Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Postnatal 1

ASUHAN KEPERAWATAN POST-PARTUM

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama klien : Ny. A
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sukorejo, Sukorejo
No register :
Diagnosa medic : G2P1A0
Tanggal masuk RS : 1 April 2019

II. Keluhan Utama


Ibu mengeluh nyeri pada daerah kemaluan
P : Nyeri karena tindakan episiotomy pada perineum
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Di daerah perineum
S : Nyeri skala 7
T : Nyeri disrasakan saat keluar darah dari jalan lahir dan ketika mengejan, nyeri
hilang saat darah tidak keluar, tidak mengejan dan tidak banyak bergerak.
III. Riwaayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit berat hingga harus ke Rumah sakit
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah riwayat penyakit menular, menurun, menahun atau kecacatan di keluarga.
Asuhan Keperawatan Postnatal 2

V. Riwayat Obstetric
Hamil Persalinan Nifas
ke Tgl Usia Jenis Penolong Komplikasi JK Bayi BB Laktasi komplika
kehamilan persalinan lahir si
1
sekarang

VI. Riwayat menstruasi


Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Warna :
Desminore :
Flour albus :
HPHT :
HPL :

VII. POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Managemen Kesehatan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan dan bagaimana perilaku untuk
mengatasi kesehatan.
b. Pola aktivitas dan latihan
Setelah melahirkan Ibu melakukan aktivitas merawat bayi seperti menggendong,
menyusui, dan memandikan bayinya.
c. Pola istirahat tidur
Pola tidur ibu setelah melahirkan menjadi tidak teratur, dengan masalah utama
berupa siklus tidur yang terputus-putus. Masalah ini dan tuntutan serta tanggung
jawab tehadap bayi yang baru lahir menyebabkan keletihan yang sangat dan
sering dilaporkan kaum ibu.
d. Pola nutrisi metabolic
Asuhan Keperawatan Postnatal 3

Saat hamil : pasien mengatakan makan 4x sehari (nasi, sayur, lauk), tetapi akhir-
akhir ini pasien tidak mengkonsumsi sayuran. Minum 6-8 gelas/hari
Saat dikaji : pasien mengatakan makan sesuai diit habis 2/3 porsi, minum 4x/hari.
e. Pola eliminasi
Selama hamil : pasien BAK kurang lebih 10x/hari dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien mengatakan BAK 2x, belum BAB dari 2 hari yang lalu. Saat
ini pasien takut untuk BAB karena nyeri luka episiotomy.
f. Pola kognitif konseptual
Bagaimana kemampuan panca indra, kemampuan bicara, dan kemampuan
memahami.
g. Pola konsep diri
Untuk mengetahui bagaimana persepsi terhadap diri sendiri dan apakah sudah
puas dengan perubahan citra tubuhnya
h. Pola koping
Perhatikan kondisi stess klien apabila klien memiliki koping yangbaik, hal ini
akan memicu aktivitas.
i. Pola seksualitas
- Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilicus.
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap, dengan hanya
beberapa bekuan kecil (sampai ukuran plam kecil).
- Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas.
- Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara
- Payudara lunak, dengan putting tegang
j. Pola peran berhubungan
Adakah perubahan peran saat sebelum hamil dan setelah melahirkan
k. Pola nilai dan kepercayaan
Adakah pengaruh agama terhadap kesehatan dan kehidupannya.
Asuhan Keperawatan Postnatal 4

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan dnegan bantuan, dan
tertatih-tatih.
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan :
d. Tinggi badan :
e. Tanda-tanda vital
TD : Suhu :
Nadi : RR :
2) Pemeriksaan Fisik
1. Leher
Distensi leher (-) pembesaran kelenjar (-)
2. Mulut
- Bentuk simetris/tidak
- Warna mukosa bibir : merah muda
- Kebersihan gigi: ada karies gigi/tidak
3. Payudara
- Bentuk payudara
- Lembek, keras, bengkak, kemerahan atau nyeri
- Keadaan putting payudara
4. Abdomen
- Auskultasi bising usus
- Distensi kandung kemih
- Nyeri
5. Uterus
- Konsistensi dan tonus
- Posisi-tinggi
- Ukuran
6. Genetalia
Asuhan Keperawatan Postnatal 5

- Lokhia : 1) Jenis dan jumlah lokhia


2) Adanya bekuan dan bau lokhia
- Perineum : 1) episiotomy, laserasi, hemoroid
2) Hematoma, edema, perubahan jahitan
3) Area kemerahan yang indikasi infeksi
7. Anus
Bersih , tidak ada hemoroid
8. Ekstremitas
- Human sign (nyeri-dorsofleksi)
- Kaji adanya kemerahan, lemah dan panas
3) Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
- Urin lengkap
Asuhan Keperawatan Postnatal 6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PPNI, 2017)


1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema/pembesarn jaringan, efek-
efek hormonal.
 Gejala dan tanda mayor:
Data subjektif:
1. Mengeluh nyeri

Data objektif:

1. Tampak meringis,
2. Bersikap protektif (mis., waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
 Gejala dan tanda minor:
Data objektif :
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis
2) Perubahan eliminasi uri berhubungan dengan penurunan saraf springter urin
Gejala dan tanda mayor:
Data subjektif :
1. Sensasi penuh kandung kemih
Data objektif :
1. Disuria/anuria
2. Distensi kandung kemih
Asuhan Keperawatan Postnatal 7

Gejala dan tanda minor :

Data subjektif :

1. Dribbling
Data objektif :
1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urin 150 ml atau lebih
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan tanggung jawab memberikan asuhan
kepada anak.
 Gejala dan tanda mayor :
Data subjektif:
1. Mengeluh sulit tidur.
2. Mengeluh sering terjaga.
3. Mengeluh tidak puas tidur.
4. Mengeluh pola tidur berubah.
5. Mengeluh istirahat tidak cukup.
 Gejala dan tanda minor :
Data subjektif:
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
4) Konstipasi berhubungan dengan ketidaknyamanan perineal, penurunan tonus otot,
ktidakcukupan asupan serat, ketidakcukupan asupan cairan
 Gejala dan tanda mayor:
Data subjektif:
1. Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan sulit

Data objektif:

1. Feses keras
2. Peristaltic usus menurun
 Gejala dan tanda minor:
Asuhan Keperawatan Postnatal 8

Data subjektif:
1. Mengejan saat defekasi

Data objektif :

1. Distensi abdomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba masa pada rektal
5) Risiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan kelelahan, kegagalan miometri
mekanisme homeostatik (misalnya sirkulasi uteroplasental berlanjut, vasokonstriksi
tidak komplit, ketidakadekuatan perubahan cairan, efek-efek HKK.
6) Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan. (PPNI, 2017)
Asuhan Keperawatan Postnatal 9

C. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN (Doenges, 2001)


No Dx Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Mandiri Mandiri
1. Tentukan adanya lokasi dan 1. Mengidentifikasi kebutuhan-
sifat ketidaknyamanan. Tinjau kebutuhan khusus dan
ulang persalinan dan catat intervensi yang tepat.
kelahiran. 2. Dapat menunjukkan trauma
2. Inspeksi perbaikan perineum berlebihan pada jaringan
dari episiotomy. Perhatikan perineal dan/atau terjadinya
edema, ekimiosis, nyeri tekan komplikasi yang memerlukan
local, eksudat purulen, atau evaluasi/intervensi lanjut.
kehilangan perlekatan jahitan. 3. Memberikan anesthesia local,
(Rujuk pada DK:infeksi, meningkatkan vasokontriksi,
resiko tinggi terhadap) dan mengurangi edema dan
3. Berikan kompres es pada vasodilatasi.
perineum khususnya 24 jam 4. Meningkatkan sirkulasi pada
pertama setelah kelahiran. perineum, meningkatkan
4. Berikan kompres panas oksigenasi dan nutrisi pada
lembab (mis., rendam jaringan, menurunkan edema
duduk/bak mandi) diantara dan meningkatkan
100˚ dan 105˚ F (38,0˚ sampai penyembuhan.
43,2˚C) selama 20 menit, 3 5. Penggunaan pengencangan
sampai 4 kali sehari, setelah gluteal saat duduk
24 jam pertama. menurunkan stes dan tekanan
5. Anjurkan duduk dengan otot langsung pada perineum.
gluteal terkontraksi diatas 6. Membantu untuk mengurangi
perbaikan episiotomi. hemoroid dan varises vilvs
6. Inspeksi hemoroid pada dengan meningkatkan
perineum. Anjurkan vasokonstriksi local;
penggunaan kompres es menurunkan
selama 20 menit setiap 4 jam, ketidaknyamanan dan gatal,
penggunaan kompres witch memungkinkan kembalinya
hazel, dan menaikkan pelvis usus pada fungsi normal.
pada bantal. (Rujuk pada DK: 7. Selama 12 jam pertama
Konstipasi, resiko tinggi pascapartum, kontraksi uterus
terhadap) kuat dan regular, adan ini
7. Kaji nyeri tekan uterus; berlanjut selama 2-3 hari
menentukan adanya dan selanjutnya, meskipun
frekuensi/intensitas afterpain. frekuensi dan intensitasnya
Perhatikan factor-faktor berkurang. Factor-faktor yang
pemberat. memperberat afterpain
8. Anjurkan klien berbaring meliputi multipara,
terungkap dengan bantal overdistensi uterus, menyusui,
Asuhan Keperawatan Postnatal 10

dibawah abdomen, dan ia dan pemberian preparat ergot


melakukam teknik visualisasi dan oksitosin.
atau aktivitas pengalihan. 8. Meningkatkan kenyamanan,
9. Inspeksi payudara dan meningkatkan rasa control
jaringan puting; kaji adanya dan kembali memfokuskan
pembesaran dan/atau puting perhatian.
pecah-pecah. 9. Pada 24 jam pascapartum,
10. Anjurkan menggunakan bra payudara harus lunak dan
penyokong. tidak perih, dan puting harus
11. Berikan informasi mengenai bebas dari pecah-pecah atau
peningkatan frekuensi area kemerahan. Pembesaran
temuan, memberikan kompres payudara, nyeri tekan puting ,
panas sebelum makan, atau adanya pecah-pecah pada
mengubah posisi bayi dengan putting (bila klien menyusui)
tepat, dan mengeluarkan susu dapat terjadi hari ke 2-3
secara manual. pascapartum.
12. Anjurkan klien memulai 10. Mengangkat payudara ke
menyusui pada putting yang dalam dan kedepan,
tidak nyeri tekan untuk mengakibatkan posisi lebih
beberapa kali pemberian susu nyaman.
secara berurutan, bila hanya 11. Tindakan ini dapat membantu
satu putting yang sakit atau klien menyusui merangsang
leka. aliran susu dan
13. Berikan kompres es pada area menghilangkan statis dan
aksila payudara klien tidak pembesaran.
merencanakan menyusui. 12. Respons mengisap awal kuat
Berikan kompresi ketat dan mungkin menimbulkan
dengan pengikat selama 72 nyeri dengan mulai member
jam atau penggunaan bra susu pada payudara yang
penyokong yang sangat ketat. tidak sakit dan kemudian
Hindari pemanjaan berlebihan melanjutkan untuk
dari payudara pada panas atau menggunakan payudara
merangsang payudara dengan mungkin kurang
bayi, pasangan seksual, atau menimbulkan nyeri dapat
klien sampai proses supresi meningkatkan penyembuhan.
selesai (kira-kira 1 minggu). 13. Pengikatan dan kompres es
14. Kaji klien terhadap mencegah laktasi dengan
kepenuhan kandung kemih; cara-cara mekanis dan metoda
implementasikan tindakan- yang disukai untuk menekan
tindakan untuk memudahkan laktasi. Ketidaknyamanan
berkemih. Instruksikan klien berakhir kira-kira 48-72 jam,
untuk melakukan latihan tetapi dipermudah atau
kegel setelah anestesi hilang dihentikan dengan
15. Evaluasi terhadap skait menghindari rangsangan
kepala, khususnya setelah putting.
Asuhan Keperawatan Postnatal 11

subaraknoid. Hindari member 14. Kembalinya fungsi kandung


obat klien sebelum sifat dan kemih normal dapat
penyebab dari sakit kepala memrlukan waktu 4-7 hari,
ditentukan. Perhatikan dan over distensi kandung
karakter sakit kepala (mis., kemih dapat menciptakan
lokasi dibelakang mata dalam; perasaan dorongan dan
dengan nyeri menyebar ke ketidaknyamanan. Latihan
kedua temporal dan area kagel membantu
oksipital; hilang dalam posisi penyembuhan dan pemulihan
terlentang tetapi meningkat dari tonus otot pubokoksigeal
bila duduk atau posisi berdiri) dan mencegah urinarius
untuk membedakan dari sakit inkontinens.
kepala yang berkenaan 15. Kebocoran cairan
dengan ansiestas atau serebrospinal (CSS) melalui
hipertensi karena kehamilan dura ke dalam ruang
(HKK). Anjurkan tirah ekstradural menurunkan
baring, tingkatkan cairan volume yang diperlukan
peroral, dan beritahu dokter untuk mendukung jaringan
atau anestesiologis, sesuai otak, menyebabkan batang
indikasi. otak turun kedasar tengkorak
bila klien pada posisi tegak.
Cairan membantu merangsang
produksi CSS. HKK
mengakibatkan edema
serebral, yang memerlukan
intervensi lain.

Kolaborasi Kolaborasi
1. Bekerja untuk menekan
1. Berikan bromokriptin mesilat sekresi prolaktin, namun
(Parlodel) dua kali sehari merupakan reseptor agonis
dengan makan selam 2-3 poten dopamine dan dapat
minggu. Kaji hipotensi pada menyebabkan hipotensi berat.
klien; tetap dengan klien Karenanya, ini harus
selama ambulasi pertama. diberikan hanya setelah tanda
Berikan informasi tentang vital stabil dan lebih cepat
kemungkinan dari 4 jam setelah melahirkan.
membengkaknya Sampai 40% wanita
(engorgement) kembali mengalami masalah kongesti
payudara atau kongesti bila dan pembesaran payudara
penggunaan obat dihentikan. kembali.
2. Berikan analgesic 30-60 2. Memberikan kenyamanan,
menit sebelum menyusui. khususnya selama laktasi, bila
Untuk klien yang tidak afterpain paling hebat karena
menyusui, berikan analgesic pelepasan oksitosin. Bila klien
Asuhan Keperawatan Postnatal 12

setiap 3-4 jam selama bebas adri ketidaknyamanan,


pembesaran payudara dan ia dapat memfokuskan pada
afterpain. perawatannya sendiri dan
3. Berikan sprei anestetik, salep bayinya, dan pada
topical, dan kompres witc pelaksanaan tugas-tugas
hazel untuk perineum bila menjadi ibu.
dibutuhkan. 3. Meningkatkan kenyamanan
4. Bantu sesuai kebutuhan local.
dengan injeksi salin atau 4. Efektif menghilangkan sakit
pemberian “blood patch” pada kepala spinal berat. Prosedur
sisi pungi dural. Pertahankan blood patch mempunyai
klien pada posisi horizontal keberhasilan 90%-100%;
setelah prosesdur. mencipatakan bekuan darah
yang menghasilkan tekanan
dan menyegel kebocoran.
2. Perubahan Mandiri Mandiri
eliminasi
uri 1. Kaji masukan dan keluaran 1. Pada periode pascapartal
urin terakhir. Catat masukan awal, kira-kira 4 kg cairan
cairan intrapartal dan haluaran hilang melalui haluaran urin
urin dan lamanya persalinan. dan kehilangan tidak kasat
2. Palpasi kandung kemih. mata, termasuk diaphoresis,
Pantau tinggi fundus dan persalinan yang lama dan
lokasi, serta jumlah aliran penggantian cairan yang tidak
lokhia. efektik dapat mengakibatkan
3. Perhatikan adanya edema atau dehidrasi dan menurunkan
laserasi/episiotomy, dan jenis haluaran urin.
anestesi yang digunakan. 2. Aliran plasma ginjal, yang
4. Tes urin terhadap albumin dan meningkatkan 25%-50%
aseton. Bedakan antara selama periode prenatal, tetap
proteinuria karena HKK dan tinggi pada minggu petama
yang Karen aproses normal. pascapartum, mengakibatkan
(Rujuk pada DK: Kelebihan peningkatan pengisian
volume cairan, risiko tinggi kandung kemih. Distensi
terhadap.) kandung kemih, yang dapat
5. Anjurkan berkemih dalam 6-8 dikaji dengan derajat
jam pascapartum, dan setiap 4 perubahan posisi uterus
jam setelahnya. Bila kondisi menyebabkan peningkatan
memungkinkan, biarkan klien relaksasi uterus dan aliran
berjalan ke kamar mandi. lokhia.
Alirkan air hangat di atas 3. Trauma kandung kemih atau
perineum, alirkan air kran, uretra, atau edema, dapat
dan tambahkan cairan yang mengganggu berkemih:
mengandung pepermin ke anesthesia dapat mengganggu
dalam bedpan, atau biarkan sensasi penuh pada kandung
Asuhan Keperawatan Postnatal 13

klien duduk pada waktu kemih.


rendam duduk atau gunakan 4. Proses katalitik dihubungkan
shower air hangat, sesuai dengan proses involusi uterus
indikasi. dapat mengakibatkan
6. Instruksikan klien untuk proteinuria (+1) pada 2 hari
melakukan latihan kegel pertama pascapartum. Aseton
setiap hari setelah efek-efek dapat menandakan dehidrasi
anesthesia berkurang. yang dihubungkan dengan
7. Anjurkan minum 6-8 gelas persalinan lama dan/atau tidak
cairan perhari kelahiran.
8. Kaji tanda-tanda ISK 5. Variasi intervensi
(misalnya rasa terbakar pada keperawatan mungkin perlu
saat berkemih, peningkatan, untuk merangsang atau
frekuensi, urin keruh memudahkan berkemih.
Kandung kemih penuh
Kolaborasi mengganggu motilitas dan
involusi uterus, dan
1. Kateterisasi, dengan meningkatkan aliran lokhia.
menggunakan kateter lurus Distensi berlebihan kandung
atau inwdwelling, sesuai kemih dalam waktu lama
indikasi. dapat meruisak dinding
2. Dapatkan specimen urin, kandung kemih dan
dengan menggunakan teknik mengakibatkan atoni.
penampungan yang bersih 6. Lakukan latihan kegel 100
atau kateterisasi, bila klien kali perhari meningkatkan
mempunyai gelaja-gejala ISK. sirkulasi pada perineum,
3. Pantau hasil tes laboratorium, membantu menyembuhkan
seperti nitrogen urea darah dan memulihkan tonus otot
(BUN) dan urin 24 jam pubokogsigeal, dan mencegah
terhadap protein total, klirens atau menurunkan inkontinens
kreatinin, dan asam urat stress.
sesuai indikasi 7. Membantu mencegah stasis
dan dehidrasi dan mengganti
cairan yang hilang waktu
melahirkan.
8. Stasis, hygiene buruk dan
masuknya bakteri dapat
member kecenderungan klien
ISK. (Rujuk pada DK:
Infeksi, risiko tinggi tehadap.)

Kolaborasi

1. Mungkin perlu untuk


mengurangi distensi kandung
Asuhan Keperawatan Postnatal 14

kemih, untuk memungkinkan


involusi uterus, dan mencegah
atoni kandung kemih karena
distensi berlebihan.
2. Adanya bakteri atau kultur
dan sensitivitas positif adalah
diagnosis ISK.
3. Pada klien yang telah
mengalami HKK, gangguan
ginjal atau vaskuler dapat
menetap, atau mungkin
muncul untuk pertama kalinya
selama periode pascapartum.
Saat kadar steroid menurun
mengikuti kelahiran, fungsi
ginjal yang ditunjukkan oleh
BUIN dan klirens kreatinin,
mulai kembali normal dalam
1 minggu, perubahan anatomi
(misalnya dilatasi ureter dan
pelvis ginjal) mungkin
memerlukan waktu sampai 1
bulan untuk kembali normal.
3. Gangguan
pola tidur
4. Konstipasi Mandiri Mandiri

1. Kaji warna, konsistensi, dan 1. Mengetahui normal feses .


frekuensi feses post partum. 2. Bising usus menandakan sifat
2. Auskultasi bising usus. aktivitas peristaltic.
3. Berikan informasi diet yang 3. Diet seimbang dan tinggi
tepat tentang peningkatan kandungan serat dapat
makan dan cairan, upaya merangsang peristaltic usus
untuk membuat pola dan masukan cairan yang
pengosongan normal. adekuat membantu
4. Anjurkan klien untuk mempertahankan konsistensi
meningkatkan aktivitas dan feses yang sesuai pada usus
ambulasi dan membantu eliminasi
regular.
Kolaborasi 4. Aktivitas fisik membantu
1. Kolaborasi dengan dokter eliminasi dengan
untuk pemberian laktasif memperbaiki tonus otot
abdomen dan merangsang
nafsu makan serta peristaltic
usus
Asuhan Keperawatan Postnatal 15

Kolaborasi

1. Pelunak feses meningkatkan


efisiensi pembasahan air usus,
yang melunakkan masa feses
dan membantu eliminasi.

5. Risiko Mandiri ‘/; Mandiri


tinggi
kekurangan 1. Catat kehilangan cairan pada 1. Potensial hemoragi atau
cairan waktu kelahiran tinjau ulang kehilangan darah berlebihan
riwayat intrapartal. (Rujuk pada waktu kelahiran yang
pada MK: Hemoragi berlanjut pada periode
pascapartum) pascapartum dapat
2. Evaluasi lokasi dan diakibatkan dari persalinan
kontraktilitas fundus uterus, yang lama, stimulasi
jumlah lokhia vagina, dan oksitosin, tertahannya
kondisi perineum setelah 2 jaringan, uterus overdistensi,
jam pada 8 jam pertama, bila atau anesthesia umum.
tepat, kemudian setiap 8 jam 2. Diagnose yang berbeda
selama sisa waktu dirumah mungkin diperlukan untuk
sakit. Catat pemberian obat- menentukan penyebab
obatan, seperti MgSO4 yang kekurangan cairan dan
akan menyebabkan relaksasi protocol asuhan. Uterus yang
uterus. relaks atau menonjol dengan
3. Dengan perlahan masase peningkatan aliran lokhia
fundus bila uterus menonjol. dapat diakibatkan dari
4. Perhatikan adanya rasa haus; kelelahan miometrium atau
berikan cairan sesuai tertahannya jaringan plasenta.
toleransi. Segera setelah kelahiran,
5. Evaluasi ststus kandung fundus harus keras dan
kemih; tingkatkan terlokalisasi pada umbilicus,
pengosongan bila kandung dan kemudian involusi kira-
kemih penuh. (Rujuk pada kira satu buku jari perhari.
DK: Eliminasi urinarius, 3. Merangsang kontraksi uterus
perubahan) dapat mengontrol pertahanan.
6. Pantau suhu badan klien. 4. Rasa haus mungkin
7. Pantau nadi klien. merupakan cara homeostatis
8. Kaji tekanan darah sesuai dan penggantian cairan
indikasi. melalui peningkatan rasa
9. Evaluasi masukan cairan dan haus.
haluaran urin selama 5. Kandung kemih mengganggu
diberikan infuse I.V., atau kontraktilitas uterus dan
Asuhan Keperawatan Postnatal 16

sampai pola berkemih normal menyebabkan perubahan


terjadi. posisi dan relaksasi fundus.
10. Evaluasi kadar Hb /Ht pada 6. Peningkatan suhu dapat
catatan prenatal; bandingkan memperberat dehidrasi; bila
dengan kadar pascanatal. suhu 100,4˚F (38˚C) pada 24
11. Pantau pengisisan payudara jam pertama setelah kelahiran
dan suplai ASI bila menyusui. dan terulang selama 2 hari, ini
mungkin menandakann
Kolaborasi infeksi. (Rujuk pada MK:
Infeksi peurperal)
1. Gantikan cairan yang hilang 7. Takikardia dapat terjadi,
dengan infuse I.V. yang memaksimalkan sirkulasi
mengandung elektrolit. cairan, pada kejadian
2. Berikan produk ergot seperti dehidrasi atau hemoragi.
ergonovine maleate 8. Peningkatan TD mungkin
(ergotrate) atau karena efek-efek obat
metilergonovin maleat vasopresor oksitosin, atau
(metherghine) secara terjadinya HKK yang baru
parenteral atau oral, atau atau sebelumnya. Penurunan
berikan preparat oksitosin TD mungkin tanda lanjut dari
sintesis I.M./I.V. (Syntocinon, kehilangan cairan berlebihan
pitocin). Kaji TD sebelum khususnya bila disertai
pemberian prwparat ergot; dengan tanda-tanda lain atau
tunda obat-obatan dan gejala-gejala syok.
beritahu dokter bila TD 9. Membantu dalam analisa
meningkat. keseimbangan cairan dan
3. Lakukan atau tingkatkan derajat kekurangan.
kecepatan cairan I.V. seperti 10. Hb/Ht biasanya kembali ke
larutan ringer laktat dengan normal dalam 3 hari. Hb tidak
oksitosin 10 sampai 20 unit. boleh turun lebih dari 2 g/100
ml kecuali kehilangan darah
berlebihan. Peningkatan kadar
Ht kembali normal pada hari
ketiga sampai ketujuh
pascapartum, karena
kehilangan plasma pada
penurunan sel darah
berlebihan yang terjadi
selama 72 jam pertama.
Namun peningkatan ini
mungkin juga menandakan
kelebihan perpindahan cairan
intravaskuler ke ruang
ekstraseluler.
11. Klien dehidrasi tidak mampu
Asuhan Keperawatan Postnatal 17

menghasilkan ASI adekuat.

Kolaborasi

1. Membantu menciptakan
volume darah sirkulasi dan
menggantikan kehilangan
karena kelahiran dan
diaphoresis.
2. Produk ini bekerja secara
langsung pada miometrium
untuk meningkatkan
kontraksi. Ergot adalah
vasokonstriktor, dapat
menyebabkan hipertensi dan
harus ditunda bila TD 140/90
mmHg atau lebih tinggi.
3. Oksitosin (pitocin) mungkin
diperlukan untuk
menstimulasi miometrium
bila perdarahan berlebihan
menetap dan uterus gagal
untuk kontraksi. Perdarahan
menetap pada adanya fundus
kuat dapat menandakan
laserasi dan kebutuhan
terhadap penyelidikan lanjut.
(Rujuk pada MK: Hemoragi
pascapartum)

6. Risiko Mandiri Mandiri


infeksi
1. Kaji catatn prenatal dan 1. Membantu mengidentifikasi
intranatal, perhatikan factor-faktor risiko yang dapat
frekuensi pemeriksaan vagina mengganggu penyembuhan
dan komplikasi seperti dan/atau kemunduran
ketuban pecah dini (KPD), pertumbuhan epitel jaringan
persalinan lama, laserasi, endometrium dan member
hemoragi, dan tertahannya kecenderungan klien terkena
plasenta. infeksi.
2. Pantau suhu dan nadi dengan 2. Peningkatsn suhu sampai
rutin dan sesuai indikasi; catat 101˚F (38.3˚C) dalam 24 jam
tanda-tanda menggigil, pertama sangat menandakan
anoreksia atau malaise. infeksi; peningkatan sampai
3. Kaji lokasi dan kontraktilitas 100,4˚F (38,0˚C) pada 2 dari
Asuhan Keperawatan Postnatal 18

uterus, perhatikan perubahan 10 hari pertama pascapartum


involusional atau adanya nyeri adalah bermakna.
tekan uterus ekstrem. 3. Fundus, yang pada awalnya 2
4. Catat jumlah dan bau rabas cm dibawah umbilicus,
lokhial atau perubahan pada meningkat 1-2 cm/hari (satu
kemajuan normal dari rubra buku jari per hari). Kegagalan
menjadi serosa. miometrium untuk involusi
5. Evaluasi kondisi putting, pada kecepatan ini, atau
perhatikan adanya pecah- terjadinya nyeri tekan
pecah, kemerahan, atau nyeri ekstrem, menandakan
tekan. Anjurkan pemeriksaan kemungkinan tertahannya
rutin payudara. Tinjau jaringan plasenta atau infeksi.
perawatan yang tepat dan (Catatan: ukuran uterus
teknik pemberian makan bayi. dipengaruhi oleh ukuran bayi
(Rujuk pada DK: Nyeri [akut] yang baru dilahirkan.) (Rujuk
/ ketidaknyamanan) pada MK: Infeksi Puerperal.)
6. Inspeksi sisi perbaikan 4. Lokhia secara normal
episiotiomi setiap 8 jam. mempunyai bau amis/daging;
Perhatikan nyeri tekan namun, pada endometritis,
berlebihan, kemerahan, rabas mungkin perulen dan
eksudat purulen, edema, bau busuk, mungkin gagal
sekatan pada garis sutura untuk menunjukkan
(kehilangan perlekatan), atau kemanjuan normal dari rubra
adanya laserasi. menjadi serosa sampai alba.
7. Perhatikan frekuensi /jumlah 5. Terjadinya firusa/pecah-pecah
berkemih. pada putting meninbulkan
8. Kaji terhadap tanda-tanda potensial risiko mastitis.
infeksi saluran kemih (ISK) 6. Diagnoasa dini dari infeksi
atau sistitis (misalnya local dapat mencegah
peningkatan frekuensi, penyebaran pada jaringan
dorongan, atau disuria). Catat uterus. (Catatan: adanya
warna dan tampilan urin, laserasi derajat ketiga sampai
hematuria yang terlihat, dan keempat meningkatkan risiko
adanya nyeri suprapubis. tertekan infeksi.)
9. Anjurkan perawatan perineal 7. Stasis urinarius meningkatkan
dengan menggunakan botol risiko terhadap infeksi.
atau rendam duduk 3 sampai 4 8. Gejala ISK dapat tampak
kali sehari atau setelah pada hari ke 2 sampai ke 3
berkemih/defekasi. Anjurkan pascapartum karena naiknya
klien mandi setiap hari dan infeksi traktus dari uretra ke
ganti pembalut perineal kandung kemih dan
sedikitnya setiap 4 jam, dari kemungkinan ke ginjal.
depan ke belakang. 9. Pembersihan sering terjadi
10. Anjurkan dan gunakan teknik dari depan ke belakang
mencuci tangan cermat dan (simfisis pubis ke area anal)
Asuhan Keperawatan Postnatal 19

pembuangan pembalut yang membantu mencegah


kotor, pembalut perineal, dan kontaminasi rectal memasuki
linen terkontaminasi dengan vagina atau uretra. Mandi
tepat. Diskusikan dengan rendam duduk ataupun
klien pentingnya kontinuitas rendam merangsang sirkulasi
tindakan ini setelah pulang. perineal dan meningkatkan
11. Kaji status nutrisi klien. pemulihan.
Perhatikan tampilan rambut, 10. Membantu mencegah atau
kuku, kulit, dan sebagainya. menghalangi penyebaran
Catat berat badan kehamilan infeksi.
dan penambahan berat badan 11. Klien yang berat badannya
prenatal. 20% dibawah berat badan
12. Berikan informasi tentang normal, atau yang anemic
makanan pilihan tinggi atau malnutrisi, lebih rentan
protein, vitamin C, dan zat pada infeksi pascapartum dan
besi. Anjurkan klien untuk mungkin mempunyai
meningkatkan masukan cairan kebutuhan diet khusu
sampai 2000 ml/hari. terhadap protein, zat besi, dan
13. Tingkatkan tidur dan istirahat. kalori.
12. Protein membantu
Kolaborasi meningkatkan penyembuhan
dan regenerasi jaringan baru
1. Kaji jumlah sel darah putih dan mengatasi kehilangan
(SDP) bayi pada waktu melahirkan.
Zat besi perlu untuk sintesis
hemoglobin. Vitamin C
memfasilitasi absorbsi besi
dan perlu untuk sintsis
dinding sel. Peningkatan
cairan membantu mencegah
sintesis urin dan masalah-
masalah ginjal.
13. Menurunkan laju
metabolisme dan
memungkinkan nutrisi dan
oksigen digunakan untuk
proses pemulihan daripada
untuk kebutuhan energy.
Kolaborasi

1. Peningkatan jumlah SDP pada


10 sampai 12 hari pertama
pascapartum adalah normal
sebagai mekanisme
perlindungan dan
Asuhan Keperawatan Postnatal 20

dihubungkan dengan
peningkatan neutrofil dan
pergeseran ke kiri, yang mana
mungkin pada awalnya
mengganggu
pengidentifikasian infeksi.
(Doenges, 2001)
Asuhan Keperawatan Postnatal 21

Daftar Pustaka

Bibliography
Doenges, M. (2001). RENCANA KEPERAWATAN MATERNAL/BAYI: PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN
DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN KLIEN. Jakarta: EGC.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai