Anda di halaman 1dari 9

Jurnal BK UNESA.

Volume 1 Edisi 2, 68-76

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF PADA SISWA DI


SMP KELURAHAN KEDUNG ASEM SURABAYA

THE CAUSAL FACTORS ON AGGRESSIVE BEHAVIOR OF THE


STUDENTS IN KEDUNG ASEM JUNIOR HIGH SCHOOL SURABAYA

Mei Tuhfah Firdaus


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: Mei.firdaus@yahoo.com

Prof. Dr. H. Muhari


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Prodi_BK_Unesa@yahoo.com

Elisabeth Christiana S.Pd., M.Pd


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Prodi_BK_Unesa@yahoo.com

Dra. Titin Indah Pratiwi M.Pd


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Prodi_BK_Unesa@yahoo.com

ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukannya siswa SMP yang berperilaku agresif, baik
verbal maupun non verbal. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan guru BK Di
SMP Islam Jiwanala, diketahui masih terdapat siswa yang berperilaku agresif sekitar 33% dari 146
siswa atau sekitar 23 siswa dan perilaku agresif yang masih terjadi di SMP Negeri 23 Surabaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku agresif siswa di
SMP Islam Jiwanala dan SMP Negeri 23 Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari informan
utama dan informan pendukung. Informan utama adalah sebelas siswa yang teridentifikasi
berperilaku perilaku agresif, sedangkan informan pendukung adalah dua guru BK dan teman siswa
sembilan orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data kualitatif yaitu dengan
mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles and Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi, baik itu tentang teknik maupun subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku agresif yang terjadi di kalangan siswa SMP Islam Jiwanala dan SMP Negeri 23 Surabaya
cukup banyak dan cukup bervariasi dengan berbagai bentuk dan faktor penyebab. Faktor internal
penyebab perilaku agresif adalah frustrasi, emosi, keinginan untuk bercanda, mengimitasi perilaku
orang lain dan kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah kurangnya perhatian orang tua, adanya
konflik dengan siswa lain, adanya konflik dengan keluarga, pengaruh pergaulan dan lingkungan.
Kata kunci: perilaku agresif, remaja, faktor-faktor penyabab

ABSTRACT
Based on the study result, there were several students in the Jiwanala moslem junior high school who
had aggressive behavior, the percentage was 33% from 146 students junior high school and
aggressive behavior in 23 state junior high school. The purpose of this study was to determine the
factors that caused aggressive behavior in Kedung Asem Junior High School students Surabaya. The
research was conducted using a qualitative approach with case study design. The subjects in this
study consisted of main informants and supporting informants. The main informants were the eleven
students who were identified having aggressive behavior, while the supporting informants were two
BK teachers and student’s friends of nine persons. The data were obtained by using the method of
interview, observation and documentation. The techniques that were used to analyze the qualitative
data followed the concept given by Miles and Huberman consisting of data reduction, data
presentation, drawing conclusions and verification. While the validity of the data used triangulation
techniques, both on technical and research subjects. The results showed that the aggressive behavior
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif Pada Siswa

that occured among the students of Kedung Asem Junior High School Surabaya were quite a lot and
quite varied with different forms and causes. The internal factors that caused aggressive behavior
were frustration, emotion, desire for joking, imitating other people's behavior and habits. While the
external factors were the lack of parental attention, a conflict with another student, a conflict with
family, as well as social and environmental influences.
Keywords: aggressive behavior, adolescents, causal factor

PENDAHULUAN beberapa siswa yang memaki-maki petugas sekolah


Perilaku agresif siswa di sekolah sangat (satpam sekolah). Tidak hanya itu saja pada saat
beragam dan kompleks baik berupa verbal proses belajar mengajar berlangsung di dalam
(mencaci maki) maupun non verbal (memukul). kelas, siswa pun tidak jarang saling mengejek
Menurut Ma’ruf (2009) fenomena perilaku agresif sehingga ada seorang guru PKN menangis saat
terjadi di berbagai media massa, hal ini terlihat dari memberikan materi karena tidak dihiraukan saat
beberapa kasus tawuran dalam berita telivisi dan memberikan materi, saat diperingatkanpun mereka
koran harian. Aksi-aksi perilaku agresif dapat tetap saling mengejek. Perilaku agresif di SMP
terjadi di mana saja, seperti: di jalan raya, di Islam Jiwanala Surabaya belum ditangani secara
sekolah, di kompleks-kompleks perumahan, bahkan intensif oleh guru BK, di sini guru BK kurang
di pedesaan. Tindakan aksi ini bahkan sudah mulai melakukan pendekatan, guru BK hanya
dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SMP. memberikan nasehat. Perilaku agresif ini dapat
Menurut Krahe (2005) perilaku agresif adalah terjadi pada siswa memiliki bentuk bermacam-
segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk macam dan dapat berkembang setiap waktu
menyakiti atau melukai orang lain baik secara sehingga perlu mendapat perhatian lebih dari pihak
verbal maupun non verbal. BK, pihak sekolah dan orang tua siswa.
Di Kelurahan Kedung Asem Surabaya terdapat Perilaku agresif ini juga terjadi di SMP Negeri
4 Sekolah Menengah pertama, yaitu 3 SMP swasta 23 Surabaya. Menurut keterangan guru BK SMP
yaitu SMP Yamasa, SMP Islam Jiwanala dan SMP Negeri 23 Surabaya perilaku agresif memang
dan 1 SMPN yaitu SMP Negeri 23 Surabaya. terjadi di SMP Negeri 23 namun selalu berubah
Perilaku agresif banyak ditemukan di SMP Islam setiap waktunya. Seperti kasus bullying yang
Jiwanala dan SMP Negeri 23 Surabaya. pernah terjadi pada tahun 2011 lalu yang dilakukan
Berdasarkan pengamatan awal di daerah oleh siswa kelas 3 terhadap siswa kelas 1. Namun
kelurahan Kedung Asem Surabaya, menemukan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
siswa SMP yang berperilaku agresif, baik verbal perilaku agresif yang terjadi sudah berubah dan
maupun non verbal. Berdasarkan hasil pengamatan hanya perilaku agresif verbal seperti mengejek,
dan hasil wawancara dengan guru BK Di SMP bergunjing, menfitnah, membentak dan sebagainya.
Islam Jiwanala, diketahui masih terdapat siswa Perilaku agresif verbal bisa menjadi ke arah
yang berperilaku agresif sekitar 33% dari 146 siswa perilaku agresif non verbal. Seperti kasus yang
atau sekitar 23 siswa. Perilaku agresif yang tampak pernah terjadi siswa berkelahi disebabkan awal
di SMP Islam jiwanala yaitu berkelahi, pemalakan, mula saling mengejek.
menghina, mengejek, memukul, memanggil nama Setiap tindakan pasti memiliki faktor penyebab,
julukan seperti nama panggilan orang tua. Pada begitu juga dengan perilaku agresif yang terjadi
tanggal 13 Februari 2012 terjadi perkelahian di dikalangan siswa SMP kelurahan Kedung Asem
sekolah antara beberapa siswa. Adapula kasus Surabaya. Oleh karena itu, untuk mengetahui

69
Jurnal BK UNESA. Volume 1 Edisi 2, 68-76

perilaku agresif dengan jelas, harus mengetahui Untuk menemukan faktor penyebab perilaku
faktor-faktor yang menyebabkannya.faktor-faktor agresif, dengan unsur-unsur pokok yang harus
penyebab perlu diketahui karena faktor penyebab ditemukan sesuai dengan butir-butir fokus
merupakan akar dari terjadinya perilaku agresif penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian, maka
sehingga apabila dengan diketahui faktor-faktor penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
penyebabnya, perilaku agresif akan diketahui dengan rancangan studi kasus. Karena penelitian ini
secara mendalam dan dapat diketahui latar bertujuan untuk memperoleh gambaran subyek
belakang munculnya perilaku agresif tersebut. secara alamiah dan apa adanya dan data disajikan
Dengan demikian, pihak sekolah maupun guru BK dalam bentuk uraian penjelasan berupa kata-kata.
dapat mengambil suatu langkah yang tepat dalam Metode penelitian kualitatif adalah metode
menyikapi perilaku agresif yang terjadi. penelitian yang digunakan untuk mengkaji obyek
Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2006:342), penelitian secara alamiah, peneliti sebagai
faktor-faktor penyebab perilaku agresif ada dua, instrumen kunci, teknik pengumpulan data secara
yakni faktor internal dan eksternal. Akan tetapi, triangulasi, analisis data bersifat induktif, data yang
dengan melihat kenyataan bahwa terdapat berbagai dihasilkan berupa data deskriptif, dan lebih
jenis siswa dan masalah yang dihadapi, dapat menekankan pada makna dari pada generalisasi
dipastikan bahwa penyebab perilaku agresif setiap pada hasil penelitiannya. Hal itu senada dengan
siswa juga berbeda. Untuk itu perlu diadakan Sugiyono (2010), dan Bogdan dan Taylor (dalam
penelitian. Moleong, 2010). Penelitian deskriptif merupakan
Menurut Berkowitz (1995:4)“ Agresif adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk
segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu
menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya
mental ”. pada saat penelitian dilakukan” (Arikunto,
Menurut Krahe (2005:16) “Agresif adalah 2006:234).
segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
menyakiti atau melukai makhluk hidup lain baik Prastowo (2011:129) yang mengatakan bahwa studi
secara fisik maupun verbal”. kasus adalah penelitian yang dilakukan secara
Menurut Baron (dalam Alex Sobur, 2003:432) intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang
“Agresif adalah tingkah laku individu yang bisa berupa peristiwa, lingkungan, dan situasi
ditujukan untuk melukai atau mencelakakan tertentu yang memungkinkan untuk
individu lain yang tidak menginginkan datangnya mengungkapkan atau memahami sesuatu hal.
tingkah laku tersebut”. Karena sifatnya yang mendalam dan mendetail,
Dari uraian penjelasan di atas, dapat menarik studi kasus (pada umumnya) menghasilkan
kesimpulan bahwa Perilaku Agresif verbal ialah gambaran yang longitudinal.
segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk Ada pun beberapa hal yang akan dibahasa
menyakiti seseorang dan cenderung menyakiti dalam bab ini yaitu : a) Subyek penelitian data, b)
seseorang secara verbal (lisan). Tahapan penelitian, c) Teknik pengambilan sampel,
d) Teknik pengumpulan data, e) Metode analisis
METODE data, f) Keabsahan dan keajegkan data, g)
instrument penelitian.
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif Pada Siswa

Dalam subyek penelitian dalam penelitian ini seseorang yang dilakukan dengan menagadakan
sama dengan yang dijabarkan di dalam buku pengamatan secara langsung terhadap suatu objek
memahami penelitian kualitatif oleh Sugiono, (kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung)
Menurut Sugiono (2010:50), dalam penelitian dalam periode tertentu, sehingga diperoleh data
kualitatif tidak mengunakan populasi, karena tingkah laku seseorang yang nampak, apa yang
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu dikatakan dan apa yang diperbuat. 2) Wawancara
yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil atau Interviu (interview). Senada dengan pendapat
kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, Purwoko, B. dan Pratiwi, T.I ( 2007:36) dan
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi Arikunto (2006:155), wawancara merupakan
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi pertukaran informasi yang dilakukan oleh
sosial denagan kasus yang dipelajari. pewawancara dan responden sehingga
Adapun yang menjadi sumber data dalam pewawancara dapat memperoleh data yang lebih
penelitian adalah siswa yang mempunyai perilaku mendalam tentang responden dalam
agresif di sekolah. konselor sekolah, dan teman menginterpretasikan situasi dan fenomena yang
siswa. Adapun yang menjadi subyek penelitian atau dialami oleh responden. 3) Metode Dokumentasi.
informan utama adalah siswa-siswa yang memiliki Menurut Arikunto (2002:206) Metode dokumentasi
perilaku agresif. Sedangkan yang menjadi informan adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable
pendukung adalah konselor sekolah dan teman yang berupa catatan, traskip, buku, surat kabar,
siswa. Hal ini peneliti lakukan dengan majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
pertimbangan bahwa konselor sekolah dan teman sebagainya.
siswa adalah orang-orang yang mengetahui Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari
perilaku agresif. berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
Dalam teknik pengambilan sampel pada pengumpulan data yang bermacam-macam
penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus
sampel bertujuan (purposive sample), ini sama sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
dengan yang dikemukan oleh Sugiyono (2010), terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data
yaitu: 1) Purposive sampling adalah teknik tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya
pengambilan sampel sumber data dengan adalah data kualitatif (walau tidak menolak data
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang
adalah orang yang dianggap mengetahui banyak hal digunakan belum ada polanya yang jelas. Oleh
tentang perilaku agresif siswa. karena itu sering mengalami kesulitan dalam
Teknik pengumpulan data yang tepat akan melakukan analisis.
menentukan keakuratan dari data yang akan Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh, oleh karena itu penelitian ini adalah model Milles dan Huberman. Dalam
menggunakan teknik wawancara, observasi dan Sugiyono (2010:91) Milles dan Huberman
dokumentasi. Berikut penjelasan dari masing- mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
masing teknik yang digunakan: 1) Metode kualitatif dilakukan secara interaktif dan
observasi. Menurut Purwoko & Pratiwi (2006), berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
observasi adalah suatu cara mengumpulkan data sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
atau keterangan atau informasi tentang diri analisis data yaitu, data reduction, data display,

71
Jurnal BK UNESA. Volume 1 Edisi 2, 68-76

dan conclusion drawing/verification. Berikut Menurut Moleong (2010), keabsahan data


adalah penjelasan dari kegiatan uraian tersebut: 1) adalah setiap keadaan harus memenuhi keadaan
Data Reduction (Reduksi Data). Mereduksi data yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat
berarti merangkum, memilih hal-hak yang pokok, diterapkan dan memperoleh keputusan luar yang
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari dapat dibuat konsistensi dari prosedurnya dan
tema dan polanya. Dengan demikian data yang kenetralan dari temuan dan keputusan-
telah direduksi akan memberikan gambaran yang keputusannya. Dalam penelitian ini mengunakan
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk teknik keabsahan dan keajegkan data yaitu:
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan Triangulasi.
mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat Menurut Moleong (2010), Triangulasi adalah
dibantu dengan peralatan elektronik seperti teknik pemeriksaan keabsahan data yang
komputer mini, dengan memberika kode pada meanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
aspek-aspek tertentu. 2) Data Display (Penyajian keperluan pengecekan atau pembanding terhadap
Data). Dalam penelitian kualitatif, penyajian data data itu. Dalam penelitian ini menggunakan
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, triangulasi sumber.
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Nasution ( dalam Sugiyono, 2008)
Dalam hal ini Milles dan Huberman menyatakan dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain
“the most frequent from of display data for daripada menjadikan manusia sebagai instrument
qualitative research data in the past has been penelitian utama. Alasannya ialah segala
narative tex”. Yang paling sering digunakan untik sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya
dengan teks yang bersifat naratif. 3) Conclusion adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah
Drawling/ Verification. Langkah ketiga dalam fakus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan
analisis data kualitatif menurut Miles and akan dikembangkan instrument penelitian
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data
verifikasi. Kesimpulan awal yang masih bersifat dan membandingkan dengan data yang telah
sementara, dan akan mendukung pada tahap ditemukan melalui observasi dan wawancara.
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila Berdasarkan teori yang telah dikemukakan tersebut.
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten HASIL DAN PEMBAHASAN
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan Analisis data dalam penelitian kualitatif,
data, maka kesimpulan yang dikemukakan dilakukan pada saat pengumpulan data
merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dalam periode tertentu. Analisis data sebelum di
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang lapangan telah dilakukan melalui studi pendahuluan
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, sebelum penelitian dilaksanakan dan didasarkan
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah pada kerangka pikir yang telah dikemukakan pada
bersifat sementara dan akan berkembang setelah bab II.
peneliti berada di lapangan. Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah
model Miles and Huberman, model Miles and
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif Pada Siswa

Huberman (dalam Sugiyono, 2008) mengemukakan Hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab
bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara perilaku agresif siswa di SMP Kedung Asem
interaktif dan berlangsung secara terus menerus Surabaya adalah sebagai berikut:1) Kurangnya
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. perhatian orang tua terhadap putra-putrinya, 2) Jiwa
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, remaja dalam tahap perkembangan, 3) Karena ikut-
data display, dan conclusion drawing/verification. ikutan teman, tanpa alasan yang jelas, 4) Imitasi
Berikut adalah uraian dari analisis data menurut dari pergaulan teman yang salah, 5) Lingkungan
Miles and Huberman: 1. Data Reduction (Reduksi keluarga yang broken home/ tidak harmonis, 6)
Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya Adanya solidaritas antar sesama siswa, 7) Adanya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara konflik dengan pihak lain (siswa), 8) Adanya
teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin perasaan salah paham dari masing-masing siswa, 9)
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan Adanya konflik keluarga, 10) Adanya emosi ,
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perasaan tersingung, jengkel dan sakit hati dari tiap
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi siswa karena diejek siswa lain, 11) Adanya
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih keinginan siswa untuk menjaga harga diri. 12)
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal Adanya keinginan siswa untuk iseng pada sebagian
yang penting, dicari tema dan polanya dan siswa, 13) Adanya keinginan untuk coba-coba pada
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data sebagian siswa karena jiwa mereka sebagai anak
yang telah direduksi akan memberikan gambaran muda, 14) Adanya keinginan pada siswa untuk
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk meluapkan perasaan, 15) Mengalami pergaulan
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan yang salah, 16) Kurangnya tenaga dalam
mencarinya bila diperlukan. mengawasi perkembangan siswa, 17) Ada sebagian
Dalam penelitian yang telah dilakukan siswa yang suka mencari masalah. Meminta
ditemukan berbagai data, baik data yang sesuai sumbangan (memalak), 18) Tidak suka melihat
dengan tujuan penelitian maupun data yang tidak perilaku orang lain yang dianggap sok atau
sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti telah sombong, 19) Kurangnya tanggapan orang tua
melakukan reduksi data pada waktu pengambilan dalam menyikapi perilaku siswa
data dan setelah data terkumpul sehingga reduksi Setelah dilakukan reduksi data terhadap hasil
peneliti lakukan berulang kali, hal tersebut peneliti penelitian, maka diperoleh data baru yang lebih
lakukan agar data yang diperoleh sesuai dengan kredibel tentang faktor-faktor penyebab perilaku
tujuan penelitian. agresif siswa di SMP Kedung Asem Surabaya
Berikut ini disajikan hasil penelitian dan hasil adalah sebagai berikut: 1) Kurang perhatian orang
reduksi terhadap data hasil penelitian yang telah tua terhadap putra-putrinya, 2) Mengalami
diperoleh peneliti selama melakukan penelitian. pergaulan yang salah, 3) Frustrasi, 4) Emosi, 5)
Setelah dilakukan reduksi, maka akan diperoleh Kebiasaan, 6) Keinginan untuk bercanda, 7) Imitasi
data-data yang telah terpilih, yaitu data-data yang dari pergaulan dan lingkungan, 8) Konflik dengan
kredibel (dianggap sebagai data yang kredibel keluarga, 9) Konflik dengan siswa lain, 10) Ada
karena telah mengalami banyak pengulangan dan sebagian siswa yang suka mencari masalah.
telah didukung oleh data hasil observasi maupun Meminta sumbangan (memalak), 11) Kurangnya
dokumentasi). tenaga dalam mengawasi perkembangan siswa, 12)

73
Jurnal BK UNESA. Volume 1 Edisi 2, 68-76

Ada sebagian siswa yang menganggap perilaku Penarikan kesimpulana dan verifikasi peneliti
agresif sebagai media menyalurkan perasaan , lakukan setelah peneliti memperoleh data dan
emosi. melakukan data reduction. Penarikan kesimpulan
Setelah data direduksi, maka langkah dan verifikasi dari hasil penelitian peneliti jabarkan
selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam sebagai berikut. Dari kegiatan wawancara dan
penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan faktor-faktor penyebab perilaku agresif siswa di
antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. SMP Kedung Asem Surabaya bermacam-macam.
Dalam pembahasan hasil penelitian yang telah Dari kegiatan wawancara yang telah dilakukan,
dilakukan, data display peneliti sajikan dalam dapat diambil kesimpulan bahwa frustrasi,
bentuk uraian singkat baik untuk instrument keinginan bercanda, imitasi, kebiasaan, kebutuhan,
wawancara, observasi maupun dokumentasi. keinginan meluapkan perasaan, emosi, kurangnya
Adapun data display (penyajian data) dari hasil perhatian orang tua, adanya konflik dengan siswa
penelitian mengenai faktor-faktor penyebab lain, adanya konflik dengan keluarga, pengaruh
perilaku agresif siswa di SMP Kedung Asem pergaulan dan lingkungan yang salah sehingga
Surabaya disajikan sebagai berikut setelah reduksi membuat siswa melakukan perilaku tersebut.
data: Data dokumentasi yang diperoleh dari
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif
agresif adalah faktor dari dalam diri individu yaitu verbal maupun non verbal di lakukan oleh siswa
karena frustrasi, keinginan bercanda, kebiasaan, siswi di SMP Kelurahan Kedung Asem Surabaya.
kebutuhan, keinginan meluapkan perasaan emosi Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
sehingga menyebabkan siswa melakukan perilaku baik secara langsung maupun melalui bantuan
tersebut. Sedangkan faktor dari luar yaitu siswa pihak lain, dapat diketahui bahwa perilaku agresif
berasal dari kurangnya perhatian orang tua, adanya verbal maupun non verbal terjadi di sekolah.
konflik dengan siswa lain, adanya konflik dengan Frekuensi perilaku agresif verbal lebih sering di
keluarga, pengaruh pergaulan dan lingkungan yang lakukan oleh siswa daripada perilaku agresif non
salah. verbal. Selama pengamatan, peneliti tidak melihat
Langkah selanjutnya dalam analisis kualitatif semua perilaku agresif tersebut, akan tetapi
menurut Miles and Huberman adalah penarikan perilaku tersebut dilihat oleh observer pembantu
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang peneliti.
telah dikemukakan masih bersifat sementara dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang dijabarkan tersebut, dapat diambil suatu
kuat yang mendukung ada tahap pengumpulan data kesimpulan perilaku agresif siswa di SMP
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang Kelurahan Kedung Asem Surabaya dengan
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh berbagai faktor penyebab. Faktor penyebab
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti perilaku agresif tidak jauh berbeda di dasari oleh
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka faktor internal dan eksternal.
kesimpulan yang dikemukakan merupakan Dari seluruh hasil penelitian dan hasil analisis
kesimpulan yang kredibel. penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti selama
melakukan penelitian dengan menggunakan
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif Pada Siswa

beberapa metode penelitian dan telah dikemukakan, adalah karena frustrasi, keinginan bercanda,
dan telah dianalisis dengan menggunakan analisis kebiasaan, kebutuhan, keinginan meluapkan
selama di lapangan model Miles dan Huberman, perasaan, emosi, imitasi sehingga menyebabkan
maka dapat dilakukan pembahasan atau diskusi siswa melakukan perilaku tersebut. Sedangkan
peneliti terhadap hasil penelitian dengan uraian faktor eksternal atau faktor dari luar siswa yaitu
sebagai berikut. kurangnya perhatian orang tua, adanya konflik
Faktor-faktor penyebab perilaku agresif siswa dengan siswa lain, adanya konflik dengan keluarga,
di SMP Kedung Asem Surabaya. pengaruh pergaulan dan lingkungan yang salah.
Teori belajar Sosial yang dikemukakan oleh sehingga menyebabkan siswa melakukan perilaku
Bandura (dalam Alwisol, 2006), tingkah laku tersebut, sehingga menyebabkan siswa melakukan
manusia adalah hasil dari pengaruh resiprokal perilaku agresif.
faktor internal dan faktor eksternal. Dengan kata Saran
lain, ada faktor penyebab eksternal dan internal dari Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan,
munculnya perilaku individu. Dengan demikian, maka penelitian ini memberikan beberapa
perilaku agresif juga dapat dipastikan memiliki rekomendasi sebagai berikut:
faktor penyebab secara internal dan eksternal. 1. Bagi konselor sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti a) Konselor melakukan pendekatan secara
peroleh melalui wawancara, observasi dan individu kepada siswa agar siswa lebih
dokumentasi dapat diketahui bahwa faktor-faktor merasa nyaman dan bisa lebih terbuka
penyebab perilaku agresif siswa di SMP Kedung terhadap konselor sekolah.
Asem Surabaya bermacam-macam dan b) Memberikan layanan konseling maupun
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor bimbingan kepada keseluruhan siswa secara
eksternal dari siswa. Faktor tersebut diantaranya berkala dan bergiliran. Dengan demikian
adalah frustrasi, emosi, kebiasaan, bercanda, dapat membantu konselor untuk mengetahui
imitasi, faktor dari lingkungan sekolah, teman perkembangan siswa dari waktu ke waktu
begaul dan keluarga, adanya konflik dengan teman, dan dapat diketahui sedini mungkin jika
tidak suka melihat siswa lain berlagak sok atau terdapat gejala-gejala perilaku agresif
sombong, serta kebutuhan (memalak) sehingga sehingga dapat membantu mencegah
menyebabkan siswa melakukan perilaku agresif. munculnya perilaku agresif di kalangan
siswa.
PENUTUP c) Konselor sekolah dapat mengadakan
Simpulan kerjasama dengan orangtua siswa dalam
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang mengamati perkembangan kondisi putra-
peneliti lakukan diketahui bahwa faktor-faktor putrinya sehingga gejala-gejala yang terjadi
penyebab perilaku agresif yang terjadi di kalangan di kalangan siswa akibat faktor dari luar
siswa SMP Kelurahan Kedung Asem Surabaya sekolah dapat diketahui sedini mungkin
bermacam-macam. Faktor penyebab perilaku d) Konselor mengetahui dan memahami bahwa
agresif ada dua yakni faktor internal dan faktor perilaku agresif kadang berkembang
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal menjadi balapan liar dan bentro/kontak fisik
dari dalam diri siswa, faktor internal yang terjadi secara individu maupun kelompok .

75
Jurnal BK UNESA. Volume 1 Edisi 2, 68-76

2. Bagi peneliti lain Krahe, Barbara. 2005. Perilaku Agresif.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar .
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
Ma’ruf, Hidayat. 2009. Intervensi perilaku agresif
peneliti lain memahami bahwa perilaku agresif (Agresive Behaviour) Siswa Melalui
Pembelajaran Keterampilan Sosial dan
siswa disebabkan oleh faktor-faktor yang selalu
Emosional, (online). (http://www. hidayah.
berkembang setiap waktu sehingga diperlukan illayah.blogspot.com /2009/08/31 html,
diakses tanggal 23 Juli 2010).
cara yang tepat untuk mengatasinya.
Mutadin, Zainun. 2002. Faktor Penyebab Perilaku
Agresif. Jurnal Psikologi, (www.e-
psikologi.com, diakses pada tanggal 20 Mei
DAFTAR ACUAN
2012)
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja
Cipta Rosdakarya
Alex, Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung : Nadhirin. 2008. Perilaku Agresif Remaja, (online).
Pustaka Setia . (http:// www.kompas.com/2008/26/opini
Al-Migwar, Mohamad. (2006). Psikologi Remaja: .html, diakses tanggal 15 Januaril 2010).
petunjuk bagi guru dan orang tua. Pradono, Gantyo. 2008. Kick Andy Kumpulan
Bandung:Pustaka Setia. Kisah Inspiratif Menonton dengan Hati.
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Edisi Yogyakarta: Bentang Pustaka
Revisi : UMM press. Saebani, Beni Ahmad dan Afifudin. 2009.
Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar CV. Pustaka Setia
Berkowitz, Leonard. (1995). Agresif 1, Jakarta : PT Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
Binaman Pressindo. Bandung: CV. Alfabeta
Coloraso, Barbara. 2007. Stop Bullying. Jakarta: PT Surya, Mohamad. 2007. Kekerasan di IPDN.
Serambi Ilmu Semesta (http://awan965.worrdpress.com, diakses pada
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. tanggal 18 Mei 2012)
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai