan
- Undrained
- Drained
- Unsaturated

(FK ≤ 1,2) (FK ≥ 1,2) Aman


Analisis Data

Laporan

Gambar 1.2. Bagan Alir Penelitian


L. JADWAL PELAKSANAAN
Rencana pelaksanaan penelitian ini mulai tanggal 27 Agustus 2018
sampai dengan 29 Oktober 2018.

Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perkenalan di laboratorium
2 Preparasi Sampel dan data-data
3 Pengujian Sampel di laboratorium
4 Proses input data ke software
5 Pengolahan dan Analisis Data
6 Pembuatan Draft dan Laporan

M. PENUTUP
Demikianlah proposal ini saya buat sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan agar dapat diterima untuk melaksanakan Tugas Akhir. Melihat
keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil dari
pihak Universitas untuk kelancaran penelitian tugas akhir ini.
Adapun bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksanaan
penlitian tugas akhir ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama penelitian tugas akhir.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan tugas
akhir.
N. DAFTAR PUSTAKA

Azizi, M.A., dan Handayani R.H.Eko., 2012, Karakteristik Parameter Masukan


Untuk Analisis Kestabilan Lereng Tunggal, Prosiding Seminar Nasional
AvoER ke-3, Palembang

Brady, B. H. G dan Brown, E. T., 2004. Rock Mechanics for Underground Mining
Third Edition. Kluwer Academic Publishers: Boston, USA.

Das, M.B., 1999, Principles of Geotechnical Engineering, Alih Bahasa Oleh


Mochtar, N.E., dan Indrasurya, B,M., Fakultas Teknik Sipil, Institut
Teknologi 10 Noveber, Surabaya.

Hoek, E dan Brown, E. T., 1980. Empirical Strength Criterion for Rock Masses.
Joernal of the Geotechnial Engineering Devision: Proceedings of America
Society of Civil Engineering, Vol. 106.

Hudson, J.A., dan Harrison, J.P., 1997, Engineering Rock Mechanics, Imperial
College Of Science, Technology and Medicine, University of London, UK.

Naghadehi, M. Z., Jimenez, R., Khalokakaeie, R., Jalali, S. E., 2013. A New Open-
Pit Mine Slope Instability Index Defined Using the Improved Rock
Engineering Systems Approach. International Journal of Rock Mechanics
and Mining Sciences, No. 61, Hal. 1-14.

Steffen, O. K. H., Contreras, L. F., Terbrugge, P. J., and Venter, J., 2008, A Risk
Evaluation Approach For PIT Slope Design, Americcan Rock Mechanics
Asociation, USA.

Syafar, Z., Djamaluddin., Anshariah., 2016. Analisis Kestabilan Lereng dengan


Metode Bishop pada Penambangan Nikel. Jurnal Geomine, Vol. 4, No. 3,
Hal. 90-93.

Wyllie, D.C., dan Mah, C.W., 2004, Rock Slope Engineering Civil and Mining,
Brithis Library Catalogouing, UK.

Yadi, Z., 2015. Kestabilan Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT Pasifik Global
Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan. Prosiding
Teknik Pertambangan, No. 1, Hal. 1-8.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Kevin Akbar Adi Cahya
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Pertambangan
4 NIM 03021181520031
5 Tempat dan Tanggal Lahir Cimahi / 03 Juni 1997
6 E-mail kevinakbaradicahya@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 08996966510
8 IPK 3,25
9 Alamat Wisma Nando, Jalan Palembang-
Prabumulih, Timbangan Indralaya
Sumatera Selatan

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Baros MTsN Sukasari SMAN 2 Cimahi
Mandiri 5 Cimahi
Jurusan IPA
Tahun Masuk- 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Lulus

C. Riwayat Organisasi
Nama Organisasi Jabatan Tahun
PMR MTsN Sukasari Anggota 2010
Cimahi Sekretaris 2011
Anggota Sekretaris
2013
Bidang 4
OSIS SMAN 2 CIMAHI
Koordinator Sekretaris
2014
Bidang 4
BO. KALAM (Keluarga
Mahasiswa Islam) FT Anggota Dept. PSDI 2015
Universitas Sriwijaya
BEM KM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) FT Universitas Staff Dinas PPSDM 2015
Sriwijaya

D. Penghargaan Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi, atau institusi


lainya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Himpunan Mahasiswa 2015
Nasional Mechanical Educational Mesin Universitas
Fair Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai